Halaman

DAFTAR ISI
BAB IV.
Kehidupan MAsyarakat Indonesia Pada Masa Pra-Aksara, Hindu-Budah dan Islam
  1. Kehidupan Manusia pada Masa Praaksara
    1. Mengenal Masa Praaksara
    2. Periodisasi Masa Praaksara
    3. Nilai-Nilai Budaya Masa Praaksara di Indonesia
    4. Nenek Moyang Bangsa Indonesia
  2. Kehidupan Masyarakat pada Masa Hindu-Buddha
    1. Masuknya Kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia
    2. Pengaruh Hindu-Buddha terhadap Masyarakat Indonesia
    3. Kerajaan-Kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia
    4. Peninggalan-Peninggalan Masa Hindu-Buddha
  3. Kehidupan Masyarakat pada Masa Islam
    1. Masuknya Islam ke Indonesia
    2. Persebaran Islam di Indonesia
    3. Pengaruh Islam terhadap Masyarakat di Indonesia
    4. Kerajaan-Kerjaan Islam di Indonesia
    5. Peninggalam Masa Islam di Indonesia

A. KEHIDUPAN MANUSIA PADA MASA PRA-AKSARA

Prawacana
Gambar
Sumber: https://usemayjourney.files.wordpress.com/2011/02/sangiran5.jpg
Gambar. 4.1. Fosil manusia purba koleksi museum purbakala Sangiran.
Apakah di antara kamu ada yang pernah engunjungi museum purbakala? Di tempat itu kamu dapat menemukan benda-benda peninggalan dari orangorang zaman dahulu. Benda-benda tersebut ada yang berupa fosil, yaitu sisasisa tulang belulang manusia, hewan, dan tumbuhan yang sudah membatu. Ada yang berupa artefak, yaitu alat-alat kehidupan seperti senjata, alat pertanian dan alat rumah tangga. Ada pula yang berupa tulisan seperti prasasti dan naskah kuno. Melalui benda-benda tersebut, kamu dapat mengetahui kehidupan orang-orang pada zaman dahulu, khususnya di Indonesia.
Kehidupan manusia di Indonesia telah ada sejak zaman dahulu. Diawali dengan masa praaksara, yaitu suatu masa ketika manusia belum mengenal tulisan, kemudian masa Hindu-Buddha yang ditandai dengan berkembangnya unsur-unsur kebudayaan dan agama Hindu-Buddha, selanjutnya masa Islam yang ditandai dengan berkembangnya unsur-unsur Islam dalam kehidupan masyarakat di Indonesia. Bagaimanakah perkembangan masyarakat di Indonesia pada masa-masa tersebut? Bagaimana perkembangan peradaban mereka? Pada bab ini, kamu akan mempelajari kehidupan masyarakat pada masa praaksara, Hindu-Buddha, dan Islam di Indonesia.

  1. MENGENAL MASA PRA_AKSARA
  2. Sebelum mempelajari tentang bagaimana kehidupan masyarakat di Indonesia pada masa praaksara, terlebih dahulu kamu harus memahami apa yang dimaksud dengan masa praaksara. Agar kamu memahaminya, carilah informasi mengenai pengertian masa praaksara dari berbagai sumber, seperti buku bacaan, ensiklopedi, internet, atau sumber lainnya,kemudian kerjakan kegiatan berikut!
    Aktivitas Individu
    1. Buatlah rumusan pengertian zaman praaksara berdasarkan informasi yang kamu peroleh!
    2. Tulis pada kolom yang disediakan!
      .............................
      .............................
      .............................
    3. Bandingkan rumusan pengertian masa praaksara buatanmu dengan temanmu!
    4. Buat kesimpulan dari kegiatan ini!

    Setelah membaca berbagai sumber mengenai pengertian masa praaksara dapat ditarik kesimpulan bahwa masa praaksara merupakan salah satu periode dalam kehidupan manusia ketika manusia yang belum mengenal tulisan. Praaksara berasal dari gabungan kata, yaitu pra dan aksara. Pra artinya sebelum dan aksara berarti tulisan. Dengan demikian, yang dimaksud masa praaksara adalah masa sebelum manusia mengenal tulisan. Masa praaksara disebut juga dengan masa nirleka (nir artinya tidak ada, dan leka artinya tulisan), yaitu masa tidak ada tulisan. Masa praaksara dikenal pula dengan masa prasejarah.

    Mengapa tulisan menjadi pembatas waktu masa praaksara? Aksara atau tulisan adalah hasil kebudayaan manusia. Fungsi utama dari aksara ini adalah untuk berkomunikasi dan membaca tentang sesuatu. Sekelompok manusia yang telah mengenal tulisan, biasanya meninggalkan catatan-catatan tertulis kepada generasi berikutnya. Catatan itu dapat berupa batu bertulis (prasasti) dan naskah-naskah kuno. Dari catatan tertulis tersebut, kita dapat mengetahui kehidupan orang-orang zaman dahulu. Dengan demikian penemuan aksara merupakan faktor penting untuk mengetahui suatu peradaban.

    Kapan waktu dimulainya masa praaksara dan kapan waktu berakhirnya? Masa praaksara dimulai sejak manusia ada, itulah titik dimulainya masa praaksara. Adapun waktu berakhirnya masa praaksara adalah setelah manusia mulai mengenal tulisan. Berakhirnya masa praaksara tidak sama bagi tiap-tiap bangsa. Misalnya bangsa Mesir dan Mesopotamia, mereka telah mengenal tulisan kira-kira 3.000 tahun sebelum Masehi. Artinya, mereka telah meninggalkan masa praaksara kira-kira 3.000 tahun sebelum Masehi. Adapun masyarakat di Indonesia mulai mengenal tulisan sekitar abad ke-5 Masehi. Hal ini diketahui dari Yupa (batu bertulis peninggalan kerajaan Kutai) yang terdapat di Muara Kaman, Kalimantan Timur. Dengan demikian, bangsa Indonesia meninggalkan masa praaksara pada abad ke-5 Masehi.

    Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, pada masa praaksara manusia belum mengenal tulisan, maka tidak ada peninggalan tertulis dari masa praaksara. Lalu, bagaimanakah cara mengetahui kehidupan manusia pada masa tersebut? Kehidupan manusia pada masa praaksara dapat dipelajari melalui peninggalan-peninggalan yang ditinggalkan oleh manusia yang hidup pada waktu itu. Peninggalan itu dapat berupa artefak dan fosil. Artefak membantu kita untuk memperkirakan bagaimana perkembangan kehidupan manusia dan fosil membantu untuk mengetahui pertumbuhan fisik makhluk hidup pada masa praaksara.
    Aktivitas Kelompok
    1. Kerjakan dengan temanmu!
    2. Amati benda-benda di bawah ini!
    3. Berdasarkan pengamatanmu, mana benda yang merupakan peninggalan masa praaksara dan benda yang bukan peninggalan masa praaksara?
    4. Berikan alasannya!
    5. Kumpulkan hasil kerja kelompok untuk penilaian!
    Benda Kategori Alasan
    Gambar
    Gambar
    Gambar
    Gambar

  3. PERIODESASI MASA PRA_AKSARA
  4. Sejarah alam semesta jauh lebih panjang jika dibandingkan dengan sejarah kehidupan manusia di muka bumi.Manusia pertama kali muncul dimuka bumi ini kira-kira tiga juta tahun yang lalu.Untuk mengetahui perkembangan manusia sejak awal kehidupannya, kita perlu mempelajari terlebih dahulu periodisasi atau pembabakan zaman di muka bumi.Pembabakan itu dapat dilakukan secara geologis, arkeologis, dan perkembangan kehidupan manusia. Berikut ini, diuraikan ketiga pembabakan atau periodisasi tersebut.
    1. Periodisasi secara Geologis
    2. Sumber: https://richocean.files.wordpress.com/2009/12/indonesia1.jpg
      Gambar. 4.2. Bumi
      Itu adalah bumi yang selama ini kita tinggali. Pada zaman dahulu keadaan bumi tidak seperti sekarang. Sebelum adanya kehidupan, bumi mengalami perubahan-perubahan. Awalnya bumi dalam keadaan panas dan pijar sehingga tidak ada satu mahkluk hidup yang mampu hidup. Kemudian bumi mendingin dan terbentuklah kerak atau kulit bumi. Mahkluk hidup mulai ada sejalan dengan semakin mendinginnya bumi. Proses perubahan bumi terbagi atas beberapa fase-fase atau zaman. Perubahan dari satu zaman ke zaman berikutnya memakan waktu yang lama, sampai jutaan tahun.Menurut para ahli geologi, sejarah perkembangan bumi terbagi menjadi empat periode, yaitu zaman arkaikum, palaeozoikum, mesozoikum, dan neozoikum atau kenozoikum. Zaman neozoikum ini terbagi dalam dua bagian, yaitu zaman tertier dan kwartier. Pada zaman kwartier inilah mulai ada tanda-tanda kehidupan manusia. Untuk memahami lebih lanjut tentang periodisasi ini, kerjakanlah aktivitas berikut.
      Aktivitas Kelompok
      1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
      2. Carilah informasi mengenai fase-fase perkembangan bumi dari berbagai sumber seperti buku bacaan, artikel, atau internet!
      3. Tulis informasi yang kamu temukan pada kolom yang disediakan!
      4. No Periode Ciri-Ciri
        1 Zaman Arkaikum
        2 Zaman Palaeozoikum
        3 Zaman Mesozoikum
        4 Zaman Neozoikum atau Kenozoikum
      5. Presentasikan hasil kegiatan di depan kelas!
      6. Selesai presentasi, kumpulkan hasil kegiatan kepada guru untuk

      Setelah kamu mengerjakan aktivitas kelompok, kamu dapat mengetahui periodisasi sejarah perkembangan bumi secara geologis, yaitu:
      • Zaman Arkaikum
      • Zaman Arkaikum merupakan zaman tertua, zaman ini berlangsung kirakira sejak 2.500 juta tahun yang lalu. Pada waktu itu kulit bumi masih sangat panas, sehingga belum terdapat kehidupan diatasnya.
      • Zaman Palaeozoikum
      • Zaman kehidupan tua, berlangsung kira-kira sejak 340 juta tahun yang lalu. Zaman ini sudah ditandai dengan munculnya tanda-tanda kehidupan, antara lain munculnya binatang-binatang kecil yang tidak bertulang punggung, berbagai jenis ikan, amfibi dan reptil.
      • Zaman Mesozoikum
      • Zaman kehidupan pertengahan, berlangsung sejak kira-kira 140 juta tahun lalu.Pada zaman ini, kehidupan di bumi makin berkembang.Binatang-binatang mencapai bentuk tubuh yang besar sekali.Kita mengenalnya sebagai Dinosaurus.Di samping itu, juga mulai muncul berbagai jenis burung.Zaman mesozoikum disebut pula dengan zaman reptil karena pada zaman ini jenis binatang reptil yang paling banyak ditemukan. Sumber: http://static.pulsk.com/images/2013/08/11/5207b3a21d390_5207b3a23fd78.jpg
        Gambar. 4.3 Ilustrasi dinosaurusyang hidup pada zaman mesozoikum
      • Neozoikum atau Kenozoikum
      • Zaman kehidupan baru, berlangsung sejak kira- kira 60 juta tahun yang lalu. Zaman ini dibagi menjadi dua, yaitu zaman tertier dan zaman kuartier.
        • Zaman Tertier
        • Pada zaman tertier jenis-jenis reptil besar mulai punah dan bumi umumnya dikuasai oleh hewan-hewan besar yang menyusui. Contohnya adalah jenis gajah purba (mammuthus) yang pernah hidup di Amerika Utara dan Eropa Utara.
        • Zaman Kuartier
        • Zaman kuartier berlangsung sejak kira-kira 3.000.000 tahun yang lalu. Zaman ini sangat penting bagi kita, karena merupakan awal kehidupan manusia pertama kali di muka bumi.

    3. Periodisasi secara Arkeologis
    4. Periodisasi secara arkeologis didasarkan atas hasil-hasil temuan benda-benda peninggalan yang dihasilkan oleh manusia yang hidup pada masa praaksara. Berdasarkan penelitian terhadap benda-benda tersebut, masa praaksara dibedakan menjadi dua, yaitu zaman batu dan zaman logam.Agar kamu memahami periodisasi ini dengan baik, perhatikanlah uraian berikut!
      1. Zaman Batu
      2. Zaman batu adalah zaman ketika sebagian besar perkakas penunjang kehidupan manusia terbuat dari batu. Berdasarkan hasil temuan alat-alat yang digunakan dan dari cara pengerjaannya, zaman batu dibagi menjadi tiga, yaitu Palaeolithikum, Mesolithikum, dan Neolithikum.
        • Paleolithikum
        • Paleolithikum berasal dari kata Palaeo artinya tua, dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini disebut zaman batu tua. Hasil kebudayaannya banyak ditemukan didaerah Pacitan dan Ngandong Jawa Timur. Untuk membedakan temuan benda-benda praaksara di kedua tempat tersebut, para arkeolog sepakat menyebutnya sebagai kebudayaan Pacitan dan kebudayaan Ngandong.
          Zaman batu tua diperkirakan berlangsung kurang lebih 600.000 tahun silam. Kehidupan manusia masih sangat sederhana, hidup berpindah-pindah (nomaden). Mereka memperoleh makanan dengan cara berburu, mengumpulkan buah-buahan, umbi-umbian, serta menangkap ikan. Alatalat yang digunakan pada zaman ini terbuat dari batu yang masih kasar dan belum diasah, seperti kapak perimbas atau alat serpih yang digunakan untuk menguliti hewan buruan, mengiris daging, atau memotong umbi-umbian.
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Gambar. 4.4.Kapak perimbas
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Gambar. 4.5. Alat Serpih
        • Mesolithikum
        • Mesolithikum berasal dari kata Meso yang artinya tengah dan Lithos yang artinya batu sehingga zaman ini dapat disebut zaman batu tengah. Hasil kebudayaan batu tengah sudah lebih maju apabila dibandingkan hasil kebudayaan zaman Paleolitikum (batu tua). Pada zaman ini, manusia sudah ada yang hidup menetap sehingga kebudayaan yang menjadi ciri dari zaman ini adalah kebudayaan Kjokkenmoddinger dan kebudayaan Abris sous Roche.
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Kjokkenmoddinger
          Kjokkenmoddinger adalah istilah yang berasal dari bahasa Denmark, yaitu kjokken artinya dapur dan modding artinya sampah. Jadi, Kjokkenmoddinger arti sebenarnyaa dalah sampah dapur. Kjokkenmoddinger adalah timbunan kulit kerang dan siput yang menggunung dan sudah menjadi fosil. Kjokkenmoddinger ditemukan di sepanjang pantai timur Sumatra, yakni antara Langsa dan Medan. Dari timbunan itu, ditemukan kapak genggam yang ternyata berbeda dengan kapak genggam Palaeolithikum. Kapak genggam yang ditemukan tersebut dinamakan dengan pebble atau kapak Sumatra sesuai dengan lokasi penemuannya.Kapak Sumatra ini bentuknya sudah lebih baik dan mulai halus.Selain itu ditemukan pula sejenis kapak pendek dan sejenis batu pipisan (batu-batu alat penggiling).

          Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons
          /f/3/Abris_sous_roches_du_Solutr%C3%A9en.JPG
          Abris Sous Roche
          Abris Sous Roche (abris = tinggal, sous = dalam, roche = gua)maksudnya adalah gua-gua yang dijadikan tempat tinggal manusia purba yang berfungsi sebagai tempat perlindungan dari cuaca dan binatang buas. Alat-alat yang ditemukan pada gua tersebut antara lain alat-alat dari batu seperti ujung panah, flakes, batu pipisan, serta alat-alat dari tulang dan tanduk rusa. Kebudayaan abris sous roche ini banyak ditemukan misalnya di Besuki, Bojonegoro, juga di daerah Sulawesi Selatan.

        • Neolithikum
        • Neolithikum berasal dari kata Neo yang artinya baru dan Lithos yang artinya batu.Neolithikum berarti zaman batu baru. Pada zaman ini telah terjadi perubahan mendasar pada kehidupan masyarakat praaksara. Mereka mulai hidup menetap dan mampu menghasilkan bahan makanan sendiri melalui kegiatan bercocok tanam. Hasil kebudayaan yang terkenal dari zaman ini adalah kapak persegi dan kapak lonjong.
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Kapak persegi
          Kapak persegi berbentuknya persegi panjang dan ada juga yang berbentuk trapesium. Kapak persegi ada yang berukuran besar ada pula yang kecil.Kapak berukuran besar disebut dengan beliung dan fungsinya sebagai cangkul. Adapun yang ukuran kecil disebut dengan Tarah atau Tatah dan fungsinya sebagai alat pahat.
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Kapak lonjong
          Kapak lonjong bentuknya lonjong. Pada ujung yang lancip ditempatkan tangkai dan pada bagian ujung yang lain diasah sehingga tajam. Kapak lonjong ada yang berukuran besar dan ada juga yang kecil. Kapak lonjong berukuran besar disebut dengan Walzenbeil dan yang kecil disebut Kleinbeil. Fungsi kapak lonjong sama dengan kapak persegi.
          Selain kapak persegi dan kapak lonjong, pada zaman Neolithikum juga terdapat barang-barang yang lain seperti perhiasan, gerabah, dan pakaian. Perhiasan yang banyak ditemukan umumnya terbuat dari batu dan kulit kerang. Berikut ini adalah gambar perhiasan yang terbuat dari batu.
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Gelang dari batu
        • Tradisi Megalithik
        • Megalithik berasal dari kata Mega yang artinya besar dan Lithos yang artinya batu.Megalithik berarti batu besar.Jadi yang dimaksud dengan tradisi megalithik adalah pendirian bangunan dari batu yang berukuran besar.Tradisi ini muncul pada zaman batu dan erat kaitannya dengan kepercayaan yang berkembang pada saat itu, yaitu pemujaan tehadap roh nenek moyang. Jenis-jenis bangunan megalithik antara lain sebagai berikut.
          • Menhir adalah bangunan berupa batu tegak atau tugu yangberfungsi sebagai tempat pemujaan roh nenek moyang atau tanda peringatan untuk orang yang telah meninggal.
          • Gambar Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
            Gambar. 4.11. Menhir dari Toraja, Sulawesi Selatan
          • Dolmen adalah bangunan berupa meja batu, terdiri atas batu lebar yang ditopang oleh beberapa batu yang lain. Dolmen berfungsi sebagai tempat persembahan untuk memuja arwah leluhur. Di samping sebagai tempat pemujaan, dolmen juga berfungsi sebagai pelinggih, tempat duduk untuk kepala suku atau raja.
          • Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
            Dolmen dari Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur
          • Kubur peti batu adalah tempat menyimpan mayat. Kubur peti batu ini dibentuk dari enam buah papan batu, dan sebuah penutup peti. Papanpapan batu itu disusun secara langsung dalam lubang yang telah disiapkan terlebih dahulu, dan biasanya diletakkan membujur ke arah sungai atau gunung.
          • Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
            Peti kubur batu dari Wonosari, DI Yogyakarta
          • Waruga merupakan peti kubur batu dalam ukuran yang kecil. Bentuknya kubus dan bulat. Waruga banyak ditemukan di Sulawesi Tengah.
          • Sumber: http://media.tumblr.com/tumblr_m4d76aduhF1r19ihw.jpg
            Waruga
          • Sarkofagus adalah bangunan berupa kubur batu yang berbentuk seperti lesung dan diberi tutup. Sarkofagus banyak ditemukan di daerah Bali
          • Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
            Sarkofagus
          • Punden berundak adalah bangunan bertingkat yang dihubungkan tanjakan kecil. Punden berundak berfungsi sebagai tempat pemujaan terhadap roh nenek moyang.
          • Patung. Bentuk patung masih sangat sederhana umumnya berbentuk binatang atau manusia.
      3. Zaman Logam
      4. Sebagai perkembangan dari zaman batu, manusia masuk ke zaman logam. Pada zaman ini, manusia tidak hanya menggunakan bahan-bahan dari batu untuk membuat alat-alat kehidupannya, tetapi juga mempergunakan bahan dari logam, yaitu perunggu dan besi. Menurut perkembangannya, zaman logam dibedakan menjadi tiga, yaitu zaman perunggu, zaman tembaga dan zaman besi. Indonesia hanya mengalami dua zaman logam, yaitu zaman perunggu dan zaman besi. Benda-benda yang dihasilkan pada zaman ini antara lain adalah kapak corong (kapak yang menyerupai corong), nekara, moko, bejana perunggu, manik-manik, cendrasa (kapak sepatu). Berikut ini adalah gambar beberapa benda yang peninggalan zaman logam di Indonesia.
        Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
        Kapak corong
        Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
        Nakara
        Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
        Cendrasa

      Aktivitas Kelompok
      1. Setelah membaca uraian di atas, deskrepsikan perubahan yang terjadi pada masing-masing zaman.
      2. Tulis pada kolom yang disediakan!
      Zaman Deskripsi Perubahan
      Batu Palaeolithikum
      Mesolithikum
      Neolithikum
      Logam

    5. Periodisasi berdasarkan Perkembangan Kehidupan
    6. Periodisasi ini didasarkan atas perkembangan kehidupan manusia praaksara. Berdasarkan hal tersebut, maka masa praaksara dapat dibagi menjadi beberapa tahap, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian. Bagaimana perkembangan manusia pada masa-masa tersebut? Bagaimana cara mereka memenuhi kebutuhan hidup? Bagaimana hubungan antar mereka dalam membentuk kelompok? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan ini lakukan kegiatan beirkut!
      Aktivitas Kelompok
      1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
      2. Carilah informasi mengenai perkembangan masyarakat praaksara dari berbagai sumber seperti buku, artikel, atau internet!
      3. Diskusikan perkembangan masyarakat praaksara dari aspek ekonomi, sosial dan budaya!
      4. Tulis hasil diskusi pada kolom yang telah disediakan!
      5. Setelah selesai, Presentasikan hasil diskusi di depan kelas!
      Masa Aspek Deskrepsi Perkembangan
      Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana Ekonomi
      Sosial
      Budaya
      Berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut Ekonomi
      Sosial
      Budaya
      Bercocok tanam Ekonomi
      Sosial
      Budaya
      Perundagian Ekonomi
      Sosial
      Budaya

      Setelah melakukan kegiatan di atas, kamu tentu mengetahui perkembangan masyarakat pada masa berburu dan mengumpulkan makanan, masa bercocok tanam, serta masa perundagian. Untuk menambah informasi tentang perkembangan masyarakat pada masa-masa itu, kamu dapat menyimak uaian berikut.
      • Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan
      • Masa berburu makanan dibagi menjadi dua tingkat, yaitu masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana dan masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut. Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Sederhana Masa berburu makanan tingkat sederhana diperkirakan semasa dengan zaman paleolithikum.Manusia yang hidup pada masa ini masih rendah tingkat peradabannya. Mereka hidup mengembara, pindah dari tempat yang satu ke tempat yang lain sebagai pemburu binatang dan penangkap ikan. Di samping itu, mereka juga meramu, yakni mencari dan mengumpulkan makanan.Jenis makanan yang dikumpulkan misalnya ubi-ubian, buah-buahan dan daun-daunan.
        • Kehidupan Ekonomi
        • Kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana masih sangat bergantung pada alam. Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara berburu hewan dan mengumpulkan umbi-umbian, buah-buhan serta dedaunan yang ditemukan di sekitar lingkungan mereka. Jika sumber makanan di sekitar tempat mereka menipis atau sudah habis, mereka berpindah ke tempat lain.

          Sumber: http://informasiana.com/wp-content/uploads/2015/08
          Gambar. 4.19. Ilustrasi kehidupan manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan
        • Kehidupan Sosial
        • Sesuai dengan cara memenuhi kebutuhan, manusia pada masa ini hidupnya tidak menetap. Mereka selalu berpindah-pindah tempat mencari tempat tinggal baru yang banyak terdapat binatang buruan dan bahan makanan.Mereka juga mencari tempat-tempat yang ada airnya.Tempat yang mereka pilih ialah di padang-padang rumput diselingi semak belukar, yang sering dilalui binatang buruan. Kadang-kadang mereka memilih tempat tinggal di tepi pantai, sebab di situ mereka dapat mencari kerang dan binatang-binatang laut lainnya.
          Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat sederhana hidup secara berkelompok yang tersusun dari keluarga-keluarga kecil.Anggota kelompok yang laki-laki melakukan perburuan dan yang perempuan mengumpulkan makanan dari tumbuh-tumbuhan serta hewan-hewan kecil.
        • Kehidupan Budaya
        • Pada masa ini, manusia sudah mampu membuat alat-alat sederhana dari batu atau tulang dan kayu.Alat-alat yang dibuat masih berbentuk kasar. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
          • Alat-alat batu inti, terdiri kapak perimbas, kapak penetak, pahat genggam, dan kapak genggam.
          • Alat serpih yang digunakan untuk pisau, peraut, gurdi, mata panah, dan untuk menguliti umbi-umbian.
          • Alat dari tulang dan kayu.
      • Masa Berburu dan Mengumpulkan Makanan Tingkat Lanjut
      • Masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut diperkirakan semasa zaman mesolithikum.Kehidupan manusia pada masa ini sudah mengalami perkembangan dibandingkan dengan masa sebelumnya. Manusia mulai hidup menetap walaupun hanya untuk sementara waktu dan mulai mengenal cara bercocok tanam sederhana. Selain itu, tampak kegiatan-kegiatan manusia yang menghasilkan sesuatu yang belum dicapai pada masa sebelumnya seperti lukisan di dinding gua atau dinding karang.
        • Kehidupan Ekonomi
        • Manusia pada masa berburu dan mengumpulkan makanan tingkat lanjut sudah mengenal cara bercocok tanam dengan sistem berladang. Caranya, yaitu menebang hutan, kemudian membersihkan dan menanaminya. Beberapa kali tanah ladang itu dipergunakan, dan setelah dirasakan kesuburannya berkurang, maka pindah ke tempat lain. Selain berladang, mereka juga memelihara dan mengembangbiakkan binatang.
        • Kehidupan Sosial
        • Kehidupan manusia pada masa ini masih dipengaruhi oleh cara hidup pada masa sebelumnya. Mereka masih melakukan perburuan hewan, menangkap ikan, mencari kerang dan mengumpulkan makanan dari lingkungan di sekitarnya.Meskipun demikian, kehidupan manusia mengalami perubahan yang besar.Manusia secara berkelompok mulai hidup menetap dengan memilih gua sebagai tempat tinggalnya. Biasanya gua yang dipilih adalah gua yang letaknya cukup tinggi, yaitu di lereng bukit dan dekat dengan mata air.
        • Kehidupan Budaya
        • Selama bertempat tinggal di gua, mereka melukiskan sesuatu di dinding gua yang menggambarkan suatu pengalaman, perjuangan, dan harapan hidup. Lukisan-Lukisan ini dibuat dengan cara menggores pada dinding atau dengan memberi warna merah, hitam, dan putih. Bentuknya ada berupa gambar tangan, binatang, atau bentuk lainnya.
        Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
        Lukisan cap tangan pada dinding Gua Tewe, Kutai Timur, Kalimantan Timur

        Lukisan dinding gua menandakan berkembangnya kepercayaan manusia pada masa itu. Misalnya lukisan cap tangan dengan latar belakang warna merah mengandung arti kekuatan pelindung untuk mencegah roh jahat, dan cap-cap tangan yang jari-jarinya tidak lengkap dianggap sebagai tanda berkabung. Pada masa ini, kemampuan manusia membuat alat-alat atau perkakas mengalami kemajuan.Alat-alat-alat batu yang dibuat bentuknya lebih halus daripada masa sebelumnya. Alat-alat tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
        • Kapak sumatra, yaitu batu kerakal yang dibelah tengah sehingga satu sisinya cembung halus dan sisi lainnya kasar.
        • Alat tulang sampung, yaitu alat yang terbuat dari tulang dan tanduk digunakan sebagai penggali umbi-umbian.
      • Masa Bercocok Tanam
      • Setelah tahap hidup berburu dan mengumpulkan makanan dilampaui, manusia memasuki suatu masa kehidupan yang disebut masa bercocok tanam. Masa bercocok tanam diperkirakan semasa dengan zaman Neolithikum.Pada masa ini, peradaban manusia sudah mencapai tingkatan yang cukup tinggi.Manusia sudah memiliki kemampuan mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup dengan bercocok tanam dan mengembangbiakan binatang ternak.Manusia sudah hidup menetap dan tidak lagi berpindah-pindah seperti halnya pada masa berburu dan mengumpulkan makanan.Mereka hidup menetap karena persediaan makanan sudah tercukupi.
        • Kehidupan Ekonomi
        • Pada bercocok tanam, manusia tidak lagi sepenuhnya bergantung pada alam.Manusia sudah mampu mengolah alam untuk memenuhi kebutuhan hidup.Kebutuhan makanan dipenuhi dengan cara membabat hutan dan semak belukar untuk ditanami berbagai jenis tanaman sehingga terciptalah ladang-ladang yang memberikan hasil pertanian. Selain bercocok tanam, mereka juga mengembangbiakan binatang ternak seperti ayam, kerbau dan hewan ternak lainnya.Meskipun sudah bercocok tanam dan memelihara hewan ternak, kegiatan berburu dan mengumpulkan hasil hutan masih tetap dilakukan.
          Manusia pada masa bercocok tanam diperkirakan sudah melakukan kegiatan perdagangan yang bersifat barter.Barang yang dipertukarkan pada waktu itu ialah hasil-hasil cocok tanam, hasil kerajinan tangan seperti gerabah dan beliung, atau hasil laut berupa ikan yang dikeringkan.Ikan laut yang dihasilkan oleh penduduk pantai sangat diperlukan oleh mereka yang bertempat tinggal di pedalaman.
        • Kehidupan Sosial
        • Hidup menetap pada masa bercocok tanam memberi kesempatan bagi manusia untuk menata kehidupan secara teratur.Mereka hidup menetap di suatu tempat secara berkelompok dan membentuk masyarakat perkampungan.Perkampungan pada masa bercocok tanam terdiri atas tempat tinggal sederhana yang didiami oleh beberapa keluarga dan dipimpin oleh kepala kampung.Biasanya kedudukan sebagai kepala kampung dijabat oleh orang yang paling tua dan berwibawa.Kepala kampung merupakan tokoh yang disegani, dihormati dan ditaati oleh penduduk kampung yang dipimpinnya.
          Kegiatan-kegiatan dalam kehidupan perkampungan yang bertujuan untuk mencukupi kebutuhan bersama mulai diatur dan dibagi antar anggota masyarakat.Kegiatan yang banyak menghabiskan tenaga seperti, membabat hutan, menyiapkan ladang untuk ditanami, membangun rumah atau membuat perahu dilakukan oleh laki-laki. Adapun perempuan melakukan kegiatan menabur benih di ladang yang sudah disiapkan, merawat rumah dan kegiatan lain yang tidak memerlukan tenaga besar.
        • Kehidupan Budaya
        • Pada masa bercocok tanam, manusia semakin mahir membuat berbagai alat-alat atau perkakas.Alat-alat yang dihasilkan sudah dibuat halus dan fungsinya beraneka ragam.Ada yangberfungsi untuk kegiatan sehari-hari, ada yang berfungsi sebagai perhiasan, ada pula yang berfungsisebagai alat upacara keagamaan.Alat-alat tersebut antara lain sebagai berikut.
          • Kapak Persegi digunakan mengerjakan kayu, menggarap tanah dan alat upacara keagamaan.
          • Kapak Lonjong digunakan sebagai cangkul untuk menggarap tanah dan sebagai kapak biasa.
          • Gerabah
          • Alat pemukul kulit kayu digunakan untuk memukul-mukul kulit kayu hingga halus.
          • Perhiasan berupa gelang dari batu dan kulit kerang.
          Pada masa bercocok tanam, berkembang kepercayaan bahwa roh seseorang tidak lenyap pada saat meninggal dunia.Roh dianggap mempunyai kehidupan dialamnya sendiri.Oleh karena itu, diadakan upacara pada waktu penguburan.Orang yang meninggal dibekali bermacam-macam barang keperluan sehari-hari, seperti perhiasan dan periuk yang dikubur bersama-sama.Hal ini dimaksudkan agar perjalanan orang yang meninggal menuju alam arwah dan kehidupan selanjutnya terjamin sebaik-baiknya.
          Pada masa ini, mulai berkembang pula tradisi pendirian bangunanbangunan megalitik (bangunan besar dari batu). Tradisi ini didasari oleh kepercayaan akan adanya hubungan antara yang hidup dan yang mati, terutama kepercayaan akan adanya pengaruh kuat dari orang yang telah mati terhadap kesejahteraan masyarakat dan kesuburan tanaman. Jasa seorang kerabat yang telah meninggal dunia diabadikan dengan mendirikan bangunan batu besar.Bangunan ini kemudian menjadi media penghormatan, tempat singgah, dan menjadi lambang bagi orang yang meninggal tersebut.
      • Masa Perundagian
      • Masa perundagian merupakan akhir masa praaksara di Indonesia. Kata perundagian berasal dari bahasa Bali: undagi, yang artinya adalah seseorang atau sekelompok orang atau segolongan orang yang mempunyai kepandaian atau keterampilan jenis usaha tertentu, misalnya pembuatan gerabah, pembuatan perhiasan, atau pembuatan sampan. Masa perundagian diperkirakan semasa dengan zaman perunggu. Pada masa ini, peradaban manusia sudah maju tingkatannya.Teknologi pembuatan alat-alat atau perkakas jauh lebih tinggi dibandingkan dengan masa sebelumnya.
        • Kehidupan Ekonomi
        • Masyarakat pada masa perundagian telah mampu mengatur kehidupannya.Kegiatan kehidupan yang mereka lakukan tidak lagi sekedar untuk memenuhi kebutuhan hidup, melainkan untuk meningkatkan kesejahteraan.Kegiatan pertanian di ladang dan sawah masih tetap dilakukan.Pengaturan air dilakukan agar kegiatan pertanian tidak sepenuhnya bergantung pada hujan. Hasil pertanian disimpan untuk masa kering dan mungkin juga untuk diperdagangkan ke daerah lain. Kegiatan peternakan juga turut berkembang, hewan ternak yang dipelihara lebih beragam dari masa sebelumnya.Masyarakat telah mampu beternak kuda dan berbagai jenis unggas.
          Munculnya golongan masyarakat yang memiliki keterampilan tertentu menyebabkan teknologi berkembang pesat.Seiring kemajuan yang dicapai, terjadi peningkatan kegiatan perdagangan.Pada masa ini perdagangan masih bersifat barter, namun telah menjangkau tempat-tempat yang jauh, yakni antarpulau.Barang-barang yang dipertukarkan semakin beragam, seperti alat pertanian, perlengkapan upacara, dan hasil kerajinan.
          Kegiatan perdagangan antarpulau pada masa perundagian dibuktikan dengan ditemukannya nekara di Selayar dan kepulauan Kei yang dihiasi gambar-gambar binatang seperti gajah, merak, dan harimau.Binatang-binatang ini tidak ada di wilayah Indonesia bagian timur.Hal ini menunjukkan bahwa nekara tersebut berasal dari daerah Indonesia bagian barat.
        • Kehidupan Sosial
        • Masyarakat pada masa perundagian hidup menetap di perkampungan yang lebih besar dan lebih teratur.Perkampungan ini terbentuk dari bersatunya beberapa kampung hingga jumlah kelompok penduduk bertambah banyak.Masyarakat tersusun dalam kelompok yang beragam. Ada kelompok petani, ada pedagang, ada pula kelompok undagi (pengrajin/tukang).
          Dalam tata kehidupan yang sudah teratur, berburu binatang liar seperti harimau dan kijang masih tetap dilakukan.Perburuan ini selain untuk menambah mata pencaharian, juga dimaksudkan untuk menunjukkan tingkat keberanian dan kegagahan dalam suatu lingkungan masyarakat.
        • Kehidupan Budaya
        • Pada masa perundagian, manusia sudah mahir membuat berbagai peralatan atau perkakas.Alat-alat yang dihasilkan terbuat dari logam digunakan untuk bertani, bertukang, peralatan rumah tangga, perhiasan dansebagai alat perlengkapan upacara dan pemujaan.
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Gambar. 4.21. Gelang dan cincin perunggu
          Sumber: Sejarah Nasional Indonesia I
          Gambar. 4.22. Kapak perunggu untuk upacara

          Kepercayaan yang berkembang pada masa ini melanjutkan kepercayaan pada masa sebelumnya.Masyarakat meyakini bahwa arwah nenek moyang berpengaruh terhadap perjalanan hidup manusia dan masyarakatnya.Oleh karena itu, arwah nenek moyang harus selalu dihormati dengan melaksanakan berbagai upacara. Demikian pula kepada orang yang sudah meninggal,mereka diberi penghormatan dengan diberi bekal kubur. Terlebih lagi jika orang yang meninggal adalah orang yang terpandang atau mempunyai kedudukan dalam masyarakat, maka diadakan upacara penguburan dengan memberikan bekal kubur yang lengkap. Pada masa ini, berbagai bidang seni seperti seni lukis, seni ukir/pahat, seni patung, dan seni bangunan (arsitektur) mengalami perkembangan.Hal yang menunjukkan perkembangan ini diantaranya adalah meningkatnya pemahatan arca dan pendirian bangunan batu untuk pemujaan.


  5. NILAI_NILAI BUDAYA MASA PRA-AKSARA DI INDONESIA
  6. Belajar dari kehidupan manusia pada masa praaksara, maka terdapat nilainilai budaya dan tradisi yang dapat kita ambil sebagai pelajaran dan suri teladan. Nilai-nilai budaya dan tradisi ini masih terlihat dalam kehidupan masyarakat Indonesia hingga saat ini. Nilai-nilai tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
    1. Nilai Religius (Kepercayaan)
    2. Masyarakat praaksara sudah memiliki kepercayaan terhadap adanya kekuatan ghaib. Mereka mempercayai bahwa pohon rimbun yang tinggi besar, hutan lebat, gua yang gelap, pantai, laut atau tempat lainnya dipandang keramat karena ditempati oleh roh halus atau makhluk ghaib. Mereka meyakini bahwa kejadian-kejadian alam seperti hujan, petir, banjir, gunung meletus, atau gempa bumi adalah akibat perbuatan roh halus atau makhluk ghaib. Untuk menghindari malapetaka maka roh halus atau makhluk ghaib harus selalu dipuja. Kepercayaan terhadap roh halus ini disebut dengan animisme.
      Selain percaya kepada roh halus, mereka juga percaya bahwa benda-benda tertentu seperti kapak, mata tombak atau benda lainnya memiliki kekuatan ghaib, karena ada kekuatan ghaibnya maka benda tersebut harus dikeramatkan. Kepercayaan bahwa benda memiliki kekuatan ghaib disebut dinamisme.
    3. Nilai Gotong Royong
    4. Masyarakat praaksara hidup secara berkelompok, mereka bergotong royong untuk kepentingan bersama, contohnya membangun rumah yang dilakukan secara bersama-sama. Budaya gotong royong juga dapat terlihat dari peninggalan mereka berupa bangunan-bangunan batu besar yang dapat dipastikan dibangun secara gotong royong.
    5. Nilai Musyawarah
    6. Dalam kehidupan berkelompok, masyarakat praaksara telah mengembangkan nilai musyawarah. Hal ini dapat ditunjukkan dengan dipilihnya pemimpin yang dianggap paling tua (sesepuh) yang mengatur masyarakat dan memberikan keputusan untuk memecahkan berbagai persoalan yang dihadapi bersama.
    7. Nilai Keadilan
    8. Nilai keadilan sudah diterapkan dalam kehidupan masyarakat praaksara, yaitu adanya pembagian tugas sesuai dengan kemampuan dan keahliannya. Tugas antara kaum laki-laki berbeda dengan kaum perempuan.Hal ini mencerminkan sikap yang adil karena setiap orang akan memperoleh hak dan kewajiban sesuai kemampuannya.
    9. Tradisi Bercocok Tanam
    10. Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat praaksara untuk memenuhi memenuhi kebutuhan hidup adalah dengan bercocok tanam. Hal ini dibuktikan dengan ditemukannya alat khas pertanian yang berupa beliung persegi dan alat lainnya.
    11. Tradisi Bahari (Pelayaran)
    12. Masyarakat praaksara telah mengenal ilmu astronomi.Ilmu ini sangat membantu pada saat mereka berlayar dari pulau ke pulau dengan memakai perahu yang sangat sederhana. Perahu-perahu cadik merupakan bentuk yang paling umum dikenal pada waktu itu. Perahu bercadik adalah perahu yang kanan-kirinya dipasang alat dari bambu dan kayu agar perahunya tidak mudah oleng. Perahu bercadik memegang peranan yang sangat penting dalam kehidupan masa praaksara, selain sebagai sarana lalu lintas sungai dan laut, perahu ini juga berperansebagai alat penyebaran budaya.
    Dari uraian ini dapat diketahui bahwa kehidupan masyarakat praaksara sudah memiliki kebudayaan yang cukup maju. Dengan memiliki kebudayaan dan nilai-nilai tersebut, masyarakat praaksara di Indonesia mampu mengadakan hubungan dan menerima pengaruh kebudayaan baru yang datang dari luar tanpa mengorbankan kebudayaan sendiri.
    Aktivitas Individu
    1. Setelah membaca uraian di atas, amatilah nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat di lingkungan sekitar tempat tinggalmu!
    2. Apa kesamaannya dengan nilai-nilai budaya dan tradisi masyarakat praaksara?
    3. Jelaskan contoh kesamaan tersebut pada kolom di bawah ini!
      ..............................................................
      ..............................................................
      ..............................................................
    4. Setelah selesai kumpulkan kepada guru untuk penilaian!

  7. NENEK MOYANG BANGSA INDONESIA
  8. Coba kamu perhatikan penduduk Indonesia, mengapa ada banyak keragaman fisik dalam warna kulit, roman muka, dan bentuk rambut? Mengapa ada keragaman dalam nilai budaya, tradisi, dan bahasa? Darimana munculnya keragaman tersebut? salah satu cara untuk mengungkap keragaman ini adalah dengan menelusuri asal usul nenek moyang bangsa Indonesia.

    Paul dan Fritz Sarasin (Sarasin bersaudara) mengemukakan bahwa penduduk asli Indonesia adalah suatu ras yang berkulit gelap dan bertubuh kecil. Ras ini pada awalnya mendiami Asia Bagian Tenggara yang saat itu masih bersatu sebagai daratan pada zaman es atau periode glasial. Namun, setelah periode es berakhir dan es mencair, maka dataran tersebut kemudian terpisah oleh lautan yaitu laut China Selatan dan laut Jawa.Akibatnya, daratan yang tadinya bersatu kemudian terpisah menjadi daratan utama Asia dan Kepulauan Indonesia. Penduduk asli tinggal di daerah pedalaman dan penduduk pendatang tinggal di daerah pesisir. Penduduk asli inilah yang disebut sebagai suku bangsa Vedda oleh Sarasin.
    Gambar
    Sumber: http://en.wikipedia.org/wiki/Vedda_people
    Orang Vedda
    Orang Vedda kemudian menyebar ke timur dan mendiami wilayah Papua, Sulawesi Selatan, Kai, Seram, Timor Barat, Flores Barat, dan terus ke timur sampai Kepulauan Melanesia. Beberapa suku bangsa seperti Kubu, Lubu, Talang Mamak yang tinggal di Sumatra dan Toala di Sulawesi merupakan penduduk tertua di Kepulauan Indonesia. Mereka diyakini mempunyai hubungan erat dengan dan orang Vedda.

    Ras lain yang menghuni kepulauan Indonesia adalah Proto Melayu dan Deutro Melayu. Ciri-ciri fisik mereka adalah rambut lurus, kulit kuning kecoklatan-coklatan, dan bermata sipit. Proto Melayu dan Deutro Melayu tiba di kepualauan Indonesia dalam dua gelombang kedatangan. Gelombang kedatangan pertama adalah Proto Melayu (Melayu Tua), mereka dianggap sebagai kelompok melayu Polinesia yang bermigrasi dari wilayah Cina Selatan (sekarang menjadi Provinsi Yunnan).Proto Melayu bermigrasi ke wilayah Nusantara melalui dua jalur yaitu jalur barat dan timur. Jalur barat bermula dariYunnan (Cina Bagian Selatan) masuk ke Indochina, kemudian masuk ke Siam, Semenanjung Melayu, Sumatra dan akhirnya menyebar ke pulau-pulau di Indonesia. Jalur timur melewati Kepulauan Ryukyu Jepang. Dari sana mereka mengarungi lautan menuju Taiwan, Filipina, Sangir, dan masuk ke Sulawesi.
    Sumber: Nurhadi dkk. 2009. Jelajah Cakrawala Sosial 1
    Jalur Migrasi melalui jalur barat (kiri) dan jalur timur (kanan)
    Proto Melayu membawa perkakas dari batu berupa kapak persegi dan kapak lonjong. Kapak persegi dibawa oleh Proto Melayu yang bermigasi melalui jalur barat, sedangkan kapak lonjong dibawa oleh Proto Melayu yang bermigasi melalui jalur timur. Suku bangsa Indonesia yang tergolong Proto Melayu ini, yaitu Mentawai, Dayak dan Toraja. Gelombang kedatangan ke Kepulauan Indonesia berikutnya adalah Deutro Melayu (Melayu Muda) yang berasal dari Indochina bagian utara. Kedatangan Deutro-Melayu mendesak keberadaan Proto Melayu ke arah pedalaman.

    Mereka memperkenalkan perkakas dan senjata yang terbuat dari besi atau logam. Mereka telah melakukan kegiatan bercocok tanam. Padi yang banyak ditanam di Indonesia saat ini dibawa oleh Deutero Melayu dari wilayah Assam Utara atau Birma Utara. Bangsa Deutro-Melayu mengembangkan peradaban dan kebudayaan yang lebih maju. Karena itu, mereka berkembang menjadi sebagian besar suku-suku yang ada di Indonesia saat ini seperti Melayu, Minang, Jawa, Bugis, dan lain-lain. Dalam perkembangan selanjutnya, Proto Melayu dan Deutero Melayu berbaur, sehingga sulit dibedakan. Ras lain yang juga terdapat di Kepulauan Indonesia adalah ras Melanesoid.

    Mereka tersebar di lautan Pasifik di pulau-pulau yang letaknya sebelah Timur Irian dan benua Australia. Kedatangan ras Melanesoid diperkirakan pada saat zaman es terakhir. Pada saat ituKepulauan Indonesia belum berpenghuni.Ras Melanesoid melakukan perpindahan ke timur hinggake Papua, selanjutnya ke Benua Australia yang sebelumnya merupakan satu kepulauan yang terhubungan dengan Papua. Pada perkembangan selanjutnya, terjadi percampuran antara ras Melanesoid dan ras Melayu yang menghasilkan keturunan Melanesoid-Melayu, saat ini mereka merupakan penduduk Nusa Tenggara Timur dan Maluku.
Aktivitas Individu
  1. Setelah membaca uraian di atas, beri penjelasan tentang asal usul nenek moyang bangsa Indonesia!
    ..............................................................
    ..............................................................
    ..............................................................
  2. Bagaimana caranya agar keragaman etnis yang ada dapat menjadi kekuatan untuk membangun bangsa dan negara kita? ..............................................................
    ..............................................................
    ..............................................................

B. KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA HINDU-BUDHA

Setelah melalui masa praaksara, masyarakat Indonesia memasuki masa kehidupan yang baru, yaitu masa Hindu-Buddha. Masa ini sering kali disebut juga dengan masa klasik, yaitu awal masuknya unsur-unsur budaya India di kepulauan Indonesia. Pada masa ini, banyak kemajuan yang dicapai dalam pemikiran dan hasil-hasil budaya. Bagaimanakah perkembangan masyarakat Indonesia pada masa ini?
  1. MASUKNYA KEBUDAYAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA

  2. Sumber: Atlas Dunia Buana Raya
    Jalur pelayaran India–Cina
    Coba kamu amati baik-baik gambar di atas. Gambar ini menunjukkan jalur perdagangan laut antara India dan Cina yang melewati wilayah perairan kepulauan Indonesia. Apa keuntungan yang diperoleh masyarakat di Indonesia dari perdagangan laut ini?
    Hubungan dagang antara India dan Cina semula dilakukan melalui jalur darat yang dikenal dengan jalur sutera. Jalur ini membentang dari Cina, melewati Asia Tengah, sampai ke Eropa. Komoditi utama yang diperdagangkan adalah kain sutera dari Cina, itulah mengapa jalur tersebut dinamakan sebagai Jalur Sutera. Selain kain sutera, wawangian dan rempah-rempah juga menjadi komoditas yang sangat laris di Eropa. Akan tetapi sejak awal abad Masehi jalur itu dialihkan melalui laut karena situasi jalan darat di Asia Tengah sudah tidak aman. Jalan laut yang terdekat dari India ke Cina, yaitu melalui Selat Malaka.
    Peralihan rute perdagangan ini telah membawa keuntungan bagi masyarakat di Indonesia. Kepulauan Indonesia menjadi daerah transit (pemberhentian) bagi pedagang-pedagang Cina dan pedagang-pedagang India. Masyarakat di Indonesia juga ternyata ikut aktif dalam perdagangan tersebut sehingga terjadilah kontak hubungan di antara keduanya (Indonesia-India dan Indonesia-Cina).
    Hubungan dengan kedua bangsa itu menyebabkan pengaruh Hindu-Buddha yang berasal dari India berkembang di Indonesia. Namun demikian, tidak diketahui secara pasti mengenai kapan dan bagaimana proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha di Indonesia. Sampai saat ini masih ada perbedaan pendapat mengenai cara dan proses masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Kepulauan Indonesia. Berikut ini beberapa pendapat (teori) mengenai masuknya kebudayaan Hindu-Buddha ke Indonesia.
    1. Teori Waisya
    2. Teori Waisya dikemukan oleh NJ.Krom. Ia menyebutkan bahwa proses masuknya kebudayaan Hindu-Budha dibawa oleh pedagang India. Para pedagang India yang berdagang di Indonesia menyesuaikan dengan angin musim. Sambil menunggu perubahan arah angin, mereka dalam waktu tertentu menetap di Indonesia. Selama para pedagang India tersebut menetap di Indonesia, memungkinkan terjadinya perkawinan dengan perempuanperempuan pribumi. Menurut NJ. krom, mulai dari sini pengaruh kebudayaan India menyebar dan menyerap dalam kehidupan masyarakat Indonesia.
    3. Teori Ksatria
    4. Ada tiga pendapat mengenai proses penyebaran kebudayaan Hindu-Budha yang dilakukan oleh golongan ksatria, yaitu:
      • C.C. Berg menjelaskan bahwa golongan ksatria yang turut menyebarkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Para ksatria India ini ada yang terlibat konflik dalam masalah perebutan kekuasaan di Indonesia. Bantuan yang diberikan oleh para ksatria ini sedikit banyak membantu kemenangan bagi salah satu kelompok atau suku di Indonesia yang bertikai. Sebagai hadiah atas kemenangan itu, ada di antara mereka yang kemudian dinikahkan dengan salah satu putri dari kepala suku atau kelompok yang dibantunya. Dari perkawinannya itu, para ksatria dengan mudah menyebarkan tradisi Hindu-Budha kepada keluarga yang dinikahinya tadi. Selanjutnya berkembanglah tradisi Hindu-Budha dalam kerajaan di Indonesia.
      • Sama seperti yang diungkap oleh C.C. Berg, Mookerji juga mengatakan bahwa golongan ksatria dari Indialah yang membawa pengaruh kebudayaan Hindu-Budha ke Indonesia. Para Ksatria ini selanjutnya membangun koloni-koloni yang berkembang menjadi sebuah kerajaan.
      • J.L. Moens mencoba menghubungkan proses terbentuknya kerajaankerajaan di Indonesia pada awal abad ke-5 dengan situasi yang terjadi di India pada abad yang sama. Ternyata sekitar abad ke-5, ada di antara para keluarga kerajaan di India Selatan melarikan diri ke Indonesia sewaktu kerajaannya mengalami kehancuran. Mereka itu nantinya mendirikan kerajaan di Indonesia.
    5. Teori Brahmana
    6. Teori ini diungkap oleh Jc.Van Leur. Dia mengatakan bahwa kebudayaan Hindu-Budha India yang menyebar ke Indonesia dibawa oleh golongan Brahmana. Pendapatnya itu didasarkan pada pengamatan terhadap sisa-sisa peninggalan kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha di Indonesia, terutama pada prasasti-prasasti yang menggunakan Bahasa Sansekerta dan Huruf Pallawa. Karena hanya golongan Brahmanalah yang menguasai bahasa dan huruf itu maka sangat jelas di sini adanya peran Brahmana.
    7. Teori Arus Balik
    8. Pendapat ini menjelaskan peran aktif dari orang-orang Indonesia yang mengembangkan kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia. Pendapat mengenai keaktifan orang-orang Indonesia ini diungkap oleh F.D.K Bosch yang dikenal dengan Teori Arus Balik. Teori ini menyebutkan bahwa banyak pemuda Indonesia yang belajar agama Hindu-Buddha ke India. Setelah memperoleh ilmu yang banyak, mereka kembali ke Indonesia untuk menyebarkannya.
    Aktivitas Individu
    1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
    2. Amatilah teori-teori mengenai masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia!
    3. Diskusikan dengan temanmu, teori mana yang menurut pendapatmu paling kuat terkait dengan masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia? Beri penjelasannya!
    4. Tulis hasil diskusi pada kolom yang telah disediakan!
      ...........................................................................
      ...........................................................................
      ...........................................................................
    5. Setelah selesai, presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!

  3. PENGARUH HINDU-BUDATA TERHADAP MASYARAKAT INDONESIA
  4. Masuknya pengaruh Hindu-Buddha ke Indonesia telah membawa perubahandalam berbagai aspek kehidupan masyarakat Indonesia.Perubahanperubahan itu antara lain tampak dalam bidang-bidang berikut ini.
    1. Bidang Pemerintahan
    2. Sebelum unsur kebudayaan dan agama Hindu-Buddha masuk, masyarakat dipimpin oleh seorang kepala suku yang dipilih oleh anggota masyarakatnya. Seorang kepala suku merupakan orang pilihan yang mengetahui tentang adat istiadat dan upacara pemujaan roh nenek moyangnya dengan baik.Ia juga dianggap sebagai wakil nenek moyangnya. Ia harus dapat melindungi keselamatan dan kesejahteraan rakyatnya. Karena itulah larangan dan perintahnya dipatuhi oleh warganya. Setelah masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu-Buddha terjadi perubahan.Kedudukan kepala suku digantikan oleh raja seperti halnya di India.Raja memiliki kekuasaan yang sangat besar. Kedudukan raja tidak lagi dipilih oleh rakyatnya, akan tetapi diturunkan secara turun temurun. Raja dianggap sebagai keturunan dewa dan dianggap sebagai puncak dari segala haldalam negara.
    3. Bidang Sosial
    4. Pengaruh Hindu-Buddha dalam bidang sosial ditandai dengan munculnya pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat.Dalam masyaakat Hindu, pembedaan ini disebut dengan sistem kasta.Sistem ini membedakan masyarakat berdasarkan fungsinya.Golongan Brahmana (pendeta) menduduki golongan pertama.Ksatria (bangsawan, prajurit) menduduki golongan kedua. Waisya (pedagang dan petani) menduduki golongan ketiga, sedangkan Sudra (rakyat biasa) menduduki golongan terendah atau golongan keempat.Adanya pembagian masyarakat berdasarkan kasta berdampak pada perbedaan hak-hak antara golongan-golongan kasta yang berlainan, terutama dalam hal pewarisan harta, pemberian sanksi dan kedudukan dalam pemerintahan.
    5. Bidang Ekonomi
    6. Sejak terbentuknya jalur perdagangan laut yang menghubungkan India dan Cina, kegiatan perdagangan di Kepulauan Indonesia berkembang pesat.Daerah pantai timur Sumatra menjadi jalur perdagangan yang ramai dikunjungi para pedagang.Kapal-kapal dagang dari India dan Cina banyak yang singgah untuk menambah persediaan makanan dan minuman, menjual dan membeli barang dagangan, atau menanti waktu yang baik untuk berlayar.Kemudian, muncul pusat-pusat perdagangan yang berkembang menjadi pusat kerajaan.
    7. Bidang Agama
    8. Hubungan antara Indonesia dan pusat Hindu-Buddha di Asia berawal dari hubungan dagang antara Indonesia, India dan Cina.Hal ini menyebabkan pusat-pusat perdagangan di Indonesia juga menjadi pusat-pusat Hindu-Buddha.Selanjutnya pusat-pusat ini berkembang menjadi pusat kerajaan dan pusat penyebaran Hindu-Buddha ke berbagai wilayah sesuai dengan cakupan wilayah kerajaan.Dengan tersebarnya agama Hindu-Buddha, banyak masyarakat di Indonesia yang menganut agama Hindu atau Buddha.Meskipun demikian, sistem kepercayaan terhadap roh halus yang sudah berkembang sejak masa praaksara tidak punah.
    9. Bidang Kebudayaan
    10. Sebelum masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu-Buddha, telah berkembang kebudayaan asli Indonesia. Kemudian, setelah masuknya unsur kebudayaan dan agama Hindu-Buddha terjadilah proses perpaduan antara dua kebudayaan tersebut. Pepaduan itu disebut akulturasi.Hasilnya adalah kebudayaan baru yang memiliki ciri khas dari masing-masing kebudayaan. Contoh hasil akulturasi antara kebudayaan Hindu-Buddha dengan kebudayaan asli Indonesia antara lain sebagai berikut.
      1. Seni Bangunan
      2. Bentuk bangunan candi di Indonesia pada umumnya merupakan bentuk akulturasi antara unsur budaya Hindu-Buddha dengan unsur budaya asli Indonesia.Bangunan yang megah, patung-patung perwujudan dewa atau Buddha, serta bagian-bagian candi dan stupa adalah unsur dari India. Bentuk candi-candi di Indonesia pada hakikatnya adalah punden berundak yang merupakan unsur Indonesia asli.
        Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/
        Ilustrasi punden berundak
        Bangunan punden berundak sebenarnya sudah berkembang dari masa praaksara, sebagai penggambaran dari alam semesta yang bertingkattingkat. Tingkat paling atas adalah tempat persemayaman nenek moyang. Punden berundak menjadi sarana khusus untuk pemujaan terhadap roh nenek moyang.
      3. Seni Rupa dan Seni Ukir
      4. Masuknya pengaruh Hindu-Buddha membawa perkembangan dalam bidang seni rupa, seni pahat dan seni ukir.Hal ini dapat dilihat pada relief atau seni ukir yang dipahatkan pada bagian dinding candi.Misalnya, relief yang dipahatkan pada dinding-dinding pagar langkan di Candi Borubudur yang berupa pahatan riwayat Sang Buddha. Di sekitar Sang Buddha terdapat lingkungan alam Indonesia seperti rumah panggung dan burung merpati.
      5. Sastra dan Aksara
      6. Berkembangnya karya sastra terutama yang bersumber dari Mahabrata dan Ramayana, melahirkan seni pertunjukan wayang kulit.Isi dan cerita pertunjukan wayang banyak mengandung nilai-nilai yang bersifat mendidik.Cerita dalam pertunjukan wayang berasal dari India, tetapi wayangnya asli dari Indonesia.
        Sumber: https://belajar.kemdikbud.go.id/
        Tokoh-tokoh Punakawan
        Selain itu ada pula tokoh-tokoh pewayangan yang khas Indonesia.Misalnya tokoh-tokoh punakawan seperti Semar, Gareng, Bagong dan Petruk. Tokoh-tokoh ini tidak ditemukan di India.Perkembangan sastra ini didukung oleh penggunaan Bahasa Sansekerta dan huruf-huruf India seperti Pallawa, Prenagari, dan Dewanagari.
    Aktivitas Individu
    Setelah mempelajari uraian tentang pengaruh Hindu-Buddha terhadap masyarakat di Indonesia, kerjakanlah tugas berikut!
    1. Bentuklah kelompok dengan anggota 3-4 orang!
    2. Lakukanlah pengamatan di daerah sekitar tempat tinggalmu!
    3. Temukanlah pengaruh-pengaruh budaya Hindu-Buddha yang masih dilakukan hingga saat ini!
    4. Tulis hasil pengamatan yang kamu lakukan dan presentasikan di depan kelas
    5. Setelah selesai, kumpulkan kepada guru untuk penilaian!

  5. KERAJAAN-KERAJAAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
  6. Lahirnya kerajaan-kerajaan yang bercorak Hindu-Budha merupakan salah satu bukti adanya pengaruh kebudayaan Hindu-Budha di Indonesia.Pada masa pemerintahan kerajaan-kerajaan ini, tradisi agama dan kebudayaan Hindu-Buddha di Kepulauan Indonesia berkembang dengan pesat Kapan kerajaan-kerajaan itu berdiri? Kebudayaan apa yang telah dihasilkan dari perkembangan kerajaan-kerajaan itu? Pertanyaan-pertanyaan tersebut dapat kalian jawab dengan menyimak penjelasan berikut ini.
    1. Kerajaan Kutai
    2. Sumber: https://puputrahadiani.files.wordpress.com/2012/03/image71.png
      Lokasi kerajaan Kutai
      Kerajaan Kutai berdiri sekitar abad ke-5. Kerajaan ini terletak di Muara Kaman, Kalimantan Timur, tepatnya di hulu sungai Mahakam. Informasi tentang awal mula Kutai diketahui dari Yupa. Ada tujuh buah Yupa yang menjadi sumber utama bagi para ahli untuk mengetahui sejarah Kerajaan Kutai. Yupa adalah tugu batu yang berfungsi sebagai tugu peringatan.
      Sumber: https://ifanjayadi1980.files.wordpress.com
      Yupa peninggalan kerajaan Kutai
      Yupa ini dikeluarkan pada masa pemerintahan Raja Mulawarman.Prasasti Yupa ditulis dengan huruf pallawa dan bahasa sanskerta.Berdasarkan salah satu isi Prasasti Yupa, kita dapat mengetahui nama-nama raja yang pernah memerintah di Kutai, yaitu Kundungga, Aswawarman dan Mulawarman. Nama Kundungga tidak dikenal dalam bahasa India, dengan demikian dapat disimpulkan bahwa nama tersebut merupakan nama asli daerah tersebut. Kundungga mempunyai anak bernama Aswawarman dan cucu yangbernama Mulawarman.Dua nama terakhir merupakan nama yang mengandung unsur India. Hal ini menunjukkan bahwa pengaruh Hindu pada keluarga kerajaan itu sudah mulai masuk pada masa Kundungga yang dibuktikan dengan diberikannya nama Hindu pada anaknya.
      Satu di antara yupa di Kerajaan Kutai berisi keterangan bahwa raja Mulawarman telah memberi sedekah 20.000 ekor sapi kepada para brahmana. Hal ini menjelaskan bahwa kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh masyarakat Kutai adalah usaha peternakan. Disamping peternakan, masyarakat Kutai melakukan pertanian. Letak kerajaan Kutai di tepi sungai, sangat mendukung untuk pertanian.Selain itu, masyarakat Kutai juga melakukan perdagangan. Diperkirakan sudah terjadi hubungan dagang dengan luar.Jalur perdagangan internasionaldari India melewati Selat Makassar, terus ke Filipina dan sampai di Cina.Dalam pelayarannya dimungkinkan para pedagang itu singgah terlebih dahulu di Kutai.
    3. Kerajaan Tarumanegara
    4. Sumber:https://upload.wikimedia.org/
      Lokasi kerajaan Tarumanegara
      Kerajaan Tarumanegara merupakan kerajaan tertua di Pulau Jawa yang diperkirakan berdiri pada abad ke–5 Masehi.Berdasarkan catatan sejarah dan peninggalan artefak di sekitar lokasi kerajaan, terlihat bahwa kerajaan Tarumanegaa adalah kerajaan Hindu beraliran Wisnu.
      Sumber sejarah mengenai kerajaan Tarumanagara diketahui dari prasastiprasasti yang ditinggalkannya. Prasasti itu menggunakan huruf Pallawa dan bahasa Sansekerta. Sampai saat ini ada ditemukan 7 buah prasasti, yaitu: prasasti Kebon Kopi, prasati Ciaruteun, prasasti PasirAwi, Prasasti Jambu, prasati Muara Cianten, dan prasasti Tugu. Selain itu, sumber lain tentang kerajaan Tarumanegara diperoleh dari catatan seorang musafir Cina yang bernama Fa-Hien. Dalam perjalanan ke Indiaia singgah di Ye-Po-Ti (Pulau Jawa).Berdasarkan sumber-sumber tersebut, dapat diperoleh gambaran mengenai kehidupan masyarakat Tarumanegara.Mata pencahariannya adalah bertani dan berdagang. Menurut berita yang ditulis Fa-Hien barang yang diperdagangkan adalah cula badak, kulit penyu dan perak.Fa-Hien juga menjelaskan di Tarumanegaa terdapat tiga agama, yakni agama Hindu, agama Buddha dan kepercayaan animisme.Raja memeluk agama Hindu.
      Raja yang terkenal dari Kerajaan Tarumanegara adalah Purnawarman.Ia dikenal sebagai raja yang gagah berani dan tegas. Ia juga dekat dengan para brahmana dan rakyatnya. Ia raja yang jujur, adil, dan arif dalam memerintah. Untuk memajukan bidang pertanian, raja memerintahkan pembangunan irigasi dengan cara menggali sebuah saluran sepanjang 6112 tumbak (±11 km). Saluran itu disebut dengan Sungai Gomati.Saluran itu selain berfungsi sebagai irigasi juga untuk mencegah bahaya banjir.
    5. Kerajaan Sriwijaya
    6. Sumber:https://upload.wikimedia.org/
      Lokasi kerajaan Sriwijaya
      Kerajaan Sriwijaya berdiri sekitar abad ke-7 Masehi. Kerajaan Sriwijaya merupakan salah satu kerajaan besar yang pernah berdiri di Indonesia. Kerajaan ini mampu mengembangkan diri sebagai negara maritim dengan menguasai lalu lintas pelayaran dan perdagangan dari Selat Malaka, Selat Sunda, hingga Laut Jawa.
      Sumber sejarah kerajaan Sriwijaya diperoleh dari prasasti yang berasal dari dalam negeri dan prasasti dari luar negeri. Prasasti yang berasal dari dalam negeri antara lain: prasasti Kedukan Bukit, prasasti Talang Tuwo, prasasti Telaga Batu, prasasti Kota Kapur, prasasti Karang Berahi, prasasti Palas Pasemah dan Amoghapasa. Adapun Prasasti yang berasal dari luar negeri antara lain: prasasti Ligor, prasati Nalanda, prasasti Canton, prasasti Grahi dan prasati Chaiya.Sumber sejarah lain tentang kerajaan Sriwijaya diperoleh dari seorang pendeta Cina yang bernama I-tsing.
      Berdasarkan sumber-sumber tersebut, diperoleh keterangan mengenai Kerajaan Sriwijaya sebagai berikut. 1. Kerajaan Sriwijaya pernah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha di Asia Tenggara. 2. Pulau Bangka dan Jambi Hulu telah ditaklukkan oleh Kerajaan Sriwijaya pada tahun 686 Masehi. 3. Pada awal abad ke-11 Raja Rajendracola dari Kerajaan Colamandala (India) melakukan penyerbuan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya. Penyerbuan Colamandala dapat dipukul mundur namun berhasil melemahkan kerajaan Sriwijaya.
      Kerajaan Sriwijaya diperkirakan terletak di Palembang, di dekat pantai dan di tepi Sungai Musi. Pada mulanya masyarakat Sriwijaya hidup dengan bertani. Namun karena berdekatan dengan pantai, maka perdagangan menjadi cepat berkembang.Kemudian perdagangan menjadi mata pencaharian pokok masyarakat Sriwijaya.
      Perkembangan perdagangan didukung oleh letak Sriwijaya yang strategis. Sriwijaya terletak di persimpangan jalur perdagangan internasional. Para pedagang dari India ke Cina atau dari Cina ke India singgah dahulu di Sriwijaya, begitu juga para pedagang yang akan ke Cina. Para pedagang melakukan bongkar muat barang dagangan di Sriwijaya Dengan demikian, Sriwijaya semakin ramai dan berkembang menjadi pusat perdagangan. Untuk memperkuat kedudukannya, Sriwijaya membentuk armada angkatan laut yang kuat. Melalui armada angkatan laut yang kuat Sriwijaya mampu menguasai kawasan perairan Asia Tenggara, perairan di Laut Natuna, Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Jawa.
      Selain menjadi pusat perdagangan, kerajaan Sriwijaya juga berkembang menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.Menurut catatan pendeta I-Tsing, bahwa di Sriwijaya tinggal ribuan pendeta dan pelajar agama Buddha.Pada tahun 671 M, I-Tsing pernah berdiam di Sriwijaya untuk belajar tata bahasa Sanskerta sebagai persiapan kunjungannya ke India. Seperi halnya I-tsing, para pendeta Cina lainnya yang akan belajar agama Buddha ke India dianjurkan untuk belajar terlebih dahulu di Sriwijaya selama satu sampai dua tahun. Disebutkan juga bahwa para pendeta yang belajar agama Buddha itu dibimbing oleh seorang guru yang bernama Sakyakirti.Berdasarkan hal ini, dapat disimpulkan bahwa kerajaan Sriwijaya sejak abad ke-7 M telah menjadi pusat kegiatan ilmiah agama Buddha.
      Raja yang terkenal dari Kerajaan Sriwijaya adalah Balaputradewa. Ia memerintah sekitar abad ke-9 M. Pada masapemerintahannya, Sriwijaya mencapai masa kejayaan. Wilayah kekuasaan Sriwijaya berkembang luas. Daerah-daerah kekuasaannya antara lain Sumatra dan pulau-pulau sekitar Jawa bagian barat, sebagian Jawa bagian tengah, sebagian Kalimantan, dan Semenanjung Melayu.
      Pada abad ke-11 kekuasaan Kerajaan Sriwijaya mulai mundur. Salah satu penyebabnya adalah penyerbuan besar-besaran ke wilayah Sriwijaya oleh Raja Rajendracola dari Colamandala. Pada tahun 1017 M, kerajaan Colamandala mengadakan serangan pertama.Serangan kedua dilakukan pada tahun 1025 M. Penyerbuan Colamandala dapat dipukul mundur, namun kekuatan armada laut Sriwijaya mengalami kemunduran. Akibat peperangan ini, banyak kapal Sriwijaya yang hancur dan tenggelam. Hal ini menyebabkan Banyak daerah kekuasaan Sriwijaya yang melepaskan diri.Pada tahun 1377 armada laut Majapahit menyerang Sriwijaya. Serangan ini mengakhiri riwayat kerajaan Sriwijaya.
      Aktivitas Kelompok
      1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang!
      2. Amatilah uraian tentang kerajaan Kutai, kerajaan Tarumanegara, dan kerajaan Sriwijaya
      3. Carilah persamaan dan perbedaan kehidupan masyarakat pada kerajaan-kerajaan tersebut!
      4. Tulis persamaan dan perbedaan yang kamu temukan pada tempat yang disediakan!
      5. Kerajaan Persamaan Perbedaan
        Kutai
        Tarumanegara
        Sriwijaya
      6. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
      7. Selesai dipresentasikan, kumpulkan kepada guru untuk dinilai!
    7. Kerajaan Mataram Kuno
    8. Sumber:http://3.bp.blogspot.com
      Gambar 4.32. Lokasi kerajaan Mataram
      Kerajaan Mataram Kuno berdiri pada pertengahan abad ke-8.Kerajaan inidiperintah oleh dua dinasti, yaitu dinasti Sanjaya yang beragama Hindu dan dinasti Sailendra yang beragama Buddha.Kedua dinasti itu saling mengisi pemerintahan dan kadang-kadang memerintah bersama-sama.
      Sumber sejarah kerajaan Mataram Kuno diperoleh dari prasasti peninggalannya. Prasasti tersebut diantaranya adalah prasasti Canggal, prasasti Kalasan, prasasti Ligor, prasasti Nalanda, prasasti Klurak, dan prasastiMantyasih.
      Kehidupan politik kerajaan Mataram Kuno diwarnai dengan pemerintahan dua dinasti yang silih berganti.Berdasarkan prasasti Canggal, diketahui Mataram Kuno mula-mula diperintah oleh Raja Sanna, kemudian digantikan oleh keponakannya yang bernama Sanjaya.Raja Sanjaya memerintah dengan bijaksana sehingga rakyat hidup aman dan tenteram. Hal ini terlihat dari prasasti Canggal yang menyebutkan bahwa tanah Jawa kaya akan padi dan emas.Setelah Raja Sanjaya, Mataram Kuno diperintah oleh Rakai Panangkaran. Dalam Prasasti Kalasan disebutkan bahwa Rakai Panangkaran telah memberikan hadiah tanah dan memerintahkan membangun sebuah candi untuk Dewi Tara dan sebuah biara untuk para pendeta agama Buddha.Tanah dan bangunan tersebut terletak di Kalasan.Hal ini menunjukkan bahwa Rakai Panangkaran mendukung adanya perkembangan agama Buddha.
      Sepeninggal Rakai Panangkaran, Mataram Kuno terpecah menjadi dua. Satu pemerintahan dipimpin oleh keluarga Sanjaya yang menganut agama Hindu berkuasa di daerah Jawa bagian selatan. Satu pemerintahan lagi dipimpin oleh keluarga Syailendra yang menganut agama Buddha berkuasa di daerah Jawa bagian utara. Raja-raja yang berkuasa dari keluarga Sanjaya tertera dalam prasasti Canggal dan prasasti Mantyasih. Adapun raja-raja yang berkuasa dari keluarga Syailendra tertera dalam prasasti Ligor, prasasti Nalanda dan prasasti Klurak.
      Perpecahan tersebut tidak berlangsung lama.Rakai Pikatan dari keluarga Sanjaya mengadakan perkawinan dengan Pramodhawardhani dari keluarga Syailendra.Melalui perkawinan ini, Mataram Kuno dapat dipersatukan kembali.Pada masa pemerintahan Pikatan-Pramodhawardani, wilayah Mataram berkembang luas, meliputi Jawa Tengah dan Timur.Sepeninggal Rakai Pikatan, Mataram Kuno diperintah oleh Dyah Balitung. Ia memerintah pada tahun 898-911 M. Pada masa pemerintahannya, Mataram Kuno mencapai puncak kejayaan.
      Raja-raja yang memerintah Mataram Kuno selanjutnya, yaitu Raja Daksa memerintah tahun 910–919 M, Raja Tulodong memerintah tahun 919–924 M, dan Sri Maharaja Rakai Wawa memerintah tahun 924 - 929 M. Pada masa pemerintahan Sri Maharaja Rakai Wawa terjadi bencana meletusnya Gunung Merapi yang memporak- porandakan daerah Jawa Tengah. Melihat situasi kerajaan yang tidak aman, Mpu Sindok sebagai pejabat dalam pemerintahan Sri Maharaja Rakai Wawa memindahkan pusat kerajaan ke Jawa Timur. Selain terjadinya bencana alam, perpindahan ini disebabkan oleh serangan-serangan dari Sriwijaya ke Mataram. Hal ini mengakibatkan Mataram Kuno makin terdesak ke wilayah timur.
      Kehidupan ekonomi masyarakat Mataram Kuno bersumber dari usaha pertanian karena letaknya di pedalaman.Selain pertanian, masyarakat Mataram Kuno juga mengembangkan kehidupan maritim dengan memanfaatkan aliran sungai Bengawan Solo.
      Sumber:http://www.femina.co.id/support/image.others/01/107/imageBlog
      Gambar 4.33. Salah satu candi di kompleks Candi Dieng
      Sumber:http://wisatanesia.co/wp-content/uploads/2014/09/candi-mendut.jpg
      Gambar 4.34. Stupa Mendut
      Dalam bidang kebudayaan, Mataram kuno banyak menghasilkan karya berupa candi dan stupa. Keluarga Sanjaya yang beragama Hindu meninggalkan candi-candi seperti kompleks Candi Dieng, kompleks Candi Gedongsongo dan Candi Prambanan. Adapun keluarga Syailendra yang beragama Buddha meninggalkan stupa seperti Borobudur, Mendut, dan Pawon.
    9. Kerajaan Medang
    10. Sebelumnya sudah dijelaskan bahwa Mpu Sindok memindahkan ibukota kerajaan Mataram dari Jawa Tengah ke Jawa Timur. Ibu kotanya terletak di dekat Jombang di tepi Sungai Brantas. Selanjutnya, Mpu Sindok ini mendirikan dinasti baru yang bernama dinasti Isyana menggantikan dinasti Syailendra. Sumber sejarah yang berkenaan dengan kerajaan Medang di Jawa Timur antara lain Prasasti Pucangan, Prasasti Anjukladang dan Pradah, Prasasti Limus, Prasasti Sirahketing, Prasasti Wurara, Prasasti Semangaka, Prasasti Silet, Prasasti Turun Hyang, dan Prasasti Gandhakuti. Sumber yang lain adalah berita dari India dan Cina.
      Pendiri Kerajaan Mataram (di Jawa Timur) adalah Mpu Sindok sekaligus sebagai raja pertama dengan gelar Sri Maharaja Rakai Hino Sri Isana Wikrama Dharmatunggadewa. Mpu Sindok memerintah tahun 929-948 M.Setelah Mpu Sindok meninggal, ia digantikan oleh anak perempuannya bernama Sri Isyanatunggawijaya. Ia menikah dengan Sri Lokapala dan dikaruniai seorang putra yang bernama Sri Makutawang Swardhana yang kemudian naik tahta menggantikan ibunya.
      Sri Makutawang Swardhana digantikan oleh Sri Dharmawangsa Teguh Anantawikrama. Berdasarkan berita dari Cina, disebutkan bahwa Dharmawangsa pada tahun 990 M mengadakan serangan ke Sriwijaya sebagai upaya mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya akan tetapi upaya ini mengalami kegagalan.
      Pada tahun 1016, Raja Wurawari menyerang Dharmawangsa. Diduga penyerangan ini terjadi atas dorongan kerajaan Sriwijaya. Serangan ini terjadi pada saat Dharmawangsa sedang melaksanakan perkawinan antara puterinya dengan Airlangga, putra Raja Udayana dari Bali. Peristiwa ini menewaskan seluruh keluarga raja termasuk Dharmawangsa sendiri. Hanya Airlangga yang berhasil menyelamatkan diri.Bersama seorang pengikutnya yang bernama Norotama, Airlangga bersembunyi di Wonogiri (hutan gunung) dan hidup sebagai seorang pertapa.
      Sumber:http://3.bp.blogspot.com
      Gambar 4.35. PatungRaja Airlangga berbentukpatung dewa Wisnu sedangmenunggang garuda
      Pada tahun 1019, Airlangga dinobatkan menjadi raja menggantikan Dhamawangsa oleh para pendeta Buddha.Ia segera mengadakan pemulihan hubungan baik dengan Sriwijaya. Airlangga membantu Sriwijaya ketika diserang Raja Colamandala dari India Selatan. Selanjutnya tahun 1037, Airlangga berhasil mempersatukan kembali daerah-daerah yang pernah dikuasai oleh Dharmawangsa. Airlangga juga memindahkan ibukota kerajaannya dari Daha ke Kahuripan.
      Pada tahun 1042, Airlangga menyerahkan kekuasaanya pada putrinya yang bernama Sangrama Wijaya Tunggadewi. Namun, putrinya itu menolak dan memilih untuk menjadi seorang petapa dengan nama Ratu Giriputri. Selanjutnya Airlangga memerintahkan Mpu Bharada untuk membagi dua kerajaan, yaitu Panjalu dengan ibu kota Daha dan Jenggala yang ber ibukota di Kahuripan. Hal itu dilakukan untuk mencegah terjadinya perang saudara di antara kedua putranya yang lahir dari selir.
      Kehidupan ekonomi kerajaan Medang banyak bergantung kepada pelayaran dan perdagangan. Kerajaan Sriwijaya menjadi saingan berat bagi kerajaan Medang karena waktu itu Sriwijaya menguasai jalur perdagangan laut India - Indonesia - Cina. Hal inilah yang menyebabkan Raja Dharmawangsa berusaha mematahkan monopoli perdagangan Sriwijaya. Selanjutnya pada masa pemerintahan Airlangga, pelabuhan Hujung Galuh di Muara Kali Brantas diperbaiki.Pelabuhan Hujung Galuh kemudian menjadi Bandar perdagangan yang ramai.Banyak pedagang asing singgah di kedua pelabuhan itu, seperti pedagang dari India, Burma, Kamboja, dan Champa.Selain itu, dibangun pula bendungan Waringin Sapta.Bendungan ini berguna untuk mengairi sawah-sawah penduduk dan mencegah luapan kali brantas yang mengganggu aktivitas perdagangan.
      Bidang sastra juga mendapat perhatian.Pada masa pemerintahan Dharmawangsa kitab Mahabarata disadur dalam bahasa Jawa Kuno. Selanjutnya pada masa pemerintahan Airlangga, Mpu Kanwa menggubah kitab Arjunawihaha.
    11. Kerajaan Kediri
    12. Sumber: http://4.bp.blogspot.com
      Gambar 4.36. Peta kerajaan Medang setelah dibagi menjadi Janggala dan Panjalu
      Setelah dibagi menjadi Janggala dan Panjalu Munculnya Kerajaan Kediri berawal dari pembagian kerajaan oleh Airlangga menjadi Janggala dan Panjalu (Kediri). Kedua kerajaan ini dibatasi oleh Kali Brantas. Tujuan Airlangga membagi kerajaan adalah untuk mencegah perpecahan antara kedua putranya.Akan tetapi upaya tersebut mengalami kegagalan.Setelah Airlangga wafat pada tahun 1049 M, terjadi perang antara Janggala dan Panjalu (Kediri). Perang ini berakhir dengan kekalahan Janggala. Kerajaan kembali dipersatukan di bawah kekuasaan Panjalu (Kediri).
      Sumber sejarah kerajaan Kediri antara lain prasasti Padlegan, prasasti Panumbangan, prasasti Hantang atau Ngantang, prasasti Talan dan Prasasti Desa Jepun.Raja-raja yang memerintah di Kediri antara lain Jayawarsa, Jayabaya, Sarwewara, Gandara, Kameswara dan Kertajaya. Pada masa Jayabaya kerajaan Kediri mencapai puncak kejayaan.Awal masa pemerintahan Jayabaya, kekacauan akibat pertentangan dengan Janggala terus berlangsung.Baru pada tahun 1135 M Jayabaya berhasil memadamkan kekacauan itu.Sebagai bukti, adanya prasasti Hantang yang memuat tulisan panjalu jayati, artinya panjalu menang.Hal itu untuk mengenang kemenangan Panjalu atas Jenggala.Setelah itu, Jayabaya mulai menata dan mengembangkan kerajaannya.
      Kehidupan ekonomi kerajaan Kediri bersumber dari usaha pertanian, pelayaran dan perdagangan. Hasil utama pertanian masyarakat Kediri adalah beras. Pelayaran dan perdagangan juga berkembang, hal ini ditopang oleh armada laut Kediri yang cukup tangguh.Dalam perdagangan benda-benda yang diperdagangkan antara lain adalah emas, perak, gading, kayu cendana, dan hasil bumi lainnya.
      Perkembangan seni pada masa kerajaan Kediri ditandai dengan ditulisnya beberapa kitab sastra. Kitab-kitab tersebut antara lain Kitab Baratayuda, Kitab Kresnayana, Kitab Smaradahana, dan Kitab Lubdaka.
      Kekuasaan Kediri berakhir pada masa Kertajaya.Pada masa pemerintahannya, terjadipertentangan antara raja dan kaum brahmanakarena Kertajaya berlaku sombong dan berani melanggar adat. Para Brahmana kemudian mencari perlindungan kepada Ken Arok yang merupakan penguasadi Tumapel.Pada tahun 1222 M, Ken Arok dengan dukungan kaum Brahmana menyerang Kediri.Kediri dapat dikalahkan oleh KenArok.
    13. Kerajaan Singhasari
    14. Sumber: http://2.bp.blogspot.com
      Gambar 4.37. Peta kerajaan Singhasari
      Kerajaan Singhasari atau sering pula ditulis Singhasari atau Singosari, adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang didirikan oleh Ken Arok pada tahun 1222 M. Sumber sejarah Kerajaan Singhasari antara lain diperoleh dari Kitab Pararaton, Kitab Negara Kertagama dan beberapa prasasti, seperti Prasasti Balawi, Maribong, Kusmala, dan Mula-Malurung.
      Menurut Pararaton, Tumapel semula hanya sebuah daerah bawahan Kerajaan Kediri. Tumapel dikuasai oleh seorang akuwu bernama Tunggul Ametung. Kemudian Tunggul Ametung digulingkan dari kekuasaannya oleh Ken Arok yang merupakan bawahan Tunggul Ametung. Ken Arok menjadi akuwu baru. Pada saat Ken Arok menguasai Tumapel, di kerajaan Kediri terjadi perselisihan antara Raja Kertajaya dan para Brahmana. Para Brahmana melarikan diri ke Tumapel. Mereka meminta perlindungan kepada Ken Arok. Atas dukungan para Brahmana, Ken Arok melakukan serangan ke Kediri. Perang melawan Kediri meletus di desa Ganter dan Kediri berhasil dikalahkan. Setelah Kediri berhasil dikalahkan, Ken Arok mendirikan kerajaan Singhasari dan menjadi raja pertama dengan gelar Sri Ranggah Rajasa Sang Amurwabumi.
      Kerajaan Singhasari mencapai puncak kejayaannya pada masa pemerintahan Kertanegara. Ia bercita-cita meluaskan kekuasaannya meliputi seluruh wilayah Nusantara. Kertanegara berhasil memperluas kekuasaan ke beberapa daerah diantaranya Bali, Kalimantan Barat Daya, Maluku, Sunda, dan Pahang. Pada tahun 1275 M Raja Kertanegara mengirimkan tentaranya ke Melayu atau yang dikenal dengan Ekspedisi Pamalayu. Selain untuk menggoyahkan kerajaan Sriwijaya, ekspedisi ini juga bertujuan untuk menahan serbuan tentara Mongol di bawah pimpinan Kaisar Kubilai Khan yang sedang melakukan perluasan wilayah di Asia Tenggara.
      Beberapa kali utusan Kaisar Kubilai Khan datang ke Singhasari menuntut agar Kertanegara mengakui kedaulatan Kubilai Khan di Cina. Tuntutan tersebut ditolak oleh Kertanegara dengan tegas.Kemudian Kubhilai Khan mengirim armada Mongol ke Pulau Jawa untuk menaklukkan Kertanegara. Sebagai persiapan untuk menghadapi serangan tentara Mongol, Kertanegara mengirimkan bala tentaranya ke luar Jawa. Perang ini tidak terjadi karena Kertanegara telah meninggal pada tahun 1292 M akibat serangan dari Jayakatwang (keturunan Raja Kediri).
      Kehidupan ekonomi Kerajaan Singhasari bersumber dari pertanian dan perdagangan. Wilayah Singhasari terletak di daerah pedalaman dan dialiri dua sungai besar, yaitu Bengawan Solo dan Kali Brantas. Selain dimanfaatkan untuk pertanian, kedua sungai ini juga dimanfaatkan sebagai sarana lalu lintas pelayaran dan pedagangan. Pada masa pemerintahan Kertanegara, perdagangan mendapat perhatian yang cukup besar. Hal ini tampak dari upaya Kertanagera untuk menggeser kedudukan Siwijaya sebagai penguasa perdagangan di Selat Malaka. Upaya tersebut diwujudkan dengan melaksanakan Ekspedisi Pamalayu.
    15. Kerajaan Majapahit
    16. Sumber: http://1.bp.blogspot.com/
      Gambar 4.37. Peta kerajaan Majapahit
      Majapahit adalah sebuah kerajaan di Jawa Timur yang berdiri dari sekitar tahun 1293 M. Kerajaan Majapahit dianggap sebagai kerajaan Hindu-Buddha yang terbesar dalam sejarah Indonesia. Sumber sejarah kerajaan Majapahit diantaranya diperoleh dari Kitab Pararaton, Kitab Sutasoma, dan kitab Negarakertagama.Selain itu ada pula beberapa prasasti, diantaranya Prasasti Gunung Butak, Prasasti Kudadu, Prasasti Blambangan, dan Prasasti Langgaran.
      Munculnya Kerajaan Majapahit erat hubungannya dengan keruntuhan Kerajaan Singhasari.Ketika Singhasari diserang oleh Jayakatwang, Raden Wijaya yang merupakan menantu Kertanegara berhasil meloloskan diri.Ia mendapat pertolongan dari bupati Sumenep bernama AryaWiraraja.Berkat pertolongannya, Raden Wijaya mendapat pengampunan dari Jayakatwang dan diberi tanah di hutan Tarik dekat Mojokerto. Daerah tersebut kemudian diberi nama Majapahit.
      Raden Wijaya kemudian menyusun kekuatan untuk menyerang balik Jayakatwang.Saat Ia melakukan persiapan untuk menyerang Jayakatwang, tentara Mongol tiba di Pulau Jawa. Mereka dikirim oleh Kaisar Kublai Khan untuk menaklukkan Kertanegara. Tentara Mongol menyangka Kertanegara masih berkuasa di Singhasari.Mereka tidak mengetahui bahwa Kertanegara telah wafat dan kerajaannya jatuh ke tangan Jayakatwang.
      Kedatangan tentara Mongol dimanfaatkan oleh Raden Wijaya.Ia segera bergabung dengan tentara Mongol untuk menyerang Jayakatwang. Dengan mudah, tentara Mongol beserta pasukan Raden Wijaya mengalahkan Jayakatwang.Setelah berhasil mengalahkan Jayakatwang, tentara Mongol berpesta merayakan kemenangannya.Ketika tentara Mongol lengah, Raden Wijaya berbalik menyerang mereka.Pasukan Mongol hancur dan sisanya pulang ke negerinya. Keberhasilan mengalahkan Jayakatwang dan menghancurkan tentara Mongol menghantarkan Raden Wijaya menjadi pengusa di Jawa Timur.Ia mendirikan kerajaan Majapahit dan menjadi raja dengan gelar Kertarajasa Jayawardhana.
      Kerajaan Majapahit mencapai puncak kejayaan pada masa Hayam Wuruk yang memerintah tahun 1350 – 1389 M. Pemerintahan Hayam Wuruk dibantu oleh Gajah Mada.Menurut kitab Nagara kertagama, daerah kekuasaan Majapahit meliputi Sumatera, Semenanjung Malaya, Kalimantan, Sulawesi, kepulauan Nusa Tenggara, Maluku, Papua, Tumasik (Singapura) dan sebagian kepulauan Filipina. Majapahit juga memiliki hubungan dengan Campa, Kamboja, Siam, Birma bagian selatan, dan Vietnam, dan bahkan mengirim duta-dutanya ke Tiongkok.
      Kejayaan Majapahit tidak hanya dalam hal pemerintahan.Dalam bidang ekonomi, Majapahit berkembang menjadi negara agraris dan negara maritim. Sebagai negara agraris, Majapahit terletak di daerah pedalaman dan dekat dengan aliran sungai sangat cocok untuk pertanian. Hasil utamanya adalah beras.Untuk meningkatkan pertanian, dilakukan pembuatan saluran pengairan, bendungan, dan pemanfaatan lahan pertanian secara bergiliran. Hal inimaksudnya agar tanah tetap subur dan tidak kehabisan lahan pertanian. Sebagai negara maritim, Majapahit memiliki armada laut yang kuat sehingga mampu mengawasi seluruh perairan di Nusantara. Sejumlah pelabuhan di pantai utara Pulau Jawa merupakan tempat yang strategis di tengah jalur perdagangan menuju Kepulauan Maluku yang menghasilkan rempah-rempah.Majapahit menjadikan pelabuhan-pelabuhan tersebut sebagai pusat perdagangan. Beberapa kota pelabuhan yang penting pada zaman Majapahit, antara lain Canggu, Surabaya, Gresik, Sedayu, dan Tuban. Pada waktu itu banyak pedagang dari luar seperti dari Cina India, dan Siam.
      Pada masa kerajaan Majapahit, bidang sastra mengalami kemajuan.Karya sastra yang terkenal adalah Kitab Negarakertagama. Selain kitab sastra, Negarakertagama juga merupakan sumber sejarah Majapahit. Kitab lain yang terkenal adalah Sutasoma.Kitab Sutasoma memuat kata-katayang sekarang menjadi semboyan negara Indonesia, yakni Bhinneka Tunggal Ika. Bidang seni bangunan juga berkembang. Banyak bangunan candi telah dibuat. Misalnya Candi Penataran dan Sawentar di daerah Blitar, Candi Tigawangidan Surawana di dekat Pare, Kediri, serta Candi Tikus di Trowulan.
      Kejayaan Majapahit mulai mengalami kemunduran setelah pemerintahan Hayam Wuruk berakhir. Raja-raja yang berkuasa tidak mampu mengembalikan kejayaan Majapahit, Di samping itu, terjadinya perang saudara yang dikenal dengan Perang Paragreg pada tahun 1401-1406 M menyebabkan kekuatan Majapahit melemah. Unsur lain yang menyebabkan semakin mundurnya kerajaan Majapahit adalah meluasnya pengaruh Islam pada saat itu. Kerajaan Majapahit akhirnya runtuh setelah mendapat serangan pasukan Demak di bawah pimpinan Adipati Unus.
      Aktivitas Individu
      1. Pilihlah satu tokoh terkenal dari kerajaan Mataram Kuno, Medang, Kediri, Singhasari, atau Majapahit!
      2. Upayakan tokoh pilihanmu tidak sama dengan pilihan temanmu!
      3. Tulis cerita singkat tentang tokoh pilihanmu!
      4. Kamu boleh memanfaatkan buku bacaan, artikel, majalah, atau internet sebagai sumber untuk menulis cerita!
        Nama Tokoh
        ................................................................
        ................................................................
        ................................................................
      5. Berdasarkan cerita yang kamu tulis, nilai luhur apa yang dapat kamu petik dari tokoh yang kamu pilih?
      6. Kumpulkan hasil karyamu kepada guru untuk dinilai!


  7. PENINGGALAN-PENINGGALAN HINDU-BUDHA DI INDONESIA
  8. Sumber: https://.ssl.cf6.rackcdn.com/2015/09/Candi-Borobudur-Jawa-tengah.jpg
    Gambar 4.38. Borubudur
    Sumber: http://indonesiaexplorer.net/wp-content/uploads/2013/03/Candi-Prambanan.jpg Gambar 4.39. Candi Prambanan
    Perhatikan gambar di atas! Borobudur dan Candi Prambanan merupakan peninggalan masa Hindu-Buddha di Jawa Tengah. Candi ini dibangun pada masa kerajaan Mataram Kuno dan masih bertahan hingga saat ini.Selain dua candi ini, masih banyak peninggalan-peninggalan lainnya.Apa saja peninggalan-peninggalan tersebut? Mari menemukan jawaban melalui kegiatan kelompok ini.
    Aktivitas Individu
    1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang!
    2. Bersama kelompok, carilah 10 buah peninggalan dari masa Hindu- Buddha di Indonesia!
    3. Kamu dapat mengunakan buku, majalah, koran, atau internet sebagai sumber informasi.
    4. Beri gambar dan tulis keterangan tentang peniggalan tersebut!
      No Peningalan Gambar Keterangan
      1
      2
      3
      4
    5. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!

    Sudahkah kamu mengerjakan aktivitas kelompok?Jika sudah, tentu kamu mengetahui peninggalan-peninggalan masa Hindu-Buddha di Indonesia. Untuk memperdalam pengetahuanmu tentang peninggalan-peninggalan tersebut, pelajari uraian di bawah ini. Banyaknya jumlah kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha di Indonesia mewariskan peninggalan sejarah yang banyak pula.Peninggalan-peninggalan itu antara lain adalah bangunan, patung/arca, relief, prasasti dan kitab-kitab.
    Sumber: http://1.bp.blogspot.com
    Gambar 4.40. Salah satu candi di kompleks Candi Gedong Songo
    1. Candi
    2. Bangunan candi dan stupa ada yang didirikan sebagai tempat pemujaan dan ada pula yang didirikan sebagai makam. Bangunan yang digunakan agama Hindu contohnya antara lain candi Prambanan, candi Sukuh, candi Canggal, candi Gedong Songo. Adapun bangunan yang digunakan agama Buddha contohnya antara lain Borobudur, Mendut, Sewu, dan Plaosan.
    3. Gapura
    4. Gambar 4.41. Gapura Wringin Lawang
      Gapura adalah bangunan berupa pintu gerbang. Gapura ada yang beratap dan berdaun pintu dan ada yang menyerupai candi terbelah dua. Gapura yang beratap disebut Paduraksa dan yang terbelah dua disebut Bentar. Contoh bangunan gapura diantaranya adalah Gapura Wringin Lawang di Trowulan peninggalan Kerajaan Majapahit.
    5. Petirtaan
    6. Petirtaan adalah pemandian suci di kalangan istana. Misalnya, petirtaan Tirtha Empul dan Jolotondo.
    7. Patung/Arca
    8. Sumber: http://luk.staff.ugm.ac.id/candi/Singasari/487px-Prajnaparamita_Java_Front.JPG
      Gambar 4.42. Patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Prajnaparamita
      Bentuk patung Hindu tidak sama dengan bentuk patung Buddha. Patung Hindu umumnya berbentuk dewa-dewi, tokoh, dan makhluk mistik. Misalnya, patung Raja Airlangga berbentuk patung dewa Wisnu sedang menunggang garuda, dan patung Ken Dedes dalam wujud Dewi Prajnaparamita.Adapun patung Buddha, bentuknya mewujudkan Sang Buddha Gautama sendiri.Patung Buddha tampil dalam berbagai posisi. Misalnya, sikap dhyana-mudra yaitu sikap tangan sedang bersemadi atau sikap wara-mudra yaitu sikap tangan sedang memberi anugerah.
    9. Relief
    10. Relief adalah seni pahat pada dinding suatu bangunan atau candi.Relief itu melukiskan suatu cerita.Contohnya adalah cerita Ramayana yang dipahat pada dinding candi Prambanan.
    11. Prasasti
    12. Sumber: https://upload.wikimedia.org
      Gambar 4.43.Prasasti Ciaruteun
      Prasasti merupakan tulisan pada batu yang memuat berbagai informasi tentang sejarah, dan peringatan atau catatan suatu peristiwa. Misalnya, Prasasti Canggal, Prasasti Ciaruteun, Prasasti Talang Tuo, dan Prasati Kota Kapur, dan lainnya.
    13. Kitab
    14. Kitab merupakan karangan berupa kisah, catatan, laporan tentang suatu peristiwa atau sejarah.Isi kitab tidak berupa kalimat langung melainkan rangkaian puisi indah dalam sejumlah bait.Ungkapan dalam bentuk puisi ini biasa disebut kakawin.Kitab-kitab peninggalan masa Hindu-Buddha antara lain adalah Kakawin Bharatayuda karya Mpu Sedah dan Mpu Panuluh, Kitab Negara Kertagama karya Mpu Prapanca, dan Sutasoma karya Mpu Prapanca.
      Bentuk lain peninggalan masa Hindu-Buddha adalah pertunjukan wayang dan upacara keagamaan yang masih dapat kita saksikan hingga saat ini. Pertunjukan Wayang merupakan perpaduan dari seni pertunjukan, seni musik, seni peran, seni sastra, dan seni rupa. Pertunjukan Wayang biasanya diiringi oleh alunan gamelan. Dalang menjadi tokoh kunci dalam pertunjukan wayang.
      Dalang berperan dalam menentukan jalan cerita, memerankan tokoh-tokoh, dan mengatur seluruh pertunjukan. Adapun upacara keagamaan contohnya adalah Ngaben dan Kesodo.Ngaben merupakan upacara pembakaran jenazah padamasyarakat Hindu di Bali. Kesodo adalah upacara yang dilakukan oleh masyarakat Hindu di Tengger, Jawa Timur. Kesodo merupakan upacara mempersembahkan sesaji ke kawah Gunung Bromo.

    C. KEHIDUPAN MASYARAKAT PADA MASA ISLAM

    Sumber: http://2.bp.blogspot.com
    Gambar 4.44.Jalur perdagangan laut para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia
    Amati baik-baik gambar 4.44. Gambar diatas menunjukkan jalur perdagangan laut para pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat ke Indonesia.Apa pengaruh hubungan dagang ini terhadap masyarakat di Indonesia?
    Ketika perdagangan di sekitar Selat Malaka dan daerah lainnya di kepulauan Indonesia semakin maju, pedagang-pedagang dari Arab, Persia, dan Gujarat turut meramaikan kegiatan tersebut. Kapal-kapal dagang dari Arab, Persia, dan Gujarat mulai menyinggahi beberapa tempat di pesisir Sumatra sejak abad ke-7 Masehi.Melalui hubungan dagang, para pedagang memperkenalkan ajaran dan nilai-nilai Islam kepada masyarakat di Indonesia. Selain pedagang, para mubaligh dan ulama juga turut serta memperkenalkan ajaran Islam. Hasilnya, terbentuklah sejumlah pemukiman muslim di berbagai daerah seperti Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Maluku.
    Pada abad ke-13 Masehi, mulai berdiri kerajaan-kerajaan Islam di Indonesia. Kerajaan-kerajaan tersebut lahir sebagai suatu kekuatan politik, ekonomi, dan budaya yang baru setelah berakhirnya masa kerajaan-kerajaan Hindu Buddha di Indonesia. Bagaimanakah perkembangan masyarakat Indonesia pada masa Islam? Mari, kita pelajari bersama.
    1. MASUKNYA ISLAM KE INDOESIA
    2. Tahukah kamu kapan pertama kali Islam masuk ke Indonesia dan dari mana tempat asalnya?Untuk menjawab pertanyaan itu, kita perlu mengkaji pendapat para ahli mengenai hal tersebut.ada beberapa pendapat yang menjelaskan waktu masuknya Islam dan tempat asalnya. Pendapat-pendapat itu antara lain adalah sebagai berikut.
      1. Pendapat pertama menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia pada abad ke-7 Masehi. Buya Hamka (Haji Abdul Malik Karim Amrullah) mengatakan bahwa Islam berasal dari tanah kelahirannya, yaitu Arab atau Mesir. Proses ini berlangsung pada abad-abad pertama Hijriyah atau abad ke-7 Masehi. Hal ini berdasarkan bukti bahwa bangsa Indonesia sejak awal telah menganut mazhab Syafi’i yang sama dengan mazhab yang dianut di Mekkah. Senada dengan pendapat Hamka, teori yang mengatakan bahwa Islam berasal dari Mekkah dikemukakan oleh Anthony H.Johns. Menurutnya,proses Islamisasi dilakukan oleh para musafir (kaum pengembara) yang datang ke kepulauan Indonesia. Bukti lain tentang masuknya Islam pada abad ke-7 Masehi adalah catatan dari Dinasti Tang yang berjudul Hsin-tangshu (Sejarah Dinasti Tang) menyebutkan bahwa pada 674 M telah ada pemukiman pedagang Arab di Polu-shih (Barus, Pantai Barat Sumatra).

      2. Pendapat kedua dikemukakan oleh Hoesein Djajadiningrat. Ia mengatakan bahwa Islam yang masuk ke Indonesia berasal dari Persia. Pendapatnya didasarkan pada kesamaan budaya dan tradisi yang berkembang antara masyarakat Persia dan Indonesia. Tradisi tersebut antara lain adalah perayaan 10 Muharram atau Asyuro sebagai hari suci kaum Syiah atas kematian Husein bin Ali, seperti yang berkembang dalam tradisi Tabot di Pariaman, Sumatra Barat dan Bengkulu.

      3. Pendapat ketiga bahwa Islam masuk ke kepulauan Indonesia berasal dari Gujarat sekitar abad ke-13 Masehi. Menurut Snouck Hurgronje para penyebar Islam di Indonesia berasal dari Gujarat (India). Pendapat senada dikemukan oleh Mouquette (Ilmuwan Belanda) yang menyatakan bahwa Islam masuk ke Indonesia sekitar abad ke-13-14 Masehi. Penentuan waktu itu berdasarkan tulisan pada batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 698 H atau 1297 M. Mouquette melihat ada kesamaan batu nisan Malik al-Saleh dengan batu nisan yang ada di Cambay, Gujarat. Bukti lain tentang masuknya Islam pada abad ke-13 M adalah catatan Marcopolo (pedagang Venesia) yang singgah di Sumatera dalam perjalanan pulangnya dari Cina pada tahun 1292. Di sana disebutkan bahwa Perlak merupakan kota Islam.
      Aktivitas Kelompok
      1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang!
      2. Amatilah pendapat-pendapat mengenai masuknya Islam ke Indonesia!
      3. Diskusikan dengan temanmu, teori mana yang menurut pendapatmu paling kuat terkait dengan masuknya Islam ke Indonesia? Beri penjelasannya!
      4. Tulis hasil diskusi pada kolom di bawah!
        .........................................................
        .........................................................
        .........................................................
      5. Presentasikan hasil diskusimu di depan kelas!
      Berdasarkan beberapa pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa Islam yang datang pada abad ke-7 M berasal dari Arab. Sedangkan Islam yang datang pada abad ke-13 Masehi berasal dari Gujarat.Atau, dapat pula disimpulkan bahwa Islam masuk ke Indonesia secara perlahan-lahan yang dimulai pada abad ke-7 Masehi dan mendapatkan bentuknya secara politik pada abad ke-13 Masehi.

    3. PERSEBARAN ISLAM DI INDONESIA
    4. Setelah mengetahui kapan dan dari mana Islam datang ke Indonesia, selanjutnya marilah kita mempelajari persebaran Islam di Indonesia.supaya kamu mendapatkan gambaran mengenai persebaran Islam di Indonesia, kerjakanlah tugas berikut!
      Aktivitas Individu
      1. Amatilah gambar 4.45
      2. Gambar
        Sumber: Atlas Sejarah dan Dunia, 1996 Gambar 4.45.Peta persebaran Isam di Indonesia
      3. Berdasarkan pengamatanmu, bagaimanakah proses penyebaran Islam belangsung?
      4. Tulis jawaban pada tempat yang disediakan
        .........................................................
        .........................................................
        .........................................................
      Persebaran Islam di Indonesia terjadi secara bertahap.Daerah yang pertama mendapat pengaruh Islam adalah daerah Indonesia bagian Barat. Daerah ini merupakan jalur perdagangan internasional sehingga pengaruh Islam dapat dengan cepat tumbuh di sana.Di daerah ini berkembang beberapa pusat kerajaan Islam seperti Samudera Pasai danAceh.Dari sini kemudian Islam menyebar ke kota-kota pelabuhan yang ada di Indonesia seperti Banten, Jepara, Gresik, Tuban, Makassar, serta Ternate dan Tidore. Bagaimanakah cara persebaran Islam ke berbagai tempat di Kepulauan Indonesia?Ada beberapa cara yang dilakukan dalam menyebarkan Islam di Indonesia. Cara-cara tersebut antara lain adalah sebagai berikut.
      1. Perdagangan
      2. Kondisi geografis sebagai jalur pelayaran dan perdagangan membuat wilayah Kepulauan Indonesia menjadi daerah pertemuan para pedagang yang tidak hanya orang-orang lokal, tetapi juga bangsa lain seperti Arab, Persia, Cina, dan India.Mereka berdagang sambil juga menyebarkan agama Islam. Para pedagang tersebut biasanya bermukim atau bertempat tinggal sementara di daerah-daerah sekitar pelabuhan.Hal ini disebabkan mereka harus menunggu perubahan angin pada bulan-bulan tertentu yang memungkinkan mereka kembali ke negeri asalnya.Pada saat bermukim sementara inilah kemudian mereka menyebarkan agama Islam.
      3. Pernikahan
      4. Selain perdagangan, penyebaran Islam dilakukan melalui pernikahan. Para pedagang muslim yang menetap di sekitar pelabuhan banyak yang melakukan pernikahan dengan penduduk setempat. Dari pernikahan ini terbentuklah ikatan kekerabatan yang besar antara pihak laki-laki dan keluarga pihak wanita.
        Dalam babad dan hikayat, ditemukan cerita mengenai pernikahan antara seorang pedagang atau golongan Islam lainnya dengan anak bangsawan pribumi. Contohnyadapat kita temukan dalam Babad Tanah Jawi, tentang pernikahan puteri Campa dengan raja Brawijaya dan melahirkan seorang putera yang kelak menjadi raja Demak bernama Raden Patah.Demikian juga dalam Babad Cirebon disebutkan seorang ulama terkenal bernama Maulana Ishak yang berhasil menyembuhkan raja Blambangan, menikah dengan puteri Blambangan dan melahirkan putra bernama Raden Paku yang kemudian dikenal dengan sebutan Sunan Giri.
      5. Pendidikan
      6. Penyebaran Islam di Nusantara dilakukan juga melalui pendidikan.Para ulama dan guru-guru agama Islam mendirikan lembaga-lembaga pendidikan Islam.Lembaga pendidikan Islam yang dikenal pada waktu itu adalah Surau, Dayah, dan Pesantren.Di tempat-tempat inilah para ulama mendidik para santri tentang agama Islam.Bila telah selesai, para santri pulang ke kampung halamannya untuk berdakwah menyebarkan agama Islam kepada masyarakat sekelilingnya.Contoh pesantren pada masa dahulu pesantren yang dibangun oleh Sunan Ampel dekat Gresik, dan pesantren yang dibangun oleh Sunan Giri di Gresik.
      7. Kesenian
      8. Penyebaran Islam juga dilakukan melalui pertunjukan seni, seperti pertunjukan wayang kulit. Disebutkan dalam cerita tutur bahwa Sunan Kalijaga adalah seorang Dalang yang sangat mahir dan sangat disukai rakyat. Beliau secara perlahan-lahan memasukan unsur-unsur agama Islam dalam cerita dan pertunjukkan wayang sehingga akhirnya dapat menarik rakyat masuk agama Islam.


    5. PENGARUH ISLAM TERHADAP MASYARAKAT INDONESIA
    6. Masuknya pengaruh Islam ke Indonesia telah membawa perubahan dalam berbagai aspek kehidupan masyarakat di Indonesia. Perubahan-perubahan itu antara lain tampak dalam bidang-bidang berikut ini.
      1. Bidang Politik
      2. Sebelum Islam masuk Indonesia, sudah berkembang kerajaan-kerajaan Hindu-Buddha.Kerajaan-kerajaan tersebut kemudian mengalami kemunduran dan digantikan peranannya oleh kerajaan-kerajaan Islam.Pada masa Islam, konsep kerajaan berubah menjadi kesultanan. Dalam sistem kesultanan nilainilai Islam menjadi dasar dalam pengendalian kekuasaan.
      3. Bidang Sosial
      4. Pada masa Hindu-Buddha terjadi pembedaan yang tegas antar kelompok masyarakat, pembedaan ini disebut dengan sistem kasta.Sistem ini membedakan masyarakat menjadi golongan Brahmana, Ksatria, Waisya dan Sudra.Setelah Islam masuk, sistem kasta menjadi pudar karena ajaran Islam tidak menerapkan sistem kasta.Meskipun demikian, pada masa Islam masih terdapat penggolongan kelompok masyarakat.Di Jawa misalnya,seorang ulama diberi gelar Kyai, sebuah gelar yang menunjukkan ketinggian derajat pada struktur sosial di masyarakat.Begitu pula dengan para penyebar agama Islam yang diberi gelar Sunan, gelar ini menujukkan status sosial yang tinggi.
      5. Bidang Agama
      6. Pada masa Islam, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam. Meskipun demikian, masih terdapat masyarakat yang menganut agama Hindu, Buddha, atau menganut kepercayaan terhadap roh halus. Hingga saat ini, sebagian besar masyarakat di Indonesia menganut agama Islam.
      7. Bidang Kebudayaan
      8. Berkembangnya kebudayaan Islam di Kepulauan Indonesia tidak serta merta menggantikan atau memusnahkan kebudayaan yang sudah ada. Kebudayaan Islam mengakomodasi kebudayaan yang sudah ada, tentunya dengan modifikasi dan penyesuaian agar tetap sesuai dengan ajaran Islam. Hal ini menyebabkan terjadinya akulturasi antara kebudayaan Islam dengan kebudayaan yang sudah ada. Hasil akulturasi tersebut antara lain sebagai berikut.
        1. Seni Bangunan
        2. Bentuk bangunan masjid kuno memiliki unsur kemiripan dengan kebudayaan Hindu-Buddha.Kemiripan ini terlihat pada hal-hal berikut.
          • Atap Tumpang
          • Sumber: https://kapurwakan.files.wordpress.com
            Gambar 4.46. Mesjid Demak
            Atap tumpang merupakan atap yang bersusun semakin ke atas semakin kecil, tingkat yang paling atas berbentuk limas. Jumlah tumpang itu selalu ganjil, biasanya 3 sampai 5 tingkat. Atap tumpang serupa dengan arsitektur Hindu. Atap tumpang sampai saat ini masih banyak kita temukan di Bali. Namanya meru, dan khusus digunakan sebagai atap bangunan-bangunan suci di dalam pura. Contoh masjid yang menggunakan atap tumpang adalah Masjid Demak dan Masjid Banten.
          • Menara
          • Sumber: http://abiummi.com
            Gambar 4.47. Menara masjid Kudus
            Menara merupakan bagian bangunan masjid yang berfungsi untuk mengumandangkan adzan ketika waktu shalat telah tiba. Pada masjid Kudus bentuk menara mirip sekali dengan bentuk bangunan Candi Jawa Timur yang telah diubah dan disesuaikan penggunaannya dan diberi atap tumpang.
          • Makam
          • Pembangunan makam bagi sebagian umat Islam di Indonesia dianggap sebagai bentuk penghormatan kepada orang yang telah meninggal. Di Indonesia banyak ditemukan makan yang terletak di bukit atau dataran tinggi.Misalnya makam Sunan Gunung Jati di gunung Sembung atau kompleks pemakaman raja-raja Mataram di Imogiri. Makam-makam yang terletak di tempat-tempat tinggi atau di atas bukit masih menunjukkan kesinambungan tradisi yang mengandung unsur kepercayaan kepada roh nenek moyang dan merupakan bentuk perwujudan pendirian punden berundak megalithik.
        3. Seni Ukir
        4. Seni ukir yang berkembang pada masa Islam merupakan modifikasi dari masa sebelumnya.Dalam ajaran Islam ada larangan untuk membuat patung atau melukis makhluk hidup apalagi dalam bentuk manusia. Meskipun demikian, seni ukir terus berkembang dengan menggunakan ragam hias yang terdiri dari pola-pola daun-daunan, bunga-bungaan (teratai), bukit-bukit karang, pemandangan, dan garis-garis geometri. Ragam hias ini kemudian ditambah dengan ragam hias huruf arab (kaligrafi) yang kerap kali digunakan untuk menyamarkan lukisan makhluk hidup.
      Aktivitas Kelompok
      1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang!
      2. Bersama kelompok, cermatilah uraian materi tentang kehidupan masyarakat Indonesia pada masa Islam!
      3. TTemukanlah kesinambungan sejarah antara masa Hindu-Buddha dengan masa Islam
      4. Tulis kesinambungan tersebut beserta penjelasannya!
      5. Kumpulkan dan presentasikan di depan kelas!
    7. KERAJAAN-KERAJAAN ISLAM DI INDONESIA
    8. Kerajaan-kerajaan Islam dikenal dengan sebutan kesultanan dan rajanya disebut sultan.Kesultanan Islam di Indonesia diperkirakan mulai lahir sejak abad ke-13 M. Berikut ini akan dibahas beberapa kesultanan Islam yang ada di Indonesia.
      1. Kesultanan Samudera Pasai
      2. Kesultanan Samudera Pasai berdiri antara tahun 1270 – 1275 M. Letaknya di sebelah utara Perlak di daerah Lhokseumawe (sekarang pantai timur Aceh) dan berbatasan langsung dengan Selat Malaka. Sultan yang pernah memerintah Samudera Pasai antara lainadalah Sultan Malik as-Shaleh, Sultan Malik at-Thahir, dan Sultan Mahmud Malik az-Zahir.
        Sumber sejarah Kesultanan Samudera Pasai antara lain diperoleh dari batu nisan Sultan Malik al-Saleh yang berangka tahun 696 H atau 1297 M, catatan Marcopolo (seorang pedagang dari Venesia) yang singgah di Perlak tahun 1292 M, dan catatan Ibnu Batutah (seorang penjelajah dari Maroko) yang pernah singgah di Samudera Pasai tahun 1345 dan 1346 M.
        Perekonomian masyarakat Samudera Pasai tergantung dari perdagangan. Letaknya yang berdekatan dengan Selat Malaka dimanfaatkan untuk kemajuan ekonomi.Banyak pedagang dari berbagai negara seperti Cina, Arab, Persia, Siam, Turki, Gujarat dan lainnya yang berlabuh di pelabuhanSamudera Pasai. Untuk itu, Samudera Pasai berusaha menyiapkan bandar-bandar sebagai pusat perdagangan. Kapal-kapal yang singgah dan melakukan bongkar muat, harusmembayar pajak. Adapun barang yang diperdagangkan adalah lada, sutra, dan kapur barus.
        Dalam bidang keagamaan, Ibnu Batutah menyebutkan bahwa Kesultanan Samudera Pasai dikunjungi oleh ulama dari Persia, Syiria dan Isfahan. Ia juga menyebutkan bahwa sultan Samudera Pasai sangat taat beragama dan menganut mazhab Syafi’i. Selain itu, Marcopolo menyebutkan bahwa masyarakat di daerah Perlak sebagian besar telah beragama Islam. Kesultanan Samudera Pasai mempunyai peran penting dalam penyebaran Islam di Asia Tenggara. Hal ini tampak pada upaya Samudera Pasai dalam menyebarkan Islam ke Malaka dan Patani.
        Pada tahun 1521 M, Kesultanan Samudera Pasai dikuasai oleh Portugis, kemudian pada tahun 1524 M dikuasai oleh Sultan Ali Mughayat Syah dari Kesultanan Aceh Darussalam. Sejak itu Samudra Pasai berada di bawah kekuasaan Kesultanan Aceh Darussalam.
      3. Kesultanan Aceh Darussalam
      4. Sumber: http://id.static.z-dn.net/files/d6d/c9f6bd08d64e6dc549d8e0591ac45a0c.png
        Gambar 4.48.Peta wilayah kesultanan Aceh
        Kesultanan Aceh didirikan pada tahun 1513 M oleh Sultan Ali Mughayat Syah. Berdasarkan berita Portugis, Kesultanan Aceh Darussalam di bawah pimpinan Sultan Ali Mughayat Syah berhasil memasukkan kerajaan Daya ke dalam kekuasaan Aceh Darussalam pada tahun 1520 M. Kemudian Pedir dan Samudera Pasai ditaklukkan pada tahun 1524 M. Kesultanan Aceh Darussalam menyerang kapal Portugis di bawah komandan Simao de Souza Galvao di Bandar Aceh. Pada Tahun 1529 M kerajaan Aceh mengadakan persiapan untuk menyerang Portugis di Malaka, tetapi tidak jadi karena Sultan Ali Mughayat Syah wafat pada tahun 1530 M.
        Perkembangan kesultanan Aceh erat kaitannya dengan jatuhnya Malaka ke tangan Portugis. Sejak Malaka dikuasai Portugis, para pedagang Muslim menghindari Selat Malaka dan beralih menyusuri pesisir barat Sumatra, ke Selat Sunda, lalu terus ke timur Indonesia atau langsung ke Cina. Hal ini mendorong perekonomian masyarakat Aceh berkembang pesat dan menjadikan Aceh sebagai bandar transit lada dari Sumatra dan rempah-rempah dari Maluku. Untuk mempertahankan kedudukannya, Aceh membangun armada laut yang kuat dan menjalin hubungan dengan kesultanan Islam di Timur Tengah seperti, Turki Utsmani, Abessinia dan Mesir.
        Kesultanan Aceh mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda yang memerintah tahun 1607-1636 M. Kesultanan Aceh berhasil menguasai daerah-daerah di pesisir timur dan barat Sumatra, serta pesisir barat Semenanjung Melayu, seperti Johor dan Pahang. Pada tahun 1629 M, Sultan Iskandar Muda berupaya merebut Malaka dari Portugis. Namun upayanya gagal karena kekuatan Portugis lebih unggul.
        Sultan Iskandar digantikan oleh Sultan Iskandar Thani yang memerintah tahun 1636 – 1641 M. Pada masa pemerintahannya, kejayaan Kesultanan Aceh semakin meningkat.Namun, berbeda dengan pendahulunya,Sultan Iskandar Thani lebih mementingkan pengembangan di dalam negerinya.Pada masa ini bidang keagamaan berkembang yang didukung oleh kehadiran seorang ulama besar bernama Nuruddin ar-Raniri. Sepeninggal Sultan Iskandar Thani, Aceh lambat laun mulai mengalami kemunduran. Meskipun demikian, Kesultanan Aceh dapat bertahan sampai awal abad ke-20 M.
      5. Kesultanan Demak
      6. Sumber: https://mbahrogo.files.wordpress.com/2008/06/wilayah-kerajaan-demak.jpg
        Gambar 4.49. Peta wilayah kesultanan Demak
        Kesultanan ini didirikan sekitar abad ke-15 M oleh Raden Patah yang merupakan keturunan Raja Brawijaya V, raja terakhir dari kerajaan Majapahit. Awalnya Demak merupakan wilayah dari kerajaan Majapahit.Seiring dengan kemunduran Majapahit, Demak menjadi kawasan mandiri yang kemudian menjadi sebuah kesultanan.Wilayah-wilayah di pantai utara Jawa yang sudah menganut Islam berada di bawah pengaruh Demak.Pengaruh Kesultanan Demak kemudian meluas ke Sukadana (Kalimantan Selatan), Palembang, dan Jambi.
        Kehidupan ekonomi masyarakat Demak bersumber pada pertanian, perdagangan dan pelayaran. Pengalihan jalur perdagangan setelah jatuhnya Malaka ke tangan Portugis, membuat pelabuhan-pelabuhan di wilayah kesultanan Demak seperti Jepara, Tuban, Sedayu, dan Gresik berkembang menjadi pelabuhan transito (penghubung) dengan daerah-daerah penghasil rempah-rempah. Pada tahun 1512 M dan 1513 M, Demak mengirim pasukan dibawah pimpinan Adipati Yunus untuk membebaskan Malaka dari kekuasaan Portugis dan menguasai perdagangan di Selat Malaka. Namun upaya ini gagal karena kekuatan Portugis lebih unggul.
        Dalam bidang keagamaan, kesultanan Demak berperan sebagai pusat penyebaran agama Islam.Di Pulau Jawa, penyebaran Islam didukung oleh para wali yang dikenal dengan Wali Songo. Beberapa anggota Wali Songo berasal dari Demak, yaitu Sunan Kalijaga, Sunan Bonang, Sunan Kudus, dan Sunan Murya. Mereka berperan besar dalam penyebaran Islam di Jawa Tengah dan Jawa Timur. Kesultanan Demak juga berusaha menyebarkan Islam di luar Pulau Jawa seperti Maluku, dan Kalimantan. Penyebaran Islam di Maluku dilakukan oleh Sunan Giri. Adapun di Kalimantan, penyebaran Islam dilakukan oleh seorang penghulu yang bernama Tunggang Pararangan. Kesultanan Demak mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Trenggana. Pada masa pemerintahannya, kekuasaan Demak meliputi sebagian Jawa Barat, Jayakarta, Jawa Tengah dan sebagian Jawa Timur. Penaklukkan pesisir utara Jawa Barat dilakukan oleh Fatahillah yang turut merintis berdirinya kesultanan Banten dan Cirebon.
        Setelah Sultan Trenggana wafat, Kesultanan Demak mengalami kemunduran. Salah satu penyebabnyaadalah konflik dalam keluarga kesultanan yang memperebutkan tahta Demak.Konflik berakhir setelah Jaka Tingkir (Adipati Pajang sekaligus menantu Sultan Trenggono) meredam pemberontakan Aria Panangsang yang menginginkan tahta Demak.Jaka Tingkir kemudian memindahkan pusat pemerintahan Demak ke daerah Pajang.
      7. Kesultanan Banten
      8. Sumber: https://upload.wikimedia.org
        Gambar 4.50. Peta wilayah kesultanan Banten
        Sebelum menjadi sebuah kesultanan, Banten sudah berkembang menjadi kota pelabuhan penting di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda. Pada tahun 1526 M, Fatahillah dari kesultanan Demak berhasil merebut Banten dari kerajaan Sunda. Perebutan kekuasaan ini terjadi disebabkan oleh adanya kerjasama politik dan ekonomi antara kerajaan Sunda dan Portugis. Hal ini dianggap membahayakan kedudukaan kesultanan Demak setelah kegagalan Adipati Yunus mengusir Portugis dari Malaka. Fatahillah kemudian mendirikan benteng pertahanan yang bernama Surosowan yang kelak menjadi pusat pemerintahan kesultanan Banten.
        Selain membangun benteng pertahanan, Fatahillah juga mengembangkan Banten menjadi pusat perdagangan dan penyebaran agama Islam. Banten kemudian tumbuh menjadi kota perdagangan. Ketika kesultanan Demak mengalami kemunduran, Banten akhirnya melepaskan diri dari pengaruh kekuasaan Demak.
        Kesultanan Banten mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa tahun 1651-1682. Pada masa pemerintahannya, perekonomian Banten semakin berkembang. Pedagang-pedagang asing seperti, Arab, Gujarat, Persia, Turki, Cina, Jepang, dan Eropa berlabuh di Banten. Hal ini diketahui dari banyaknya temuan pecahan keramik dan benda-benda lainnya dari Cina, Jepang bahkan juga dari Eropa. Untuk mempertahankan kedudukan Banten sebagai salah satu pusat perdagangan, Sultan Ageng Tirtayasa bersikap tegas terhadap VOC Belanda. Ia tidak mau bekerjasama dan menolak kemauan VOC untuk menerapkan monopoli perdagangan.
        Kesultanan Banten mulai mengalami kemunduran sejak terjadi perselisihan antara Sultan Ageng Tirtayasa dengan puteranya Sultan Abu Nasr Abdul Kahar atau Sultan Haji. Sultan Haji cenderung mau berkompromi dengan VOC. Perbedaan sikap ini berubah menjadi perang saudara. Dengan bantuan VOC, Sultan Haji berhasil mengalahkan kekuasaan Sultan Ageng Tirtayasa. Setelah itu, Banten berada di bawah pengaruh VOC.
        Aktivitas Kelompok
        1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang!
        2. Amatilah uraian tentang kesultanan Samudera Pasai, kesultanan Aceh Darussalam, kesultanan Demak dan kesultanan Banten
        3. kesultanan-kesultanan tersebut!
        4. Tulis persamaan dan perbedaan yang kamu temukan pada tempat yang disediakan!
        5. Kesultanan Persamaan Perbedaan
          Samudera Pasai
          Aceh Darussalam
          Demak
          Banten
        6. Kumpulkan hasil kerja kelompok kepada guru untuk dipresentasikan di depan kelas
      9. Kesultanan Makassar (Gowa-Tallo)
      10. Kesultanan Makassar merupakan kesultanan Islam yang terletak di Sulawesi Selatan.Kesultanan Makassar berawal dari kerajaan Gowa dan kerajaan Tallo. Kedua kerajaan ini kemudian bergabung menjadi satu di bawah pimpinan raja Gowa.Adapun raja Tallo menjadi mangkubumi.Setelah menganut Islam, kerajaan tersebut menjadi Kesultanan Makassar.
        Kesultanan Makassar kemudian berkembang menjadi pusat perdagangan di Indonesia bagian Timur. Hal ini disebabkan letak Makasar yang strategis dan menjadi bandar penghubung antara Malaka, Jawa, dan Maluku sehingga ramai dikunjungi pedagang-pedagang dari dalam dan luar negeri.
        Sumber: http://2.bp.blogspot.com
        Gambar 4.51.Sultan Hasanuddin
        Kesultanan Makassar mencapai puncak kejayaan pada masa pemerintahan Sultan Hasanuddin tahun 1653–1669 M. Ia berhasil membangun Makassar menjadi penguasa jalur perdagangan di wilayah Indonesia Bagian Timur. Pada tahun 1660 M, terjadi perang Makassar. Perang ini disebabkan oleh persaingan antara kesultanan Makassar dan kerajaan Bone yang mendapat dukungan dari VOC Belanda. Selain itu perilaku orang-orang Belanda yang menghalang-halangi pelaut Makasar membeli rempah-rempah dari Maluku dan mencoba ingin memonopoli perdagangan juga menjadi terjadi penyebab perang Makassar. Dalam perang ini kesultanan Makassar mengalami kekalahan dan terpaksa menanadatangani perjanjian Bongaya yang sangat merugikan kesultanan Makassar.
      11. Kesultanan Mataram
      12. Sumber: https://upload.wikimedia.org
        Gambar 4.52. Peta wilayah kesultanan Mataram
        Kesultanan Mataram merupakan kesultanan Islam yang didirikan oleh Sutawijaya pada tahun 1575 M. Sutawijaya kemudian menjadi sultan Mataram yang pertama dengan gelar Panembahan Senopati Ing Alaga Sayidin Panatagama.Sutawijaya kemudian digantikan oleh putranya yang bernama Mas Jolang yang memerintah tahun 1601-1613 M. Mas Jolang kemudian digantikan oleh putranya Mas Rangsang yang memerintah tahun 1613-1645 M. Mas Rangsang terkenal dengan nama Sultan Agung.
        Pada masa perintahan Sultan Agung kesultanan Mataram mencapai puncak kejayaan.Dalam bidang politik, Mataram berhasil memperluas kekuasaan ke berbagai daerah di Jawa Tengah, Jawa Timur, dan sebagian Jawa Barat termasuk Banten.Dalam bidang ekonomi, Mataram berkembang menjadi negara agraris. Hasil utamanya adalah beras.Selain itu, Mataram juga menghasilkan kayu, gula, kelapa, kapas, dan palawija.Dalam bidang kebudayaan, seni bangunan, ukir, dan lukis mengalami perkembangan.Hal ini terlihat dari gapura, istana, dan tempat ibadah peninggalan kesultanan Mataram.Kebudayaan yang berkembang di Mataram merupakan perpaduan unsur-unsur budaya Islam dengan budaya Hindu-Jawa, seperti perayaan Sekaten dan upacara Grebeg.
        Pada tahun 1645 Sultan Agung wafat dan dimakamkan di situs pemakaman di puncak bukit tertinggi di Imogiri, yang ia buat sebelumnya. Kerajaan Mataram kemudian dipimpin oleh puteranya Amangkurat I (1647-1677).Pada masa pemerintahannya Mataram mengalami kemunduran karena masuknya pengaruh Belanda.Kesempatan ini dimanfaatkan oleh Belanda untuk menguasai tanah Jawa yang subur, Belanda berhasil memecah belah Mataram. Pada tahun 1755 M, dilakukan Perjanjian Giyanti yang membagi kerajaan Mataram menjadi dua wilayah kerajaan, yaitu: Daerah kesultanan Yogyakarta dan Daerah Kasunanan Surakarta.
      13. Kesultanan Ternate dan Tidore
      14. Masuknya Islam ke Maluku erat kaitannya dengan kegiatan perdagangan. Pada abad ke-15 M, para pedagang dan ulama dari Malaka dan Jawa menyebarkan Islam di Maluku.Dari sini muncul empat kesultanan Islam, yaitu Ternate, Tidore, Jailolo, dan Bacan. Pada saat kesultanan-kesultanan tersebut berkuasa, masyarakat muslim di Maluku sudah menyebar sampai ke Banda, Hitu, Haruku, Makyan, dan Halmahera.
        Sumber: https://saripedia.files.wordpress.com
        Gambar 4.53. Peta lokasi Uli Siwa dan Uli lima
        Maluku terkenal sebagai daerah penghasil rempah-rempah seperti pala dan cengkeh dan menjadi pusat perdagangan.Di antara kesultanan yang ada, Ternate yang paling maju.Kesultanan Ternate kaya akan hasil rempah-rempah, sehingga menarik banyak pedagang. Kemajuan Ternate ternyata menyebabkan persaingan antar kesultanan di Maluku.Akibatnya muncul dua persekutuan yang bersaing, yaitu Uli Lima yang dipimpin oleh Ternate dan Uli Siwa yang dipimpin oleh Tidore. Uli Lima terdiri atas lima daerah, yaitu Ternate, Obi, Bacan, Seram, dan Ambon. Uli Siwa terdiri atas sembilan daerah, yaitu Tidore, Jailolo, Makyan, Soe-siu, dan pulau-pulau antara Halmahera sampai bagian barat Papua.
        Pada 1521 M, Portugis memasuki Maluku dan bekerjasama dengan Ternate. Tidak lama kemudian Spanyol memasuki Maluku dan bekerjasama dengan Tidore.Kedatangan kedua bangsa Eropa tersebut makin memperuncing keadaan hingga terjadi perseteruan empat pihak, yaitu Ternate-Portugis dengan Tidore-Spanyol.Perseteruan ini dapat diselesaikan melalui Perjanjian Saragosa.Berdasarkan isi perjanjian, Spanyol harus meninggalkan Maluku.
        Setelah Spanyol pergi, Portugis berupaya menguasai Maluku.Upaya tersebut mendapat perlawanan dari rakyat Maluku.Sultan Khairun dari Ternate berusaha mengusir Portugis namun usahanya gagal.Perjuangan dilanjutkan oleh Sultan Baabullah. Pada tahun 1575 M, benteng Portugis di Ternate direbut, kemudian Portugis berhasil diusir dari bumi Maluku. Bebasnya Maluku dari bangsa asing tidak berlangsung lama.Pada Tahun 1605 M, VOC Belanda menduduki Ambon dan berusaha menguasai Maluku. Belanda mendapat perlawanan sengit dari rakyat Maluku, diantaranya adalah perlawanan yang dipimpin oleh Sultan Nuku dari Tidore.
      15. Kesultanan Banjar
      16. Pada awal abad ke-16 di Kalimantan Selatan terdapat tiga kerajaan, yaitu Nagara Dipa, Nagara Daha, dan Banjar.Raja Kerajaan Banjar bernama Raden Samudra.Ketika Nagara Daha menyerang Kerajaan Banjar, Raden Samudra meminta bantuan militer kepada Kesultanan Demak. Raden Samudra berjanji jika Kesultanan Demak membantu berperang melawan Nagara Daha, ia bersama seluruh rakyatnya akan masuk Islam.
        Demak memenuhi permintaan itu.Dengan bantuan Demak, Kerajaan Banjar menang melawan Nagara Daha.Sesuai dengan perjanjian, seluruh rakyatBanjar masuk Islam.Kemudian Raden Samudra dinobatkan oleh Sunan Kudus menjadi Sultan Banjar yang pertama dengan gelar Sultan Suryanullah atau Sultan Suryansyah.Ia memerintah pada tahun 1526 – 1545 M. Kesultanan Banjar mengalami masa kejayaan pada awal abad ke-17 M. Dalam bidang politik, kesultanan Banjar berhasil menghimpun kekuatan militer yang kuat hingga mampu membendung pengaruh politik dari Tuban, Arosbaya (Madura), dan Mataram.Dalam bidang ekonomi, perdagangan kesultanan Banjar menjadi maju dengan lada sebagai komoditas utama.
        Selain itu, kesultanan Banjar juga memperoleh penghasilan dari cukai perdagangan karena letaknya yang strategis untuk jalur perdagangan.Dalam bidang keagamaan, lahir seorang ulama besar bernama Muhammad Arsyad ibn Abdullah Al Banjari.Beliau lahir di Martapura tahun 1710 M. Atas biaya kesultanan Banjar, Beliau pergi ke Mekkah menuntut ilmu.Sekembalinya dari Mekkah, Beliau mengajarkan ilmu agama Islam dengan kitabnya yang terkenal Sabil al-Muhtadin. Kesultanan Banjar mengalami kemunduran setelah masa pemerintahan Sultan Adam Al Wasik billah tahun 1857 M. kemunduran ini disebabkan oleh campur tangan Belanda dalam pergantian sultan-sultan Banjar.
      Aktivitas Individu
      1. Tallo), kesultanan Mataram, kesultanan Ternate dan Tidore, kesultanan Banjar!
      2. Upayakan tokoh pilihanmu tidak sama dengan pilihan temanmu!
      3. Tulis cerita singkat tentang tokoh pilihanmu!
      4. Kamu boleh memanfaatkan buku bacaan, artikel, majalah, atau internet sebagai sumber untuk menulis cerita!
        Nama Tokoh
        ................................................................
        ................................................................
        ................................................................
      5. Berdasarkan cerita yang kamu tulis, nilai luhur apa yang dapat kamu petik dari tokoh yang kamu pilih?
        ................................................................
        ................................................................
        ................................................................
      6. Kumpulkan hasil karyamu kepada guru untuk dinilai!

    9. PENINGGALAN SEJARAH MASA ISLAM DI INDONESIA
    10. Sumber: http://kebudayaan.kemdikbud.go.id
      Gambar 4.54. Masjid Baiturrahman

      Apakah di antara kamu ada yang tahu tentang peninggalan sejarah masa Islam?Perhatikan gambar di atas. Masjid ini merupakan salah satu peninggalan masa Islam.Mesjid ini bernama Baiturrahmanyang dibangun oleh Kesultanan Aceh Darussalam pada masa pemerintahan Sultan Iskandar Muda dan masih digunakan hingga saat ini. Selain mesjid Baiturrahman, masih banyak peninggalan yang lain. Apa saja peninggalan-peninggalan tersebut? Mari menemukan jawaban melalui kegiatan kelompok ini! Setelah mengerjakan aktivitas kelompok di atas, kamu sudah mengetahui peninggalan-peninggalan dari masa Islam.Peninggalan-peninggalan tersebut adalah sebagai berikut.

      Aktivitas Kelompok
      1. Bentuklah kelompok dengan anggota 4-5 orang!
      2. Bersama kelompok, carilah 10 buah peninggalan dari masa Islam di Indonesia!
      3. Kamu dapat mengunakan buku, majalah, koran, atau internet sebagai sumber informasi.
      4. Beri gambar dan tulis keterangan tentang peniggalan tersebut!
      5. No Peninggalan Gambar Keterangan
        1 ....................... .......................
        2 ....................... .......................
        3 ....................... .......................
        dst ....................... .......................
      6. Presentasikan hasil kerja kelompokmu di depan kelas!
      1. Masjid
      2. Masjid merupakan tempat ibadah orang-orang Islam. Masjid yang merupakan peninggalan masa Islam di Indonesia contohnya adalah mesjid Demak, mesjid Ampel Surabaya, dan mesjid Banten.
        Sumber: http://luk.staff.ugm.ac.id
        Gambar 4.55. Lukisan Mesjid Banten
      3. Keraton
      4. Keraton adalah tempat kediaman raja atau istana raja.Di tempat ini seorang raja mengendalikan pemerintahan kerajaannya. Dengan demikian, keraton berfungsi sebagai pusat pemerintahan dan tempat tinggal raja. Keraton yang termasuk peninggalan masa Islam antara lain yaitu: Keraton Surakarta, Keraton Yogyakarta, Keraton Kanoman di Cirebon, dan istana Maimun di Sumatra Utara.
        Sumber: http://travel.merahputih.com/
        Gambar 4.56. Istana Maimun

        Sumber: http://www.telusurindonesia.com
        Gambar 4.57. Keraton Surakarta
      5. Makam
      6. Makam kuno peninggalan masa Islam umumnya terdiri atas jirat (kijing), nisan, dan cungkup. Jirat adalah bangunan yang terbuat dari batu atau tembok yang berbentuk persegi panjang.Nisan adalah tonggak pendek yang terbuat dari batu yang ditanam di atas gundukan tanah sebagai tanda kuburan. Cungkup adalah bangunan mirip rumah yang berada di atas jirat. Contoh makam kuno bercorak Islam, yaitu makam Maulana Malik Ibrahim di Gresik, makam Fatimah binti Maimun di Leran Gresik, makam Sultan Malik al-Saleh di Pasai Aceh, dan makam sultan-sultan Mataram di Imogiri.
      7. Kaligrafi
      8. Sumber: https://c2.staticflickr.com
        Gambar 4.58. Kaligrafi
        Kaligrafi adalah menulis indah dan disusun dalam aneka bentuk menarik dengan menggunakan huruf Arab.Dalam dunia Islam, kaligrafi terdiri atas petikan ayat-ayat suci Al Qur’an.Bentuknya beraneka macam, dari yang sederhana, berbentuk tulisan mendatar, sampai bentuk yang rumit seperti sebuah lingkaran, segitiga atau membentuk suatu bangun tertentu seperti masjid. Beraneka ragam hias kaligrafi dapat kita temukan pada dinding masjid atau batu nisan.
      9. Karya sastra
      10. Berdasarkan corak dan isinya karya sastra peninggalan masa Islam di Indonesia ada beberapa jenis, yaitu: berupa, babad, hikayat, suluk, dan syair.
        1. Babad adalah karya sastra berupa cerita berlatar belakang sejarah. Karya ini biasanya berupa cerita semata daripada uraian sejarah yang disertai bukti-bukti dan fakta. Contoh Babad Cirebon, Babad Tanah Jawi, dan Babad Giyanti.
        2. Hikayat adalah karya sastra berupa cerita atau dongeng yang dibuat sebagai pelipur lara atau pembangkit semangat. Contoh Hikayat Hang Tuah, dan Hikayat Raja-Raja Pasai.
        3. Suluk adalah kitab-kitab yang berisi masalah gaib, ramalan tentang hari baik atau buruk, dan makna atau simbol tertentu yang dihadapi manusia. Suluk-suluk tersebut merupakan bagian dari ajaran tasawuf.Suluk merupakan karya sastra tertua peninggalan kesultanan Islam di Indonesia. Contoh Suluk Wijil, Suluk Malang Sumirang, dan Suluk Sukarsa.
        4. Syair adalah puisi lama yang setiap baitnya terdiri atas empat baris yang berakhir dengan bunyi yang sama. Contohnya Syair Perahu dan Syair Si Burung Pingai karya Hamzah Fansuri.
      11. Seni Tari
      12. Salah satu tarian yang merupakan peninggalan dari masa Islam adalah tari seudati atau tari saman dari Aceh.Tarian ini dilakukan dengan iringan nyanyian yang sebenarnya adalah selawat atau pujian kepada nabi.
      13. Debus
      14. Debus merupakan kesenian bela diri dari Banten.Dalam kesenian ini, pemain menusukkan benda tajam ke tubuhnya tanpa meninggalkan luka. Kesenian Debus berawal pada abad ke-16 M, pada masa pemerintahan Sultan Maulana Hasanuddin.Debus pernah digunakan sebagai sarana untuk memompa semangat juang rakyat Banten melawan Belanda pada masa pemerintahan Sultan Ageng Tirtayasa.
      15. Sekaten dan Grebeg
      16. Sumber: https://c2.staticflickr.com
        Gambar 4.59.Grebeg
        Sekaten merupakan upacara peringatan kelahiran Nabi Muhammad saw. yang diadakan setiap bulan Rabiul Awwal tahun Hijriyah di Alun-Alun Surakarta dan Yogyakarta. Upacara ini dahulu digunakan oleh Sultan Hamengkubuwana I, pendiri keraton Yogyakarta untuk mengundang masyarakat mengikuti dan memeluk agama Islam.Pada perayaan Sekaten, dua gamelan, yaitu gamelan Kyai Nagawilaga dan gamelan Kyai Gunturmadu akan dimainkan secara bersamaan selama 7 (tujuh) hari berturut-turut.
        Sumber: https://c2.staticflickr.com
        Gambar 4.59.Grebeg
        Puncak perayaan Sekaten ditandai dengan Grebeg Mauludan denganmengarak sebuah gunungan yang terbuat dari beras ketan, makanan, buahbuahan dan sayur-sayuran sebagai bentuk ungkapan rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa.Perayaan Sekaten dan Grebeg masih dilaksanakan hingga saat ini.
        Refleksi Perkembangan kehidupan manusia berlangsung dengan suatu proses yang panjang dan membutuhkan waktu yang lama. Begitupula dengan keberhasilanmu dalam belajar, sama-sama membutuhkan proses dan kerja keras. Oleh karena itu, terus belajar dengan sungguh-sungguh dan sabar dalam menjalani proses

      Sumber: Buku Paket IPS Kelas VII, Cetakan Ke-2, 2017 (Edisi Revisi)