Halaman

DAFTAR ISI

Peta Konsep
BAB 1 - NEGARA BERKEMBANG DAN NEGARA MAJU
Gambar
Sumber: Encarta Encyclopedia
Gambar 1.1 Gambaran kondisi fisik pada negara berkembang dan negara maju.
Suatu negara memiliki kondisi sosial ekonomi yang berbedabeda. Ada yang masih bergantung pada negara lain, ada yang sebatas mampu memenuhi kebutuhannya sendiri, dan ada yang telah mampu memberi bantuan kepada negara lain. Perbedaan kondisi tersebut menyebabkan terjadinya pengelompokan-pengelompokan negara berdasarkan kondisi sosial ekonominya.
Kalian tentu pernah mendengar bahwa negara-negara, seperti Inggris, Amerika Serikat, Prancis ataupun Jerman disebut sebagai negara maju. Kemajuan negara-negara tersebut dapat dilihat dari banyaknya kota-kota metropolitan yang dicirikan dengan kondisi fisik berupa banyaknya bangunan atau gedung-gedung tinggi sebagai kawasan industri dan perkantoran. Hal tersebut dikarenakan mayoritas negara maju perekonomiannya bertumpu pada sektor industri, jasa dan perdagangan. Adapun negara-negara seperti Afrika Selatan, India, Pakistan, Laos, Malaysia, dan termasuk negara kita disebut negara berkembang. Negara berkembang pada umum- nya bercorak agraris, karena masih banyak ditemui lahan pertanian yang luas dan subur. Tahukah kalian, mengapa suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang atau negara maju? Adakah kriteria-kriterianya? Untuk lebih jelasnya perhatikan uraian berikut.
  1. Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju
    1. Pengertian Negara Berkembang dan Negara Maju
    2. Suatu negara dapat disebut negara berkembang atau negara maju didasarkan pada keberhasilan pembangunan oleh negara yang bersangkutan. Suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan atau belum dapat menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan. Adapun suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah dapat terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik.
      Penggolongan suatu negara menjadi negara maju atau berkembang daspat diketahui berdasarkan indikatorindikator berikut.
      Gambar
      Gambar 1.2 Pertumbuhan dan kepadatan penduduk, salah satu bentuk masalah kependudukan di berbagai negara.
      1. Indikator kuantitatif (data yang dapat dihitung), misalnya:
        • jumlah dan kepadatan penduduk
        • tingkat pertumbuhan penduduk;
        • angka beban tanggungan;
        • angka beban tanggungan; dan
        • usia harapan hidup.
      2. Indikator kualitatif (data yang hanya dapat dibandingkan), misalnya;
        • etos kerja dan pola pikir;
        • tingkat pendidikan;
        • mata pencaharian;
        • tingkat kesehatan;
        • pendapatan; dan
        • kesadaran hukum.
    3. Ciri-Ciri Negara Berkembang
      1. Memiliki Berbagai Masalah Kependudukan
      2. Berbagai tekanan dan masalah kependudukan yang merupakan masalah kompleks di negara-negara berkembang, antara lain:
        • laju pertumbuhan dan jumlah penduduk relatif tinggi;
        • persebaran penduduk tidak merata;
        • tingginya angka beban tanggungan;
        • kualitas penduduk relatif rendah; sehingga mengakibatkan tingkat produktivitas penduduk juga rendah;
        • angka kemiskinan dan pengangguran relatif tinggi; serta
        • rendahnya pendapatan perkapita.
      3. Produktivitas Masyarakatnya Masih Didominasi Barang-Barang Primer
      4. Hal ini dikarenakan, pada umumnya > 70% penduduk di negara berkembang berlatar belakang kehidupan agraris yang cara pengolahannya masih dilakukan dengan alat-alat dan metode-metode sederhana. Kondisi ini pula yang menyebabkan sebagian besar penduduk negara-negara berkembang masih tinggal di pedesaan.
      5. Sumber Daya Alam Belum dapat Dimanfaatkan secara Optimal
      6. Pemanfaatan kekayaan alam yang dimiliki belum mampu dioptimalkan. Dalam pemanfaatannya, negara berkembang masih bekerja sama dengan negara maju dalam mengeksploitasi sumber daya alam yang dimiliki. Hasil sumber daya alam ini pada akhirnya dijadikan komoditas perdagangan (ekspor) karena belum memiliki teknologi untuk mengolahnya lebih lanjut. Oleh karena itu, pada umumnya negara berkembang mengandalkan ekspor dari hasil alam mentah.
      7. Ketergantungan terhadap Negara Maju
      8. Negara berkembang pada umumnya sedang giat-giatnya melakukan pembangunan, namun terbentur kendala modal dan teknologi. Oleh karena itu, mereka cenderung tergantung pada teknologi dan kucuran dana (baik hibah ataupun pinjaman) dari negaranegara yang lebih maju (negara donor) demi kelangsungan pembangunan yang sedang dijalankan. Pada praktiknya, negaranegara donor tersebut memberikan pengaruh yang bersifat mengikat dan terkesan mendikte terhadap negara-negara yang dibantunya.
      9. Keterbatasan Fasilitas Umum
      10. Kemampuan pemerintah negara berkembang dalam bidang keuangan negara pada umumnya terbatas. Hal inilah yang menyebabkan keterbatasan fasilitas umum yang mampu disediakan oleh pemerintah.
      11. Tingkat Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Relatif Rendah
      12. Tingkat partisipasi masyarakat dalam penegakan hukum relatif masih rendah. Masyarakatnya (termasuk pejabatnya) masih banyak yang melakukan kecurangan-kecurangan hukum tanpa rasa malu. Bentuk-bentuk pelanggaran hukum yang terjadi, antara lain pemaksaan kehendak, penyuapan, korupsi, kolusi, nepotisme, perusakan fasilitas umum, dan sebagainya. Kesetaraan gender juga belum membudaya, wanita yang aktif bekerja masih dianggap sebagai hal yang kurang pantas menurut beberapa kalangan. Penegakan dan perlindungan hak asasi manusia juga belum dapat dilaksanakan secara optimal.
      13. Tingkat Pendidikan Masih Rendah
      14. Tingkat pendidikan pendudukan di negara-negara berkembang secara umum masih rendah. Hal tersebut dikarenakan sarana dan prasarana pendidikan baik formal maupun nonformal masih terbatas dan belum memadai sehingga belum dapat dijangkau oleh seluruh penduduk di negara tersebut. Akibatnya, masih banyak dijumpai penduduk yang buta huruf.
      15. Tingkat Pendapatan Masih Rendah
      16. Mayoritas penduduk negara berkembang bekerja pada sektor pertanian yang umumnya masih dikerjakan secara tradisional. Tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh penduduk yang rata-rata masih rendah menyebabkan penduduk tidak mampu bersaing untuk bekerja atau menciptakan pekerjaan di sektor lain. Kondisi demikian mengakibatkan penduduk negara berkembang memiliki penghasilan atau pendapat rata-rata yang relatif rendah, sehingga pendapatan perkapita juga rendah.
      17. Tingkat Kesehatan
      18. Taraf kehidupan penduduk negara berkembang yang masih rendah juga berdampak pada tingkat kesehatan penduduknya. Pada umumnya penduduk negara berkembang belum memiliki kesadaran akan pentingnya kesehatan. Minimnya sarana dan prasarana kesehatan menyebabkan tingkat kesehatan rata-rata penduduk di negara berkembang masih rendah juga ditandai dengan angka kematian dan angka kelahiran tinggi, sedangkan angka harapan hidup rendah.
    4. Ciri-Ciri Negara Maju
      1. Sumber Daya Alam Dimanfaatkan secara Optimal
      2. Pemanfaatan teknologi dan kepemilikan modal membuat masyarakat di negara maju mampu memanfaatkan sumber daya alam secara optimal, menemukan sumber daya alam baru, ataupun memanfaatkan sumber daya alam yang telah ada sebagai energi alternatif. Misalnya pemanfaatan tenaga angin, air, atau energi matahari untuk menggantikan fungsi dari energi minyak bumi.
        Gambar
        Gambar 1.3 Pemanfaatan sumber daya alam sebagai sumber energi.
      3. Dapat Mengatasi Masalah Kependudukan
      4. Hal ini dikarenakan angka pertumbuhan kecil, jumlah penduduk pada umumnya tidak terlalu banyak, angka beban ketergantungan kecil, kualitas dan produktivitas penduduk tinggi, pendapatan perkapita tinggi, dan peluang kerja dan kesempatan berusaha terbuka luas.
      5. Produktivitas Masyarakat Didominasi Barang- Barang Hasil Produksi dan Jasa
      6. Kegiatan ini tidak memerlukan lingkungan agraris, sehingga dapat dipastikan bahwa > 70% penduduk negara maju tinggal di perkotaan.
      7. Tingkat dan Kualitas Hidup Masyarakat Tinggi
      8. Tingginya kualitas penduduk mendorong semakin tingginya produktivitas masyarakat yang bermuara pada semakin tingginya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
      9. Ekspor yang Dilakukan adalah Ekspor Hasil Industri dan Jasa
      10. Ada kalanya, suatu negara maju sangat minim sumber daya alam atau bahkan tidak memiliki sumber daya alam sama sekali, namun dapat menghasilkan produk olahan sumber daya alam. Misalnya, hasil minyak mentah dari negara Inggris sangat minim, namun negara tersebut mampu menghasilkan produk olahan minyak bumi dan memasarkannya ke seluruh penjuru dunia. Kebutuhan minyak mentahnya tercukupi dengan cara mengimpor dari negara-negara lain yang umumnya termasuk dalam kategori negara-negara berkembang.
      11. Tercukupinya Penyediaan Fasilitas Umum
      12. Negara maju memiliki kemampuan berupa sarana dan dana dalam memberikan pelayanan fasilitas umum yang memadai bagi warganya. Hal ini juga didukung dengan tingginya tingkat kesadaran warga masyarakatnya dalam memelihara dan memanfaatkan ketersediaan sarana fasilitas umum yang ada.
        JENDELA INFO
        Pada tahun 1998 G7 (Group of Seven) berubah nama menjadi G8 (Group of Eight)karena keikutsertaan Rusia dalam kelompok informal delapan negara industri maju.
      13. Kesadaran Hukum, Kesetaraan Gender, dan Penghormatan terhadap Hak Asasi Manusia Dijunjung Tinggi
      14. Masyarakat di negara maju pada umumnya memiliki disiplin yang tinggi dalam mematuhi hukum. Pemerintahan yang berjalan menerapkan prinsip akuntabilitas (dapat dipertanggungjawabkan) serta transparansi (terbuka) dalam berbagai tindakan dan pengambilan keputusan. Jenis kelamin tidak lagi dipermasalahkan dalam penentuan jabatan, namun kemampuanlah yang diperhitungkan. Penghormatan terhadap hak asasi manusia dijunjung tinggi, bahkan untuk golongan minoritas, misalnya untuk kaum difabel (different ability) seperti orang tua, tuna netra, atau penyandang cacat fisik yang lain diberi fasilitas khusus dan porsi atau kesempatan kerja yang sejajar dengan masyarakat normal.
        Gambar
        Gambar 1.4 Kesetaraan gender dalam dunia kerja merupakan hal yang umum terjadi di negara maju.
      15. Tingkat Pendidikan Relatif Tinggi
      16. Tingkat pendidikan merupakan salah satu indikator penting yang menunjukkan kualitas penduduk suatu negara. Di negaranegara maju secara umum penduduknya sudah memiliki kesadaran tinggi akan arti penting pendidikan dan penguasaan Iptek. Hal tersebut terlihat dari angka partisipasi belajar penduduk negara- negara maju yang sangat tinggi. Tingginya tingkat pendidikan penduduk di negara maju juga ditunjang oleh sistem pendidikan yang baik dan anggaran pendidikan yang tinggi dari pemerintah.
      17. Tingkat Pendapatan Penduduk Relatif Tinggi
      18. Kemajuan tingkat pendidikan serta penguasaan Iptek oleh mayoritas penduduk menjadikan negara maju memiliki potensi SDM yang berkualitas tinggi. Kondisi demikian membuat penduduk negara maju tidak lagi menggantungkan sektor pertanian sebagai penghasilan utama, tetapi di sektor industri, jasa dan perdagangan. Variasi pekerjaan di berbagai sektor tersebut menjadikan penduduk negara maju memiliki pendapatan rata-rata tinggi. Penghasilan penduduk yang tinggi akan berdampak pada pendapatan perkapita yang tinggi pula.
      19. Tingkat Kesehatan Sudah Baik
      20. Rata-rata penduduk negara maju sudah memiliki standar kehidupan yang tinggi, sehingga kesadaran masyarakat akan arti penting kesehatan juga sudah baik. Selain itu pihak pemerintah juga memberikan perhatian yang sangat baik terhadap tingkat kesehatan masyarakat melalui pembangunan berbagai sarana dan prasarana kesehatan yang memadai di berbagai daerah yang dapat dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Tingkat kesehatan penduduk yang sudah baik, dapat terlihat dari angka kematian penduduk yang rendah dan angka harapan hidup penduduk yang tinggi di negara maju. Secara sederhana, perbedaan indikator negara maju dan negara berkembang saat ini dapat dilihat pada tabel berikut.
      Tabel 1.1 Perbedaan Indikator Negara Maju dan Negara Berkembang*
      Indikator Negara Maju Negara Berkembang Rata-rata
      Pendapatan per kapita (US$) 27.790 4.950 9.190
      Pertumbuhan penduduk (%) 0.1 1.5 1.2
      Angka kematian bayi 6 57 52
      Angka kelahiran (per 1000 penduduk) 11 23 21
      Usia harapan hidup 77 65 67
      *berdasarkan data tahun 2007
    5. Tahap-Tahap Perkembangan suatu Negara
    6. Tahapan perkembangan negara tersebut menurut Walt Whitman Rostow, seorang ekonom dari Amerika Serikat, dalam bukunya yang berjudul Stages of Economic Growth (Tahapan-Tahapan Pertumbuhan Ekonomi) terbagi menjadi lima tahapan, dengan nama dan ciri-ciri berikut ini.
      1. Tahap Masyarakat Tradisional (Traditional Society Stage)
      2. Dicirikan dengan:
        • kondisi masyarakat yang belum produktif;
        • cara berproduksi dan pola perekonomian yang dijalankan masih tradisional;
        • sistem dan pola kerja yang telah ada masih bersifat tradisi/turun temurun;
        • perekonomian dilakukan untuk memenuhi kebutuhan sendiri (belum berorientasi pasar); dan
        • mata pencaharian masyarakat di sektor pertanian.
      3. Tahap Prakondisi Lepas Landas (Precondition for Take Off Stage)
      4. Dicirikan dengan:
        • terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya;
        • sudah mengenal dan menggunakan teknologi untuk lebih produktif dan efisien;
        • sudah muncul kesadaran menabung yang lebih produktif di lembaga-lembaga keuangan; serta
        • kegiatan perekonomian terus bergerak ke arah kemajuan.
        Gambar
        Gambar 1.5 Proses produksi roti yang dijalankan masih tradisional dengan tangan.
      5. Tahap Lepas Landas (Take Off Stage)
      6. Dicirikan dengan:
        • terjadi perubahan pola kerja dan sistem di segala bidang, baik sosial, ekonomi, budaya, dan politiknya;
        • terciptanya berbagai pembaruan yang lebih produktif dan efisien di segala bidang;
        • sektor produksi merupakan sektor dominan yang memacu pertumbuhan ekonomi; serta
        • semakin meningkatnya pendapatan perkapita dan pendapatan nasional.
      7. Tahap Gerak Menuju Kematangan (Drive for Maturity Stage)
      8. Dicirikan dengan:
        • sektor ekonomi mengalami pertumbuhan yang terus menerus;
        • penggunaan teknologi modern pada masyarakat semakin meluas;
        • semakin mantapnya struktur ekonomi negara;
        • negara mampu menginvestasikan pendapatan nasionalnya; serta
        • industri modern semakin berkembang, terutama industri yang padat modal.
        Gambar
        Gambar 1.6 Penggunaan robot di sektor industri dapat mempersingkat proses produksi sehingga lebih efektif dan efisien.
      9. Tahap Konsumsi Massa Tinggi (Age of High Mass Consumption Stage)
      10. Dicirikan dengan:
        • semakin meningkatnya pendapatan masyarakat, sehingga mampu memenuhi kebutuhan hingga pada tingkat pemenuhan kebutuhan sekunder bahkan tersier; dan
        • perkembangan industri mencapai tahap tertinggi dengan kemampuan sumber daya manusia yang sudah mencapai taraf ahli.
      AJANG KREASI
      Berdasarkan uraian tersebut, diskusikanlah dengan kelompok belajar kalian tentang hal berikut!
      Mengapa masalah kependudukan merupakan masalah yang kompleks bagi negaranegara berkembang? Tulislah hasil diskusi kalian dan bandingkan dengan hasil diskusi kelompok lain dalam suatu diskusi kelas yang dipandu bapak/ibu guru!
  2. Ciri-Ciri Negara Berkembang dan Negara Maju
  3. Berdasarkan ciri-ciri negara berkembang dan negara maju yang telah diuraikan di depan, maka kalian dapat membedakan antara negara berkembang dan negara maju. Hal yang harus kalian ingat adalah tidak semua negara yang memiliki pendapatan perkapita tinggi dapat digolongkan sebagai negara maju, namun harus diperhatikan pula aspek-aspek lain sebagai karakteristik atau ciriciri negara maju seperti yang telah diuraikan di depan.
    Salah satu contohnya adalah Uni Emirat Arab. Negara tersebut memiliki pendapatan perkapita yang tinggi dan pemenuhan kebutuhan masyarakatnya sampai pada tingkat kebutuhan sekunder bahkan tersier. Akan tetapi, negara ini masih dikategorikan sebagai negara berkembang. Hal ini dikarenakan masih adanya aspek-aspek lain yang menunjukkan ciri-ciri negara berkembang di Uni Emirat Arab, antara lain, masih banyaknya penduduk yang tinggal di daerah pedesaan, penyokong perekonomian masih didominasi barang mentah (minyak mentah) dan bukan barang produksi, belum mampu mengolah sumber daya yang ada secara maksimal menjadi barang hasil produksi, serta memiliki ketergantungan yang tinggi terhadap bangsa-bangsa Barat, khususnya Amerika Serikat dan Inggris dalam mengelola minyaknya. Ketidakseimbangan antara jumlah faktor produksi dengan teknologi yang dikuasai inilah yang menyebabkan penggunaan modal dan tenaga kerja belum dapat digunakan secara maksimal.
    Gambar
    Gambar 1.7 Salah satu sudut kota di Singapura
    Lain halnya dengan Singapura. Meskipun negara ini relatif kecil, namun memiliki tingkat pendapatan perkapita yang tinggi, lebih dari 80% penduduknya tinggal di daerah perkotaan, pertumbuhan ekonomi didukung oleh sektor perdagangan dan jasa, serta komoditas ekspor didominasi barang-barang hasil produksi. Halhal tersebut menjadikan Singapura tergolong sebagai negara maju.
    Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan negara berkembang tersebut, Michael Todaro dalam bukunya yang berjudul Perkembangan Ekonomi Negara-Negara Berkembang membagi wilayah negara-negara di dunia ini menjadi dua kawasan, yaitu kawasan Utara untuk menyebut negara-negara maju dan kawasan Selatan untuk menyebut negara-negara berkembang. Dalam perkembangannya, adanya tahapan perkembangan suatu negara telah menggeser pola tersebut. Pada kenyataannya, terdapat negara di kawasan Selatan yang dapat dikategorikan sebagai negara maju berdasarkan kondisi fisik, sosial budaya, ekonomi, dan penguasaan iptek yang dimilikinya. Negara-negara di wilayah Selatan yang dapat dikategorikan negara maju, yaitu Australia dan Selandia Baru.
    Berdasarkan peta berikut, terlihat bahwa mayoritas negara maju pada umumnya terletak di belahan bumi Utara (di sebelah atas garis hitam), antara lain, negara-negara di kawasan Eropa, Asia bagian Utara, Asia Timur, dan Amerika Utara, sedangkan negara-negara maju di belahan bumi Selatan adalah Australia dan Selandia Baru. Adapun negara-negara berkembang pada umumnya berada di sebelah Selatan dari negara-negara maju (di sebelah bawah garis hitam) tersebut, antara lain di sebagian besar wilayah Asia, Afrika, Amerika Tengah, dan Amerika Selatan. Satu-satunya negara yang tidak dapat digambarkan/ditunjukkan sebagai negara maju pada peta berikut adalah Singapura karena wilayahnya terlalu kecil dan dikelilingi oleh negara-negara yang sedang berkembang.
    Gambar
    Gambar 1.8 Persebaran secara umum negara-negara maju dan berkembang.
    AJANG KREASI
    Bukalah atlas kalian! Berdasarkan peta persebaran negara-negara maju dan negaranegara berkembang tersebut, tuliskanlah dalam buku tugas kalian nama-nama negara yang termasuk kategori negara maju dan negara-negara yang termasuk kategori negara berkembang!
  4. Contoh Profil Singkat Negara Maju dan Negara Berkembang
  5. Sebagai tambahan informasi bagi kalian, berikut akan disajikan beberapa contoh profil singkat tentang negara maju dan negara berkembang. Perhatikan profil singkat negara-negara berikut dengan seksama!
    1. Contoh Profil Negara Maju
      1. Jepang
      2. Jepang merupakan negara kepulauan yang terletak di kawasan Asia Timur, tepatnya di sebelah Timur daratan Semenanjung Korea. Secara astronomis, Jepang berada antara 30°LU - 46°LU dan 128°BT - 179°BT. Luas negara ini sekitar 377.837 km² dengan jumlah penduduk mencapai 127.333.000 jiwa. Ber-dasarkan kedua indikator tersebut, ratarata kepadatan penduduk Jepang sekitar 323 jiwa/ km². Sebagai negara kepulauan, Jepang memiliki beberapa pulau besar sebagai pulau utama, yaitu Honshu (pulau terluas sekaligus letak ibukota Jepang, Tokyo), Hokkaido, Kyushu, dan Shikoku. Selain itu, terdapat lebih dari 3.000 pulau kecil yang mengelilinginya.
        Gambar
        Gambar 1.9 Peta negara Jepang.
        Di bidang perekonomian, Jepang banyak memegang peran penting, pendapatan perkapitanya yang tinggi (mencapai 31.410 US dollar) serta kestabilan mata uangnya mengantarkan Jepang sebagai salah satu negara maju di kawasan Asia. Di percaturan dunia, Jepang, Singapura, dan Korea Selatan mendapat julukan “Macan Asia” karena kemampuan negara-negara tersebut dalam memperkukuh pengaruh perekonomiannya di kawasan Asia.
        Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Jepang di berbagai bidang.
        • Kemajuan di bidang pertanian
        • Daratan Jepang banyak terdapat gunung dan pegunungan, sehingga topografinya relatif kasar. Kondisi ini menyebabkan Jepang memiliki luas wilayah pertanian yang tidak begitu luas, yaitu hanya ± 16% dari seluruh wilayah daratannya. Akan tetapi, meskipun luas wilayah pertaniannya relatif sempit, Jepang ternyata mampu menghasilkan produk pertanian yang berkualitas. Hal ini dipengaruhi oleh kesuburan tanah dan kemampuan sumber daya manusia dalam mengolah dan berinovasi di bidang pertanian, terutama dalam pemanfaatan teknologi dalam menciptakan varietas-varietas baru unggulan, pupuk, alat-alat pertanian dan obat-obatan. Hasil-hasil pertanian Jepang antara lain padi, kentang, jagung, sayur-sayuran, teh, jeruk, dan apel.
        • Kemajuan di bidang perikanan dan peternakan
        • Ikan merupakan bahan makanan kegemaran mayoritas penduduk Jepang. Oleh karena itulah pemenuhan akan konsumsi ikan (terutama ikan laut) di Jepang sangat tinggi. Hal ini didukung oleh adanya pertemuan arus hangat dan arus dingin (Kurosyiwo dan Oyasyiwo) di perairan Jepang yang kaya akan ikan. Hasilhasil perikanan Jepang meliputi ikan salmon, makarel, tuna, hiu, haring, dan paus. Kesemuanya itu sebagian dikonsumsi langsung dan sebagian lagi diolah sebagai makanan kaleng.
          Adapun peternakan yang banyak berkembang di Jepang adalah peternakan babi, ayam, dan sapi.
        • Kemajuan di bidang industri
        • Jepang merupakan negara industri besar. Bahkan saat ini Jepang menduduki peringkat kedua setelah Amerika Serikat sebagai negara industri besar di dunia. Produk industri Jepang telah tersebar ke berbagai pelosok dunia. Produk-produk tersebut meliputi produk permainan, barang elektronik, mobil/ otomotif, obat-obatan/bahan kimia, tekstil, bahan makanan olahan, semen, kertas dan barang cetakan, kamera, dan alat transportasi. Bahkan, saat ini hasil industri otomotif Jepang merupakan hasil industri otomotif terbesar dunia. Hasil pembangunan negara Jepang di bidang industri ini sangat luar biasa, mengingat Jepang miskin sumber bahan mineral, sehingga sebagian besar bahan baku industri tersebut diimpor dari negara lain, termasuk dari Indonesia.
          Gambar
          Gambar 1.10 Ekspor produk otomotif Jepang telah menjangkau hampir seluruh negara di dunia.
        • Kota-kota utama Jepang
          • Tokyo, merupakan ibukota Jepang, sekaligus sebagai pusat pemerintahan, perdagangan, dan pendidikan bertaraf internasional.
          • Osaka merupakan kota terbesar kedua Jepang, sekaligus sebagai pusat industri tekstil.
          • Nagoya, merupakan pusat industri pesawat terbang, otomotif, lokomotif, dan industri besar lainnya. Keberadaan kota ini oleh orang Jepang dianggap sebagai “ibukota” Jepang di wilayah tengah.
          • Kyoto, merupakan ibukota Jepang hingga tahun 1868, kota ini sekarang berkembang sebagai pusat pendidikan dan kebudayaan.
          • Ginza, merupakan pusat hiburan, bisnis, dan perdagangan bertaraf internasional.
          Gambar
          Gambar 1.11 Tokyo adalah salah satu pusat industri di Jepang.
      3. Amerika Serikat
      4. Amerika Serikat merupakan negara benua yang terletak di kawasan Benua Amerika Utara, tepatnya di antara 24°33’LU - 70°23’LU dan 112°BB - 66°BB. Luas negara ini mencapai 9.826.630 km² dengan jumlah penduduk sekitar 293.027.570 jiwa. Berdasarkan perbandingan luas wilayah dengan jumlah penduduknya, maka rata-rata kepadatan penduduk Amerika Serikat hanya sekitar 32 jiwa/km². Kepadatan penduduk ini pada umumnya berada di kawasan perkotaan, terutama di kota-kota wilayah pantai Timur dan pantai Barat.
        Gambar
        Gambar 1.12 Peta negara Amerika Serikat
        Di bidang perekonomian, Amerika Serikat banyak memegang peran penting, bahkan dapat dikatakan mendominasi, terutama terhadap negara-negara yang sedang berkembang. Dengan pendapatan perkapita mencapai 36.010 US dollar dan kestabilan mata uangnya, Amerika Serikat mampu memosisikan diri sebagai negara maju. Berikut ini beberapa bentuk kemajuan Amerika Serikat.
        • Kemajuan di bidang pertanian
        • Sebagai negara kontinental, Amerika Serikat mempunyai lahan yang masih sangat luas, bahkan dapat dikatakan hampir 47% lahan di Amerika Serikat masih digunakan untuk lahan pertanian. Dalam pelaksanaannya, lahan-lahan tersebut dikonsentrasikan dalam beberapa produk unggulan, seperti berikut ini.
          • Kawasan lahan gandum yang disebut wheat belt, dapat dibedakan atas gandum musim dingin (winter wheat) yang terletak di daerah Kansas dan gandum musim semi (spring wheat) yang terletak di Montana, North Dakota, dan South Dakota.
          • Kawasan lahan kapas yang disebut cotton belt dan merupakan penghasil kapas terbesar di dunia, terdapat di Texas, Alabama, Georgia, dan Lousiana.
          • Kawasan lahan jagung yang disebut corn belt, terletak di daerah Ohio, Iowa, Minnesotta, Missouri, dan Indiana.
          • Selain pola pertanian per kawasan tersebut, Amerika Serikat juga mengembangkan pertanian secara umum, seperti perkebunan tembakau di Tennesse dan Virginia, perkebunan tebu di muara Sungai Mississippi, serta sayuran dan buah-buahan.
          • Kemajuan di bidang peternakan dan perikanan
          • Peternakan sangat maju dan telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Hal ini dikarenakan Amerika Serikat banyak memiliki area padang rumput (praire) yang sangat luas. Adapun hewan ternak utama adalah sapi, kuda, biri-biri, babi, dan unggas. Hasil ternak utama adalah daging, kulit, wol, susu, dan telur. Adapun perikanan diusahakan secara besar-besaran di wilayah Samudra Atlantik.
          • Kemajuan di bidang pertambangan
          • Bidang pertambangan merupakan salah satu kegiatan yang telah lama dikembangkan di Amerika Serikat. Dengan kemampuan sumber daya manusia dan peralatan modern yang dimilikinya, Amerika Serikat mampu mengolah sendiri kekayaan alamnya. Berikut ini beberapa bahan mineral utama di Amerika Serikat.
            • Batubara; merupakan bahan tambang mineral terbesar di Amerika Serikat. Lokasi penambangannya membentang dari Alabama hingga Pensylvania.
            • Minyak bumi; cadangan minyak bumi Amerika Serikat juga tergolong besar, daerah pertambangannya tersebar di Ohio, Texas, Oklahoma, Pensylvania, dan California.
            • Bijih besi; banyak diusahakan di sepanjang Pegunungan Mesabi (Mesabi Range) di dekat Danau Superior.
            • Emas; terdapat di Nevada, Sacramento, dan Colorado.
            • Tembaga, timah, dan bouksit; banyak diusahakan di Arkansas, Arizona, dan Montana.
          • Kemajuan di bidang perindustrian
          • Perindustrian telah berkembang dan bahkan saat ini dapat dikatakan sebagai tulang punggung perekonomian di Amerika Serikat. Berikut ini beberapa industri besar di Amerika Serikat.
            • Industri baja di Pittsburgh, Chicago, Birmingham, dan Cleveland.
            • Industri kilang minyak di Texas dan Oklahoma.
            • Industri tembaga di Montana.
            • Industri tekstil di Georgia dan Carolina.
            • Industri pesawat terbang, mobil, dan peralatan militer di Seatle dan Los Angeles.
            • Industri mesin pertanian di Waterivo.
            • Industri wol dan sutra di Pensylvania, Massachussets, New Jersey, dan South Carolina.
          • Kemajuan di bidang perdagangan
          • Sebagai negara yang menganut paham ekonomi kapitalis dan perdagangan bebas, bidang perdagangan mengalami perkembangan yang sangat pesat. Hampir semua negara di dunia ini menjalin hubungan dagang dengan Amerika Serikat.
            Amerika Serikat mengekspor mesin-mesin, otomotif, pesawat terbang, barang elektronika, bahanbahan makanan dan minuman olahan, persenjataan, alat-alat kedokteran, bahan-bahan kimia, dan obatobatan, serta masih banyak lagi. Adapun impor Amerika Serikat terutama berasal dari negara-negara sedang berkembang berupa bahan-bahan baku industri, seperti minyak dan gas, kayu, kopi, gula, karet, dan berbagai bahan baku industri lainnya.
            Gambar
            Gambar 1.13 Pesawat tempur jenis F-16 merupakan salah satu produk unggulan ekspor Amerika Serikat.
          • Kota-kota utama di Amerika Serikat
          • Sebagai negara maju yang sangat dominan di percaturan dunia, Amerika Serikat memiliki banyak kota terkenal. Beberapa kota terkenal tersebut, antara lain berikut ini.
            • Washington, D.C., merupakan pusat kendali pemerintahan Amerika Serikat sekaligus letak istana kepresidenan.
            • New York, merupakan kota terbesar sebagai pusat perdagangan dunia, di kota ini berdiri gedung pusat perdagangan dunia (World Trade Center Building/WTC) dan pusat pasar bursa dunia (The New York Stock Exchange/NYSE). Di kota ini juga terdapat markas besar PBB.
            • Los Angeles, merupakan kota terbesar kedua dan berperan sebagai kota pusat industri perakitan, komunikasi, keuangan, dan busana. Lalu lintas pelabuhan udaranya merupakan yang terpadat di Amerika Serikat. Kota ini juga merupakan pusat industri pesawat terbang dan perlengkapan militer.
            • Chicago, merupakan kota terbesar ke tiga. Kota ini dikenal sebagai pusat pemotongan hewan ternak, pusat pengecoran logam dan baja, produsen alat-alat kedokteran, perlengkapan perkeretaapian, sabun, cat, kosmetika, mesin-mesin industri, dan perlengkapan olah raga.
      5. Contoh Profil Negara Berkembang
        1. Brazil
        2. Brasil merupakan negara terbesar di wilayah Amerika Selatan, tepatnya di antara 5°LU - 34°LS dan 35°BB - 74°BB.
          Luas negara ini mencapai 8.547.404 km² dengan jumlah penduduk sekitar 184.101.110 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Brasil hanya sekitar 22 jiwa/km². Mayoritas penduduknya masih tinggal di daerah pedesaan dengan tingkat penghasilan yang belum begitu tinggi.
          Di bidang perekonomian, Brasil menunjukkan peningkatan pendapatan perkapita negaranya dari tahun ke tahun hingga mencapai 2.590 US dollar. Pendapatan tersebut didukung oleh kegiatan perekonomian Brasil dari berbagai sektor.
          Gambar
          Gambar 1.14 Peta negara Brasil.
          • Pertanian dan Kehutanan
          • Sektor pertanian merupakan tulang punggung perekonomian negara Brasil dan menyumbangkan sekitar 45% dari komoditas ekspornya. Hingga saat ini, Brasil merupakan pengekspor kopi utama dunia, hasil-hasil pertanian lainnya berupa teh, rempah-rempah, kapas, cokelat, tembakau, kayu, jagung, dan tebu.
            Adapun wilayah hutan di Brasil merupakan salah satu sumberdaya yang sangat penting dalam pemenuhan produk domestik dan ekspor. Sekitar dua per tiga dari hasil-hasil hutan diperoleh dari hutan tropis asli, sedangkan sepertiganya dipenuhi dari hutan-hutan baru. Hasil-hasil hutan tersebut banyak dimanfaatkan untuk konstruksi dan pembuatan bubur kayu (pulp) sebagai bahan baku kertas.
            Gambar
            Gambar 1.15 Komoditas kopi Brasil mampu memenuhi seperempat pangsa pasar kopi dunia.
          • Peternakan dan Perikanan
          • Perikanan menyokong 3% dari kebutuhan protein masyarakatnya. Dua per tiga hasil perikanan dipenuhi dari hasil perikanan laut sedangkan sisanya dipenuhi dari hasil perikanan darat.
          • Pertambangan
          • Pertambangan menyumbangkan 8,6% devisa bagi negara. Tambang utama di Brasil adalah bijih besi, sedangkan hasil tambang lainnya adalah emas, minyak, timah, nikel, aluminium, kapur, intan, dan berbagai macam, batu mulia.
          • Perindustrian
          • Industri yang berkembang di Brasil, antara lain, industri baja, tekstil, semen, pengolahan makanan, petrokimia, perakitan pesawat dan mobil, serta barang-barang kimia dan elektronik.
          • Perdagangan
            • Ekspor: mobil dan suku cadang, besi dan baja, kopi, teh, cokelat, tebu, rempah-rempah, produk makanan, dan ternak olahan.
            • Impor: minyak dan produk olahannya, mesin-mesin mobil, kelistrikan, dan bahan-bahan kimia organik.
            Gambar
            Gambar 1.16 Suasana kesibukan di pelabuhan Rio de Jeneiro.
          • Kota-kota utama di Brazil
            • Brasilia, merupakan ibukota dan pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
            • Sao Paulo, merupakan kota pusat industri, hampir 40% industri Brasil terdapat di kota ini. Jenis industri yang dominan adalah otomotif, tekstil, dan petrokimia.
            • Rio de Jeneiro, merupakan kota pelabuhan laut utama yang sangat ramai. Di kota ini juga terdapat industri bahan-bahan kimia dan gelas.
            • Porto Alegre, merupakan pusat industri pengolahan bahan makanan.
        3. Mesir
        4. Mesir merupakan negara terbesar di wilayah Afrika Utara, tepatnya di antara 22°LU - 32°LU dan 25°BT - 36°BT. Luas negara ini mencapai 997.739 km² dengan jumlah penduduk sekitar 76.117.430 jiwa. Rata-rata kepadatan penduduk di Mesir mencapai 77 jiwa/km². Wilayah Mesir yang luas tersebut kebanyakan didominasi gurun yang tidak layak untuk dijadikan tempat tinggal, sehingga penduduknya memusat di wilayah lembah Sungai Nil dan di pesisir pantainya.
          Adanya penduduk asli yang tinggal secara nomaden di daerah gurun menyebabkan Mesir mengalami ketimpangan dalam hal penyebaran penduduk dan pendapatannya. Meskipun memiliki banyak devisa, namun pendapatan perkapita penduduknya hanya mencapai 1.350 US dollar.
          Gambar
          Gambar 1.17 Peta negara Mesir.
          Pendapatan tersebut didukung oleh beberapa kegiatan perekonomian berikut ini.
          • Pertanian
          • Sektor pertanian menyumbangkan 17% perekonomian negara Mesir. Meskipun didominasi wilayah gurun, namun Mesir mendapatkan berkah dari adanya aliran Sungai Nil yang menyuburkan kawasan lembah dan deltanya. Mesir terkenal sebagai penghasil kapas, gandum, kurma, zaitun, dan serat papyrus (bahan baku kertas). Seiring dengan dibangunnya proyek raksasa bendungan Aswan, maka pertanian Mesir semakin maju. Saat ini produk pertaniannya semakin berkembang dengan menghasilkan berbagai jenis buah-buahan, sayuran, padi, tebu, dan rumput-rumputan untuk makanan ternak.
          • Peternakan dan Perikanan
          • Selain sebagai petani, masyarakat tradisional Mesir juga banyak yang hidup dari beternak secara nomaden. Jenis hewan ternak yang dikembangkan secara tradisional adalah domba, biri-biri, dan unta. Salah satu dampak pembangunan bendungan Aswan adalah mampu mendukung kegiatan peternakan, sehingga saat ini banyak peternak yang mulai mengembangkan ternaknya dengan cara-cara modern. Adapun perikanan dibedakan atas perikanan laut dan perikanan darat. Perikanan laut banyak diusahakan di perairan Laut Merah dan perairan Laut Tengah, sedangkan perairan darat banyak diusahakan di Sungai Nil dan di kawasan bendungannya.
            Gambar
            Gambar 1.18 Berkat pertanian yang padat, irigasi dan teknik penanaman modern, pertanian di Mesir menghasilkan kualitas terbaik di dunia.
          • Pertambangan
          • Hasil tambang utama Mesir adalah minyak bumi dan gas alam yang terdapat di pantai dan perairan Laut Merah serta di kawasan Gurun Libya dan Semenanjung Sinai. Selain hasil tambang utama tersebut, dikembangkan juga pertambangan fosfat, bijih besi, dan garam.
          • Perindustrian
          • Perindustrian termasuk di dalamnya perakitan, pertambangan, dan konstruksi, memberi masukan lebih dari 35% pendapatan nasionalnya. Hasil industri utama negara ini adalah tekstil, bahan-bahan kimia, besi, dan minyak beserta olahannya. Hubungannya dengan negaranegara maju menyebabkan Mesir juga mulai membangun perindustrian di bidang otomotif, elektronik, barang-barang rumah tangga, dan obatobatan. Kawasan industri utama terdapat di Kairo dan Alexandria serta di berbagai zona industri di sepanjang Terusan Suez.
          • Perdagangan
            • a) Ekspor berupa kapas, benang, tekstil dan permadani, minyak mentah, gas dan produk olahannya kopi, teh, cokelat, tebu, dan kurma.
            • Impor berupa mesin-mesin dan peralatan transportasi, besi dan baja, kertas dan produk olahan makanan, serta bahan-bahan kimia.
            • Selain memperoleh devisa dari perdagangan, Mesir juga diuntungkan dengan adanya Terusan Suez yang membelah negaranya, yaitu dari pelayanan pelabuhan dan bea masuk terusan.
          • Kota-kota utama di Mesir
            • Kairo, merupakan ibukota dan kota terbesar di Benua Afrika. Berfungsi sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, dan kebudayaan.
            • Alexandria, merupakan salah satu kota tertua di dunia, saat ini berfungsi sebagai pusat kebudayaan, filsafat, dan agama.
            • Suez, merupakan kota pelabuhan yang ramai, terletak di tepi Laut Merah dan berfungsi sebagai pintu masuk Terusan Suez.
            • Port Said, merupakan kota pelabuhan yang sangat ramai. Terletak di tepi Laut Tengah dan berperan sebagai pintu masuk Terusan Suez. Di kota ini terdapat berbagai jenis industri,seperti industri kimia, pengolahan makanan, perikanan, dan rokok.
        AJANG KREASI
        Buatlah profil singkat tentang satu negara maju dan satu negara berkembang sebagaimana dicontohkan dalam buku ini! Kerjakan dalam buku tugas dan kumpulkan untuk mendapatkan penilaian dari bapak/ibu guru!

        Catting / Catatan Penting
        • Negara-negara di dunia dikelompokkan menjadi negara maju dan negara berkembang. Suatu negara digolongkan sebagai negara maju jika negara tersebut telah mampu menyeimbangkan pencapaian pembangunan yang telah dilakukan, sehingga sebagian besar tujuan pembangunan telah terwujud, baik yang bersifat fisik ataupun nonfisik. Sementara suatu negara digolongkan sebagai negara berkembang jika negara tersebut belum dapat mencapai tujuan pembangunan yang telah ditetapkan.
        • Ciri-ciri negara berkembang antara lain, memiliki berbagai masalah kependudukan, produktivitas, masyarakatnya masih didominasi barangbarang primer, sumber daya alam belum dimanfaatkan secara optimal, memiliki ketergantungan terhadap negara maju, keterbatasan fasilitas umum serta kesadaran hukum, kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak asasi manusia relatif rendah.
        • Ciri-ciri negara maju antara lain, dapat mengatasi masalah kependudukan, sumber daya alam dimanfaatkan secara optimal, produktivitas masyarakat didominasi barang-barang hasil produksi dan jasa, tingkat dan kualitas hidup masyarakat tinggi, ekspor yang dilakukan adalah ekspor hasil industri dan jasa, tercukupinya penyediaan fasilitas umum, kesadaran hukum, kesetaraan gender dan penghormatan terhadap hak asasi manusia di junjung tinggi.
        • Tahap-tahap perkembangan negara menurut W.W. Rostow terbagi menjadi lima tahapan yaitu: tahap masyarakat tradisional (traditional society stage), tahap prakondisi lepas landas (precondition for take off stage), tahap lepas landas (take off stage), tahap gerak menuju kematangan (drive for maturity stage) serta tahap konsumsi massa tinggi (age of high mass consumption stage).
        • Berdasarkan ciri-ciri negara maju dan negara berkembang, Michael Todaro membagi wilayah negara-negara di dunia menjadi dua kawasan yaitu kawasan Utara untuk menyebut negara-negara maju dan kawasan Selatan untuk menyebut negara-negara berkembang. * Contoh negara-negara maju, yaitu Jepang dan Amerika Serikat, sedangkan contoh negara berkembang adalah Brasil dan Mesir.

        Renungkanlah!
        Negara-negara di dunia ini dapat dibedakan atas negara-negara maju dan negara berkembang. Dilihat dari karakteristiknya negara kita termasuk dalam kategori negara berkembang. Oleh karena itu kita sebagai generasi muda harus mampu turut serta dalam memanfaatkan potensi yang ada secara maksimal untuk mendorong pembangunan demi kemajuan bangsa agar negara kita dapat sejajar dengan negara-negara maju di dunia. Selain itu kita harus turut serta mendorong dan meningkatkan kerja sama yang saling menguntungkan antara negara maju dan negara berkembang.
      Peta Konsep
      BAB 2 - PERANG DUNIA II DAN PENGARUHNYA TERHADAP INDONESIA
      Gambar
      Gambar 2.1 Suasana Perang Dunia II.
      Tentu kalian pernah mendengar kata Perang Dunia, bukan? Apakah yang kalian bayangkan ketika mendengar kata tersebut? Apakah seluruh penduduk saling bertempur dalam waktu yang bersamaan? Tentu sangat mengerikan, bukan? Yang dimaksud Perang Dunia bukan karena seluruh penduduk dunia bertempur, tetapi pengaruh atau akibat perang tersebut dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia, termasuk Indonesia.
      Pada awal PD II, Jepang berhasil merebut daerah jajahan Sekutu termasuk Indonesia. Akibatnya Indonesia dijajah oleh Jepang. Bagaimanakah kehidupan rakyat Indonesia saat dijajah Jepang? Apakah kehidupan rakyat lebih baik atau semakin menderita?
      Pada akhir PD II Jepang mulai mengalami kekalahan dan memberi janji kemerdekaan kepada rakyat Indonesia. Apa tujuan Jepang tersebut? Bagaimana bangsa Indonesia menyikapinya? Agar lebih jelas pelajarilah materi berikut.
      1. Perang Dunia II
        1. Lahirnya Negara-negara Fasis
        2. Situasi Eropa menjelang PD II tidak jauh berbeda dengan situasi menjelang PD I. Suasana diliputi ketegangan dan keinginan balas dendam, terutama negara-negara yang kalah perang. Mereka dirugikan oleh perjanjian-perjanjian yang dibuat oleh blok Sekutu. Pada umumnya negara-negara yang terlibat perang mengalami kehancuran ekonomi. Untuk itu mereka berusaha bangkit dengan cara yang diktator dan mengembangkan paham ultranasionalisme. Dari paham ultranasionalisme tersebut lahir negara-negara fasis. Negara-negara fasis yang muncul yaitu Jerman, Italia, dan Jepang.
          1. Fasis Jerman
          2. Dalam PD I Jerman mengalami kekalahan dan penderitaan yang hebat. Namun, di bawah kepemimpinan Adolf Hittler Jerman mulai bangkit. Melalui Partai Nazi, Adolf Hittler membangun Jerman kembali. Jerman menganut paham Chauvinisme yaitu paham yang menganggap dirinya lebih unggul dari ras lainnya. Selain itu juga menganut totaliterisme yaitu paham yang melaksanakan prinsip bahwa semua diutus oleh negara. Rakyat tidak memiliki kebebasan.
            Gambar
            Gambar 2.2 Adolf Hittler
            Berikut ini beberapa tindakan yang dilakukan Hittler untuk mewujudkan kejayaan Jerman.
            • Menolak isi Perjanjian Versailes.
            • Membangun angkatan perang yang kuat.
            • Mengobarkan semangat anti-Yahudi dengan membunuh dan mengusir orang-orang Yahudi.
            • Membangun hubungan kerja sama politik dan militer dengan Jepang dan Italia (Poros Roberto).
            • Membentuk polisi rahasia yang disebut Gestapo.
            JENDELA INFO
            Pada tahun 1923, Hittler memimpin gerakan revolusi, namun mengalami kegagalan. Oleh karena itu ia dihukum penjara. Saat dipenjara, Hittler menulis autobiografi Mein Kampf (Perjuanganku) yang di dalamnya juga memuat konsep Lebensraum.
            Seiring dengan perkembangan yang dialaminya, Jerman mulai berani melakukan politik ekspansi kembali. Jerman melaksanakan politik Lebensraum (ruang untuk hidup) yaitu gagasan perluasan wilayah melalui perang. Misalnya dengan menduduki Austria dan Cekoslovakia.
          3. Fasis Italia
          4. Kalian tentu masih ingat bukan mengapa Italia pindah ke blok Sekutu? Italia adalah salah satu negara pemenang dalam Perang Dunia I. Meskipun menang, Italian merasa kecewa sebab tuntutannya dalam Perjanjian Versailes tidak terpenuhi. Karena kekecewaannya tersebut, Italia mulai bangkit di bawah pimpinan Benito Mussolini . Italia berkembang menjadi negara fasis.
            Berikut ini usaha-usaha Benito Mussolini untuk mengembangkan fasisme di Italia.
            • Mengobarkan semangat Italia Irredenta untuk mempersatukan seluruh bangsa Italia.
            • Memperkuat angkatan perang.
            • Menguasai seluruh Laut Tengah sebagai Mare Nostrum atau Laut Kita.
            • Menduduki Ethiopia dan Albania.
            Gambar
            Gambar 2.3 Benito Mussolini
          5. Fasis Jepang
          6. Munculnya fasisme Jepang tidak dapat dipisahkan dari Restorasi Meiji. Berkat Restorasi Meiji, Jepang berkembang menjadi negara industri yang kuat. Majunya industri tersebut membawa Jepang menjadi negara imperialis. Jepang menjadi negara fasis dan menganut Hakko I Chiu.
            Fasisme di Jepang dipelopori oleh Perdana Menteri Tanaka, masa pemerintahan Kaisar Hirohito dan dikembangkan oleh Perdana Menteri Hideki Tojo. Untuk memperkuat kedudukannya sebagai negara fasis, Kaisar Hirohito melakukan beberapa hal berikut.
            • Mengagungkan semangat bushido.
            • Menyingkirkan tokoh-tokoh politik yang anti militer.
            • Melakukan perluasan wilayah ke negara-negara terdekat seperti Korea, Manchuria, dan Cina.
            • Memodernisasi angkatan perang.
            • Mengenalkan ajaran shinto Hakko I Chiu yaitu dunia sebagai satu keluarga yang dipimpin oleh Jepang.
            JENDELA INFO
            Semangat bushido yang diagungkan dalam fasisme Jepang diartikan sebagai semangat berani mati. Semangat ini juga mencerminkan etos yang tinggi.

            Gambar
            Gambar 2.4 Kaisar Hirohito
        3. Latar Belakang Perang Dunia II
        4. Hal-hal yang melatarbelakangi terjadinya Perang Dunia II dapat digolongkan menjadi sebab umum dan sebab khusus.
          1. Sebab Umum
          2. Berikut ini sebab-sebab umum terjadinya Perang Dunia II.
            • Pertentangan antara paham liberalisme dan totaliterisme. Liberalisme memberikan kebebasan bagi warga negaranya sedangkan totaliterisme mengekang kebebasan warga negara.
            • Persekutuan mencari kawan.
            • Semangat untuk membalas dendam (revanche idea) karena kekalahan dalam PD I.
            • Perlombaan senjata antarnegara.
            • Pertentangan antarnegara imperialis untuk memperebutkan daerah jajahan.
            • Kegagalan Liga Bangsa-Bangsa dalam mewujudkan perdamaian dunia.
            JENDELA INFO
            Pada PD I pihak yang dihinggapi revanche idea adalah Prancis karena merasa terhina dengan penandatanganan Perjanjian Versailes yang dilakukan di Istana Versailes, Prancis. Sedang menjelang PD II yang dihinggapi politik balas dendam adalah Jerman karena sangat dirugikan
          3. Sebab Khusus
          4. Sebab khusus Perang Dunia II terjadi di dua kawasan yaitu kawasan Eropa dan kawasan Asia Pasifik. Berikut ini sebab-sebab khusus terjadinya Perang Dunia II.
            • Di kawasan Asia Pasifik, penyerbuan Jepang terhadap pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour tanggal 7 Desember 1941.
            • Di kawasan Eropa, serangan kilat (blitzkrieg) yang dilakukan Jerman atas Polandia pada tanggal 1 September 1939. Alasan penyerangan itu untuk merebut kembali kota Danzig (penduduknya bangsa Jerman). Dalam waktu singkat sebagian besar Polandia dikuasai Jerman.
            Uni Soviet yang merasa keamanannya terancam, segera menyerbu Polandia dari arah Timur. Pada tanggal 3 September 1939 Inggris dan Prancis menyatakan perang terhadap Jerman. Dalam perkembangannya melibatkan banyak negara.
            Gambar
            Gambar 2.5 Akibat dari serangan Jerman atas Polandia.
        5. Jalannya Perang
        6. Negara-negara yang terlibat dalam Perang Dunia II juga tidak jauh berbeda dengan Perang Dunia I. Perang Dunia II dapat dikatakan merupakan ajang balas dendam bagi negara-negara yang kalah dalam PD I. Negara-negara yang terlibat terbagi dalam blok Sentral dan blok Sekutu. Berikut ini negara-negara yang terlibat dalam PD II.
          1. Blok Sentral yaitu Jerman, Italia, Jepang, Austria, Rumania, dan Finlandia.
          2. Blok Sekutu yaitu Inggris, Prancis, Rusia, RRC, Amerika Serikat, Austria, dan Polandia.
          Secara umum PD II dibagi dalam 3 tahapan berikut.
          1. Tahapan pertama, blok Sentral melakukan ofensif dengan taktik serangan kilat.
          2. Tahapan kedua, merupakan titik balik. Blok Sentral bersifat defensif (bertahan) sedangkan blok Sekutu lebih banyak melakukan serangan.
          3. Tahapan ketiga, blok Sekutu mulai mencapai kemenangan.
          Untuk memahami jalannya Perang Dunia II, simaklah penjelasan berikut. Lihat tabel 2.1.
        7. Akhir Perang
        8. Pada bulan Mei 1942, suatu serangan terhadap Australia terhenti dalam pertempuran di Laut Koral. Serangan serupa terhadap Hawai terhenti di Midway pada bulan Juni 1942. Pada bulan Agustus 1942 pasukan Amerika Serikat mendarat di Guadalkanal (Kepulauan Solomon) dan bulan Februari 1943 pihak Jepang telah dipukul mundur.
          Pada bulan Februari 1944 pasukan Amerika Serikat berhasil mengusir Jepang dari Kwayalein, di Kepulauan Marshall, dan Saipan di Kepulauan Mariana. Pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkan bom atom di kota Hiroshima dan kota Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akhirnya Jepang menyerah dan menandatangai perjanjian di atas kapal USS Missouri tanggal 2 September 1945 di Teluk Tokyo.
          JENDELA INFO
          Untuk mematahkan semangat orang Jepang, Sekutu melakukan pengeboman terhadap kota-kota penting di Jepang seperti Tokyo, Osaka, dan Yokohama. Puncaknya pada tanggal 6 Agustus 1945 Sekutu menjatuhkah bom atom “Little Boy”, yang dijatuhkan dari pesawat pengebom B-29 “Enola Gay” yang dipimpin Kolonel Paul W Tibbets.
          Blok Sentral pada khirnya harus menyerah kepada Sekutu pada bulan Mei 1945. Berikut ini beberapa faktor penyebab kekalahan Blok Sentral terhadap Sekutu.
          1. Blok Sentral tidak ditunjang oleh sumbersumber kekayaan alam yang mencukupi kebutuhan perang.
          2. Jumlah anggota kelompok Sekutu lebih banyak. Masuknya Rusia ke dalam blok Sekutu memperkuat blok tersebut.
          3. Sekutu memiliki daerah jajahan yang dapat menunjang kebutuhan perang.
          4. Blok Sekutu memiliki keunggulan teknologi persenjataan daripada Blok Sentral.
          Gambar
          Sumber: Encarta Encyclopedia, 2006
          Gambar 2.7 “Litle boy” bom yang dijatuhkan di Hiroshima.
          Berakhirnya Perang Dunia II juga ditandai dengan penandatanganan berbagai macam perjanjian. Berikut ini beberapa perjanjian yang mengakhiri PD II. Lihat tabel 2.2.
          Tabel 2.2 Perjanjian-Perjanjian yang Mengakhiri Perang Dunia II
          1. Perjanjian Potsdam tanggal 2 Agustus 1945 yang dihadiri Truman (Amerika Serikat), Stalin (Rusia), dan Winston Churchill (Inggris) untuk menentukan nasib Jerman. Berikut ini isi Perjanjian Potsdam.
            • Jerman dibagi menjadi dua daerah pendudukan . Jerman Timur diduduki Rusia, dan Jerman Barat diduduki oleh Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
            • Kota Berlin di Jerman Timur dibagi menjadi empat daerah pendudukan. Berlin Timur dikuasai Rusia sedangkan Berlin Barat diduduki Amerika Serikat, Inggris, dan Prancis.
            • Jerman harus mengurangi angkatan perangnya.
            • Pengadilan bagi penjahat perang.
            • Jerman harus membayar ganti rugi perang.
            • Danzig dan daerah Jerman yang sebelah Timur Sungai Oder dan Niesse diberikan kepada Polandia.
          2. Perjanjian antara Sekutu dengan Jepang, disahkan di San Fransisco tanggal 8 September 1945, berisi hal-hal berikut.
            • Untuk sementara, Kepulauan Jepang diperintah oleh tentara pendudukan Amerika Serikat.
            • Pulau Kurile dan Sakhalin diserahkan kepada Rusia.
            • Manchuria dan Taiwan diserahkan kepada Tiongkok.
            • Pengadilan terhadap penjahat perang.
            • Jepang diharuskan membayar kerugian perang.
          3. Perjanjian di Paris (1947) menentukan nasib Italia, berisi hal-hal berikut.
            • Daerah Italia dipersempit.
            • Triest menjadi daerah merdeka di bawah pemerintahan PBB.
            • Ethiopia dan Albania bebas dari kekuasaan Italia.
            • Semua jajahan Italia di Afrika Utara diambil oleh Inggris.
            • Italia harus membayar kerugian perang.
        9. Dampak atau Akibat Perang Dunia II
        10. Perang Dunia II memberikan dampak yang luas dalam berbagai aspek kehidupan. Berikut ini dampak PD II dalam bidang politik, ekonomi, sosial, dan kerohanian. Lihat tabel 2.3.
          Tabel 2.3 Dampak Perang Dunia II
          1. Bidang Politik
          2. Berikut ini dampak Perang Dunia II dalam bidang politik.
            • Amerika Serikat dan Uni Soviet muncul sebagai negara superpower.
            • Negara-negara Eropa seperti Inggris, Prancis, Italia, dan Jerman perannya dalam percaturan politik dunia memudar.
            • Terjadinya Perang Dingin karena persaingan dan perebutan pengaruh antara Amerika Serikat dan Uni Soviet. AS berideologi liberalisme dan Uni Soviet berideologi komunisme.
            • Akibat Perang Dingin, beberapa negara terpecah seperti Korea, Vietnam, dan Jerman.
            • Terbentuknya persekutuan militer/pakta pertahanan, misalnya NATO, dan Pakta Warsawa.
          3. Bidang Ekonomi
          4. Dalam bidang ekonomi terjadi depresi yang sangat luas. Pengangguran terjadi di manamana. Negara yang kalah perang kekurangan modal untuk membangun kembali negaranya. Amerika Serikat menawarkan berbagai bantuan program pembangunan (penanaman modal dan pinjaman modal). Berikut ini berbagai bentuk bantuan ekonomi dari Amerika Serikat.
            • Truman Doctrine yang diarahkan untuk membantu Turki dan Yunani.
            • Marshal Plan diprogramkan untuk membangun kembali Eropa.
            • Point Four Truman diarahkan untuk bantuan bagi negara-negara yang masih terbelakang, terutama di Asia.
            • Colombo Plan yang disponsori Inggris ingin membentuk kerja sama ekonomi dan kebudayaan.
          5. Bidang Sosial dan Kerohanian
            • PD II menimbulkan bencana besar bagi umat manusia, kerugian harta benda, dan nyawa sangat besar. Banyak anak kehilangan orang tua dan orang cacat korban perang.
            • Dibentuknya Perserikatan Bangsa-Bangsa tanggal 24 Oktober 1945.
        11. Pengaruh Perang Dunia II bagi Indonesia
        AJANG KREASI
        Menjelang Perang Dunia II, Jerman berusaha membangun angkatan perang yang kuat agar dapat membalas kekalahannya dalam Perang Dunia I. Oleh karena itu Hittler menerapkan wajib militer bagi warga negaranya.
        Setujukah kalian jika pemerintah RI menerapkan cara yang dilakukan oleh Hittler dalam menghadapi sengketa dengan Malaysia mengenai kasus Ambalat? Mengapa? Kemukakan alasan-alasan kalian! Dan bagaimana sikap kalian jika suatu saat pemerintah RI menetapkan kebijakan wajib militer bagi warga negaranya?
      2. Latar Belakang dan Proses Pendudukan Jepang (1942 - 1945)
      3. Masa pendudukan Jepang merupakan periode yang penting dalam sejarah bangsa Indonesia. Pendudukan Jepang di Indonesia ditujukan untuk mewujudkan Persemakmuran Bersama Asia Timur Raya. Untuk mewujudkan cita-cita itu, Jepang menyerbu pangkalan Angkatan Laut di Pearl Harbour, Hawai. Peristiwa itu terjadi pada tanggal 7 Desember 1941.
        Gerakan invasi militer Jepang cepat merambah ke kawasan Asia Tenggara. Pada bulan Januari-Februari 1942, Jepang menduduki Filipina, Tarakan (Kalimantan Timur), Balikpapan, Pontianak, dan Samarinda. Pada bulan Februari 1942 Jepang berhasil menguasai Palembang.
        Untuk menghadapi Jepang, Sekutu membentuk Komando gabungan. Komando itu bernama ABDACOM (American British Dutch Australian Command). ABDACOM dipimpin oleh Jenderal Sir Archibald Wavell dan berpusat di Bandung.
        Pada tanggal 1 Maret 1942 Jepang berhasil mendarat di Jawa yaitu Teluk Banten, di Eretan (Jawa Barat), dan di Kragan (Jawa Timur). Pada tanggal 5 Maret 1942 kota Batavia jatuh ke tangan Jepang. Akhirnya pada tanggal 8 Maret 1942 Belanda secara resmi menyerah kepada Jepang.
        Gambar
        Gambar 2.9 Peta pendaratan pasukan Jepang di Pulau Jawa.
        Upacara penyerahan kekuasaan dilakukan pada tanggal 8 Maret 1942 di Kalijati, Subang, Jawa Barat. Dalam upacara tersebut Sekutu diwakili oleh Gubernur Jenderal Tjarda van Starkenborgh dan Jenderal Ter Poorten, sedang Jepang diwakili oleh Jenderal Hitoshi Imamura. Dengan penyerahan itu secara otomatis Indonesia mulai dijajah oleh Jepang. Kebijakan Jepang terhadap rakyat Indonesia pada prinsipnya diprioritaskan pada dua hal, yaitu:
        1. menghapus pengaruh-pengaruh Barat di kalangan rakyat Indonesia, dan
        2. memobilisasi rakyat Indonesia demi kemenangan Jepang dalam Perang Asia Timur Raya.
        Politik imperialisme Jepang di Indonesia berorientasi pada eksploitasi sumber daya alam dan manusia. Jepang melakukan eksploitasi sampai tingkat pedesaan. Dengan berbagai cara, Jepang menguras kekayaan alam dan tenaga rakyat melalui janji-janji maupun kekerasan.
      4. Pemerintahan pada Zaman Pendudukan Jepang
      5. Masa pendudukan Jepang berbeda dengan masa penjajahan Belanda. Pada penjajahan Belanda pemerintahan dipegang oleh pemerintahan sipil. Sedangkan masa Jepang dipimpin oleh militer. Dalam menjalankan pemerintahannya, Indonesia dibagi dalam tiga wilayah kekuasaan militer.
        1. Wilayah I, meliputi Pulau Jawa dan Madura diperintah oleh Tentara keenambelas dengan pusatnya di Batavia (Jakarta).
        2. Wilayah II meliputi daerah Pulau Sumatra, diperintah oleh tentara keduapuluh lima dengan pusatnya di Bukittinggi.
        3. Wilayah III meliputi Kalimantan, Sulawesi, Bali, Nusa Tenggara, Timor, Maluku diperintah oleh Armada Selatan Kedua dan berkedudukan di Makassar (Ujungpandang).
        Gambar
        Gambar 2.10 Peta pemerintahan pada zaman pendudukan Jepang.
        Berikut ini berbagai kebijakan pemerintah pendudukan Jepang di Indonesia.
        1. Bidang Politik
        2. Pada masa awal pendudukan, Jepang menyebarkan propaganda yang menarik. Sikap Jepang pada awalnya menunjukkan kelunakan, misalnya:
          1. mengizinkan bendera Merah Putih dikibarkan di samping bendera Jepang,
          2. melarang penggunaan bahasa Belanda,
          3. mengizinkan penggunaan bahasa Indonesia dalam kehidupan sehari-hari, dan
          4. mengizinkan menyanyikan lagu Indonesia Raya.
          Kebijakan Jepang yang lunak ternyata tidak berjalan lama. Jenderal Imamura mengubah semua kebijakannya. Kegiatan politik dilarang dan semua organisasi politik yang ada dibubarkan. Sebagai gantinya Jepang membentuk organisasi-organisasi baru. Tentunya untuk kepentingan Jepang itu sendiri. Organisasi-organisasi yang didirikan Jepang antara lain Gerakan Tiga A, Putera, dan Jawa Hokokai.
          1. Gerakan Tiga A
          2. Gerakan Tiga A dibentuk pada bulan Maret 1942 dan diketuai oleh Mr. Syamsuddin. Gerakan Tiga A terdiri dari Nippon Cahaya Asia, Nippon Pelindung Asia, dan Nippon Pemimpin Asia. Tujuan gerakan ini adalah untuk menghimpun potensi bangsa guna kemakmuran bersama. Ternyata Gerakan Tiga A tidak berumur lama karena dirasa kurang efektif oleh Jepang sehingga dibubarkan, sebagai gantinya dibentuk Putera (Pusat Tenaga Rakyat).
          3. Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
          4. Pada tanggal 1 Maret 1943 Jepang membentuk Putera. Gerakan ini dipimpin oleh tokoh empat serangkai yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan K.H. Mas Mansyur.
            Gambar
            Gambar 2.11 Empat Serangkai pendiri Putera Ir. Soekarno, Ki Hajar Dewantara, Drs. Moh. Hatta, dan K.H. Mas Mansyur
            Bagi para pemimpin Indonesia, Putera bertujuan untuk membangun dan menghidupkan segala apa yang dirobohkan oleh imperialis Belanda. Sedangkan bagi Jepang, Putera bertujuan untuk memusat- kan segala potensi masyarakat Indonesia dalam rangka membantu usaha perangnya.
            Putera lebih bermanfaat bagi bangsa Indonesia daripada bagi Jepang. Putera lebih mengarahkan perhatian rakyat kepada kemerdekaan daripada kepada usaha perang pihak Jepang. Oleh karena itu kemudian Jepang membentuk Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa).
          5. Jawa Hokokai (Himpunan Kebaktian Jawa)
          6. Pada bulan Maret 1944 pemerintah Jepang membentuk Jawa Hokokai. Jawa Hokokai dinyatakan sebagai organisasi resmi pemerintah sehingga pucuk kepemimpinan langsung dipegang oleh Gunseikan. Himpunan ini mempunyai tiga dasar yaitu mengorbankan diri, mempertebal persaudaraan, dan melaksanakan sesuatu dengan bukti.
            Jawa Hokokai mempunyai tugas antara lain mengerahkan rakyat untuk mengumpulkan padi, besi tua, pajak, dan menanam jarak sebagai bahan baku pelumas untuk Jepang.
            Pada tanggal 5 September 1943 membentuk Cuo Sangi In (Badan Pertimbangan) atas anjuran Perdana Menteri Hideki Tojo. Ketua Cuo Sangi In dipegang oleh Ir. Soekarno. Tugas badan ini adalah mengajukan usul kepada pemerintah serta menjawab pertanyaan pemerintah mengenai tindakan yang perlu dilakukan oleh pemerintah militer.
        3. Bidang Ekonomi
        4. Pada awal pendudukan Jepang, ekonomi Indonesia mengalami kelumpuhan obyek-obyek vital seperti pertambangan dan industri dibumihanguskan oleh Sekutu. Untuk menormalisasi keadaan, Jepang banyak melakukan kegiatan produksi. Semua kegiatan ekonomi diarahkan untuk memenuhi kebutuhan perang. Misalnya dengan membangun pabrik senjata dan mewajibkan rakyat menanam pohon jarak. Oleh karena itu Jepang menerapkan sistem autarki. Sistem autarki adalah tiap-tiap daerah diharapkan dapat memenuhi kebutuhannya sendiri.
          Untuk membangun fasilitas perang, Jepang memerlukan banyak tenaga kasar. Tenaga kasar yang digunakan untuk kerja paksa dinamakan romusha. Kehidupan romusha sangat mengenaskan. Mereka hidup menderita, miskin, kelaparan, dan tidak jarang terjadi kematian. Selain dengan romusha, Jepang juga mengeksploitasi sumber daya alam terutama batu bara dan minyak bumi.
        5. Bidang Sosial
        6. Pada masa Jepang banyak rakyat Indonesia yang dipaksa menjadi romusha. Mereka dipaksa bekerja keras tanpa diberi upah dan makanan. Akibatnya banyak romusha yang meninggal dan terjangkit wabah penyakit. Karena kemelaratan yang dialami para romusha tersebut, muncul golongan baru yang disebut golongan kere atau gembel.
          Jepang juga mengatur sistem stratifikasi sosial dalam masyarakat. Stratifikasi sosial pada masa pendudukan Jepang terdiri dari:
          1. Golongan teratas yaitu golongan Jepang.
          2. Golongan kedua yaitu golongan pribumi.
          3. Golongan ketiga yaitu golongan Timur Asing.
        7. Bidang Militer
        8. Dalam rangka memperkuat kedudukan dalam Perang Pasifik, Jepang melakukan mobilisasi para pemuda untuk dibina dalam latihan militer. Oleh karena itu Jepang membentuk organisasiorganisasi semimiliter dan organisasi militer. Lihat tabel 2.4
          Tabel 2.4 Organisasi-Organisasi Semimiliter dan Organisasi Militer Bentukan Jepang
          1. Organisasi semimiliter zaman Jepang
            • Seinendan (Barisan Pemuda), terutama untuk mendidik dan melatih para pemuda agar dapat menjaga dan mempertahankan tanah airnya dengan kekuatan sendiri.
            • Fujinkai (Himpunan Wanita), bertujuan memberikan latihan-latihan kemiliteran pada wanita berusia minimum 15 tahun.
            • Keibodan (Barisan Pembantu Polisi), bertugas membantu tugas-tugas polisi.
            • Suishintai (Barisan Pelapor), dipimpin oleh Ir. Soekarno.
            • Gakukotai (Barisan Pelajar), dibentuk tanggal 15 Desember 1944.
            • Jibakutai (Barisan Berani Mati).
          2. Organisasi militer
            • Heiho (Pembantu Prajurit Jepang), dibentuk pada bulan April 1943. Heiho adalah prajurit Indonesia yang langsung ditempatkan dalam organisasi militer Jepang baik dalam Angkatan Darat maupun Angkatan Laut. Selain diberi latihan militer, para anggota Heiho juga diberi kesempatan untuk mengendalikan senjata antipesawat, tank, dan artileri medan.
            • PETA (Pembela Tanah Air) dibentuk pada tanggal 3 Oktober 1944 atas usul dari Gatot Mangkupraja. Para pemuda yang tergabung dalam Peta mendapatkan latihan-latihan kemiliteran. Setelah Indonesia merdeka banyak anggota Peta yang menjadi pemimpin Indonesia seperti Jenderal Ahmad Yani, Jenderal Soedirman, dan Jenderal Soeharto.
        9. Bidang Budaya
        10. Pada masa pendudukan Jepang, bahasa Indonesia diizinkan digunakan dalam komunikasi. Sebaliknya, bahasa Belanda tidak boleh digunakan. Papan nama dalam toko, rumah makan, atau perusahaan yang berbahasa Belanda diganti dengan bahasa Indonesia atau bahasa Jepang. Surat kabar dan film yang berbahasa Belanda dilarang beredar.
        AJANG KREASI
        Agar kalian dapat memahami dan mengambil nilai-nilai dari pendudukan Jepang di Indonesia, maka bentuklah kelompok diskusi yang beranggotakan 4 - 5 orang, kemudian bahaslah permasalahan berikut!
        1. Bagaimana reaksi rakyat Indonesia terhadap kewajiban menjadi romusha tersebut?
        2. Apa yang dilakukan Jepang untuk mengurangi ketakutan rakyat agar mau menjadi romusha?
        3. Nilai-nilai apa saja yang dapat dipetik dari perlakuan Jepang terhadap romusha?
      6. Strategi Pergerakan Masa Pendudukan Jepang
      7. Dalam menghadapi penjajahan Jepang, para pejuang memiliki strategi yang tidak sama. Ada dua macam golongan yaitu golongan kooperatif dan nonkooperatif. Golongan kooperatif bersedia kerja sama dengan Jepang. Mereka duduk dalam organisasi bentukan Jepang. Sedang golongan nonkooperatif adalah golongan yang tidak mau bekerja sama dengan Jepang, mereka membentuk organisasi bawah tanah. Berikut ini kelompok bawah tanah pada masa Jepang, lihat tabel 2.5
        Tabel 2.5 Kelompok Bawah Tanah pada Masa Pendudukan Jepang
        1. Kelompok Syahrir. Pengikutnya adalah kaum terpelajar di berbagai kota misalnya Jakarta, Surabaya, Cirebon, Garut, Semarang, dan lainnya. Syahrir menentang Jepang karena negara tersebut fasis. Mereka berjuang
        2. Kelompok Amir Syarifuddin. Kelompok ini juga antifasis dan menolak kerja sama dengan Jepang. Ia sangat keras mengritik Jepang sehingga tahun 1943 ditangkap kemudian dijatuhi hukuman mati. Setelah Jepang menyerah dan Indonesia merdeka tahun 1945 serta bantuan dari Bung Karno, maka Amir bebas dari hukuman tersebut.
        3. Golongan Persatuan Mahasiswa. Sebagian besar golongan ini berasal dari mahasiswa kedokteran di Jakarta. Pengikutnya antara lain Jusuf Kunto, Supeno, dan Subandrio. Golongan mahasiswa yang anti terhadap Jepang, bekerja sama dengan kelompok Syahrir.
        4. Kelompok Sukarni. Anggota kelompok ini antara lain Adam Malik, Pandu Wiguna, Chaerul Saleh, dan Maruto Nitimihardjo. Peran dari kelompok Sukarni sangat besar pada waktu sekitar proklamasi kemerdekaan.
        5. Golongan Kaigun. Para anggotanya bekerja pada Angkatan Laut Jepang, tetapi secara terus-menerus menggalang dan membina kemerdekaan. Beberapa anggota yang tergabung dalam kelompok Kaigun antara lain Mr. Ahmad Subardjo, Mr. Maramis, Dr. Samsi, dan Dr. Buntaran Martoatmodjo. Kelompok ini mendirikan Asrama Indonesia Merdeka, dengan ketua Wikana.
        6. Pemuda Menteng. Kelompok yang bermarkas di Gedung Menteng 31 Jakarta ini banyak yang menjadi pengikut Tan Malaka dari Partai Murba. Tokoh utama dari Pemuda Menteng di antaranya Adam Malik, Chaerul Saleh, dan Wikana.
        Sumber: Indonesia Abad ke-20 jilid I, 1998
        Perjuangan yang bersifat kooperatif dilakukan oleh para pemimpin bangsa. Mereka bersedia bekerja sama dengan Jepang. Perjuangan yang kooperatif dilakukan dengan bergabung dalam organisasi-organisasi bentukan Jepang misalnya dalam Putera, Jawa Hokokai, Gerakan Tiga A, dan Cuo Sangi In. Di samping itu juga duduk dalam badan-badan pemerintahan Jepang.
        AJANG KREASI
        Pada masa pendudukan Jepang, para tokoh bangsa yang tidak setuju bekerja sama dengan Jepang membentuk organisasi-organisasi bawah tanah. Organisasiorganisasi tersebut berjuang demi kepentingan rakyat. Sebagai pelajar, kalian tentunya juga memiliki organisasi di sekolah yaitu OSIS. Apakah OSIS di sekolah kalian juga memperjuangkan aspirasi para siswa? Apakah nilai-nilai yang dapat kalian teladani dari organisasi-organisasi bawah tanah yang didirikan oleh para tokoh bangsa pada masa itu untuk mengembangkan organisasi kalian?
      8. Perlawanan Terhadap Jepang
      9. Pada masa pendudukan Jepang, kehidupan rakyat sangat menderita. Hal ini disebabkan rakyat dipaksa menjadi romusha dan dibebani kewajiban menyerahkan hasil panennya. Penderitaan yang dialami rakyat menyebabkan munculnya rasa benci terhadap Jepang. Kebencian itu diperparah dengan kewajiban untuk melakukan Seikerei ke arah Tokyo yang tidak dapat diterima. Akibatnya terjadi perlawanan rakyat Indonesia terhadap kekejaman tentara Jepang.
        JENDELA INFO
        Upacara seikerei adalah upacara dan penghormatan terhadap kaisar sebagai keturunan dewa matahari dengan membungkuk 90o ke arah Timur.
        Untuk lebih jelasnya lihat tabel 2.6 berikut.
        Tabel 2.6 Perlawanan-Perlawanan yang Muncul terhadap Jepang
        1. Di Jawa Barat
          1. Pada bulan Februari 1944 timbul perlawanan rakyat Singaparna, dipimpin oleh Kyai Haji Zainal Mustofa. Sebabnya adalah penolakan terhadap upacara seikerei dan penderitaan rakyat akibat perlakuan buruk Jepang.
          2. Di Indramayu pada bulan April 1944, tepatnya desa Kaplongan, Distrik Karangampel, rakyat bangkit melawan tentara Jepang. Demikian juga tanggal 30 Juli 1944 terjadi perlawanan rakyat di desa Cidempet, Kecamatan Lohbener. Penyebabnya tersebut adalah pengambilan padi secara paksa dan pengerahan tenaga.
        2. Di Aceh
          1. Pada tanggal 10 November 1942 meletus perlawanan rakyat dipimpin oleh Tengku Abdul Jalil dari Cot Plieng.
          2. Di Jangka Buya terjadi perlawanan rakyat terhadap Jepang dipimpin seorang Giyugun bernama Teuku Hamid. Demikian juga di Pandrah, daerah Jenieb, Kabupaten Bireueh.
        3. Di Biak
        4. Rakyat Biak, Irian Jaya melakukan perlawanan terhadap tentara Jepang pada tahun 1943.
        5. Di Kalimantan Barat
        6. Perlawanan rakyat terhadap Jepang juga terjadi di Kalimantan Barat namun mengalami kegagalan. Sebelum perlawanan rakyat meluas, pihak Jepang telah mengetahui karena telah menyusupkan mata-mata ke dalam organisasi perlawanan rakyat tersebut.
        7. Di Sulawesi Selatan
        8. Perlawanan rakyat di Sulawesi Selatan terhadap pendudukan Jepang dikenal dengan nama Peristiwa Unra, karena peristiwa tersebut terjadi di desa Unra. Rakyat dipimpin Haji Temmale yang tidak
        9. Pemberontakan PETA
        10. Perlawanan yang paling besar terhadap pendudukan Jepang dilakukan oleh tentara PETA di Blitar, Jawa Timur tanggal 14 Februari 1945. Perlawanan ini dipimpin oleh Supriyadi. Perlawanan ini disebabkan oleh kekecewaan anggota PETA terhadap Jepang akibat kekejaman Jepang yang menyebabkan penderitaan rakyat, terutama yang dijadikan romusha oleh Jepang.

        AJANG KREASI
        Pada masa penjajahan Jepang, perlawanan dilakukan dengan angkat senjata. Di era sekarang tanpa disadari sebenarnya bangsa Indonesia juga “dijajah” oleh bangsa Barat. Coba kalian sebutkan bentuk penjajahan tersebut! Apakah
      10. Berbagai Perubahan Akibat Pendudukan Jepang
        1. Aspek Politik Pemerintahan
        2. Dalam bidang pemerintah terjadi perubahan dari pemerintahan sipil ke pemerintahan militer, jabatan Gubernur Jenderal diganti dengan Panglima Tentara Jepang.
          Untuk memperlancar proses eksploitasi di pedesaan dan mengontrol rakyat, Jepang membentuk tonarigumi (Rukun Tetangga). Tujuannya adalah untuk meningkatkan pengawasan terhadap penduduk. Akibat dibentuknya tonarigumi, peran dan fungsi lembaga politik tradisional memudar.
          JENDELA INFO
          Struktur pemerintahan di Jawa pada zaman Jepang yaitu:
          • Syu (karesidenan)
          • Si (kotamadya)
          • Ken (kabupaten)
          • Gun (kawedanan)
          • Son (kecamatan)
          • Ku (desa/Kelurahan)
          • Tonarigumi (rukun tetangga)
        3. Aspek Sosial Ekonomi
        4. Pada masa Jepang, juga diberlakukan politik penyerahan padi secara paksa. Hal ini dilakukan untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi para tentara. Akibat penyerahan padi itu antara lain angka kematian meningkat, tingkat kesehatan masyarakat menurun, kelangkaan bahan pangan, dan kesejahteraan sosial sangat buruk.
          Mobilitas sosial masyarakat cukup tinggi. Golongan pemuda, pelajar, dan tokoh masyarakat mengalami peningkatan status sosial. Hal ini disebabkan mereka bergabung dalam organisasi bentukan Jepang. Selain itu juga duduk dalam pemerintahan.
        5. Aspek Mentalitas Masyarakat
        6. Pulau Jawa memiliki jumlah penduduk yang sangat banyak. Melihat hal tersebut, Jepang memanfaatkannya sebagai tenaga kerja. Masyarakat pedesaan dipaksa menjadi romusha. Para romusha harus membuat pabrik senjata, benteng pertahanan, dan jalan. Mereka tidak hanya bekerja di Indonesia tetapi juga dikirim ke luar negeri.
          Para romusha sangat menderita dan tidak dapat upah dan makanan. Mereka masih menerima perlakuan yang kejam dari Jepang. Hal ini menimbulkan ketakutan pada masyarakat yang harus menyerahkan warganya untuk menjadi romusha.
        AJANG KREASI
        Jepang banyak melakukan eksploitasi ekonomi demi kepentingan perangnya di Asia Pasifik. Di era sekarang banyak pihak asing yang ingin mengeksploitasi kekayaan alam Indonesia, baik secara sembunyi-sembunyi (pencurian) maupun secara terselubung (melalui investasi modal). Bagaimanakah sikap kalian terhadap kedua masalah tersebut? Apakah penanaman modal asing dapat dikatakan sebagai bentuk eksploitasi ekonomi versi modern? Berilah contoh untuk menguatkan argumen. Diskusikanlah

      Catting / Catatan Penting
      • Keterlibatan Jepang dalam Perang Dunia II yang diawali dengan menyerbu Pearl Harbour, merupakan langkah awal untuk menguasai Asia, termasuk Indonesia. Dengan serangan yang sangat cepat, Belanda akhirnya bertekuk lutut kepada Jepang dalam Perundingan Kalijati 8 Maret 1942. Perundingan tersebut mengawali penjajahan Jepang di Indonesia.
      • Pada masa pendudukan Jepang berbagai strategi perjuangan dilakukan oleh para pemimpin nasional. Memanfaatkan organisasi bentukan Jepang untuk menggembleng rakyat, mengadakan gerakan bawah tanah, sampai
      • Pendudukan Jepang berdampak terhadap berbagai aspek kehidupan rakyat yaitu:
        1. aspek politik yang ditandai memudarnya peran dan fungsi lembaga politik tradisional,
        2. aspek sosial ekonomi ditunjukkan dengan kesengsaraan rakyat akibat kebijakan penyerahan wajib padi, dan
        3. aspek mentalitas masyarakat yang semakin tertekan bahkan muncul ketakutan kolektif dan kegelisahan komunal terhadap keharusan kerja paksa (romusha).

      Renungkanlah!
      • Perlakuan Jepang yang sangat kejam terhadap para romusha sangat bertentangan dengan nilai-nilai kemanusiaan dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM). Sebagai sesama makhluk Tuhan, hendaklah saling menghormati dan menghargai hak-hak setiap manusia.
      • Meskipun gerak perjuangan yang dilakukan para pejuang berbeda-beda, namun tetap memiliki satu tujuan yaitu mencapai Indonesia merdeka. Belajar dari pengalaman tersebut, kita tidak perlu mempermasalahkan perbedaan-perbedaan strategi yang ditempuh untuk mewujudkan keutuhan bangsa. Perbedaan-perbedaan tersebut hendaknya dapat melengkapi satu sama lain.

      PETA KONSEP
      Gambar
      BAB 3 - USAHA PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA
      Gambar
      Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi Tahun 1945-1949, 1981
      Gambar 3.1 Bung Tomo memimpin pertempuran 10 November 1945.
      Pada bab yang lalu kalian telah mempelajari Perang Dunia II. Tentu kalian masih ingat bukan akhir dari PD II? Ya, setelah kedua kotanya dibom atom akhirnya Jepang menyerah tanpa syarat kepada Sekutu. Akibatnya di Indonesia terjadi kekosongan kekuasaan. Momentum tersebut dimanfaatkan bangsa Indonesia untuk mengumandangkan kemerdekaan. Namun kemerdekaan yang dicapai oleh bangsa Indonesia ternyata masih membutuhkan pengorbanan untuk dipertahankan. Bagaimana bentuk-bentuk perjuangan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan? Agar kalian dapat memahaminya, maka ikutilah pembahasan berikut ini!
      1. Perjuangan Rakyat dan Pemerintah di Daerah dalam Mempertahankan Kemerdekaan Indonesia
      2. Penyerahan kekuasaan Jepang kepada Sekutu dilakukan oleh Komando Asia Tenggara (South East Asia Command atau SEAC) di bawah pimpinan Laksamana Lord Louis Mounbatten. Pasukan Sekutu yang bertugas di Indonesia adalah Allied Forces Netherlands East Indies (AFNEI) yang dipimpin oleh Letnan Jenderal Sir Philip Christison. AFNEI merupakan komando bawahan dari SEAC. Tugas AFNEI di Indonesia adalah:
        1. menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang,
        2. membebaskan para tawanan perang dan interniran Sekutu,
        3. melucuti orang-orang Jepang dan kemudian dipulangkan ke negaranya,
        4. menjaga keamanan dan ketertiban (law and order), dan
        5. menghimpun keterangan guna menyelidiki pihak-pihak yang dianggap sebagai penjahat perang.
        Pada awalnya rakyat Indonesia menyambut kedatangan Sekutu dengan senang. Akan tetapi setelah diketahui NICA ikut di dalamnya, sikap rakyat Indonesia menjadi curiga dan bermusuhan. Kedatangan NICA di Indonesia didorong oleh keinginan menegakkan kembali Hindia Belanda dan berkuasa lagi di Indonesia. Datangnya pasukan Sekutu yang diboncengi NICA mengundang perlawanan rakyat untuk mempertahankan kemerdekaan. Berikut ini berbagai perlawanan terhadap Sekutu yang muncul di daerah-daerah.
        JENDELA INFO
        NICA kependekan dari Netherland Indies Civil Administration. NICA adalah orang-orang Belanda yang melarikan diri ke Australia ketika Jepang datang dan membentuk kekuatan baru untuk menguasai Hindia Belanda kembali. Kedatangan NICA ke Indonesia dipimpin oleh van der Plass dan van Mook.
        1. Pertempuran Surabaya 10 November 1945
        2. Surabaya merupakan kota pahlawan. Surabaya menjadi ajang pertempuran yang paling hebat selama revolusi mempertahankan kemerdekaan, sehingga menjadi lambang perlawanan nasional. Peristiwa di Surabaya merupakan rangkaian kejadian yang diawali sejak kedatangan pasukan Sekutu tanggal 25 Oktober 1945 yang dipimpin oleh Brigjen A.W.S. Mallaby.
          Pada tanggal 30 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang hebat di Gedung Bank Internatio di Jembatan Merah. Pertempuran itu menewaskan Brigjen Mallaby. Akibat meninggalnya Brigjen Mallaby, Inggris memberi ultimatum, isinya agar rakyat Surabaya menyerah kepada Sekutu. Secara resmi rakyat Surabaya, yang diwakili Gubernur Suryo menolak ultimatum Inggris. Akibatnya pada tanggal 10 November 1945 pagi hari, pasukan Inggris mengerahkan pasukan infantri dengan senjatasenjata berat dan menyerbu Surabaya dari darat, laut, maupun udara. Rakyat Surabaya tidak takut dengan gempuran Sekutu. Bung Tomo memimpin rakyat dengan berpidato membangkitkan semangat lewat radio. Pertempuran berlangsung selama tiga minggu. Akibat pertempuran tersebut 6.000 rakyat Surabaya gugur.
          Pengaruh pertempuran Surabaya berdampak luas di kalangan internasional, bahkan masuk dalam agenda sidang Dewan Keamanan PBB tanggal 7-13 Februari 1946.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1981
          Gambar 3.2 Bung Tomo
        3. Pertempuran Ambarawa
        4. Pertempuran Ambarawa terjadi tanggal 20 November sampai tanggal 15 Desember 1945, antara pasukan TKR dan Pemuda Indonesia melawan pasukan Sekutu (Inggris). Pertempuran Ambarawa dimulai dari insiden yang terjadi di Magelang pada tanggal 26 Oktober 1945.
          Pada tanggal 20 November 1945 di Ambarawa pecah pertempuran antara pasukan TKR di bawah pimpinan Mayor Sumarto melawan tentara Sekutu. Pertempuran Ambarawa mengakibatkan gugurnya Letkol Isdiman, Komandan Resimen Banyumas. Posisi Letkol Isdiman kemudian digantikan oleh Letkol Soedirman. Kota Ambarawa berhasil dikepung selama 4 hari 4 malam oleh pasukan RI. Mengingat posisi yang telah terjepit, maka pasukan Sekutu meninggalkan kota Ambarawa tanggal 15 Desember 1945 menuju Semarang. Keberhasilan TKR mengusir Sekutu dari Ambarawa menjadi salah satu peristiwa penting dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan RI.
          JENDELA INFO
          Pertempuran di Ambarawa sering dikenal dengan peristiwa “Palagan Ambarawa”. Untuk mengenang peristiwa tersebut dibangun Monumen Palagan Ambarawa di tengah kota Ambarawa.
        5. Pertempuran Medan Area 1 Desember 1945
        6. Pada tanggal 9 Oktober 1945 tentara Inggris yang diboncengi oleh NICA mendarat di Medan. Mereka dipimpin oleh Brigjen T.E.D Kelly. Awalnya mereka diterima secara baik oleh pemerintah RI di Sumatra Utara sehubungan dengan tugasnya untuk membebaskan tawanan perang (tentara Belanda).
          Sebuah insiden terjadi di hotel Jalan Bali, Medan pada tanggal 13 Oktober 1945. Saat itu seorang penghuni hotel (pasukan NICA) merampas dan menginjak-injak lencana Merah Putih yang dipakai pemuda Indonesia. Hal ini mengundang kemarahan para pemuda. Akibatnya terjadi perusakan dan penyerangan terhadap hotel yang banyak dihuni pasukan NICA.
          Pada tanggal 1 Desember 1945, pihak Sekutu memasang papanpapan yang bertuliskan Fixed Boundaries Medan Area di berbagai sudut kota Medan. Sejak saat itulah Medan Area menjadi terkenal. Pasukan Inggris dan NICA mengadakan pembersihan terhadap unsur Republik yang berada di kota Medan. Hal ini jelas menimbulkan reaksi para pemuda dan TKR untuk melawan kekuatan asing yang mencoba berkuasa kembali.
          Pada tanggal 10 Agustus 1946 di Tebingtinggi diadakan pertemuan antara komandan-komandan pasukan yang berjuang di Medan Area. Pertemuan tersebut memutuskan dibentuknya satu komando yang bernama Komando Resimen Laskar Rakyat Medan Area.
        7. Bandung Lautan Api
        8. Terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api diawali dari datangnya Sekutu pada bulan Oktober 1945. Peristiwa ini dilatarbelakangi oleh ultimatum Sekutu untuk mengosongkan kota Bandung. Pada tanggal 21 November 1945, Sekutu mengeluarkan ultimatum pertama isinya kota Bandung bagian Utara selambat-lambatnya tanggal 29 November 1945 dikosongkan oleh para pejuang. Ultimatum tersebut tidak ditanggapi oleh para pejuang.
          Selanjutnya tanggal 23 Maret 1946 Sekutu mengeluarkan ultimatum kembali. Isinya hampir sama dengan ultimatum yang pertama. Menghadapi ultimatum tersebut para pejuang kebingungan karena mendapat dua perintah yang berbeda. Pemerintah RI di Jakarta memerintahkan agar TRI mengosongkan kota Bandung. Sementara markas TRI di Yogyakarta menginstruksikan agar Bandung tidak dikosongkan.
          Akhirnya para pejuang mematuhi perintah dari Jakarta. Pada tanggal 23-24 Maret 1946 para pejuang meninggalkan Bandung. Namun, sebelumnya mereka menyerang Sekutu dan membumihanguskan kota Bandung. Tujuannya agar Sekutu tidak dapat menduduki dan memanfaatkan sarana-sarana yang vital. Peristiwa ini dikenal dengan Bandung Lautan Api. Sementara itu para pejuang dan rakyat Bandung mengungsi ke luar kota.
          JENDELA INFO
          Dalam peristiwa Bandung Lautan Api gugur seorang pahlawan yang bernama Moh. Toha. Untuk mengabadikan terjadinya peristiwa Bandung Lautan Api, seorang komposer yang bernama Ismail Marzuki menciptakan lagu “Halo- Halo Bandung”.
        9. Puputan Margarana 20 November 1946
        10. Perang Puputan Margarana di Bali diawali dari keinginan Belanda mendirikan Negara Indonesia Timur (NIT). Letkol I Gusti Ngurah Rai, Komandan Resimen Nusa Tenggara, berusaha menggagalkan pembentukan NIT dengan mengadakan serangan ke tangsi NICA di Tabanan tanggal 18 Desember 1946.
          Konsolidasi dan pemusatan pasukan Ngurah Rai (yang dikenal dengan nama pasukan Ciung Wanara) ditempatkan di Desa Adeng Kecamatan Marga. Belanda menjadi gempar dan berusaha mencari pusat kedudukan pasukan Ciung Wanara. Pada tanggal 20 November 1946 dengan kekuatan besar Belanda melancarkan serangan dari udara terhadap kedudukan Ngurah Rai di desa Marga.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.3 I Gusti Ngurah Rai
          Dalam keadaan kritis, Letkol I Gusti Ngurah Rai mengeluarkan perintah “Puputan” yang berarti bertempur sampai habis-habisan (fight to the end). Letkol I Gusti Ngurah Rai gugur beserta seluruh anggota pasukan dalam pertempuran tersebut. Jenazahnya dimakamkan di desa Marga. Pertempuran tersebut terkenal dengan nama Puputan Margarana. Gugurnya Letkol I Gusti Ngurah Rai telah melicinkan jalan bagi usaha Belanda untuk membentuk Negara Indonesia Timur.
          JENDELA INFO
          Untuk mengenang jasa Letkol I Gusti Ngurah Rai, maka nama I Gusti Ngurah Rai diabadikan menjadi sebuah nama bandara di Denpasar, Bali. Nama Bandara tersebut adalah bandara “Ngurah Rai”. Di samping itu juga dianugerahi sebagai Pahlawan Anumerta.
        11. Serangan Umum 1 Maret 1949
        12. Dalam agresi militer II, Belanda berhasil menangkap para pemimpin politik dan menduduki ibukota RI di Yogyakarta. Belanda ingin menunjukkan kepada dunia bahwa pemerintahan RI telah dihancurkan dan TNI tidak memiliki kekuatan lagi. Menghadapi tindakan Belanda tersebut, TNI menyusun kekuatan untuk melawan Belanda.
          Puncak serangan TNI adalah serangan umum terhadap kota Yogyakarta pada tanggal 1 Maret 1949, yang dipimpin oleh Letkol Soeharto. Sebelumnya, Letkol Soeharto mengadakan koordinasi terlebih dahulu dengan Sri Sultan Hamengku Buwono IX selaku Kepala Daerah Istimewa Yogyakarta. Dalam serangan ini, TNI memakai sistem wehrkreise.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.4 Letkol Soeharto, Komandan Brigade 10 daerah wehrkreise III yang membawahi daerah Yogyakarta
          Untuk memudahkan penyerangan, maka dibentuk beberapa sektor yaitu:
          1. sektor Barat dipimpin oleh Mayor Ventje Sumual,
          2. sektor Selatan dan Timur dipimpin oleh Mayor Sardjono,
          3. sektor Utara dipimpin oleh Mayor Kusno,
          4. sektor Kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki.
        Pada malam hari menjelang serangan umum, pasukan-pasukan telah merayap mendekati kota dan melakukan penyusupan-penyusupan. Pagi hari tanggal 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00 WIB tepat sirene berbunyi, serangan dilancarkan dari segala penjuru kota. Letkol Soeharto langsung memimpin penyerangan dari sektor Barat sampai batas Jalan Malioboro. Rakyat membantu memperlancar jalannya penyerangan dengan memberikan bantuan logistik. Dalam waktu enam jam kota Yogyakarta berhasil dikuasai TNI.
        Pada pukul 12.00 WIB tepat, pasukan TNI mengundurkan diri. Hal ini sesuai dengan rencana yang ditentukan sejak awal. Bersamaan dengan itu bantuan Belanda tiba dengan kendaraan lapis baja serta pesawat terbang. Belanda melakukan serangan balasan.
        Meskipun demikian, serangan umum telah mencapai tujuannya. Berikut ini tujuan Serangan Umum 1 Maret 1949.
        1. Ke dalam
          • Mendukung perjuangan yang dilakukan secara diplomasi.
          • Meninggikan moral rakyat dan TNI yang sedang bergerilya.
        2. Ke luar
          • Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan untuk mengadakan ofensif.
          • Mematahkan moral pasukan Belanda.
        Untuk mengenang para pejuang dan peristiwa Serangan Umum 1 Maret 1949 maka pemerintah Yogyakarta membangun “Monumen Yogya Kembali”.
        JENDELA INFO
        Pada masa Orde Baru, peran sentral dalam Serangan Umum 1 Maret 1949 ditekankan pada Letkol Soeharto. Sedangkan pada masa Reformasi muncul pendapat tentang tokoh-tokoh lain yang berperan dalam Serangan Umum 1 Maret 1949, yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Jenderal Soedirman.

        AJANG KREASI
        Agar kalian memahami strategi perjuangan bersenjata dalam menghadapi Belanda, bentuklah kelompok diskusi yang terdiri dari 4 - 5 anggota. Kemudian carilah buku referensi di perpustakaan!
        1. Apakah sistem wehrkreise itu? Apakah sama dengan strategi perang gerilya?
        2. Apa saja kelemahan dan kelebihan dari sistem wehrkreise?
        Diskusikan bersama kelompok kalian dan kemudian presentasikan di depan kelas!
      3. Perjuangan Bangsa Indonesia Melawan Belanda dalam Forum Internasional dan Pengaruhnya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia
      4. Selain menggunakan perjuangan bersenjata, para pemimpin bangsa melakukan perjuangan diplomasi. Untuk lebih jelasnya, kalian pelajari beberapa contoh perjuangan diplomasi bangsa Indonesia dalam berbagai forum internasional di bawah ini.
        1. Diplomasi Beras Tahun 1946
        2. Antara India dengan Indonesia terdapat persamaan nasib dan sejarah. Keduanya sama-sama pernah dijajah dan menentang penjajahan. Oleh karenanya, ketika rakyat India mengalami kekurangan bahan makanan, pemerintah Indonesia menawarkan bantuan padi sejumlah 500.000 ton. Perjanjian bantuan Indonesia kepada India ditandatangani tanggal 18 Mei 1946. Perjanjian ini sebenarnya merupakan barter kedua negara, sebab India ternyata juga memberikan bantuan obat-obatan kepada Indonesia. Dampak yang ditimbulkan dari diplomasi beras adalah Indonesia semakin mendapat simpati dunia internasional dalam perjuangannya mengusir Belanda.
        3. Perundingan Linggarjati
        4. Perundingan Linggarjati dilakukan pada tangga 10 November 1946 di Linggarjati, dekat Cirebon. Dalam perundingan ini, Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir sedangkan Belanda diwakili oleh Prof. Scermerhorn. Perundingan tersebut dipimpin oleh Lord Killearn, seorang diplomat Inggris. Berikut ini beberapa keputusan Perundingan Linggarjati.
          1. Belanda mengakui secara de facto Republik Indonesia meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra.
          2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk Negara Indonesia Serikat, dengan nama Republik Indonesia Serikat, yang salah satu negara bagiannya adalah Republik Indonesia.
          3. Republik Indonesia Serikat dan Belanda akan membentuk Uni Indonesia Belanda dengan Ratu Belanda sebagai ketuanya.
          4. Dalam perkembangan selanjutnya, Belanda melanggar ketentuan perundingan tersebut dengan melakukan agresi militer I tanggal 21 Juli 1947.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.5 Para delegasi Perundingan Linggarjati.
          JENDELA INFO
          Meskipun isi Perundingan Linggarjati tidak menguntungkan bagi Indonesia, namun berhasil mengundang simpati internasional. Hal ini terbukti dengan adanya pengakuan kedaulatan oleh Inggris, Amerika Serikat, Mesir, Lebanon, Suriah, Afghanistan, Myanmar, Yaman, Saudi Arabia, dan Uni Soviet.
        5. Agresi Militer Belanda I (Tanggal 21 Juli 1947)
        6. Pada tanggal 21 Juli 1947 Belanda melancarkan aksi polisionil yang dikenal dengan agresi militer I. Tujuannya adalah untuk menguasai sarana-sarana vital di Jawa dan Madura. Jadi tujuan serangan ini bersifat ekonomis. Pasukan Belanda bergerak dari Jakarta dan Bandung untuk menduduki Jawa Barat, dan dari Surabaya untuk menduduki Madura.
          Berbagai reaksi bermunculan akibat agresi militer I. Belanda tidak menyangka apabila Amerika Serikat dan Inggris memberikan reaksi yang negatif. Australia dan India mengajukan masalah Indonesia ini ke Dewan Keamanan PBB.
          JENDELA INFO
          serangan yang dilakukan oleh pasukan Belanda untuk menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Agresi ini sering disebut dengan “aksi polisionil” yaitu perang melawan penjahat. Agresi militer dilakukan dua kali yaitu tanggal 21 Juli 1947 dan 19 Desember 1948.
          Pada tanggal 4 Agustus 1947, PBB mengeluarkan perintah penghentian tembak menembak. Untuk mengawasi gencatan senjata, PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN). Anggota KTN ada tiga negara yaitu:
          1. Belgia (dipilih oleh Belanda) dipimpin oleh Paul van Zeeland;
          2. Australia (dipilih oleh Indonesia) dipimpin oleh Richard Kirby; dan
          3. Amerika Serikat (dipilih oleh Indonesia dan Belanda) dipimpin Dr. Frank Graham.
          Tugas utama KTN adalah mengawasi secara langsung penghentian tembak-menembak sesuai dengan Resolusi Dewan Keamanan PBB. Dengan demikian masalah Indonesia menjadi masalah internasional. Secara diplomatis jelas sangat menguntungkan Indonesia.
          KTN berhasil mempertemukan Indonesia dengan Belanda dalam Perjanjian Renville. Selain itu juga mengembalikan para pemimpin Republik Indonesia yang ditawan Belanda di Bangka.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.6 Pendaratan pasukan Belanda di Indonesia.
        7. Perundingan Renville
        8. Perundingan Renville dilaksanakan di atas Geladak Kapal Renville milik Amerika Serikat tanggal 17 Januari 1948. Dalam perundingan tersebut, pemerintah Indonesia diwakili oleh Perdana Menteri Amir Syarifuddin. Sedangkan Belanda diwakili oleh Abdul Kadir Widjojoatmodjo. Hasil perundingan tersebut adalah:
          1. wilayah Indonesia diakui berdasarkan garis demarkasi (garis van Mook),
          2. Belanda tetap berdaulat atas seluruh wilayah Indonesia sampai Republik Indonesia Serikat terbentuk,
          3. kedudukan RIS dan Belanda sejajar dalam Uni Indonesia-Belanda,
          4. RI merupakan bagian dari RIS, dan
          5. pasukan RI yang berada di daerah kantong harus ditarik ke daerah RI.
          Nasib dan kelanjutan Perundingan Renville relatif sama dengan Perundingan Linggarjati. Belanda kembali melanggar perjanjian dengan melakukan agresi militer II tanggal 19 Desember 1948.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.7 Suasana Perundingan Renville.
        9. Agresi Militer Belanda II, (Tanggal 19 Desember 1948)
        10. Pada tanggal 19 Desember 1948 Belanda melancarkan aksi polisionil ke II. Belanda menduduki kota Yogyakarta, yang diawali dengan penerjunan pasukan payung di Lapangan Udara Maguwo, serta mengepung dan menghancurkan konsentrasikonsentrasi TNI. Dalam agresi kedua, Belanda berhasil menduduki Yogyakarta dan menangkap para pemimpin politik serta militer.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.8 Tentara Belanda sedang bergerak memasuki kota Yogyakarta dalam Agresi Militer II pada tanggal 19 Desember 1948.
          Meskipun para pemimpin politik ditangkap, pemerintahan Republik Indonesia tidak berhenti. Sebelum ditangkap Presiden Soekarno memberikan mandat melalui radiogram kepada Menteri Kemakmuran Mr. Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintahan Darurat Republik Indonesia (PDRI) di Bukittinggi, Sumatra Barat. Melalui PDRI, pemerintahan tetap terus berjalan. PDRI mampu memberi instruksi kepada delegasi Indonesia di forum PBB untuk menerima penghentian tembak-menembak dan bersedia berunding dengan Belanda. Hal ini dilakukan dalam rangka menarik simpati dunia internasional. Selain itu untuk menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintahan RI masih terus berjalan meskipun para pemimpin politik ditawan oleh Belanda.
          JENDELA INFO
          Meskipun para pemimpin RI ditangkap, Belanda tidak menangkap Sri Sultan Hamengku Buwono IX karena Belanda khawatir apabila Sri Sultan Hamengku Buwono IX ditangkap akan membangkitkan perlawanan rakyat Yogyakarta.
        11. Konferensi Asia di New Delhi
        12. Konferensi Asia di New Delhi di selenggarakan pada tanggal 20 - 25 Januari 1949. Dalam konferensi tersebut hadir 19 negara termasuk utusan dari Mesir, Italia, dan New Zealand. Wakil-wakil dari Indonesia antara lain Mr. Utoyo Ramelan, Sumitro Djoyohadikusumo, H. Rosyidi, dan lain-lain. Hasil konferensi meliputi:
          1. pengembalian Pemerintahan Republik Indonesia ke Yogyakarta,
          2. pembentukan pemerintahan ad interim sebelum tanggal 15 Maret 1949,
          3. penarikan tentara Belanda dari seluruh wilayah Indonesia, dan
          4. penyerahan kedaulatan kepada Pemerintah Indonesia Serikat paling lambat tanggal 1 Januari 1950.
          Menanggapi rekomendasi Konferensi New Delhi, Dewan Keamanan PBB mengeluarkan sebuah resolusi tanggal 28 Januari 1949 yang isinya:
          1. penghentian operasi militer dan gerilya,
          2. pembebasan tahanan politik Indonesia oleh Belanda,
          3. pemerintah RI kembali ke Yogyakarta, dan
          4. akan diadakan perundingan secepatnya.
          Dampak Konferensi Asia di New Delhi sangat jelas. Indonesia semakin mendapat dukungan internasional dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan dari ancaman Belanda.
        13. Perundingan Roem - Royen
        14. Terjadinya Agresi Militer Belanda menimbulkan reaksi yang cukup keras dari Amerika Serikat dan Inggris, bahkan PBB. Hal ini tidak lepas dari kemampuan pada diplomat Indonesia dalam memperjuangkan dan menjelaskan realita di PBB. Salah satunya adalah L.N. Palar.
          JENDELA INFO
          Sejarah diplomasi di Indonesia mengenal istilah “pejuang diplomat” atau “diplomat pejuang”. Julukan ini diberikan kepada Mohammad Hatta, H. Agus Salim, Sutan Syahrir, Mohammad Roem, Roeslan Abdul Gani, L.N. Palar, Adam Malik, dan Soedjatmoko.
          Sebagai reaksi dari Agresi Militer Belanda, PBB memperluas kewenangan KTN. Komisi Tiga Negara diubah menjadi UNCI. UNCI kependekan dari United Nations Commission for Indonesia. UNCI dipimpin oleh Merle Cochran (Amerika Serikat) dibantu Critchley (Australia) dan Harremans (Belgia).
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.10 Suasana Perundingan Roem Royen.
          Hasil kerja UNCI di antaranya mengadakan Perjanjian Roem-Royen antara Indonesia Belanda. Perjanjian Roem-Royen diadakan tanggal 14 April 1949 di Hotel Des Indes, Jakarta. Sebagai wakil dari PBB adalah Merle Cochran (Amerika Serikat), delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem, sedangkan delegasi Belanda dipimpin oleh van Royen. Dalam perundingan Roem-Royen, masing-masing pihak mengajukan statement. Lihat tabel 3.1
          Tabel 3.1 Statement Indonesia dan Belanda dalam Perundingan Roem-Royen.
          Delegasi Indonesia menyatakan kesediaan pemerintah Republik Indonesia untuk:
          1. menghentikan perang gerilya,
          2. bekerja sama dalam mengembalikan perdamaian dan menjaga ketertiban dan keamanan, dan
          3. ikut serta dalam Konferensi Meja Bundar di Den Haag untuk mempercepat pengakuan kedaulatan kepada Negara Indonesia Serikat dengan tanpa syarat.
          Pernyataan dari delegasi Belanda, yaitu:
          1. menyetujui kembalinya pemerintah RI ke Yogyakarta,
          2. menjamin penghentian gerakan militer dan pembebasan semua tahanan politik,
          3. tidak akan mendirikan atau mengakui negara-negara yang ada di daerah yang dikuasai oleh RI sebelum 19 Desember 1948
          4. menyetujui adanya Republik Indonesia sebagai bagian dari RIS, dan
          5. berusaha agar KMB segera diadakan sesudah RI kembali ke Yogyakarta.
          Dari dua usulan tersebut akhirnya diperoleh kesepakatan yang ditandatangani tanggal 7 Mei 1949. Kesepakatan antara lain:
          1. Pemerintah RI dan Belanda sepakat untuk menghentikan tembak-menembak dan bekerja sama untuk menciptakan keamanan.
          2. Pemerintah Belanda akan segera mengembalikan pemerintah Indonesia ke Yogyakarta, dan
          3. kedua belah pihak sepakat untuk menyelenggarakan Konferensi Meja Bundar (KMB) di Den Haag, Belanda.
        15. Konferensi Meja Bundar (KMB)
        16. Konferensi Meja Bundar (KMB) merupakan tindak lanjut dari Perundingan Roem-Royen. Sebelum KMB dilaksanakan, RI mengadakan pertemuan dengan BFO (Badan Permusyawaratan Federal). Pertemuan ini dikenal dengan dengan Konferensi Inter-Indonesia (KII) Tujuannya untuk menyamakan langkah dan sikap sesama bangsa Indonesia dalam menghadapi KMB.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.11 Suasana Konferensi Inter-Indonesia.
          Konferensi Inter-Indonesia diadakan pada tanggal 19 - 22 Juli 1949 di Yogyakarta dan tanggal 31 Juli sampai 2 Agustus 1949 di Jakarta. Pembicaraan difokuskan pada pembentukan Republik Indonesia Serikat (RIS). Keputusan yang cukup penting adalah akan dilakukan pengakuan kedaulatan tanpa ikatan politik dan ekonomi. Pada bidang pertahanan diputuskan:
          1. Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat (APRIS) adalah Angkatan Perang Nasional,
          2. TNI menjadi inti APRIS, dan
          3. negara bagian tidak memiliki angkatan perang sendiri.
          KMB merupakan langkah nyata dalam diplomasi untuk mencari penyelesaian sengketa Indonesia – Belanda. Kegiatan KMB dilaksanakan di Den Haag, Belanda tanggal 23 Agustus sampai 2 November 1949. Dalam KMB tersebut dihadiri delegasi Indonesia, BFO, Belanda, dan perwakilan UNCI. Berikut ini para delegasi yang hadir dalam KMB.
          1. Indonesia terdiri dari Drs. Moh. Hatta, Mr. Moh. Roem, Prof.Dr. Mr. Soepomo.
          2. BFO dipimpin Sultan Hamid II dari Pontianak.
          3. Belanda diwakili Mr. van Maarseveen.
          4. UNCI diwakili oleh Chritchley.
          JENDELA INFO
          Dalam KMB terdapat beberapa permasalahan yang sulit dipecahkan yaitu masalah Uni Indonesia- Belanda, masalah hutang, permasalahan Irian Barat, dan delegasi Indonesia menghendaki istilah pengakuan kedaulatan.
          Setelah melalui pembahasan yang cukup panjang, akhirnya KMB menghasilkan beberapa keputusan berikut.
          1. Belanda mengakui RIS sebagai negara yang merdeka dan berdaulat.
          2. Pengakuan kedaulatan dilakukan selambat-lambatnya tanggal 30 Desember 1949.
          3. Masalah Irian Barat akan diadakan perundingan lagi dalam waktu 1 tahun setelah pengakuan kedaulatan RIS.
          4. Antara RIS dan Kerajaan Belanda akan diadakan hubungan Uni Indonesia Belanda yang dikepalai Raja Belanda.
          5. Kapal-kapal perang Belanda akan ditarik dari Indonesia dengan catatan beberapa korvet akan diserahkan kepada RIS.
          6. Tentara Kerajaan Belanda selekas mungkin ditarik mundur, sedang Tentara Kerajaan Hindia Belanda (KNIL) akan dibubarkan dengan catatan bahwa para anggotanya yang diperlukan akan dimasukkan dalam kesatuan TNI.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.12 Penandatanganan Pengakuan Kedaulatan di Jakarta dilaksanakan tanggal 27 Desember 1949.
          Pada tanggal 27 Desember 1949 dilaksanakan penandatanganan pengakuan kedaulatan secara bersamaan di Belanda dan di Indonesia. Di negeri Belanda, Ratu Juliana, Perdana Menteri Dr. Willem Dress, Menteri Seberang Lautan Mr. A.M.J. A. Sassen, dan Drs. Moh. Hatta, bersama menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Sedangkan di Jakarta Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota Belanda A.H.J. Lovink menandatangani naskah pengakuan kedaulatan. Berikut ini dampak dan pengaruh KMB bagi rakyat Indonesia.
          1. Belanda mengakui kemerdekaan Indonesia.
          2. Konflik dengan Belanda dapat diakhiri dan pembangunan segera dapat dimulai.
          3. Irian Barat belum bisa diserahkan kepada Republik Indonesia Serikat.
          4. Bentuk negara serikat tidak sesuai dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1945-1949, 1981
          Gambar 3.13 Upacara dan penandatanganan Pengakuan Kedaulatan di Belanda.
      AJANG KREASI
      Dalam upaya mempertahankan kemerdekaan, bangsa Indonesia juga menempuh upaya diplomasi. Mengapa? Ketika menghadapi sengketa dengan Malaysia mengenai masalah Sipadan Ligitan, pemerintah RI juga mengupayakan langkah diplomasi meskipun akhirnya mengalami kekalahan. Bagaimana pendapat kalian mengenai langkah-langkah diplomasi yang semestinya dilakukan oleh pemerintah RI? Apakah yang kalian lakukan jika mempunyai masalah dengan teman kalian? Saling mendiamkan atau mencari jalan pemecahannya?

      Catting / Catatan Penting
      • Kedatangan pasukan Sekutu ke Indonesia yang diboncengi oleh NICA membawa ancaman bagi keberlangsungan kemerdekaan bangsa Indonesia. Belanda ternyata ingin menjajah kembali negara kita yang telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945.
      • Bukti nyata keinginan Belanda untuk menguasai Indonesia kembali adalah dilancarkannya Agresi Militer Belanda I tanggal 21 Juli 1947 dan Agresi Militer Belanda II tanggal 19 Desember 1948.
      • Untuk mempertahankan kemerdekaan, para pemimpin nasional menggunakan cara diplomasi dan perjuangan fisik. Langkah diplomasi dilakukan baik melalui forum internasional, seperti PBB maupun konferensi tingkat Asia di India. Kegiatan diplomasi (perundingan) juga dilakukan dengan Belanda, misalnya Perundingan Linggarjati, Perundingan Renville, Perundingan Roem-Royen, dan KMB.
      • Perjuangan fisik dalam mempertahankan kemerdekaan ditempuh oleh rakyat di berbagai pelosok Nusantara bersama dengan tentara. Beberapa contoh perjuangan fisik tersebut antara lain Palagan Ambarawa, Bandung Lautan Api, Pertempuran Margarana, Pertempuran Medan Area, dan Serangan Umum 1 Maret 1949.
      • Setelah perjuangan yang cukup panjang, akhirnya tanggal 27 Desember 1949 Belanda mengakui kedaulatan Indonesia sebagai bangsa yang merdeka sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.

      Renungkanlah!
      • Perjuangan para pahlawan dalam upaya mempertahankan kemerdekaan sangat berat. Oleh karena itu sebagai generasi muda yang hidup di masa kemerdekaan, kalian harus menghargai jasa para pahlawan dan mengisi kemerdekaan dengan sebaik-sebaiknya. Misalnya belajar giat, prestasi yang dapat mengharumkan nama bangsa, dan lain-lain.
      • Salah satu cara menghargai jasa para pahlawan adalah meneladani nilainilai perjuangan mereka seperti rela berkorban, semangat patriotisme, pantang menyerah, cinta tanah air, dan bangsa, dan lain-lain.

      PETA KONSEP

      BAB 4 - PERISTIWA-PERISTIWA POLITIK DAN EKONOMI INDONESIA PASCA PENGAKUAN KEDAULATAN
      Gambar
      Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1955-1964, 1981
      Gambar 4.1 Presiden Soekarno membaca Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
      Dapatkah kalian menyebutkan kembali isi KMB? Seperti yang pernah dibahas pada materi sebelumnya, KMB telah menghasilkan kesepakatan yang diterima oleh masing-masing pihak. Salah satunya adalah Belanda mengakui kedaulatan RIS. Bagaimanakah kondisi politik dan ekonomi pada masa pasca pengakuan kedaulatan RIS? Apakah jauh lebih lebih buruk atau membaik? Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan, RI mengalami dua kali pergantian sistem pemerintahan. Apa sajakah sistem pemerintahan tersebut? Bagaimana kehidupan politik dan ekonomi pada masa periode pemerintahan tersebut? Agar lebih jelas dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, cermatilah pembahasan materi pada bab ini!
      1. Berbagai Faktor yang Memengaruhi Proses Kembalinya Republik Indonesia sebagai Negara Kesatuan
      2. Bagian penting dari keputusan KMB adalah terbentuknya Negara Republik Indonesia Serikat. Memang hasil KMB diterima oleh Pemerintah Republik Indonesia, namun hanya “ setengah hati.” Hal ini terbukti dengan munculnya perbedaan dan pertentangan antarkelompok bangsa. Dua kekuatan besar yang saling berseberangan yaitu:
        1. kelompok unitaris, artinya kelompok pendukung Negara Kesatuan Republik Indonesia; dan
        2. kelompok pendukung Negara Federal-RIS.
        Dampak dari terbentuknya Negara RIS adalah konstitusi yang digunakan bukan lagi UUD 1945, melainkan Konstitusi RIS tahun 1949. Dalam pemerintahan RIS jabatan presiden dipegang oleh Ir. Soekarno, dan Drs. Mohammad Hatta sebagai perdana menteri. Perlu diingat bahwa dalam Konstitusi RIS 1949 tidak mengenal jabatan wakil presiden.
        JENDELA INFO
        Undang Undang Dasar yang pernah berlaku di Indonesia yaitu:
        1. UUD 1945 (18 Agustus 1945 s.d. 27 Desember 1949),
        2. Konstitusi RIS 1949 (27 Desember 1949 s.d. 17 Agustus 1950),
        3. UUDS 1950 (17 Agustus 1950 s.d. 5 Juli 1959),
        4. UUD 1945 (5 Juli 1959 s.d. sekarang), dan mengalami empat kali amandemen.
        Berdasarkan pandangan kaum nasionalis pembentukan RIS merupakan strategi pemerintah kolonial Belanda untuk memecah belah kekuatan bangsa Indonesia sehingga Belanda akan mudah mempertahankan kekuasaan dan pengaruhnya di Republik Indonesia. Kelompok ini sangat menentang dan menolak ide federasi dalam bentuk negara RIS. Pada akhirnya kelompok unitaris semakin memperoleh simpati. Berikut ini sejumlah faktor yang memengaruhi proses kembalinya negara RIS menjadi NKRI.
        1. Bentuk negara RIS bertentangan dengan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945.
        2. Pembentukan negara RIS tidak sesuai dengan kehendak rakyat.
        3. Bentuk RIS pada dasarnya merupakan warisan dari kolonial Belanda yang tetap ingin berkuasa di Indonesia.
        4. Berbagai masalah dan kendala politik, ekonomi, sosial, dan sumber daya manusia dihadapi oleh negara-negara bagian RIS.
        Pada tanggal 17 Agustus 1950, Presiden Soekarno membacakan Piagam terbentuknya NKRI. Peristiwa ini juga menandai berakhirnya bentuk RIS. Indonesia kembali menjadi negara kesatuan.
        AJANG KREASI
        Kalian telah mempelajari bahwa konstitusi yang pernah berlaku di negara kita ada tiga yaitu UUD 1945, Konstitusi RIS, dan UUDS 1950. Apakah isi ketiga konstitusi sama? Agar kalian mengetahui isi dan perbedaannya, maka buatlah kelompok yang terdiri dari 4 - 5 anggota kemudian buatlah analisis ketiga konstitusi tersebut baik dari segi jumlah pasal, pembukaan, maupun contoh isi batang tubuhnya!

      3. Kehidupan Ekonomi Masyarakat Indonesia Pasca Pengakuan Kedaulatan
      4. Pasca pengakuan kedaulatan pada tanggal 27 Desember 1949, permasalahan yang dihadapi oleh bangsa Indonesia di bidang ekonomi sangatlah kompleks. Berikut ini masalah-masalah tersebut. Lihat tabel 4.1.
        Tabel 4.1 Permasalahan Ekonomi Pasca Pengakuan Kedaulatan
        1. Belum terwujudnya kemerdekaan ekonomi
        2. Kondisi perekonomian Indonesia pasca pengakuan kedaulatan masih dikuasai oleh asing. Untuk itu para ekonom menggagas untuk mengubah struktur ekonomi kolonial menjadi ekonomi nasional. Salah satu tokoh ekonom itu adalah Sumitro Djoyohadikusumo. Ia berpendapat bahwa bangsa Indonesia harus selekasnya ditumbuhkan kelas pengusaha. Pengusaha yang bermodal lemah harus diberi bantuan modal. Program ini dikenal dengan gerakan ekonomi Program Benteng. Tujuannya untuk melindungi usaha-usaha pribumi. Ternyata program benteng mengalami kegagalan. Banyak pengusaha yang menyalahgunakan bantuan kredit untuk mencari keuntungan secara cepat.
        3. Perkebunan dan instalasi-instalasi industri rusak
        4. Akibat penjajahan dan perjuangan fisik, banyak sarana prasarana dan instalasi industri mengalami kerusakan. Hal ini mengakibatkan kemacetan dalam bidang industri, kondisi ini mempengaruhi perekonomian nasional.
        5. Jumlah penduduk meningkat cukup tajam
        6. Pada pasca pengakuan kedaulatan, laju pertumbuhan penduduk meningkat. Pada tahun 1950 diperkirakan penduduk Indonesia sekitar 77,2 juta jiwa. Tahun 1955 meningkat menjadi 85,4 juta. Laju pertumbuhan penduduk yang cepat berakibat pada peningkatan impor makanan. Sejalan dengan pertumbuhan penduduk kebutuhan akan lapangan kerja meningkat. Kondisi tersebut mendorong terjadinya urbanisasi.
        7. Utang negara meningkat dan inflasi cukup tinggi
        8. Setelah pengakuan kedaulatan, ekonomi Indonesia tidak stabil. Hal itu ditandai dengan meningkatnya utang negara dan meningginya tingkat inflasi. Utang Indonesia meningkat karena Ir. Surachman (selaku Menteri Keuangan saat itu) mencari pinjaman ke luar negeri untuk mengatasi masalah keuangan negara. Sementara itu, tingkat inflasi Indonesia meninggi karena saat itu barang-barang yang tersedia di pasar tidak dapat mencukupi kebutuhan masyarakat. Akibatnya, harga barang-barang kebutuhan naik. Untuk mengurangi inflasi, pemerintah melakukan sanering pada tanggal 19 Maret 1950. Sanering adalah kebijakan pemotongan uang. Uang yang bernilai Rp,5,- ke atas berlaku setengahnya.
        9. Defisit dalam perdagangan internasional
        10. Perdagangan internasional Indonesia menurun. Hal ini disebabkan Indonesia belum memiliki barang-barang ekspor selain hasil perkebunan. Padahal sarana dan produktivitas perkebunan telah merosot akibat berbagai kerusakan.
        11. Kekurangan tenaga ahli untuk menuju ekonomi nasional
        12. Pada awal pengakuan kedaulatan, perusahaan-perusahaan yang ada masih merupakan milik Belanda. Demikian juga tenaga ahlinya. Tenaga ahli masih dari Belanda, sedang tenaga Indonesia hanya tenaga kasar. Oleh karena itu Mr. Iskaq Tjokroadikusuryo melakukan kebijakan Indonesianisasi. Kebijakan ini mendorong tumbuh dan berkembangnya pengusaha swasta nasional. Langkahnya dengan mewajibkan perusahaan asing memberikan latihan kepada tenaga bangsa Indonesia.
        13. Rendahnya Penanaman Modal Asing (PMA) akibat konflik Irian Barat
        14. Akibat konflik Irian Barat kondisi politik tidak stabil. Bangsa Indonesia banyak melakukan nasionalisasi perusahaan-perusahaan milik Belanda. Sebagai dampak nasionalisasi, investasi asing mulai berkurang. Investor asing tidak berminat menanamkan modalnya di Indonesia.
        15. Terjadinya disinvestasi yang tajam dalam tahun 1960-an
        16. Pada tahun 1960-an terjadi disinvestasi yang cukup tajam akibat konflik Irian Barat. Akibatnya kapasitas produksi menurun karena terjadi salah urus dalam perusahaan.
        Sumber: Sejarah Nasional Indonesia V, 1993 dengan Pengubahan

        AJANG KREASI
        Agar kalian memahami kondisi ekonomi pada masa pasca pengakuan kedaulatan, carilah buku sumber (referensi) di perpustakaan. Kemudian bandingkan keadaan ekonomi masa pasca pengakuan kedaulatan dengan kondisi ekonomi sekarang ini! Belajar dari pengalaman masa lalu, kemukakan pendapat kalian bagaimana cara-cara mengatasi masalah ekonomi tersebut? Buatlah deskripsinya secara sederhana!

      5. Pemilihan Umum Tahun 1955
        1. Situasi Politik di Indonesia Sebelum Pemilu Tahun 1955
        2. Kondisi perpolitikan di Indonesia sebelum dilaksanakan Pemilu tahun 1955 ada dua ciri yang menonjol, yaitu munculnya banyak partai politik (multipartai) dan sering terjadi pergantian kabinet/ pemerintahan. Setelah kembali ke bentuk negara kesatuan, sistem demokrasi yang dianut adalah Demokrasi Liberal Sistem pemerintahannya adalah kabinet parlementer. Pada masa ini perkembangan partai politik diberikan ruang yang seluas-luasnya. Dari tahun 1950-1959, terdapat tujuh kabinet yang memerintah. Untuk lebih jelasnya lihat tabel 4.2.
          Tabel 4.2 Kabinet-Kabinet yang Memerintah Selama Demokrasi Liberal
          1. Kabinet Mohammad Natsir (7 September 1950 – Maret 1951)
          2. Kabinet Natsir merupakan suatu Zaken Kabinet, intinya adalah Partai Masyumi. Kabinet ini menyerahkan mandatnya tanggal 21 Maret 1951, setelah adanya mosi yang menuntut pembekuan dan pembubaran DPRD Sementara. Penyebab lainnya adalah seringnya mengeluarkan Undang Undang Darurat yang mendapat kritikan dari partai oposisi.
          3. Kabinet Sukiman (April 1951- Februari 1952)
          4. Kabinet Sukiman merupakan koalisi antara Masyumi dengan PNI. Pada masa Kabinet Sukiman muncul berbagai gangguan keamanan, misalnya DI/TII semakin meluas dan Republik Maluku Selatan.
            Kabinet ini jatuh karena kebijakan politik luar negerinya diangap condong ke Serikat. Pada tanggal 15 Januari 1952 diadakan penandatanganan Mutual Security Act (MSA). Perjanjian ini berisi kerja sama keamananan dan Serikat akan memberikan bantuan ekonomi dan militer.
          5. Kabinet Wilopo (April 1952- Juni 1953)
          6. Kabinet Wilopo didukung oleh PNI, Masyumi, dan PSI. Prioritas utama program kerjanya adalah peningkatan kesejahteraan umum.
            Peristiwa penting yang terjadi semasa pemerintahannya adalah peristiwa 17 Oktober 1952 dan peristiwa Tanjung Morawa. Peristiwa 17 Oktober 1952, yaitu tuntutan rakyat yang didukung oleh Angkatan Darat yang dipimpin Nasution, agar DPR Sementara dibubarkan diganti dengan parlemen baru. Sedang Peristiwa Tanjung Morawa (Sumatra Timur) mencakup persoalan perkebunan asing di Tanjung Morawa yang diperebutkan dengan rakyat yang mengakibatkan beberapa petani tewas.
          7. Kabinet Ali Sastroamijoyo I (31 Juli 1953-24 Juli 1955)
          8. Kabinet ini dikenal dengan Kabinet Ali Wongso (Ali Sastroamijoyo dan Wongsonegoro). Prestasi yang dicapai adalah terlaksananya Konferensi di Bandung 18-24 April 1955.
          9. Kabinet Burhanudin Harahap (Agustus 1955 – Maret 1956)
          10. Kabinet ini dipimpin oleh Burhanudin Harahap dengan inti Masyumi. Keberhasilan yang diraih adalah menyelenggarakan pemilu pertama tahun 1955. Karena terjadi mutasi di beberapa kementerian, maka pada tanggal 3 Maret 1956 Burhanudin Harahap menyerahkan mandatnya.
          11. Kabinet Ali Sastroamijoyo II (Maret 1956 – Maret 1957)
          12. Program Kabinet Ali II disebut Rencana Lima Tahun. Program ini memuat masalah jangka panjang, misalnya perjuangan mengembalikan Irian Barat. Muncul semangat anti- Cina dan kekacauan di daerah-daerah sehingga menyebabkan kabinet goyah. Akhirnya pada Maret 1957, Ali Sastroamijoyo menyerahkan mandatnya.
          13. Kabinet Djuanda (Maret 1957 – April 1959)
          14. Kabinet Djuanda sering dikatakan sebagai Zaken Kabinet, karena para menterinya merupakan ahli dan pakar di bidangnya masing-masing. Tugas Kabinet Djuanda melanjutkan perjuangan membebaskan Irian Barat dan menghadapi keadaan ekonomi dan keuangan yang buruk. Prestasi yang diraih adalah berhasil menetapkan lebar wilayah Indonesia menjadi 12 mil laut diukur dari garis dasar yang menghubungkan titik-titik terluar dari Pulau Indonesia. Ketetapan ini dikenal sebagai Deklarasi Djuanda.
            Kabinet ini menjadi demisioner ketika Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1950-1964, 1981

        3. Pelaksanaan Pemilu Tahun 1955
        4. Penyelenggaraan Pemilu tahun 1955 merupakan pemilu yang pertama dilaksanakan oleh bangsa Indonesia. Pemilu diselenggarakan pada masa pemerintahan Kabinet Burhanudin Harahap. Pemilu dilaksanakan dalam dua tahap yaitu tanggal 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR, dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Badan Konstituante (Badan Pembentuk UUD).
          Hasil pemilu tahun 1955 menunjukkan ada empat partai yang memperoleh suara terbanyak yaitu PNI (57 wakil), Masyumi (57 wakil), NU (45 wakil), dan PKI (39 wakil).
          Dari segi penyelenggaraan, pemilu tahun 1955 dapat dikatakan berjalan dengan bersih dan jujur karena suara yang diberikan masyarakat mencerminkan aspirasi dan kehendak politik mereka. Akan tetapi, kampanye yang relatif terlalu lama (2,5 tahun) dan bebas telah mengundang emosi politik yang amat tinggi, terutama kecintaan yang berlebihan terhadap partai.
          Pemilu tahun 1955 ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas poltik seperti yang diharapkan. Bahkan muncul perpecahan antara pemerintahan pusat dengan beberapa daerah. Kondisi tersebut diperparah dengan ketidakmampuan anggota Konstituante untuk mencapai titik temu dalam menyusun UUD baru untuk mengatasi kondisi negara yang kritis. Pada tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit. Dekrit ini dikenal dengan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
        JENDELA INFO
          Sejak tahun 1999, pemilu dilaksanakan dengan sistem multipartai dengan jumlah peserta 48 partai politik. Sedangkan pada pemilu tahun 2004, peserta pemilu sebanyak 24 partai politik.

        AJANG KREASI
        1. Kabinet yang memerintah selama Demokrasi Liberal sangat banyak dan memiliki program kerja yang berbeda-beda. Agar kalian dapat memahami program kerja masing-masing kabinet, maka carilah buku referensi di perpustakaan. Kemudian tulislah program kerja masing-masing kabinet!
        2. Pada tahun 1955, bangsa Indonesia telah mengadakan pemilu yang pertama kalinya. Pemilu tersebut dikatakan paling demokratis dibanding pemilu pada masa sesudahnya. Bagaimana pendapat kalian dengan pelaksanaan pemilu tahun 2004 kemarin jika dibandingkan dengan pemilu tahun 1955? Buatlah perbandingannya secara sederhana!

      6. Dekrit Presiden 5 Juli 1959 dan Dampak yang Ditimbulkan
        1. Situasi Politik Menjelang Dekrit Presiden
        2. Sistem Demokrasi Liberal ternyata membawa akibat yang kurang menguntungkan bagi stabilitas politik. Berbagai konflik muncul ke permukaan. Misalnya konflik ideologis, konflik antarkelompok dan daerah, konflik kepentingan antarpartai politik. Hal ini mendorong Presiden Soekarno untuk mengemukakan Konsepsi Presiden pada tanggal 21 Februari 1957.Berikut ini isi Konsepsi Presiden.
          1. Penerapan sistem Demokrasi Parlementer secara Barat tidak cocok dengan kepribadian Indonesia, sehingga sistem demokrasi parlementer harus diganti dengan Demokrasi Terpimpin.
          2. Membentuk Kabinet Gotong Royong yang anggotanya semua partai politik.
          3. Segera dibentuk Dewan Nasional.
          JENDELA INFO
          • Demokrasi Liberal adalah demokrasi yang memberi kebebasan yang seluasnya kepada warga negara. Indonesia. menganut Demokrasi Liberal pada tahun 1950-1959. Pada masa ini ditandai dengan pergantian kabinet yang memerintah.
          • Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh sila keempat Pancasila. Namun oleh Presiden Soekarno diartikan terpimpin mutlak oleh presiden (penguasa). Berlaku di Indonesia pada tahun 1959-1965.

        3. Sidang Konstituante Menjelang Keluarnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
        4. Dari pemilu tahun 1955 terbentuk dewan konstituante. Badan ini bertugas menyusun UUD yang baru. Anggota Konstituante terbagi dalam dua kelompok yaitu kelompok Islam dan kelompok nasionalis, kedua kelompok sulit mencapai kata sepakat dalam pembahasan isi UUD. Dalam sidang sering terjadi perpecahan pendapat. Setiap wakil partai memaksakan pendapatnya. Akibatnya gagal menghasilkan UUD. Hal ini mendorong presiden menganjurkan konstituante untuk kembali menggunakan UUD 1945. Untuk mewujudkan anjuran tersebut maka, diadakan pemungutan suara sampai tiga kali. Akan tetapi hasilnya belum mencapai batas quorum, dua pertiga suara. Akibatnya Dewan Konstituante gagal mengambil keputusan. Untuk mengatasi masalah tersebut pada tanggal 5 Juli 1959 presiden mengeluarkan dekrit. Isi Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 yaitu:
          1. pembubaran Konstituante;
          2. berlakunya kembali UUD 1945, dan tidak berlakunya lagi UUDS 1950;
          3. akan dibentuk MPRS dan DPAS.
          Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit sebagai langkah untuk menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. Keluarnya Dekrit Presiden menandai berakhirnya Demokrasi Liberal dan dimulainya Demokrasi Terpimpin.
          Gambar
          Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka Edisi 1955-1964, 1981
          Gambar 4.2 Pembacaan Dekrit Presiden 5 Juli 1959.
          JENDELA INFO
          Dekrit Presiden adalah keputusan pemerintah di bidang ketatanegaraan yang bersifat mengikat. Agar berlaku efektif, dekrit biasanya harus mendapat dukungan dari kekuatan politik, parlemen, dan militer.

        5. Tindak Lanjut Dekrit Presiden 5 Juli 1959
        6. Setelah keluarnya Dekrit Presiden tanggal 5 Juli 1959 terjadi beberapa perkembangan politik dan ketatanegaraan di Indonesia. Untuk lebih jelasnya simaklah tabel 4.3 berikut.
          Tabel 4.3 Kehidupan Politik Pasca Dekrit Presiden 5 Juli 1959
          1. Pembentukan Kabinet Kerja, dengan programnya yang disebut Tri Program, isinya: 1) memperlengkapi sandang pangan rakyat, 2) menyelenggarakan keamanan rakyat dan negara, serta 3) melanjutkan perjuangan menentang imperialisme untuk mengembalikan Irian Barat.
          2. Penetapan DPR hasil pemilu 1955 menjadi DPR tanggal 23 Juli 1959.
          3. DPAS adalah sebagai penasihat atau memberi pertimbangan pada presiden.
          4. MPRS dan DPAS juga dibentuk BPK (Badan Pemeriksa Keuangan) dan Mahkamah Agung (MA). BPK bertugas memeriksa penggunaan uang negara oleh pemerintah, MA berperan sebagai lembaga tinggi negara.
          5. Pembentukan DPR-GR. Pada tahun 1960, Presiden Soekarno membubarkan DPR hasil pemilu. Alasannya adalah penolakan DPR terhadap usulan Anggaran Belanja Negara yang diajukan presiden. Selanjutnya pada tanggal 24 Juni 1960, Presiden Soekarno membentuk DPR-GR (DPR Gotong Royong).
          6. Pembentukan Dewan Perancang Nasional (Depernas) dan Front Nasional. Depernas bertugas menyusun rancangan pembangunan semesta yang berpola delapan tahun. Front Nasional tugasnya mengerahkan massa. Badan ini berperan penting dalam pengganyangan Malaysia dan pembebasan Irian Barat, terutama melalui Front Nasional Pembebasan Irian Barat (FNPIB).
          7. Penetapan GBHN. Manifesto Politik (Manipol) merupakan sebutan pidato Presiden Soekarno dalam peringatan hari Kemerdekaan Republik Indonesia tanggal 17 Agustus 1959. Pidato tersebut aslinya berjudul” Penemuan Kembali Revolusi Kita”. Oleh DPAS dalam sidangnya tanggal 23-25 September 1959, diusulkan agar Manipol ditetapkan sebagai GBHN. Manipol itu mencakup USDEK yang terdiri dari UUD 1945, Sosialisme Indonesia, Demokrasi Terpimpin, Ekonomi Terpimpin, dan Kepribadian Indonesia. Manipol dan USDEK sering disebut dengan Manipol USDEK.
          Dalam Tap MPRS itu juga diputuskan bahwa pidato presiden “Jalannya Revolusi Kita” dan “To Build the World a New” (membangun dunia kembali) Menjadi pedoman pelaksanaan Manifesto Politik.
        7. Dampak Lahirnya Dekrit Presiden 5 Juli 1959
        8. Dekrit Presiden ternyata memiliki beberapa dampak, berikut.
          1. Terbentuknya lembaga-lembaga baru yang sesuai dengan tuntutan UUD 1945, misalnya MPRS dan DPAS.
          2. Bangsa Indonesia terhindar dari konflik yang berkepanjangan yang sangat membahayakan persatuan dan kesatuan.
          3. Kekuatan militer semakin aktif dan memegang peranan penting dalam percaturan politik di Indonesia.
          4. Presiden Soekarno menerapkan Demokrasi Terpimpin.
          5. Memberi kemantapan kekuasaan yang besar kepada presiden, MPR, maupun lembaga tinggi negara lainnya.
        AJANG KREASI
        Salah satu tindak lanjut dari Dekrit Presiden 5 Juli 1959 adalah penetapan Manipol USDEK menjadi GBHN. Pada masa Orde Baru juga terdapat Pedoman Penghayatan dan Pengamalan Pancasila (P4). Dalam perjalanan sejarah, Manipol USDEK dan P4 menjadi doktrin yang harus dilaksanakan oleh rakyat. Bagaimanakah pendapat kalian mengenai penerapan kedua doktrin masa itu? Apakah kedua doktrin itu cocok diterapkan di era Reformasi sekarang? Diskusikan bersama teman-teman kalian!

      7. Kehidupan Politik pada Masa Demokrasi Terpimpin
        1. Kondisi Politik Dalam Negeri pada Masa Demokrasi Terpimpin
        2. Demokrasi Terpimpin yang menggantikan sistem Demokrasi Liberal, berlaku tahun 1959 – 1965. Pada masa Demokrasi Terpimpin kekuasaan presiden sangat besar sehingga cenderung ke arah otoriter. Akibatnya sering terjadi penyimpangan terhadap UUD 1945. Berikut ini beberapa penyimpangan terhadap Pancasila dan UUD 1945 yang terjadi semasa Demokrasi Terpimpin.
          1. Pembentukan MPRS melalui Penetapan Presiden No. 2/1959.
          2. Anggota MPRS ditunjuk dan diangkat oleh presiden.
          3. Presiden membubarkan DPR hasil pemilu tahun 1955.
          4. GBHN yang bersumber pada pidato Presiden tanggal 17 Agustus 1959 yang berjudul “Penemuan Kembali Revolusi Kita” ditetapkan oleh DPA bukan oleh MPRS.
          5. Pengangkatan presiden seumur hidup.
          Dalam periode Demokrasi Terpimpin, Partai Komunis Indonesia (PKI) berusaha menempatkan dirinya sebagai golongan yang Pancasilais. Kekuatan politik pada Demokrasi Terpimpin terpusat di tangan Presiden Soekarno dengan TNI-AD dan PKI di sampingnya.
          Ajaran Nasakom (Nasionalis-Agama-Komunis) ciptaan Presiden Soekarno sangat menguntungkan PKI. Ajaran Nasakom menempatkan PKI sebagai unsur yang sah dalam konstelasi politik Indonesia. Dengan demikian kedudukan PKI semakin kuat PKI semakin meningkatkan kegiatannya dengan berbagai isu yang memberi citra sebagai partai yang paling manipolis dan pendukung Bung Karno yang paling setia.
          Selama masa Demokrasi Terpimpin, PKI terus melaksanakan program-programnya secara revolusioner. Bahkan mampu menguasai konstelasi politik. Puncak kegiatan PKI adalah melakukan kudeta terhadap pemerintahan yang sah pada tanggal 30 September 1965.
          JENDELA INFO
          Menurut Bung Hatta, Demokrasi Terpimpin sebagai sebuah konsepsi mempunyai tujuan baik, tetapi cara-cara dan langkah-langkah yang hendak diambil untuk melaksanakannya terlihat menjauhkan dari tujuan baik tersebut. Hal ini terbukti dengan beberapa tindakan Presiden Soekarno, di antaranya membubarkan DPR hasil Pemilu.

        3. Politik Luar Negeri Masa Demokrasi Terpimpin
        4. Politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin lebih condong ke blok Timur. Indonesia banyak melakukan kerja sama dengan negara-negara blok komunis, seperti Uni Soviet, RRC, Kamboja, maupun Vietnam. Berikut ini beberapa contoh pelaksanaan politik luar negeri masa Demokrasi Terpimpin.
          JENDELA INFO
          Menurut UUD 1945, politik luar negeri yang dianut bangsa Indonesia adalah politik luar negeri bebas aktif. Bebas artinya tidak memihak terhadap dua blok yang saat itu sedang konflik yaitu blok Barat dan Blok Timur. Konsep aktif bermakna Indonesia senantiasa ikut serta aktif dan berpartisipasi dalam mewujudkan perdamaian dunia.

          1. Oldefo dan Nefo
          2. Oldefo (The Old Established Forces), yaitu dunia lama yang sudah mapan ekonominya, khususnya negara-negara Barat yang kapitalis. Nefo (The New Emerging Forces), yaitu negara-negara baru. Indonesia menjauhkan diri dari negara-negara kapitalis (blok oldefo) dan menjalin kerja sama dengan negara-negara komunis (blok nefo). Hal ini terlihat dengan terbentuknya Poros Jakarta – Peking (Indonesia – Cina) dan Poros Jakarta – Pnom Penh – Hanoi – Peking – Pyongyang ( Indonesia – Kamboja – Vietnam Utara - Cina – Korea Utara).
            Gambar
            Sumber: 30 Tahun Indonesia Merdeka, 1981
            Gambar 4.3 Pelaksanaan Ganefo
          3. Konfrontasi dengan Malaysia
          4. Pada tahun 1961 muncul rencana pembentukan negara Federasi Malaysia yang terdiri dari Persekutuan Tanah Melayu, Singapura, Serawak, Brunei, dan Sabah. Rencana tersebut ditentang oleh Presiden Soekarno karena dianggap sebagai proyek neokolonialisme dan dapat membahayakan revolusi Indonesia yang belum selesai. Keberatan atas pembentukan Federasi Malaysia juga muncul dari Filipina yang mengklaim daerah Sabah sebagai wilayah negaranya.
            Pada tanggal 9 Juli 1963 Perdana Menteri Tengku Abdul Rahman menandatangani dokumen tentang pembentukan Federasi Malaysia. Kemudian, tanggal 16 September 1963 pemerintah Malaya memproklamasikan berdirinya Federasi Malaysia.
            Menghadapi tindakan Malaysia tersebut, Indonesia mengambil kebijakan konfrontasi. Pada tanggal 17 September 1963 hubungan diplomatik antara dua negara putus. Selanjutnya pada tanggal 3 Mei 1964 Presiden Soekarno mengeluarkan Dwi Komando Rakyat (Dwikora), isinya:
            • perhebat ketahanan revolusi Indonesia, dan
            • bantu perjuangan revolusioner rakyat Malaya, Singapura, Serawak, Sabah, dan Brunei untuk memerdekakan diri dan menggagalkan negara boneka Malaysia.
            Di tengah situasi konflik Indonesia - Malaysia, Malaysia dicalonkan sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Masalah ini mendapat reaksi keras dari Presiden Soekarno. Namun akhirnya Malaysia tetap terpilih sebagai anggota tidak tetap Dewan Keamanan PBB. Terpilihnya Malaysia tersebut mendorong Indonesia keluar dari PBB. Secara resmi Indonesia keluar dari PBB pada tanggal 7 Januari 1965.
          JENDELA INFO
          Dalam rangka konfrontasi Malaysia, Indonesia juga mengadakan operasi militer yang diberi nama “Operasi Siaga” yang berupa penyusupan pasukan Indonesia ke wilayah musuh di Semenanjung Malaya dan Kalimantan Utara. Panglima Siaga yang ditunjuk oleh Presiden Soekarno adalah Marsekal Madya Umar Dhani.

      AJANG KREASI
      Mengapa pembentukan MPRS oleh presiden pada masa Demokrasi Terpimpin merupakan salah satu bentuk penyimpangan terhadap UUD 1945? Buatlah analisisnya secara sederhana! Agar lebih jelas, kalian dapat melihat pasal-pasal pada UUD 1945 yang telah diamandemen!

      Catting / Catatan Penting
      • Pasca pengakuan kedaulatan, bangsa Indonesia mengalami permasalahan ekonomi yang sangat kompleks. Misalnya inflasi tinggi, rusaknya infrastruktur, hutang negara meningkat, defisit anggaran, rendahnya investasi, dan lain sebagainya.
      • Langkah yang diambil pemerintah Indonesia dalam mengatasi masalah ekonomi pasca pengakuan kedaulatan, antara lain kebijakan pemotongan uang, konsep ekonomi nasional, program gerakan benteng, kebijakan Indonesianisasi, dan lain-lain.
      • Di bidang politik, sesuai dengan isi UUDS 1950, maka Indonesia menerapkan Demokrasi Liberal dengan sistem kabinet parlementer. Akibatnya muncul banyak partai politik. Di sisi lain sistem pemerintahan tidak stabil karena sering terjadi pergantian kabinet. Beberapa kabinet yang memerintah pada masa Demokrasi Liberal antara lain Kabinet Natsir, Sukiman, Wilopo, Ali Sastroamijoyo I, Burhanudin Harahap, Ali Sastroamijoyo II, dan Djuanda.
      • Pemilu tahun 1955 dilaksanakan dua tahap, yaitu 29 September 1955 untuk memilih anggota DPR dan tanggal 15 Desember 1955 untuk memilih anggota Konstituante. Pemilu ini ternyata tidak mampu menciptakan stabilitas politik.
      • Konstituante yang diharapkan mampu menghasilkan UUD ternyata gagal, sehingga tanggal 5 Juli 1959 Presiden Soekarno mengeluarkan Dekrit Presiden yang membubarkan Konstituante, menyatakan kembali ke UUD 1945, dan pembentukan MPRS dan DPAS. Keluarnya Dekrit Presiden menjadi tonggak lahirnya Demokrasi Terpimpin.
      • Pada masa Demokrasi Terpimpin terjadi beberapa penyimpangan terhadap Pancasila, dan UUD 1945 termasuk kebijakan politik luar negeri. Pembubaran DPR hasil pemilu, pengangkatan presiden seumur hidup, terbentuknya poros Jakarta-Peking, konfrontasi dengan Malaysia, sampai keluarnya Indonesia dari keanggotaan PBB merupakan sejumlah contoh dari penyimpangan tersebut.

      Renungkanlah!
      • Demokrasi Liberal tidak cocok diterapkan di Indonesia karena tidak sesuai dengan jiwa bangsa Indonesia yang termaktub dalam Pancasila.
      • Perbedaan pendapat dalam suatu forum merupakan hal yang wajar dalam negara demokrasi, namun jangan sampai hanya karena perbedaan tersebut kita menjadi terpecah belah.
      • Berkaca dari masa lalu, setiap permasalahan hendaklah diselesaikan dengan jalan musyawarah mufakat dengan asas kekeluargaan, bukan saling menjatuhkan.

      Sumber: Mari Belajar IPS 1 untuk SMP/MTs Kelas VII
      Penulis: Sanusi Fattah, Jono Trimanto Juli Waskito, Muhammad Taukit Setiawan
      Diterbitkan oleh Pusat Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional Tahun 2008