Halaman

Tema : 2
PERKEMBANGAN EKONOMI DIGITAL


DAFTAR ISI
  1. Uang dan Lembaga Keuangan
    1. Bagaimana Asal Mula Terciptanya Uang
    2. Apa Saja Jenis-Jenis dan Fungsi Uang?
    3. Bagaimana Bentuk Lembaga Keuangan di Masyarakat?
  2. Interaksi Masyarakat Abad ke-21
    1. Apa yang Dimaksud dengan Masyarakat Jaringan atau Network Society?
    2. Bagaimana Menerapkan Prinsip Interaksi yang Tepat di Dunia Digital?
  3. Perkembangan Transaksi Ekonomi di Era Digital
    1. Bagaimana Dampak Kemajuan Teknologi Terhadap Aktivitas Perdagangan?
    2. Bagaimana Bentuk Sistem dan Alat Pembayaran Modern Saat Ini?
  4. Literasi Finansial
    1. Apa itu Literasi Finansial?
    2. Mengapa Literasi Finansial itu Penting?
    3. Apa Saja Cakupan Kemampuan dari Literasi Finansial?

Gambaran Tema

Di tema ini kalian akan mempelajari tentang bagaimana perkembangan interaksi di era digital memengaruhi cara masyarakat dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Topik pertama yang akan dibahas adalah mengenai "Uang dan Lembaga Keuangan" yang akan membantu kalian memahami konsep dasar mengenai peran keduanya di tengah kehidupan masyarakat saat ini. Selanjutnya kalian akan membahas topik mengenai "Interaksi Masyarakat Abad ke-21" yang akan mengupas munculnya fenomena masyarakat jaringan (network society) sebagai akibat dari perkembangan pesat dalam teknologi komunikasi digital. Di bagian berikutnya, kalian akan mempelajari bagaimana perkembangan sistem transaksi keuangan di tengah masyarakat jaringan kemudian memicu "Perkembangan Transaksi Ekonomi Digital". Pembahasan lebih lanjut adalah mengenai kemampuan "Literasi Finansial" sebagai bekal menghadapi perkembangan sistem ekonomi yang semakin canggih. Oleh karenanya, di akhir tema ini kalian akan diajak untuk melakukan penelitian sederhana dan melakukan aksi kampanye mengenai literasi finansial atau kemampuan memahami dan mengatur keuangan di era masa kini. S

Capaian Pembelajaran

Di akhir kelas IX, peserta didik memahami perubahan sosial yang sedang terjadi di era kontemporer. Ia menganalisis perkembangan ekonomi di era digital. Ia memahami tantangan pembangunan dan potensi Indonesia menjadi negara maju. Ia memahami peran diri sebagai bagian dari masyarakat dunia di tengah isu-isu global yang sedang terjadi dan ikut memberikan kontribusi yang positif terhadapnya. Peserta didik melakukan penelitian sederhana untuk menemukan jawaban dari masalah-masalah sosial dan kaitannya dengan ekonomi serta lingkungan. Ia menyimpulkan hasil temuan penelitian. Ia mempresentasikan dan mendiskusikan hasil temuannya. Peserta didik membuat karya atau melakukan aksi sosial yang relevan di lingkungan sekitar dalam perspektif global. Ia melakukan refleksi dari setiap proses yang sudah dilakukan.

Tujuan dan Indikator Capaian Pembelajaran

Setelah mengikuti pembelajaran ini, peserta didik diharapkan mampu:
  • Menjelaskan peran uang dan lembaga keuangan di tengah kehidupan masyarakat.
  • Membedakan ciri-ciri antara interaksi masyarakat di dunia nyata dan digital.
  • Menerapkan prinsip Respect, Educate, dan Protect dalam menggunakan media internet.
  • Menganalisis bentuk-bentuk kegiatan ekonomi berbasis perkembangan teknologi digital.
  • Mengevaluasi kemampuan diri sendiri dan lingkungan sekitar dalam menerapkan kemampuan dasar literasi finansial.
  • Merancang kolaborasi upaya penguatan literasi finansial di kalangan remaja.

Pertanyaan Kunci

  1. Apa peran uang dan lembaga keuangan di tengah kehidupan masyarakat?
  2. Bagaimana karakteristik masyarakat di era perkembangan teknologi informasi saat ini?
  3. Bagaimana menyosialisasikan arti penting literasi finansial kepada orang-orang di sekitar?

Gambar 2.1 Berbelanja melalui telepon genggam.

Sumber: Hutch Rock/pixabay (2018)


Saat ini kita berada di sebuah era di mana kita dapat berbelanja apapun dan dari manapun hanya melalui sebuah telepon genggam. Melalui berbagai aplikasi yang ada di dalam telepon pintar atau smartphone yang berbasis internet, kini kita bisa membeli berbagai barang dari mulai memilih pesanan hingga melakukan pembayaran. Setelah melakukan transaksi digital, kita hanya tinggal menunggu kurir atau jasa pengiriman mengantarkan barang pesanan tersebut sampai ke rumah.
Bagaimana hal tersebut bisa terjadi? Apa dampak dari semua kemajuan ini bagi kehidupan masyarakat? Untuk menjawab hal tersebut, mari kita pelajari bersama berbagai topik mengenai "Ekonomi Digital" di tema ini.

Kata Kunci:
Uang, Lembaga Keuangan, Interaksi Digital, E-Commerce, Sistem Pembayaran, Literasi Finansial

  1. Uang dan Lembaga Keuangan
  2. Pernahkah kalian ingin mengetahui bagaimana asal mula masyarakat menciptakan uang? Lalu bagaimana jika uang tidak pernah ada atau saat ini manusia tidak lagi menggunakan uang? Kira-kira apa yang akan terjadi? Tentu kita perlu melakukan diskusi lebih lanjut untuk dapat menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut. Oleh karenanya, simak pemaparan berikut untuk membuka pemikiran kalian mengenai peran uang dan lembaga keuangan di tengah kehidupan masyarakat.
    1. Bagaimana Asal Mula Terciptanya Uang
    2. Pada awalnya manusia tidak mengenal uang untuk melakukan aktivitas ekonomi karena semua kebutuhan hidup masih dapat terpenuhi dari pengolahan alam di lingkungan sekitarnya. Jika sumber daya pemuas kebutuhan sudah menipis, mereka akan berpindah tempat tinggal ke daerah lain. Pada masa komunal tersebut, kekayaan masyarakat pada umumnya dimiliki bersama. Kemudian seiring perkembangan zaman, berbagai kelompok masyarakat mulai tinggal menetap dan melakukan pertukaran untuk saling memenuhi kebutuhannya. Pada masa ini kekayaan individu mulai diakui berupa kepemilikan terhadap sumber daya seperti lahan, binatang ternak, atau benda-benda berharga lain pada masanya. Di era peradaban awal tersebut, pertukaran barang masih dilakukan dengan cara barter atau menukar satu barang dengan barang lainnya yang dianggap memiliki nilai yang sama.
      Uang muncul seiring kebutuhan untuk melakukan pertukaran yang lebih kompleks (rumit) ketika cara-cara barter dianggap sudah tidak bisa diandalkan. Contoh permasalahan yang menggambarkan situasi ini adalah seperti berikut:
      Permasalahan 1: Kamu memiliki sejumlah beras dari hasil panen yang cukup banyak, sementara kamu membutuhkan sapi untuk beternak. Berapa jumlah pasti beras yang perlu kamu barter dengan seekor sapi? (Kesulitan terjadi saat pemilik sapi merasa seekor sapi sama nilainya dengan 100 karung beras sementara menurutmu jumlah tersebut terlalu banyak).
      Permasalahan 2: Orang yang memiliki sapi berlebih tidak ingin menukarkannya dengan beras, karena ia lebih membutuhkan kapas untuk bahan pakaian. Sementara orang yang memiliki kapas tidak membutuhkan beras maupun sapi karena yang ia butuhkan adalah sayuran.
      Kedua contoh permasalahan tersebut kemudian melahirkan kebutuhan terhadap sesuatu yang bisa digunakan sebagai alat tukar. Harapannya, di satu sisi alat tukar tersebut dapat mengukur nilai dari barang yang akan dipertukarkan dan sisi lain dapat digunakan untuk mendapatkan barang lain yang diinginkan. Kebutuhan tersebutlah yang memicu lahirnya uang dalam peradaban manusia.
      • Benda Bernilai
      • Uang dalam bentuknya yang paling awal adalah berupa sebuah barang bernilai yang ditetapkan sebagai alat tukar. Benda-benda tersebut disepakati oleh masyarakat di sebuah wilayah sehingga ia bisa diterima secara umum. Sejarah mencatat jika kerang, garam, dan manik-manik pernah dipilih menjadi uang pada masa dahulu.

      • Logam Mulia
      • Benda bernilai berupa kerang dan lainnya kemudian dirasa tidak efisien karena nilainya yang berbeda-beda di setiap wilayah. Masyarakat membutuhkan sesuatu yang lebih kuat, tahan lama, memiliki nilai pecahan, dan bisa diterima di wilayah manapun di dunia. Akhirnya, seiring dengan berkembangnya teknologi pengolahan logam mulia, sebagian besar masyarakat mulai menyepakati logam mulia sebagai uang, di mana jenis yang paling populer adalah emas dan perak.
      • Surat Jaminan Eman
      • Dalam skala perdagangan yang semakin meluas, logam mulia kemudian juga dirasa tidak esisien karena sulit untuk dibawa dalam jumlah yang banyak, baik dari segi kemudahan transportasi maupun segi keamanannya. Akhirnya muncul konsep kertas penjamin emas, di mana emas yang bersangkutan disimpan di suatu tempat yang aman dan pemiliknya diberikan sebuah surat yang menunjukkan bukti kepemilikan atas emas tersebut. Surat jaminan ini berfungsi sebagai uang dalam proses perdagangan berskala besar.
      • Uang Kertas
      • Surat jaminan emas kemudian bertransformasi menjadi uang kertas. Kemudian muncul berbagai jenis uang kertas di berbagai wilayah yang masing-masing memiliki keterangan berapa jumlah emas yang dijaminkan dalam setiap lembar pecahan uang tersebut.
        Gambar 2.3 Uang dollar Amerika Serikat dengan keterangan jaminan emas

        Sumber: Wikimedia Commons/public domain (2014)


      • Uang Kertas Tanpa Jaminan Emas
      • Berlanjut ke masa modern, pada tahun 1970an terjadi sebuah peristiwa penting dalam sejarah perekonomian dunia di mana dollar Amerika sebagai mata uang yang menjadi standar perdagangan internasional melepaskan jaminan emas akibat krisis keuangan yang terjadi pada saat itu. Sementara mata uang dollar masih menjadi cadangan devisa atau kekayaan dari setiap negara. Kebijakan Amerika tersebut akhirnya berdampak terhadap sistem keuangan di seluruh dunia yang kemudian semakin mempopulerkan fiat money atau uang kertas yang tidak lagi dijamin oleh emas.
        Gambar 2.4 Uang dollar Amerika Serikat

        Sumber: pixabay (2019)


      • Uang Elektronik
      • Setelah fiat money (uang fiat) digunakan secara umum di seluruh dunia sejak puluhan tahun yang lalu, kini bentuknya telah semakin berkembang dengan hadirnya uang elektronik. Uang elektronik adalah bentuk digital dari uang fiat yang oleh karenanya hanya dapat digunakan melalui jaringan komputer dan internet. Awalnya uang elektronik berupa simpanan uang di bank yang bisa ditransaksikan melalui perangkat elektronik dengan menggunakan kartu kredit dan kartu debit. Namun saat ini, uang elektronik berkembang menjadi seperti uang saku. Kita dapat langsung menukarkan uang yang kita punya dengan uang elektronik tanpa harus memiliki tabungan atau rekening di bank. Uang elektronik tersebut kemudian disimpan dalam bentuk kartu atau aplikasi smartphone untuk digunakan sebagai alat tukar pembayaran.

      Pengayaan Perkembangan uang terbaru tidak berhenti di uang fiat yang berubah menjadi uang elektronik, namun di sebuah pembentukan jenis uang baru yang sepenuhnya virtual atau tidak dapat disentuh. Jenis uang tersebut disebut dengan cryptocurrency atau mata uang kripto. Namun, kehadiran mata uang ini belum diakui secara penuh sehingga belum digunakan secara luas. Cari tahu lebih lanjut mengenai mata uang kripto ini di internet. Salah satunya di sini: www.akseleran.co.id/ blog/cryptocurrency-adalah/


      Gambar 2.5 Jiaozi, uang kertas tertua di dunia yang beredar pada zaman Dinasti.

      Sumber: John E. Sandrock/ Wikimedia Commons/public domain

      Catatan Penting: Tahapan perkembangan uang yang dijelaskan sebelumnya adalah tahapan perkembangan yang secara umum terjadi dalam perkembangan kehidupan manusia. Tahapan tersebut berlangsung dalam waktu yang berbeda di berbagai wilayah dunia. Bahkan di beberapa peradaban, tahapan tersebut tidak berlangsung secara berurutan. Contohnya, masyarakat Persia kuno sudah menggunakan logam mulia di saat peradaban lain umumnya masih menggunakan benda bernilai, sementara masyarakat Tiongkok sudah mengenal dan menggunakan uang fiat pada sekitar abad ke-10 Masehi, jauh sebelum masyarakat modern menggunakannya.

      Wawasan
      Perkembangan Uang di Nusantara
      Pada masa kerajaan, diketahui masyarakat Nusantara menggunakan logam mulia sebagai uang seperti emas dan perak. Uang modern kemudian mulai dikenal pada masa kolonial dengan adanya satuan seperti gulden, stuiver, dan duiten. Di samping itu muncul juga mata uang seperti dollar Sumatra dan rupiah Jawa. Namun, pada abad ke- 19 semuanya digantikan oleh Gulden Hindia Belanda (Nederlands- Indische Gulden). Pada masa pendudukan Jepang, Gulden masih dicetak dengan versi Jepang. Kemudian, bangsa Indonesia baru memiliki mata uang sendiri setelah masa kemerdekaan dengan dikeluarkannya Oeang Repoeblik Indonesia (ORI) yang kemudian berubah nama menjadi rupiah seperti yang kita kenal saat ini.
      Lalu, dari manakah asal kata rupiah? Apa kaitannya dengan nama mata uang India (Rupee) dan Maladewa (Rufiyaa)?

      Pengayaan Dari pembahasan mengenai sejarah perkembangan uang, kita dapat melihat jika uang sebagai alat tukar telah mengalami berbagai perkembangan bentuknya hingga seperti yang kita kenal saat ini. Setelah mempelajari hal tersebut, menurutmu apa saja syarat-syarat bagi sesuatu agar bisa dijadikan sebagai uang? Carilah jawabannya lalu diskusikan dengan teman dan gurumu.

      Lembar Aktivitas 1 Catatan Visual
      Mandiri Kreatif
      Langkah 1. Mengulas Materi
      Pelajarilah pembahasan mengenai sejarah asal mula terciptanya uang dengan membaca dan mendiskusikan informasi yang disajikan.
      Langkah 2. Membuat Poster
      Selanjutnya buatlah sebuah ringkasan dalam selembar kertas mengenai perkembangan uang dari tahap benda bernilai hingga uang elektronik. Sajikan ringkasan tersebut dalam bentuk gambar dengan sedikit teks penjelasan. Kamu bisa mengembangkannya dalam bentuk linimasa (timeline), bagan, tabel, dan lain sebagainya.
      Langkah 3. Membagikan Karya
      Serahkan hasil karyamu kepada guru untuk dikumpulkan di satu tempat di mana kalian bisa saling melihat dan memberikan komentar satu sama lain.


    3. Apa Saja Jenis-Jenis dan Fungsi Uang?
      • Jenis Uang
      • Setelah mengalami sejarah perkembangan yang panjang, uang pada saat ini memiliki berbagai jenis yang bisa dilihat berdasarkan bentuk, bahan pembuatan, wujud, dan nilainya. Berdasarkan bentuknya, uang dibagi menjadi uang kartal dan uang giral. Uang kartal merupakan uang kertas dan logam yang digunakan sehari-hari oleh masyarakat, sedangkan uang giral merupakan uang yang ada di sistem perbankan seperti rekening giro, deposito, dan rekening bank. Sementara berdasarkan bahan pembuatannya, uang dibagi menjadi uang kertas dan uang logam. Uang kertas maupun logam sebagai alat pembayaran yang sah diterbitkan oleh Bank Indonesia. Di sisi lain, berdasarkan wujudnya, uang dibagi menjadi uang fisik (tunai) dan uang elektronik (nontunai). Uang fisik adalah uang yang wujudnya bisa dipegang contohnya seperti uang kertas, uang logam, atau surat-surat berharga. Sementara uang elektronik adalah uang yang berbentuk digital seperti uang yang ada di dalam rekening atau akun aplikasi smartphone.
        Berdasarkan nilainya, uang dibagi menjadi uang penuh (full bodied money) dan uang tanda (token money). Uang penuh adalah uang yang nilainya sama dengan nilai bahan pembuatannya, sementara uang token adalah yang yang nilainya lebih rendah dari nilai bahan pembuatannya. Contohnya jika BI sebagai lembaga yang mencetak uang mengeluarkan biaya senilai Rp100 untuk membuat satu koin Rp100, maka uang tersebut dapat dikategorikan sebagai uang penuh, namun jika BI hanya membutuhkan Rp750 untuk membuat satu lembar uang Rp10.000, maka uang tersebut dapat dikategorikan sebagai uang tanda.

        Wawasan
        Nilai intrinsik dan Nilai Ekstrinsik
        Berbicara tentang nilai uang, untuk jenis uang kartal dikenal istilah nilai intrinsik dan nilai nominal. Nilai intrinsik adalah nilai asli yang terkandung di dalam bahan pembuatan uang tersebut, sementara nilai nominal adalah nilai tukar yang angkanya tercantum dalam uang tersebut.

        Pengayaan Carilah pembagian jenis uang berdasarkan hal lain yang belum disampaikan dalam pembahasan di atas.

      • Fungsi Uang
      • Penggunaan uang di masyarakat memiliki beragam fungsi. Pernahkah kamu bertanya apa sebenarnya fungsi utama dari uang? Apakah sebagai alat untuk membeli sesuatu atau alat untuk mengumpulkan kekayaan? Untuk memahami tentang hal ini, kita dapat mempelajari bahwa sesungguhnya uang memiliki dua fungsi yang berbeda, yakni fungsi asli dan fungsi turunan.
        Fungsi asli uang adalah fungsi dasar mengapa uang diciptakan. Setidaknya terdapat dua fungsi asli uang, yakni sebagai alat tukar dan alat ukur nilai. Seperti yang sudah kita bahas, keduanya muncul sebagai solusi atas permasalahan yang ditimbulkan oleh sistem barter.
        Sementara fungsi turunan uang adalah fungsi yang mengikuti perkembangan uang sebagai alat tukar dan alat ukur nilai, misalnya seperti uang sebagai alat pengumpul kekayaan, alat investasi, dan alat komoditas perdagangan. Alat komoditas perdagangan adalah menjadikan uang sebagai barang yang diperjualbelikan.

      Pengayaan Terkait dengan fungsi turunan uang yang beraneka macam, terdapat sebuah fenomena di mana uang juga dijadikan sebagai alat ukur untuk menilai status sosial seseorang. Semakin banyak uang yang dimiliki seseorang, maka semakin dihargailah seseorang tersebut. Apakah hal seperti itu terjadi juga di lingkunganmu? Bagaimana pendapatmu? Apakah hal tersebut baik atau buruk? Diskusikanlah dengan teman dan guru.

      Wawasan
      Hal-hal yang Perlu Kamu Ketahui
      tentang Mata Uang Rupiah
      Mata uang resmi yang digunakan di Indonesia adalah rupiah. Satusatunya lembaga yang berwenang untuk membuat uang rupiah adalah Bank Indonesia. Bank Indonesia juga berhak menarik dan menghancurkan uang rupiah untuk menjaga jumlahnya yang beredar di masyarakat agar tidak mengalami inflasi. Seperti yang sudah kamu pelajari di kelas sebelumnya, inflasi adalah kemerosotan nilai uang karena terlalu banyaknya uang yang beredar di masyarakat.

      Ciri-Ciri Keaslian Rupiah
      Sebagai mata uang yang kita gunakan sehari-hari, kita perlu mengenali ciri-ciri keaslian uang rupiah agar bisa membedakannya dengan uang palsu. Perhatikan infografis berikut untuk mempelajarinya.
      Pindai QR code berikut ini untuk mencari tahu lebih jauh tentang cara mengenali uang rupiah

      Sanksi Hukum Bagi Pembuat Uang Rupiah Palsu
      Di dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 2011 tentang Mata Uang, disebutkan di pasal 36 bahwa siapa saja yang membuat atau menggunakan uang rupiah palsu akan dikenai sanksi pidana penjara paling lama 10 (sepuluh) tahun dan denda paling banyak Rp10.000.000.000 (sepuluh miliar rupiah). Sementara pasal 37 menyebutkan bahwa bagi siapa saja yang membuat atau memperjualbelikan alat atau bahan pembuat uang rupiah palsu akan dikenai sanksi pidana penjara paling lama seumur hidup dan denda paling banyak Rp100.000.000.000 (seratus miliar rupiah).

      Pengayaan Menurutmu mengapa pembuatan dan penggunaan uang palsu adalah tindakan yang tidak boleh dilakukan? Apa dampak kerugian dari tindakan tersebut bagi negara dan masyarakat?

    4. Bagaimana Bentuk Lembaga Keuangan di Masyarakat
    5. Lembaga keuangan adalah lembaga yang menyediakan jasa keuangan kepada masyarakat. Lembaga keuangan resmi diatur oleh regulasi (peraturan) yang merujuk pada Undang-Undang yang berlaku. Di Indonesia, lembaga keuangan dibagi ke dalam Lembaga Keuangan Bank dan Lembaga Keuangan Bukan Bank. Baik Lembaga Keuangan Bank maupun Lembaga Keuangan Bukan Bank, keduanya adalah badan yang melakukan kegiatan dalam menghimpun dana dan menyalurkannya untuk pembiayaan berbagai kebutuhan masyarakat. Namun, perbedaannya adalah Lembaga Keuangan Bank memiliki kewenangan yang lebih luas berupa penawaran jasa-jasa perbankan seperti jasa pengiriman uang, penerbitan rekening, pembuatan tabungan berjangka, dan lain sebagainya. Sementara Lembaga Keuangan Bukan Bank tidak memiliki kewenangan tersebut. Contoh Lembaga Keuangan Bank adalah Bank Sentral, Bank Umum, dan Bank Perkreditan Rakyat. Sementara Lembaga Keuangan Bukan Bank adalah Perusahaan Sewa Guna (Leasing), Perusahaan Asuransi, Perusahaan Dana Pensiun, Bursa Efek, Pegadaian, dan Koperasi.
      1. Lembaga Keuangan Bank
      2. Bank adalah badan usaha yang menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk simpanan dan menyalurkan kepada masyarakat dalam bentuk kredit dan atau bentuk-bentuk lainnya dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak (Pasal 1 UU Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan). Bank sebagai lembaga keuangan yang paling berpengaruh dalam sistem perekonomian saat ini memiliki sejarah yang panjang dalam proses perkembangannya. Kira-kira bagaimana sejarah kemunculan bank hingga terbentuk seperti saat ini? Silakan simak pemaparan berikut.
        • Asal Mula Terjadinya Aktivitas Perbankan
        • Istilah bank berasal dari kosakata di Italia banque atau banca pada masa pencerahan Eropa yang berarti “bangku”. Seiring dengan perkembangan ekonomi pada masa itu, Florence sebagai kota pusat perdagangan di Italia memiliki jenis bidang pekerjaan baru di mana pegawai di tempat tersebut hanya duduk di sebuah bangku untuk melayani penukaran uang. Sebuah profesi yang unik pada masanya di mana biasanya pekerjaan seseorang tidak memungkinkannya untuk hanya sekadar duduk sepanjang waktu.
          Para bankir itulah yang memulai sebuah lembaga keuangan baru di mana mereka menghimpun dana dari masyarakat untuk disimpan dan kemudian dipinjamkan kepada pihak lain dalam bentuk kredit atau pinjaman yang bisa dikembalikan dengan cara dicicil. Masyarakat yang menyimpan dana di bank akan mendapatkan sejumlah uang kompensasi sehingga dananya akan bertambah sedikit demi sedikit seiring berjalannya waktu, sementara untuk mereka yang meminjam uang harus membayar kompensasi juga kepada bank. Selisih dari kompensasi yang dibayarkan dan diterima oleh bank kemudian menjadi keuntungan bagi bank. Sementara kompensasi peminjaman tersebut dikenal sebagai bunga.
          Konsep lembaga keuangan yang menerima dan memberikan pinjaman ini sebetulnya sudah ada jauh sebelum kota Florence menjadi pusat perdagangan Eropa, namun kehadirannya sebagai lembaga keuangan resmi baru bisa diterima dan berkembang luas pada masa pencerahan Eropa, di mana sistem perdagangan modern, terutama industri, mulai berkembang semakin pesat. Perdagangan yang berbasis pada hasil industri membutuhkan lembaga keuangan yang di satu sisi dapat menjamin keamanan penyimpanan uang dan di sisi lain dapat menyediakan modal yang besar untuk melakukan usaha.
          Sejarah mencatat pada abad ke-17, bank sebagai lembaga keuangan yang berpengaruh di Eropa mulai bermunculan di kota-kota pusat perdagangan di negara Italia, Inggris, Perancis, Swedia, Jerman, Austria, dan lain sebagainya. Kemudian seiring dengan berjalannnya kolonialisme Eropa, bank-bank mulai bermunculan di daerah koloni di seluruh benua dimulai dari Amerika, Afrika, Asia, hingga Australia.
          Dikutip dari https://www.bi.go.id/, kehadiran bank di Nusantara ditandai dengan berdirinya De Bank van Leening, pada tanggal 20 Agustus 1746. Namun dalam perjalanannya, bank tersebut tidak dapat beroperasi dengan baik dan akhirnya ditutup karena bangkrut. Akhirnya pemerintah kolonial Belanda mendirikan De Javasche Bank pada tanggal 24 Januari 1828 di Batavia yang menjadi cikal bakal lembaga perbankan modern di Indonesia. Setelah itu kemudian bermunculan bank Belanda lainnya seperti Nederlandsch Indische Escompto Maatschapij, Nederlandsch Indische Handelsbank, dan Nederlandsche Handel Maatschapij yang mulai beroperasi berturut-turut dimulai pada abad ke-19.
          Bank-bank Indonesia kemudian bermunculan pada masa kemerdekaan, baik yang baru didirikan maupun hasil dari nasionalisasi (pengambilalihan bank yang sudah ada dari tangan Belanda). Bank-bank tersebut adalah seperti:
          • Bank Rakyat Indonesia (BRI) yang didirikan pada 22 Februari 1946 (Nasionalisasi dari De Algemenevolks Crediet Bank).
          • Bank Negara Indonesia (BNI 46) yang didirikan pada 5 Juli 1946.
          • Bank Surakarta Maskapai Adil Makmur (MAI) tahun 1945 di Solo.
          • Bank Indonesia di Palembang tahun 1946.
          • Bank Dagang Nasional Indonesia tahun 1946 di Medan.
          • Indonesian Banking Corporation tahun 1947 di Yogyakarta,kemudian menjadi Bank Amerta.
          • NV Bank Sulawesi di Manado tahun 1946.
          • Bank Dagang Indonesia NV di Samarinda tahun 1950.
          • Bank Timur NV di Semarang berganti nama menjadi Bank Gemari. Kemudian, merger dengan Bank Central Asia (BCA) tahun 1949.
          Lalu bagaimana dengan Bank Indonesia (BI)? Bank Indonesia berasal dari nasionalisasi atas De Javasche Bank pada 15 Desember 1951 bersamaan dengan diumumkannya UU No. 24 Tahun 1951 tentang Nasionalisasi De Javasche Bank menjadi Bank Indonesia yang berfungsi sebagai bank sentral dan bank sirkulasi.
          Gambar 2.6 Kantor De Javasche Bank di Batavia, sekitar 1920–1940.

          Sumber: tropenmuseum/CC-BY-SA 3.0 (1940)


          Wawasan
          Sejarah Hari Bank di Indonesia
          KOMPAS.com - Setiap tanggal 5 Juli, Indonesia memperingati Hari Bank Indonesia. Mengapa tanggal 5 Juli? Dilansir dari buku Kompas 100 Corporate Marketing Cases (2009) karya Hermawan Kartajaya, setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia berlangsung pada tahun 1945, Belanda merebut kembali bank-bank yang sebelumnya dikuasasi oleh Jepang. Ketika Belanda berhasil membuka lagi De Javasche Bank, pemerintah Republik Indonesia mengeluarkan Undang-Undang darurat tentang berdirinya Bank Negara Indonesia (BNI) pada 5 Juli 1946. BNI menjadi bank pertama yang didirikan dan dimiliki oleh pemerintah Indonesia. Tanggal lahir itu kemudian ditetapkan dan diperingati sebagai Hari Bank Indonesia. Bank tersebut merupakan bank pertama yang mengedarkan alat pembayaran pertama ciptaan pemerintah Indonesia, yaitu Oeang Republik Indonesia (ORI) pada 30 Oktober 1946. Pada tahun-tahun selanjutnya dilakukan berbagai upaya oleh pemerintah Indonesia untuk memantapkan kedudukan Bank Negara Indonesia. Dalam Konferensi Meja Bundar (KMB) tahun 1949, Pemerintah Indonesia dan Belanda kemudian memutuskan untuk mengubah fungsi Bank Negara Indonesia dari bank sentral menjadi bank umum. Bank BNI mulai mengarahkan usahanya untuk pembangunan ekonomi, sementara Bank Indonesia (yang dinasionalisasi dari De Javasche Bank) kemudian mengambil alih perannya sebagai bank sentral di Indonesia.

          Sumber: https://www.kompas.com/skola/read/2020/07/05/080000669/ sejarah-hari-bank-indonesia | Penulis : Serafica Gischa
      3. Jenis-Jenis Bank di Indonesia
      4. Pada perkembangannya bank yang ada saat ini memiliki jenis-jenis yang berbeda. Setidaknya kita bisa melihat jenis-jenis bank berdasarkan fungsi, bentuk operasional, dan kepemilikannya. Simak informasi berikut untuk mempelajarinya.
        • Bank Berdasarkan Fungsinya
        • Bank Sentral: berfungsi menjaga stabilitas nilai mata uang, sektor perbankan, dan sistem finansial dalam negeri. Di Indonesia, peran bank sentral hanya dijalankan oleh Bank Indonesia.
          Bank Umum: berfungsi menyediakan jasa lalu lintas pembayaran secara umum dengan layanan seperti menyimpan dana masyarakat, memberi kredit pinjaman, melakukan jual beli valuta asing, menjual jasa asuransi, giro, dan cek.
          Bank Perkreditan Rakyat: berfungsi menyediakan dana untuk pemenuhan kebutuhan masyarakat kecil dan menengah.

        • Bank Berdasarkan Bentuk Operasionalnya
        • Bank Konvensional: bank yang beroperasi menggunakan sistem pengaturan keuangan secara umum yakni menggunakan sistem bunga.
          Bank Syariah: bank yang beroperasi menggunakan sistem pengaturan syariah Islam yang tidak menggunakan sistem bunga, tapi sistem bagi hasil.

        • Bank Berdasarkan Kepemilikannya
        • Bank Pemerintah: bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki negara, baik di tingkat nasional maupun daerah.
          Bank Swasta Nasional: bank yang sebagian besar sahamnya dimiliki oleh pihak swasta.
          Bank Asing: bank yang dimiliki oleh pihak pemerintah atau swasta negara lain yang membuka cabangnya di Indonesia.

        Bank biasanya terdapat di jalan raya atau pusat pertokoan. Bank apa saja yang terdapat di lingkungan daerahmu? Identifikasilah jenisnya berdasarkan fungsi, bentuk operasional, dan kepemilikannya.

      5. Lembaga Keuangan Bukan Bank
      6. Menurut Keputusan Menteri Keuangan No. KEP-38/MK/IV/1972, Lembaga Keuangan Bukan Bank atau yang disingkat LKBB merupakan sebuah badan yang melakukan kegiatan dalam hal keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung, menghimpun dana dari masyarakat dengan mengeluarkan surat-surat berharga, selanjutnya menyalurkannya untuk pembiayaan investasi perusahaan yang membutuhkan pinjaman.
        Wawasan
        Investasi adalah penanaman uang atau modal di suatu perusahaan atau proyek untuk tujuan memperoleh keuntungan. Beberapa contoh investasi yang populer di Indonesia adalah deposito, emas, properti, dan saham.
        Berikut adalah beberapa LKBB yang terdapat di Indonesia:
        1. Perusahaan Sewa Guna (Leasing)
        2. Lembaga keuangan yang meminjamkan uang dalam bentuk pembiayan kredit kepada masyarakat. Misalnya ketika seseorang ingin membeli kendaraan motor sementara ia tidak memiliki uang yang cukup, ia bisa meminjam dana kepada leasing untuk kemudian mencicilnya secara bertahap.
        3. Perusahaan Asuransi
        4. Lembaga keuangan yang memberikan jasa pemberian jaminan keuangan bagi masyarakat yang sewaktu-waktu membutuhkannya dalam kondisi darurat tertentu. Jenis asuransi yang ada di Indonesia adalah asuransi kesehatan, asuransi perjalanan, asuransi kendaraan, asuransi jiwa, asuransi pendidikan, asuransi kebakaran, asuransi bangunan dan lain sebagainya. Misalnya jika seseorang mengikuti asuransi kesehatan, ia harus membayar sejumlah dana (premi) setiap bulan selama jangka waktu tertentu. Ketika kemudian jatuh sakit, ia akan mendapat ganti rugi (klaim) dana yang jumlahnya berbeda-beda tergantung dari besaran premi. Namun, jika selama masa asuransi ia tidak pernah sakit, maka premi yang dibayarkan tidak bisa diambil kembali.
        5. Perusahaan Dana Pensiun
        6. Lembaga keuangan yang menyediakan jaminan masa tua dengan cara mengumpulkan dana melalui pemotongan gaji setiap bulannya ketika seseorang masih aktif bekerja. Dana yang terkumpul kemudian bisa diambil ketika orang tersebut telah pensiun.
        7. Bursa Efek/Pasar Modal
        8. Lembaga keuangan yang memiliki kegiatan jual beli surat-surat berharga dalam bentuk surat penyertaan modal (saham) dan obligasi (surat hutang jangka panjang). Pasar modal mempertemukan para pencari dana (emiten) dan para penanam modal (investor).
        9. Pegadaian
        10. Lembaga keuangan yang memberikan pinjaman dana kepada masyarakat dengan syarat peminjam harus memberikan sebuah jaminan berupa barang berharga. Barang berharga tersebut bisa berupa perhiasan, sertifikat rumah atau kendaraan, alat elektronik, dan sebagainya. Dalam jangka waktu tertentu peminjam harus mengembalikan dana kepada pegadaian untuk menebus kembali jaminannya. Jika tidak, peminjam akan dikenakan denda atau jaminannya dianggap hangus.
        11. Koperasi
        12. Lembaga keuangan yang menghimpun dana dan menyalurkannya dalam bentuk pinjaman berdasarkan prinsip kekeluargaan. Karena prinsipnya bukan untuk mencari keuntungan, bunga yang diberikan oleh koperasi untuk para peminjam lebih rendah dari bank dan pegadaian. Seseorang yang menjadi anggota koperasi kemudian akan mendapatkan pembagian keuntungan yang disebut dengan Sisa Hasil Usaha (SHU).
        Di samping 6 Lembaga Keuangan Bukan Bank yang disebutkan, ada juga lembaga keuangan modern yang saat ini sedang menjadi pendorong lahirnya inovasi dalam sistem lembaga keuangan konvensional. Lembaga tersebut berbentuk sebuah perusahaan rintisan (startup) yang bergerak di bidang teknologi finansial (financial technology/fintech). Informasi lebih jauh mengenai hal ini akan disampaikan di topik berikutnya (Perkembangan Transaksi Ekonomi di Era Digital).
        Wawasan
        Istilah lembaga keuangan konvensional digunakan untuk membedakannya dengan lembaga keuangan berbasis teknologi terbaru yang saat ini sedang berkembang. Lembaga keuangan konvensional adalah lembaga yang sudah lama diterima secara formal oleh masyarakat, seperti bank, leasing, asuransi, dan sebagainya.
        • Eksplorasi Lanjutan.
        • Koperasi di Indonesia: Harapan dan Kenyataan
          Awal pendirian koperasi di Indonesia ditujukan untuk membantu perekonomian negara serta meningkatkan kesejahteraan hidup masyarakat. Koperasi berprinsip ekonomi kerakyatan dan dijalankan dengan asas kekeluargaan. Cara kerja koperasi mencerminkan nilai yang dianut masyarakat Indonesia yakni gotong royong, sehingga pada awalnya banyak pihak yang menyimpan harapan besar bagi perkembangan koperasi di Indonesia. Tokoh yang berperan penting bagi pengembangan konsep koperasi dan penerapannya di Indonesia adalah Mohammad Hatta yang kemudian dijuluki sebagai Bapak Koperasi Indonesia.
          Namun, seiring perkembangan perekonomian, peran koperasi justru terus melemah. Koperasi kemudian semakin ditinggalkan karena dianggap tidak mampu lagi merespon tantangan zaman. Mengapa hal tersebut bisa terjadi? Diskusikanlah dengan teman dan gurumu.
    Lembar Aktivitas 2 Catatan Visual
    Gotong Royong Kreatif
    Langkah 1. Menyiapkan kelompok
    Pada aktivitas ini kita akan menyelenggarakan kuis di kelas. Bagilah murid-murid di kelas menjadi empat kelompok. Sebaiknya pembagian kelompok diundi secara acak.
    Langkah 2. Membuat pertanyaan
    Setiap orang di dalam kelompok harus membuat 3-5 pertanyaan mengenai topik “Lembaga Keuangan” sehingga dalam satu kelompok terkumpul banyak pertanyaan. Serahkan kumpulan pertanyaan yang sudah dibuat kepada guru untuk diperiksa.
    Langkah 3. Merencanakan kegiatan
    Rancanglah sebuah kuis yang bisa dilakukan bersama teman-teman di kelas. Sederhananya, kalian bisa merancang kuis “Cerdas Cermat” atau “Tebak Tepat”, di mana kelompok peserta kuis harus menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan. Setiap pertanyaan yang benar diberi skor sehingga kelompok yang paling banyak mengumpulkan skor adalah pemenangnya.
    Langkah 4. Melaksanakan kuis
    Laksanakanlah kuis yang sudah direncanakan secara bergiliran. Setiap periode kuis dibawakan oleh satu kelompok sementara tiga kelompok lainnya menjadi peserta. Oleh karenanya total pelaksanaan kuis adalah empat periode.

    Lembar Aktivitas 3 ThinkRiset Mandiri-Diskusi Kelas
    Gotong Royong Mandiri Bernalar Kritis
    Panduan Aktivitas
    Studi Kasus: Lembaga Keuangan di Masyarakat
    Perkembangan aktivitas perdagangan di suatu daerah memicu terjadinya sirkulasi keuangan. Oleh karenanya di setiap pusat perdagangan yang menjadi tempat aktivitas banyak orang biasanya terdapat bermacam lembaga keuangan resmi yang diizinkan beroperasi oleh pemerintah, dari mulai koperasi, perusahaan leasing, pegadaian, hingga bank. Kehadiran lembaga-lembaga tersebut seakan tidak bisa dipisahkan dari pusat-pusat keramaian di suatu wilayah.
    Di samping lembaga-lembaga keuangan resmi, terdapat juga lembaga keuangan yang tidak memiliki status hukum sehingga dikategorikan sebagai lembaga keuangan yang tidak resmi. Lembaga keuangan seperti ini juga tersebar, baik di kota maupun desa. Bentuknya bisa berupa bank keliling yang kerap meminjamkan uang kepada masyarakat dengan permintaan imbalan bunga yang cukup tinggi.
    Ayo kita cari tahu dan pelajari lebih jauh mengenai hal ini. Silakan ikuti empat langkah berikut:
    1. Amati (Kelompok)
    2. Amati lingkungan sekitarmu lalu cari tahu jawaban dari pertanyaanpertanyaan berikut. Selain mengamati, kalian juga bisa bertanya kepada orang lain untuk meminta pendapat mereka.
      • Apa saja lembaga keuangan yang ada di daerah sekitarku? Bagaimana profilnya?
      • Apakah kehadiran lembaga keuangan tersebut bermanfaat bagi masyarakat? Bagaimana komentar masyarakat terhadapnya?
    3. Catat (Mandiri)
    4. Selama proses mencari informasi, catat hal-hal yang kalian temukan di kertas atau buku catatan.
    5. Diskusi (Kelas)
    6. Bagikan hasil pengamatanmu dengan guru dan teman-teman di kelas untuk saling berbagi informasi yang didapatkan. Lalu diskusikan pertanyaan berikut:
      • Apa dampak positif dan negatif dari kehadiran lembaga keuangan di masyarakat?
    7. Laporkan (Mandiri)
    8. Tuliskan hasil observasimu dalam sebuah laporan dengan format sebagai berikut:
    Laporan Observasi Individu
    Nama :
    Kelas :
    HASIL PENGAMATAN
    Pernyataan Panduan Keterangan Jawaban
    Apa saja lembaga keuangan yang ada di daerah sekitarku? Bagaimana profilnya?
    Siapa yang biasanya menggunakan jasa dari lembaga keuangan tersebut? Apakah masyarakat di daerah sekitarku banyak yang menjadi pelanggannya?
    Apakah kehadiran lembaga keuangan tersebut bermanfaat bagi masyarakat? Bagaimana komentar masyarakat terhadapnya?
    HASIL DISKUSI
    Pernyataan Panduan Keterangan Jawaban
    Apa dampak positif dan negatif kehadiran lembaga keuangan di masyarakat?
    REFLEKSI
    Pernyataan Panduan Keterangan Jawaban
    Apakah aku sudah melakukan tahapan kegiatan ini dengan optimal? Apa yang belum berjalan dengan baik? Apa yang akan aku perbaiki di aktivitas observasi berikutnya?


  3. Interaksi Masyarakat Abad ke-21
    1. Apa yang Dimaksud dengan Jaringan atau Network Sociaty
    2. Apakah kalian adalah pengguna internet dan sudah tidak asing dengan kata netizen? Jika jawabannya iya, maka kalian adalah bagian aktif dari masyarakat jaringan. Jika jawabannya tidak, sesungguhnya kalian juga adalah bagian dari masyarakat jaringan tersebut yang terhubung secara tidak langsung, karena saat ini jejaring komunikasi digital sudah menjangkau hampir seluruh wilayah di dunia. Oleh karenanya, kalian perlu mempelajari hal ini agar dapat memahami dengan baik perkembangan terbaru kondisi masyarakat yang sedang terjadi.

      Wawasan
      Coba perhatikan, seluruh pelajar di Indonesia memiliki nomor induk peserta didik yang sudah terdata secara digital di kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan di Jakarta. Hal tersebut menunjukkan jika seluruh data pelajar sudah masuk dalam jaringan digital di Indonesia.

      Konsep Masyarakat Jaringan atau Network Society muncul seiring dengan semakin berkembangnya teknologi informasi di dunia. Istilah masyarakat jaringan (kata asalnya: Nettsamfunn) pertama kali disampaikan oleh Stein Braten, seorang sosiolog Norwegia, pada tahun 1981. Istilah tersebut merujuk pada sebuah tipe masyarakat yang ditopang oleh teknologi informasi dan komunikasi. Sejak itu Manuel Castells, sosiolog Spanyol, mulai melakukan penelitian yang intensif terhadap masyarakat jaringan hingga kemudian ia dapat menerbitkan hasil penelitiannya tersebut dalam sebuah karya bukunya yang terkenal pada tahun 1996 dengan judul The Rise of The Network Society (1996) atau Kebangkitan Masyarakat Jaringan.
      Gagasannya adalah bahwa masyarakat dunia saat ini telah mengalami perubahan sosial seiring dengan perkembangan dari era industri menuju era informasi, dari produksi barang material menuju produksi informasi dan pengetahuan. Struktur masyarakat pada era baru inilah yang ia sebut sebagai masyarakat jaringan. Menurut Castells, “jaringan” adalah simpul komunikasi di antara setiap individu yang semakin rumit seiring dengan kemajuan di bidang teknologi komunikasi. Pada masyarakat jaringan, setiap orang tidak perlu bertemu secara langsung di ruang geografis tertentu karena mereka bisa terhubung melalui berbagai media komunikasi secara online.
      Jan Van Dijk, sosiolog Belanda, menyebutkan bahwa masyarakat jaringan dicirikan oleh beberapa hal, yaitu: Pertama, adanya individualisasi atau proses pemisahan individu secara fisik dengan orang lain karena intensitasnya terhadap media komunikasi seperti smartphone dan komputer. Kedua, adanya gaya hidup yang dinamis, di mana sebuah tren baru bisa tercipta dan bermunculan secara cepat tergantung dari keramaian pembahasan di media sosial. Ketiga, adanya jejaring koneksi yang tersebar secara geografis atau pemerataan akses komunikasi di hampir seluruh wilayah sehingga orang-orang yang ada di berbagai wilayah tersebut bisa terhubung satu sama lain melalui jaringan digital.

      Pengayaan Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap cara orang-orang berinteraksi?

    3. Bagaimana Menerapkan Prinsip Interaksi yang Tepat di Dunia Digital
    4. Indonesia sebagai negara yang terlibat dalam perkembangan dunia juga berada di dalam sistem masyarakat jaringan. Berdasarkan laporan survey terbaru dari We Are Social, sebuah perusahaan media dari Inggris, disebutkan bahwa ada 175,4 juta pengguna internet di Indonesia atau 64% dari total penduduk. Sementara akun media sosial aktif berjumlah 160 juta dengan urutan aplikasi yang paling banyak digunakan sebagai berikut: YouTube, WhatsApp, Facebook, Instagram, Twitter, Line, FB Messenger, LinkedIn, dan Pinterest.
      Perkembangan masyarakat jaringan di dunia kemudian memunculkan istilah baru untuk menyebut orang-orang yang terlibat di dalamnya. Istilah tersebut adalah netizen yang merupakan singkatan dari Net Citizen atau warga internet. Di Indonesia, netizen dikenal juga dengan istilah warganet (singkatan dari warga internet).
      Gambar 2.7 Data pengguna internet di dunia

      Sumber: datareportal.com (2020)


      Masyarakat jaringan saling terhubung oleh fasilitas internet, di mana keterhubungan tersebut bersifat digital. Interaksi digital ini kemudian melahirkan dunia digital yang serba baru sehingga banyak masyarakat yang masih belajar mengenai bagaimana cara berinteraksi dengan baik dan bijak di dalamnya. Dalam hal ini Mike Ribble, seorang konsultan pendidikan di bidang teknologi, merumuskan tiga prinsip yang harus menjadi pilar atau pondasi bagi interaksi masyarakat di dunia digital. Tiga hal tersebut adalah Respect, Educate, and Protect.
      • Respect yaitu menghargai. Interaksi masyarakat di dunia digital harus berpegang pada prinsip saling menghargai. Meskipun kita tidak saling bertemu dan tidak mengenal secara langsung dengan orang lain di dunia digital, bukan berarti sikap sopan dan saling menghargai tidak harus kita jaga.
      • Educate yaitu terdidik. Setiap orang yang menggunakan internet harus memiliki pemahaman yang baik terkait apa yang sedang dilakukannya. Dalam hal ini, dunia digital sebagai dunia yang baru harus bisa kita pelajari secara terus menerus agar dapat menggunakannya dengan tepat.
      • Protect yaitu perlindungan. Di dunia digital kita harus bisa saling menjaga keamanan agar tidak terjebak ke dalam kejahatan virtual. Hal tersebut bisa dilakukan misalnya dengan menjaga keamanan kata kunci atau password akun di berbagai aplikasi termasuk media sosial dan menjaga untuk tidak menyebarkan informasi personal dengan bebas di internet.

      Lembar Aktivitas 4 Diskusi Kelompok
      Berakhlak Mulia Bernalar Kritis
      Langkah 1. Diskusi Termin Pertama
      Buatlah kelompok kecil berjumlah 3-4 orang, lalu diskusikan pertanyaan-pertanyaan pengayaan dari topik ini sebagai berikut:
      • Bagaimana pengaruh perkembangan teknologi terhadap cara orang-orang berinteraksi?
      • Apakah menurut kalian warganet atau netizen di Indonesia sudah menerapkan prinsip respect, educate, dan protect seperti yang diungkapkan oleh Mike Ribble? Jika saat ini kalian adalah pengguna internet aktif, apakah kalian juga sudah menerapkan hal tersebut?
      Langkah 2. Diskusi Termin Kedua
      Buat kelompok baru yang anggotanya berbeda dengan kelompok sebelumnya. Lalu diskusikan hal berikut (pastikan setiap orang bisa memberikan pendapat):
      • "Salah satu hal yang tidak bisa dipisahkan dari interaksi masyarakat di dunia digital adalah kehadiran dan penggunaan media sosial seperti Facebook, Instagram, Youtube, dan lain sebagainya."
      • Apa saja dampak positif dan dampak negatif dari media sosial?
      • Apa saja hal-hal yang bisa kita lakukan untuk menghindari dampak negatif dari media sosial?
      Langkah 3. Simpulkan Tuliskan hasil diskusi di buku kalian masing-masing beserta refleksinya.

      Lembar Aktivitas 5 Berkarya
      Mandiri Kreatif
      Panduan Aktivitas
      Tema Karya: Interaksi Masyarakat Digital Abad ke-21
      • Buatlah sebuah karya sajian informasi yang berisi penjelasan mengenai “Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berinteraksi di dunia digital” dengan kriteria berikut:
        • Bentuk Karya: Video, poster, atau infografik.
        • Konten: Hal-hal yang harus diperhatikan dalam berinteraksi di dunia digital (Penjelasan berserta contoh-contoh dari prinsip Respect, Educate, and Protect)
        • Jenis Karya : Gambar manual/digital.
        • Waktu pengerjaan : 1 hari
        • Jenis Aktivitas : Kelompok
      • Kriteria Penilaian
      Poin Penilaian Pemula Menengah Ahli
      Konten Kelengkapan Informasi Informasi belum lengkap (Tidak menyajikan semua informasi yang ada di buku) Informasi cukup lengkap (Menyajikan semua informasi yang ada di buku) Informasi lengkap: (Menyajikan semua informasi yang ada di buku ditambah informasi lain dari luar buku)
      Kejelasan Informasi Tulisan belum jelas dan belum mudah dipahami Tulisan jelas, mudah dipahami, namun belum ditulis dengan kaidah ejaan yang tepat. Tulisan jelas, mudah dipahami, dan ditulis dengan kaidah ejaan yang tepat.
      Produk Kerapian Tata letak tulisan, gambar, dan warna belum rapi Tata letak antara tulisan, gambar, dan warna cukup rapi. Tata letak antara tulisan, gambar, dan warna sangat rapi.
      Kreativitas Dekorasi karya belum bervariasi Dekorasi karya cukup bervariasi, menggunakan gambar-gambar yang menarik. Dekorasi karya sangat bervariasi, menggunakan warna dan gambar yang menarik.

  4. Perkembangan Transaksi Ekonomi di Era Digital
    1. Bagaimana Dampak Kemajuan Teknologi terhadap Aktivitas Perdagangan
    2. Gambar 2.8 Transaksi di dunia digital

      Sumber: mediamodifier/pixabay (2019)


      Perkembangan sistem perdagangan di era saat ini didorong oleh berbagai kemajuan di bidang teknologi. Dua bidang yang paling menentukan adalah transportasi dan komunikasi. Transportasi berkaitan dengan kemampuan pengangkutan komoditi (barang dagangan) yang bisa menjadi semakin optimal dan efisien, sementara telekomunikasi berkaitan dengan media interaksi antara pembeli dan penjual yang bisa menjadi semakin luas dan efektif. Keduanya melahirkan perdagangan berbasis kemajuan teknologi yang mudah, cepat, dan efisien.
      Data dari Organisasi Perdagangan Dunia atau World Trade Organization menyebutkan bahwa pada tahun 2019, perdagangan antarnegara di dunia mencatat nilai transaksi sejumlah 19 triliun dollar Amerika pada bidang perdagangan barang dan 5 triliun dollar Amerika pada bidang jasa. Data ini menunjukkan jika arus perdagangan dunia kini berada pada tingkat interaksi yang tinggi di mana menurut WTO, pada tahun 2015 volume perdagangan dunia meningkat dua puluh kali lipat dibandingkan dengan tahun 1950 saat teknologi transportasi dan komunikasi internet belum berkembang seperti sekarang. Gambar berikut menunjukkan jalur perdagangan tersebut dari rute laut, udara, dan internet.
      Gambar 2.9 Jalur perdagangan dan internet di dunia

      Sumber: explainedwithmaps.com (2020)


      Seiring meluasnya skala perdagangan, berbagai aplikasi digital kemudian bermunculan untuk menyediakan beragam sarana perdagangan melalui media internet. Hal ini kemudian mendorong munculnya perdagangan elektronik atau E-Commerce (Electronic Commerce). Secara sederhana, E-Commerce adalah kegiatan jual beli barang dan jasa melalui media elektronik yang saat ini didukung oleh jaringan internet. Seperti halnya penjual di dunia nyata, para pedagang E-Commerce pun memiliki toko yang berbentuk situs web atau website. Segala macam yang biasa kita temukan di toko fisik juga dapat kita dapati di toko online ini, mulai dari adanya etalase, keterangan stok barang, hingga petugas yang siap menjawab pertanyaan yang kita ajukan. Lebih jauh lagi, website ini juga kini terhubung dengan sistem keuangan perbankan, sehingga setiap transaksi dapat langsung diproses dengan cepat.
      E-Commerce telah mengalami berbagai perkembangan untuk mengoptimalkan sistemnya sehingga pilihan berbelanja online semakin banyak diminati oleh masyarakat. Berikut adalah beberapa keuntungan yang bisa didapatkan dari keberadaan E-Commerce saat ini:
      • Memiliki produk dan layanan yang bervariasi Banyak pilihan yang ditawarkan dalam berbagai aplikasi E-Commerce yang memungkinkan kita untuk menimbang dan memilih produk dengan spesifikasi yang paling sesuai keinginan.
      • Memperpendek jalur distribusi Saat berbelanja lewat E-Commerce, secara tidak sadar kita telah memperpendek jalur distribusi, bahkan tak jarang memotongnya saat kita bisa mendapatkan barang langsung dari produsennya.
      • Memiliki kemudahan pembayaran E-Commerce turut mengembangkan sistem pembayannya sehingga memudahkan kita untuk melakukan transaksi, baik melalui layanan perbankan ataupun uang elektronik.
      • Mempermudah belanja kapan pun dan di mana pun Dengan segala kemudahannya, E-Commerce memungkinkan kita untuk mendapatkan kebutuhan kapanpun dan di manapun selama di waktu dan tempat tersebut kita memiliki media dan koneksi internet.
      • Memiliki harga yang bersaing Banyak pengurangan biaya dengan berjualan di E-Commerce. Misalnya biaya untuk menyewa toko, membayar listrik dan air, hingga menggaji pegawai. Pengurangan ini selanjutnya berpengaruh terhadap harga barang yang dijual sehingga bisa lebih murah dibandingkan dengan harga yang ditawarkan di toko.
      • Di balik kemudahan-kemudahan tersebut, aktivitas E-Commerce memiliki hal penting yang perlu untuk diwaspadai. Karena tidak dapat bertemu langsung dengan pembeli dan melihat barang yang dijual, sebagai pembeli kita harus bisa berhati-hati agar tidak menjadi korban dari berbagai tindakan penipuan. Tentunya konsep Respect, Educate, & Protect juga harus bisa kita terapkan dalam aktivitas ini.
      Pengayaan Kemudahan berbelanja online seringkali membuat masyarakat berbelanja tanpa pertimbangan yang matang. Mereka kerap tergiur promo atau potongan harga sehingga membeli barang yang tidak betul-betul diperlukan. Bagaimana menurut pendapatmu mengenai hal ini? Apa sikap yang bisa kita lakukan untuk menghadapi hal tersebut?

      Lembar Aktivitas 6 Riset Mandiri
      Mandiri
      Langkah 1. Menulis Cara Berbelanja di Internet
      Saat ini berbelanja melalui internet menjadi hal umum di daerah-daerah yang sudah memiliki akses jaringan internet, dari mulai memesan makanan di wilayah tempat tinggal hingga memesan berbagai peralatan dari kota lain, atau bahkan negara lain. Tuliskanlah di buku catatanmu langkah-langkah mengenai cara membeli barang melalui internet. Jika kamu belum pernah melakukannya, tanyakanlah kepada orang tua atau orang di sekitarmu. Jika tidak ada juga yang pernah melakukannya, kamu bisa bertanya kepada guru.
      Langkah 2. Menulis Hal yang Harus Diwaspadai Setelah menulis cara berbelanja di internet, cari tahu dan tuliskan juga hal-hal apa saja yang perlu diperhatikan agar kita dapat melakukan transaksi jual beli dengan aman dan terhindar dari berbagai bentuk penipuan.
      Langkah 3. Membagikan Hasil Informasi Bagikanlah informasi yang sudah kamu tuliskan kepada guru untuk diperiksa.

    3. Bagaimana Bentuk Sistem dan Alat Pembayaran Modern Saat Ini
      1. Sistem Pembayaran
      2. Apa yang dimaksud dengan sistem pembayaran? Sederhananya sistem pembayaran adalah cara melakukan pembayaran atas suatu transaksi. Oleh karenanya sistem pembayaran berkaitan dengan mekanisme pemindahan sejumlah uang dari satu pihak kepada pihak lain. Jenis transaksi dalam sistem pembayaran bisa beragam, mulai dari perdagangan barang atau jasa, pembayaran tagihan, hingga pembayaran pajak. Ada banyak bentuk dalam proses pemindahan uang tersebut yang dapat berupa transaksi tunai maupun nontunai, transaksi langsung maupun digital/elektronik, atau transaksi berskala kecil antara dua pihak maupun berskala besar yang melibatkan banyak pihak.
        Sistem pembayaran yang paling umum dilakukan adalah sistem pembayaran yang dilakukan secara langsung antara dua pihak yang sedang melakukan transaksi, baik antara pembeli dan penjual atau antara pelanggan dan petugas administrasi. Seiring dengan perkembangan yang terjadi, sistem pembayaran kini lebih banyak beralih ke media elektronik, baik melalui layanan perbankan (transfer antarrekening menggunakan kartu debit/kredit, mobile banking, atau internet banking) maupun menggunakan dompet elektronik (istilah untuk menyimpan uang elektronik). Penyedia sistem pembayaran elektronik adalah bank dan lembaga-lembaga keuangan modern yang dikenal sebagai perusahaan fintech.
        Fintech adalah singkatan dari Financial Technology. Dalam bahasa Indonesia, fintech dikenal juga dengan sebutan tekfin (teknologi finansial). Seperti namanya, fintech atau tekfin menggabungkan antara jasa keuangan dengan perkembangan teknologi. Contoh dari pengembangan fintech adalah munculnya aplikasi-aplikasi komputer atau smartphone berbasis internet yang menawarkan berbagai jasa terkait dengan transaksi keuangan. Aplikasi-aplikasi tersebut dikelola oleh sebuah perusahaan-perusahaan rintisan (startup) digital yang mengelola berbagai keperluan finansial seperti pembayaran, perencana keuangan, investasi, peminjaman dana, dan sebagainya. Beberapa contoh perusahaan fintech yang beroperasi di Indonesia adalah Modalku, CekAja, Amartha, Veritrans, GoPay, dan lain sebagainya.
        Seluruh lembaga keuangan yang menyelenggarakan sistem pembayaran, baik bank maupun bukan bank, harus memiliki izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebagai pengatur jasa keuangan di Indonesia.
        Wawasan
        OJK adalah lembaga negara yang berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan baik di sektor perbankan, pasar modal, dan sektor jasa keuangan non-bank seperti asuransi, dana pensiun, lembaga pembiayaan, dan lembaga keuangan lainnya. OJK dibentuk dengan tujuan agar seluruh kegiatan di dalam sektor jasa keuangan dapat terselenggara secara aman bagi masyarakat. Oleh karenanya, OJK bertugas mengawasi seluruh lembaga keuangan yang menyelenggarakan sistem pembayaran untuk mamastikan keamanan bagi masyarakat sebagai pengguna jasa tersebut.

      3. Alat Pembayaran Modern
      4. Seiring dengan perkembangan dalam sistem pembayaran, alat pembayaran pun kini menjadi semakin bervariasi. Di samping uang kertas dan uang logam, masyarakat juga menggunakan alat pembayaran seperti berbagai macam kartu, cek, aplikasi digital, dan lain sebagainya. Sederhananya kita dapat membedakan alat pembayaran tersebut menjadi dua, yakni alat pembayaran tunai dan non tunai.
        Alat pembayaran tunai adalah alat pembayaran yang berupa uang secara fisik yang berbentuk uang kartal, seperti uang kertas dan uang logam. Alat pembayaran ini paling umum digunakan oleh masyarakat sejak dahulu. Pada perkembangannya, penggunaan uang tunai dalam beberapa jenis transaksi dianggap sudah tidak efisien, seperti memicu penumpukan antrian di loket pembayaran, merepotkan seseorang untuk membawa uang dalam jumlah yang banyak, dan memudahkan tindakan kejahatan seperti pencurian dan pemalsuan uang. Di samping itu, biaya pembuatan uang tunai juga terbilang cukup tinggi. Karenanya, Bank Indonesia terus mendorong masyarakat untuk mulai beralih mengunakan alat pembayaran non-tunai untuk menekan segala risiko yang ditimbulkan.
        Alat pembayaran non tunai adalah alat pembayaran yang menggunakan media tertentu sebagai pengganti uang fisik. Alat pembayaran ini dianggap dapat meningkatkan efektifitas pembayaran dibandingkan dengan uang tunai. Saat ini penggunaan alat pembayaran non tunai sudah semakin meluas hingga dapat melakukan berbagai jenis transaksi dalam keseharian. Uang non tunai dapat berupa uang giral dan uang elektronik. Berikut beberapa alat pembayaran non tunai berupa uang giral yang populer digunakan oleh masyarakat.
        • Cek (cheque) adalah surat yang berisi permintaan dari nasabah bank agar membayarkan sejumlah uang kepada orang yang membawa surat tersebut. Karenanya untuk memilikinya, terlebih dahulu kita harus memiliki rekening giro di bank yang bersangkutan.
        • Giro adalah surat yang berisi permintaan untuk memindahkan sejumlah dana dari satu rekening ke rekening lain sejumlah yang tertera dalam bilyet giro. Dengan kata lain, giro adalah transaksi atau pemindahan dana antarrekening.
        • Kartu Kredit adalah kartu yang dapat digunakan untuk meminta pinjaman pembayaran kepada bank yang menerbitkannya. Pinjaman tersebut kemudian diganti secara berangsur melalui cicilan dalam jangka waktu tertentu.
        • Kartu Debit adalah kartu yang dapat digunakan untuk melakukan pembayaran dengan cara memindahkan dana dari tabungan nasabah kepada pihak penerima. Oleh karenanya kartu debit baru bisa digunakan jika nasabah memiliki simpanan sejumlah uang di bank.

      Gambar 2.10 Mesin ATM dan EDM

      dan EDM Sumber: Pxhere;Ahmad Ardity/ Pixabay (2019)

      Penggunaan uang giral bisa dilakukan melalui berbagai jenis media. Cek dan giro menggunakan blanko surat tertulis yang perlu ditandatangani, sementara kartu kredit dan kartu debit menggunakan ATM (Automatic Teller Machine/Anjungan Tunai Mandiri) dan mesin EDC (Electronic Data Capture) untuk melakukan berbagai keperluan transaksi. Di samping itu, pemilik kartu kredit dan kartu debit juga bisa menggunakan layanan Internet Banking atau Mobile Banking. Internet Banking adalah layanan perbankan berbasis internet yang dapat dilakukan di komputer maupun di smartphone, sementara Mobile Banking adalah layanan perbankan berbasis telepon yang dapat dilakukan dengan cara menelepon atau mengirim pesan singkat/ SMS (short message service).
      Di samping adanya uang giral yang diterbitkan langsung oleh bank, saat ini terdapat juga alat pembayaran non tunai yang semakin populer, yakni electronic money atau uang elektronik. Uang elektronik bisa diterbitkan oleh bank atau lembaga keuangan bukan bank yang berbasis fintech. Berbeda dengan uang giral yang baru bisa dimiliki setelah memenuhi persyaratan tertentu (usia, profil pekerjaan, dll), uang elektronik bisa dimiliki oleh siapa saja.
      Uang elektronik adalah uang digital yang disimpan dalam sebuah chip kartu atau server penyedia jasa yang dapat diakses melalui aplikasi smartphone atau komputer. Untuk memilikinya, kita hanya perlu menukarkan sejumlah uang tunai dengan uang elektronik tertentu melalui berbagai penyedia jasa yang sudah tersedia. Oleh karena itu, pada dasarnya uang elektronik adalah uang kartal yang berbentuk digital. Keberadaan uang elektronik memiliki beberapa manfaat dalam kehidupan masyarakat, seperti kemudahan dan kecepatan dalam bertransaksi sehingga orang-orang tidak perlu lagi membawa banyak uang tunai ketika berpergian. Di kota-kota besar, uang elektronik biasa digunakan untuk membayar tol, membayar parkir, berbelanja di mini market, memesan makanan, membayar jasa kendaraan umum, hingga melakukan transaksi di berbagai e-commerce. Beberapa contoh uang elektronik yang ada di Indonesia di antaranya adalah: Ovo, Gopay, DANA, LinkAja, E-Money Mandiri, Flash BCA, dan BRIZZI.
    Wawasan
    Pada pembahasan mengenai Topik Uang dan Lembaga Keuangan, telah disampaikan jika saat ini ada sebuah jenis uang yang bernama mata uang kripto atau cryptocurrency. Uang tersebut masuk ke dalam kategori alat pembayaran non tunai. Namun, alat pembayaran tersebut belum diakui secara sah di Indonesia.

    Pengayaan Jika penggunaan uang elektronik sudah sedemikian memudahkan, apakah menurutmu kita masih perlu memiliki uang tunai dalam bentuk kertas dan koin?

    Lembar Aktivitas 7 Presentasi
    Gotong Royong Berkebhinnekaan Global
    Mari memahami lebih jauh mengenai sistem dan alat pembayaran modern untuk mengoptimalkan proses belajarmu. Ikutilah langkahlangkah berikut:
    Langkah 1. Membuat kelompok dan melakukan eksplorasi (30’) Buatlah kelompok berjumlah 4-5 orang, lalu carilah informasi mengenai sistem dan alat pembayaran modern, baik dari buku ini maupun sumber informasi yang lain.
    Langkah 2. Membuat Poster Kelompok (30’) Buatlah sebuah poster kelompok yang berisi penjelasan menarik (disertai gambar) mengenai hal-hal berikut:
    1. Sistem pembayaran
    2. Alat pembayaran (Tunai dan Non Tunai)
    Langkah 3. Melakukan Gallery Walk (20’)
    Serahkan karya poster yang sudah kelompokmu buat kepada guru untuk dikumpulkan di sebuah tempat yang dapat diakses bersama. Kemudian lihat dan simaklah karya kelompok lain satu-persatu dan berikan komentar untuk setiap karya kelompok yang sudah kalian lihat. Di akhir kegiatan, refleksikanlah hal-hal apa saja yang sudah kalian pelajari bersama.

  5. Literasi Finansial
    1. Apa Itu Literasi Finansial
    2. Apa yang kamu ketahui tentang literasi? Apa yang dimaksud dengan literasi finansial? Literasi sesungguhnya tidak hanya berkaitan dengan aktivitas membaca dan menulis saja, namun mencakup juga kemampuan dalam memahami berbagai aspek kehidupan. Seseorang yang memiliki kemampuan literasi adalah seseorang yang dapat mengolah dengan baik berbagai jenis informasi saat menjalani kehidupannya sehari-hari. Oleh karenanya, kemampuan literasi sangat penting dikembangkan untuk dapat mendorong kecakapan hidup. Literasi finansial atau literasi keuangan, sesuai dengan namanya, adalah kemampuan dalam memahami dan menerapkan pengetahuan mengenai pengelolaan keuangan dalam kehidupan sehari-hari. Sebelumnya terdapat pandangan umum yang keliru di masyarakat yang memandang jika kemampuan mengelola keuangan hanya diperlukan oleh orang kaya atau orang yang memiliki uang yang banyak. Padahal, literasi keuangan diperlukan oleh siapa saja, terlebih bagi orang yang memiliki keterbatasan penghasilan untuk dapat mengatur pengelolaan keuangannya menjadi efektif dan efisien.
      Pengayaan Sebagian besar pelajar sebenarnya termasuk ke dalam orang yang memiliki keterbatasan penghasilan, karena penghasilan utama yang didapatkannya berasal dari pemberian orangtua. Oleh karenanya, pelajar termasuk ke dalam pihak sangat memerlukan literasi finansial.

    3. Mengapa Literasi Finansial Itu Penting
    4. Bayangkan jika ada seseorang yang tidak mengetahui dengan pasti jumlah penghasilan dan pengeluaran selama hidupnya. Sementara ia senang berbelanja, namun tidak pernah mempertimbangkan anggaran keuangan yang dimilikinya. Ia juga tidak pernah belajar atau mengetahui tentang perkembangan sistem ekonomi digital saat ini. Kira-kira apakah orang tersebut dapat mengelola uang yang dimilikinya dengan baik? Literasi finansial diperlukan untuk memastikan seseorang agar dapat menggunakan uang serta kekayaan yang dimilikinya dengan tepat dan bijak. Terlebih, di tengah perkembangan industri yang semakin pesat, ketiadaan literasi finansial bisa menjebak seseorang ke dalam gaya hidup konsumtif. Gemar berbelanja, namun tidak mengupayakan kepastian kesejahteraan dalam jangka panjang.
      Ironisnya, saat ini kemampuan literasi finansial masyarakat Indonesia masih tergolong rendah. Menurut penelitian yang dilakukan oleh Bank Dunia pada tahun 2015, tingkat literasi finansial di Indonesia berada jauh di bawah negara tetangga seperti Singapura dan Malaysia. Kondisi tersebut mengakibatkan rentannya perekonomian negara seperti terjadinya inflasi karena terlalu banyak uang yang beredar untuk kegiatan konsumsi dibandingkan menyimpannya dalam bentuk tabungan atau investasi. Di sisi lain, rendahnya kemampuan literasi juga mengakibatkan rendahnya tingkat partisipasi dalam sistem keuangan formal seperti pemanfaatan jasa perbankan dan tingginya potensi kerugian seperti risiko penggunaan jasa keuangan ilegal yang berujung pada permasalahan keuangan.
    5. Apa Saja Cakupan Kemampuan dari Literasi Finansial
    6. Jadi seperti apa perwujudan dari literasi finansial? Apa contoh tindakan yang bisa kita lakukan untuk menerapkan literasi finansial? Untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, kita bisa melihat arahan pemerintah dalam program Gerakan Literasi Nasional di bidang literasi finansial. Berdasarkan arahan tersebut, kalian sebagai pelajar dapat mempelajari dan mengembangkan kemampuan literasi finansial dalam enam cakupan berikut: 1. Memiliki pemahaman tentang transaksi ekonomi dan beragam jenis praktiknya, 2. Mengenali pemasukan (earning), 3. Mengelola pengeluaran (spending), 4. Merancang tabungan (saving), 5. Merancang alokasi berbagi (sharing), dan 6. Mengenali praktik tidak baik dan kejahatan finansial. Untuk lebih jelasnya mari kita bahas satu per satu.
      1. Memiliki Pemahaman tentang Transaksi Ekonomi dan Beragam Jenis Praktiknya
      2. Seseorang yang memiliki kemampuan literasi finansial setidaknya dapat memahami dengan baik informasi mengenai pengetahuan dasar dalam melakukan kegiatan ekonomi seperti yang telah kita pelajari di kelas sebelumnya hingga di tema ini. Hal-hal tersebut seperti memahami kegiatan pokok ekonomi (produksi-distribusi-konsumsi), jenis-jenis kebutuhan (primer-sekunder-tersier), sistem perdagangan, peran uang dan lembaga keuangan, sistem dan alat pembayaran modern, hingga dampak perkembangan teknologi terhadap transaksi perdagangan. Pengetahuan umum ini dapat menjadi bekal utama seseorang untuk mengembangkan kemampuannya dalam literasi finansial.
      3. Mengenali Pemasukan (Earning)
      4. Pemasukan atau penghasilan adalah sejumlah uang yang didapatkan dalam jangka waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan hidup. Kita dapat mengenali dari mana saja penghasilan yang didapatkan dan berapa rincian jumlahnya. Bagi orang yang sudah bekerja, penghasilan dapat dilihat secara kotor dan bersih. Penghasilan kotor adalah penghasilan yang belum dipotong oleh berbagai keperluan seperti pajak, asuransi, cicilan pinjaman, dan sebagainya. Sementara penghasilan bersih adalah penghasilan yang diterima setelah dikurangi potongan-potongan tersebut. Kalian sebagai pelajar sekolah atau orang yang belum resmi bekerja juga perlu memahami tentang hal ini. Penghasilan yang didapatkan dari orang tua atau kerja sambilan perlu dikenali jumlah persisnya agar kita dapat mengelolanya lebih lanjut.
      5. Mengelola Pengeluaran (Spending)
      6. Setelah mengetahui rincian dan jumlah pasti penghasilan, maka kemampuan yang diperlukan selanjutnya adalah mengelola pengeluaran dengan cara membuat anggaran belanja. Meski sudah sering kita dengar, nyatanya hanya sedikit orang yang secara konsisten dapat mempraktikkan kemampuan ini. Padahal membuat anggaran belanja merupakan hal penting untuk memastikan agar kita bisa berbelanja dan menghabiskan uang sesuai kebutuhan dan kemampuan. Anggaran belanja digunakan untuk merencanakan berbagai pengeluaran jangka pendek dan jangka panjang. Pengeluaran jangka pendek adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam satu atau beberapa hari, seperti membayar ongkos kendaraan umum atau membeli makan siang. Sementara pengeluaran jangka panjang adalah pengeluaran untuk memenuhi kebutuhan dalam jangka waktu lama, seperti membayar iuran atau membeli tas sekolah, sepeda, meja belajar, dan lain sebagainya. Dalam hal ini, kita memerlukan perhitungan berdasarkan skala prioritas, yakni memetakan kebutuhan primer, sekunder, dan tersier. Pemenuhan kebutuhan primer menjadi prioritas sebelum kebutuhan yang lainnya. Yang perlu kalian ketahui, mengelola pengeluaran tidak selamanya harus berkaitan dengan kegiatan membayar atau membeli sesuatu, tetapi juga termasuk menabung, melakukan investasi, atau memberikan sedekah.
      7. Merancang Tabungan (saving)
      8. Sisa dari selisih antara pemasukan dan pengeluaran kebutuhan primer dapat kita alokasikan untuk keperluan lain seperti tabungan, asuransi, dan investasi. Pilihan untuk menabung daripada membeli sesuatu yang tidak begitu diperlukan adalah hal yang sangat dianjurkan dalam literasi finansial, karena menabung akan memberikan manfaat yang lebih banyak. Menabung juga mengasah kemampuan kita untuk bersabar. Jika tabungan sudah terkumpul, seseorang akan memiliki kemampuan yang cukup untuk membeli sesuatu yang diidamkan secara langsung tanpa harus mencicilnya dengan bunga. Di samping menabung, terdapat juga pilihan untuk melakukan investasi dengan cara menyimpan dana atau modal untuk menghasilkan keuntungan. Penyimpanan dana bisa dilakukan dengan mengonversi uang menjadi benda yang memiliki nilai yang terus meningkat seperti emas atau tanah. Sementara menyimpan modal bisa dilakukan dengan cara membeli saham, membuat deposito, atau mendanai langsung sebuah usaha.
      9. Merancang Alokasi Berbagi (Sharing)
      10. Mengalokasikan uang untuk berbagi bisa menjadi pilihan dalam mengelola pengeluaran. Dana berbagi yang wajib menurut hukum adalah dengan membayar pajak negara. Misalnya saat kita berbelanja makanan di restoran, maka kita akan dikenai Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 10%. Uang pajak tersebut akan digunakan negara untuk membiayai keperluan negara dalam melayani masyarakat. Di samping pajak, kegiatan berbagi lainnya tidak diikat oleh hukum, namun biasanya terkait dengan tradisi masyarakat atau ajaran agama. Bentuknya adalah seperti pemberian uang atau dana bantuan dalam berbagai bentuk yang bersifat wajib atau sukarela, seperti zakat (wajib) dan sedekah (sukarela) dalam ajaran agama Islam.

        Pengayaan Pelajari lebih jauh mengenai jenis-jenis pajak di Indonesia dari berbagai sumber. Salah satunya dari tautan berikut: https://klikpajak. id/blog/bayar-pajak/jenis-pajak-di-indonesia/ atau memindai QR code di samping

      11. Mengenali Praktik Tidak Baik dan Kejahatan Finansial.
      12. Hal terakhir yang tidak kalah pentingnya terkait dengan kemampuan literasi finansial adalah mengenali praktik penyalahgunaan keuangan seperti modus atau cara yang sering dilakukan dalam tindakan penipuan atau korupsi. Pemahaman mengenai hal ini penting agar dapat menghindarkan kita untuk menjadi korban atau pelaku dari tindakan penyalahgunaan keuangan yang dapat merugikan orang lain.
        Pengayaan Pelajari lebih jauh mengenai tindakan korupsi dari berbagai sumber. Salah satunya dari tautan berikut: https://aclc.kpk.go.id/materi/ berpikir-kritis-terhadap-korupsi/infografis, atau kalian bisa memindai QR code di samping

Lembar Aktivitas 8 Diskusi Kelompok
Gotong Royong Berkebhinnekaan Global
Langkah 1. Diskusi
Buatlah kelompok kecil berjumlah 3-4 orang, lalu diskusikan hal-hal berikut:
  • Sikap dan karakter apa saja yang diperlukan dalam mengelola keuangan dan mengoptimalkan kemampuan literasi finansial?
  • Refleksikan apakah sikap dan karakter tersebut sudah kita terapkan dalam kehidupan sehari-hari?
Langkah 2. Membuat Kesimpulan
Tulis kesimpulan hasil diskusi di buku catatanmu masing-masing.

Aktivitas Akhir Tema Proyek
Tema: Literasi Finansial
Pengerjaan Aktivitas: Berkelompok (3-4 orang)
Tahap 1. Bertanya dan Mengidentifikasi Masalah Buatlah sebuah penelitian sederhana untuk memahami sejauh mana orang-orang di sekitar kita memiliki kemampuan literasi finansial dalam kesehariannya. Penelitian tersebut dilakukan dengan cara mencari data dan informasi dari lingkungan sekitar. Berbeda dengan pencarian data di proyek tema sebelumnya di mana tahap ini dilakukan dengan melakukan wawancara, pencarian data kali ini dilakukan dengan membuat kuesioner untuk dibagikan kepada orang-orang. Untuk lebih jelasnya, ikutilah langkah-langkah berikut:
  • Langkah 1. Menentukan populasi.
    Dalam sebuah penelitian, populasi adalah sekumpulan orang yang akan menjadi sasaran penelitian. Dalam hal ini populasi yang akan kita teliti ada dua: Komunitas sekolah dan komunitas masyarakat.
  • Langkah 2. Menentukan sampel penelitian.
    Sampel penelitian adalah sebagian orang dari populasi yang akan kita jadikan sebagai responden untuk mendapatkan data dan informasi. Tentukanlah berapa orang dari komunitas sekolah dan komunitas masyarakat yang akan kalian pilih sebagai sampel atau responden.
  • Langkah 3. Membuat angket atau kusioner. Buatlah sebuah angket/kuesioner atau daftar pertanyaan yang akan diberikan kepada responden. Diskusikanlah bersama teman dan guru, apa saja pertanyaan yang akan kalian ajukan kepada responden tersebut. Supaya fokus, pertanyaan yang dibuat harus terkait dengan 6 poin ruang lingkup kemampuan literasi finansial. Susunlah pertanyaanpertanyaan tersebut dalam sebuah tabel seperti berikut:
No Pertanyaan Ya Mungkin (Ragu) Tidak
1
2
3
4
5
6
Tahap 2. Mengumpulkan dan Mengelola Informasi
  • Sebarkanlah tabel kuesioner yang sudah kalian buat kepada sampel penelitian (Sebagian orang dari komunitas sekolah: Murid, guru, staf sekolah; dan sebagian orang dari komunitas masyarakat: Anak-anak, ibu-ibu, orang tua, dsb)
  • Setelah kuesioner terisi, rekap dan diskusikan hasilnya di kelompok masing-masing. Visualisasikan data yang berhasil terkumpul dalam bentuk tabel, grafik, atau diagram lingkaran.
  • Simpulkan hasil penelitian sederhana kalian mengenai sejauh mana orang-orang di sekitar memahami dan menerapkan literasi finansial dalam kesehariannya.
Tahap 3. Merencanakan dan Mengembangkan Ide Solusi
  • Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian yang telah dilakukan, buatlah sebuah rencana kegiatan untuk dapat membantu orang-orang lebih memahami dan menerapkan literasi finansial dalam keseharian, termasuk dengan memanfaatkan teknologi seiring perkembangan ekonomi digital. Harapannya kampanye ini bisa menjadi solusi untuk meningkatkan kesadaran masyarakat mengenai arti penting literasi finansial.
  • Diskusikanlah bagaimana bentuk kampanye yang akan dilakukan bersama teman sekelas dengan menentukan hal-hal berikut:
    1. Tujuan kampanye (Apa tujuan kampanye yang akan dilakukan?)
    2. Sasaran audien (Siapa yang akan menjadi sasaran kampanye?)
    3. Konten kampanye (Informasi apa saja yang akan dibagikan?)
    4. Media kampanye (Dalam bentuk apa kampanye dilakukan?)
    5. Opsi: Pembuatan poster, selebaran, presentasi, pameran, dsb.
    6. Alat dan bahan yang dibutuhkan (Apa saja alat dan bahan yang dibutuhkan untuk kampanye?)
    7. Waktu dan langkah pelaksanaan (Bagaimana mengatur waktu dan langkah-langkah untuk melaksanakan kampanye? Kapan eksekusi kampanye ini akan dilakukan?)
Tahap 4. Merumuskan Kesimpulan dan Melaksanakan Aksi
  • Eksekusilah kampanye yang telah kelompokmu rencanakan.
  • Lakukanlah evaluasi untuk mengukur keberhasilan dari proses kampanye yang telah dilakukan.
Rubrik Pencapaian
Kemampuan Bertanya dan Mengidentifikasi Masalah
Permulaan Dasar Trampil Mahir
Belum mampu membuat kuesioner dan melakukan proses penyebaran angket sesuai jumlah responden. Belum mampu membuat kuesioner dan melakukan proses penyebaran angket sesuai jumlah responden. Mampu membuat kuesioner, melakukan proses penyebaran angket sesuai jumlah responden, dan menuliskan hasil perolehan data kuesioner dalam bentuk tabel. Mampu membuat kuesioner, melakukan proses penyebaran angket sesuai jumlah responden, dan menuliskan hasil perolehan data kuesioner dalam bentuk grafik.
Kemampuan Merencanakan dan Mengembangkan Ide Solusi
Permulaan Dasar Trampil Mahir
Belum mampu menyusun bahan dan menyiapkan kegiatan kampanye Mampu menyusun bahan kampanye Mampu menyusun bahan dan menyiapkan kegiatan kampanye Mampu menyusun bahan dan menyiapkan enam poin persiapan kegiatan kampanye secara lengkap
Kemampuan Merumuskan Kesimpulan dan Melaksanakan Aksi
Permulaan Dasar Trampil Mahir
Belum mampu melaksanakan kampanye Mampu melaksanakan sebagian rencana kampanye Mampu melaksanakan kampanye Mampu melaksanakan kampanye dengan menunjukkan usaha seoptimal mungkin