Halaman

Modul 9.2.4 - Masa Kemerdekaan

MODUL 4
PROKLAMASI KEMERDEKAAN DAN TERBENTUKNYA NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA

PEMBELAJARAN : 1
PERISTIWA PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Kemerdekaan adalah sebagai suatu kebebasan sebagai jembatan untuk meraih kesejahteraan dan kemakmuran sebuah bangsa. Setiap bangsa mempunyai sejarah dalam mencapai kemerdekaannya. Demikian pula Kemerdekaan yang telah di raih oleh Bangsa Indonesia, bukan merupakan pemberian dari Bangsa Jepang, melainkan lewat
Pembacaan teks Prkolamasi olah Sukarno-Hatta
Sumber : https://en.wikipedia.org/wiki/Frans_Mendur
Proklamasi Kemerdekaan 17 Agustus 1945 di capai dengan begitu banyak pengorbanan jiwa raga oleh para pahlawan. Dalam modul ini Ananda akan mempelajari tentang peristiwa seputar proklamasi kemerdekaan. Banyak hikmah yang bisa kita teladani dari peristiwa sejarah proklamasi, salah satunya adalah diperlukannya semangat kebersamaan tokoh golongan tua yang bijaksana dan tokoh golongan muda yang berani dan penuh semangat untuk saling melengkapi mencapai tujuan yang sama, yaitu Indonesia Merdeka. Diperlukan semangat pantang menyerah, keberanian, kebersamaan antara golongan tua dan golongan muda untuk dapat mewujudkan kemerdekaan. Sebagai generasi muda penerus bangsa, kita harus meneladani jiwa patriotisme dan nasionalisme dari para pahlawan untuk melanjutkan cita cita bangsa Indonesia.

AKTIVITAS : 1
Mendeskripsikan Persiapan Kemerdekaan Indonesia

  1. Kekalahan Jepang
    Tanda-tanda kekalahan Jepang sudah muulai tampak dari beberapa medan pertempuran pada perang di Asia Pasifik. Perdana Menteri Jepang, Jenderal Kuniaki Koiso, pada tanggal 7 September 1944 mengumumkan bahwa Indonesia akan dimerdekakan kelak, sesudah tercapai kemenangan akhir dalam perang Asia Timur Raya. Dengan cara itu, Jepang berharap mendapat simpati dan bantuan penuh dari rakyat Indonesia untuk melawan Sekutu. Maka pimpinan pemerintah pendudukan militer Jepang di Jawa, Jenderal Kumakichi Harada, mengumumkan dibentuknya suatu badan khusus yang bertugas menyelididki usaha-usaha persiapan kemerdekaan Indonesia, yang dinamakan "Badan Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia" (BPUPKI). Pembentukan BPUPKI merupakan panitia yang bertugas menyelidiki, mempelajari dan memepersiapakan hal-hal penting lainnya yang terkait dengan masalah tata pemerintahan guna mendirikan suatu negara Indonesia merdeka. BPUPKI resmi dibentuk pada tanggal 29 April 1945. K.R.T Dr. Radjiman Wedyodiningrat, dari golongan nasionalis tua, ditunjuk menjadi ketua BPUPKI.
    Dalam melaksanakan tugasnya, BPUPKI melaksanakan agenda sidang diawali dengan membahas pandangan mengenai bentuk negara Indonesia, yakni disepakati berbentuk "Negara Kesatuan Republik Indonesia" ("NKRI"), kemudian agenda sidang dilanjutkan dengan merumuskan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Untuk hal ini, BPUPKI harus merumuskan dasar negara Republik Indonesia terlebih dahulu yang akan menjiwai isi dari Undang-Undang Dasar Negara Kesatuan Republik Indonesia itu sendiri, sebab Undang-Undang Dasar adalah merupakan konstitusi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Guna mendapatkan rumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, maka agenda acara dalam masa persidangan BPUPKI yang pertama ini adalah mendengarkan pidato dari tiga orang tokoh utama pergerakan nasional Indonesia, yang mengajukan pendapatnya tentang dasar negara Republik Indonesia itu yakni Mr. Prof. Mohammad Yamin, Prof. Mr. Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno. Pada penyampaian sidang hari terakhir gagasan mengenai rumusan lima sila dasar negara Republik Indonesia yang dikemukakan oleh Ir. Soekarno pada tanggal 1 Juni 1945 tersebut kemudian dikenal dengan istilah “Pancasila”. Sampai akhir dari masa persidangan BPUPKI yang pertama, masih belum ditemukan titik temu kesepakatan dalam perumusan dasar negara Republik Indonesia yang benar-benar tepat, sehingga dibentuklah “Panitia Sembilan” tersebut di atas guna menggodok berbagai masukan dari konsep-konsep sebelumnya yang telah dikemukakan oleh para anggota BPUPKI itu. Dari hasil perumusan panitia Sembilan, menghasilkan sebuah dokumen yang dikenal sebagai “Jakarta Charter”, yakni berupa dokumen rancangan asas dan tujuan “Indonesia Merdeka” yang disebut juga dengan “Piagam Jakarta”.
    Pada tanggal 7 Agustus 1945, BPUPKI dibubarkan karena dianggap telah dapat menyelesaikan tugasnya dengan baik, yaitu menyusun rancangan Undang-Undang Dasar bagi Negara Indonesia Merdeka, dan digantikan dengan dibentuknya “Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia” (“PPKI”) atau dalam bahasa Jepang dengan Ir. Soekarno sebagai ketuanya. Tugas “PPKI” ini yang pertama adalah meresmikan, serta batang tubuh Undang-Undang Dasar 1945. Tugasnya yang kedua adalah melanjutkan hasil kerja BPUPKI, mempersiapkan pemindahan kekuasaan dari pihak pemerintah pendudukan militer Jepang kepada bangsa Indonesia, dan mempersiapkan segala sesuatu yang menyangkut masalah ketatanegaraan bagi negara Indonesia baru. “PPKI” sangat berperan dalam penataan awal negara Indonesia baru. Walaupun kelompok muda kala itu hanya menganggap “PPKI” sebagai sebuah 164ating164 buatan pihak pemerintah pendudukan militer Jepang, namun tidak bisa dipungkiri, peran serta jasa badan ini sangat penting, dan tidak bisa dilupakan begitu saja. Anggota “PPKI” telah menjalankan tugas yang diembankan kepada mereka dengan sebaik-baiknya, hingga pada akhirnya “PPKI” dapat meletakkan dasar-dasar ketatanegaraan yang kuat bagi negara Indonesia yang saat itu.
    Berita Kekalahan Jepang dalam Perang Pasifik semakin jelas dengan dijatuhkannya bom atom oleh Sekutu di kota Hiroshima pada tanggal 6 Agustus 1945 dan Nagasaki pada tanggal 9 Agustus 1945. Akibat peristiwa tersebut, kekuatan Jepang makin lemah. Kepastian berita kekalahan Jepang terjawab ketika tanggal 15 Agustus 1945 dini hari, Sekutu mengumumkan bahwa Jepang sudah menyerah tanpa syarat dan perang telah berakhir. Berita tersebut diterima melalui siaran radio di Jakarta oleh para pemuda yang termasuk orang-orang Menteng Raya 31 seperti Chaerul Saleh, Abubakar Lubis, Wikana, dan lainnya.
  2. Kegiatan Para Pejuang di Indonesia
    Berita penyerahan Jepang pada sekutu menumbuhkan harapan kuat di kalangan para pejuang Indonesia, terutama di Jakarta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu para pejuang segera melakukan tindakan tertentu dalam rangka mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Yang dilakukan para pejuang di Jakarta antara lain;
    1. Kelompok Syahrir,
      Kelompok ini setelah mendengar berita penyerahan Jepang, segera mendesak Sukarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan tanpa melalui rapat PPKI.
    2. Kelompok Angkatan Muda pimpinan Choirul Saleh
      Kelompok ini pada tanggal 15 Agustus 1945 menyelenggarakan rapat di ruang belakang gedung laboratorium bakteriologi di Pegangsaan Timur. Rapat tersebut menghasilkan kesepakatan bahwa kemerdekaan Indonesia adalah hak rakyat Indonesia dan tidak dapat digantungkan kepada bangsa lain. Janji dan segala hubungan dengan Jepang harus segera di putuskan.
    3. Kelompok Wikana-Darwis
      Kelompok ini menuntut agar Soekarno segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945.
    4. Sekarno-Hatta
      Kedua tokoh ini merencanakan untuk membicarakan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan di dalam rapat PPKI, yang akan dilangsungkan pada tanggal 16 Agustus 1945. Pelaksanaan rapat tersebut sesuai dengan ketentuan Jepang mengenai status kemerdekaan Indonesia.
    Kegiatan para pejuang tersebut memperlihatkan kesamaan tekat diantara semua pihak bahwa proklamasi kemerdekaan Indonesia harus dilaksanakan. Namun kesamaan tekad tersebut harus disertai dengan persamaan pendirian mengenai pelaksanaan proklamasi kemerdekaan, terutama mengenal waktu pelaksanaan proklamasi. Dalam hal ini terdapat perbedaan antara golongan tua dan para pemuda. Golongan tua menghendaki proklamasi kemerdekaan Indonesia dilaksanakan sesuai dengan ketentuan yang telah disepakati dengan dengan Jepang, yaitu melalui wadah PPKI. Sedangkan para pemuda menolak, dengan alasan PPKI adalah buatan Jepang, dan menolak keterlibatan PPKI dalam proklamasi kemerdekaan.Sehingga proklamasi kemerdekaan Indonesia harus segera diproklamasikan.

  3. Peristiwa Rengasdengklok
    Perbedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda makin meningkat menjadi ketegangan. Keadaan ini mendorong para pemuda mengadakan rapat di Cikini, Jakarta. Rapat tersebut menghasilkan keputusan untuk membawa Soekarno-Hatta ke luar Jakarta. Akhirnya pada tanggal 16 Agustus pukul 04.00 WIB para pemuda yang dipimpin oleh Sukarni, Yusuf Kunto, dan Syodanco Singgih membawa Soekarno-Hatta ke Rengasdengklok. Ketika Soekarno-Hatta, fatmawati dan Guntur tiba, hari sudah terang. Para prajurit menyambut para tamu tokoh Nasional setengah tawanan ini. Mereka berteriak: “Hidup Bung Karno, Hidup Bung Hata. Indonesia sudah merdeka. Jepang sudah modar (mati)”, dan sebagainya. Untuk sementara para pemuka bangsa ini ditempatkan dirumah Chudancho Subeno. Tapi khawatir menyolok, kemudian dipindahkan kerumahnya seorang China bernama Giau I Siong. Rupanya dipelopori para prajurit PETA, diwilayah Rengasdengklok sudah terjadi perebutan kekuasaan dan pernyataan kemerdekaan. Ini terbukti dengan berkibarnya bendera merah putih dimana-mana. Tujuannya adalah supaya tidak mendapat pengaruh dan tekanan dan Jepang. Adapun latar belakang terjadinya peristiwa Rengasdengklok adalah adanya pebedaan pendapat antara golongan tua dengan golongan muda tentang waktu pelaksanaan proklamasi kemerdekaan Indonesia.
  4. Peta Jakarta-Rengasdengklok, tempat para pemuda mengamankan Sukarno-Hatta
    Sumber: Atlas Sejarah Indonesia & Dunia, Orion 2010
    Di Rengasdengklok para pemuda terus mendesak agar Soekarno-Hatta segera memproklamasikan kemerdekaan. Menghadapi desakan tersebut, Soekarno dan Hatta tetap tidak berubah pendirian. Pada waktu itu Soekarno dan Moh. Hatta, tokoh-tokoh menginginkan agar proklamasi dilakukan melalui PPKI, sementara golongan pemuda menginginkan agar proklamasi dilakukan secepatnya tanpa melalui PPKI yang dianggap sebagai badan buatan Jepang. Selain itu, hal tersebut dilakukan agar Soekarno dan Moh. Hatta tidak terpengaruh oleh Jepang. Para golongan pemuda khawatir apabila kemerdekaan yang sebenarnya merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia, menjadi seolah-olah merupakan pemberian dari Jepang. Maka para pemuda berupaya mengamankan tokoh-tokoh tersebut ke Rengasdengklok. Sementara itu di Jakarta, Chairul dan kawan-kawan telah menyusun rencana untuk merebut kekuasaan. Tetapi apa yang telah direncanakan tidak berhasil dijalankan karena tidak semua anggota PETA mendukung rencana tersebut.
    Akhirnya golongan tua di Jakarta semakin ramai dan curiga terhadap menghilangnya Soekarno-Hatta. Setelah melakukan pencarian, golongan tua yang diwakili oleh Achmad Soebardjo mendapat informasi bahwa kedua tokoh tersebut berada ditangan para pemuda, dan dibawa ke Rengasdengklok. Acmad Soebardjo melakukan negoisasi dengan Wikana dan berusaha menemui dan menjemput Sukarno-Hatta ke Rengasdengklok. Pada jam 17.00 tiba di Rengasdengklok Mr Soebardjo diantar Joesoef Koento dan Shodancho Sulaiman. Setelah itu rombongan yang baru 167ating ini dipertemukan dengan Soekarno-Hatta termasuk Soetardjo. Pada jam 18.00 perundingan dimulai. Hasil perundingan Soekarno-Hatta setuju diadakan Proklamasi setelah kembali ke Jakarta. Hasil perundingan golongan tua dan para pemuda ini sangat melegakan, jam 19.30 rombongan kembali ke Jakarta untuk mnyiapkan segala sesuatu terkait dengan Prkolamasi Kemerdekaan.

  5. Perumusan Teks Proklamasi Kemerdekaan Indonesia
    Pada tanggal 16 Agustus 1945, sore hari Soekarno-Hatta telah kembali ke Jakarta. Kemudian malam harinya Soekarno-Hatta menemui panglima tentara keenem belas Mayjend Nishimura, untuk mengetahui sikapnya terhadap proklamasi kemerdekaan Indonesia. Nishimura ternyata melarang Soekarno Hatta menyelenggarakan rapat PPKI. Akan tetapi Soekarno Hatta bersikeras untuk tetap melaksanakan rapat PPKI. Sekembalinya dan menghadap pimpinan pasukan Jepang, Soekarno-Hatta menuju tempat kediaman Laksamana Takashi Maeda, kepala kantor penghubung Angkatan Laut Jepang yang bersimpati dengan perjuangan bangsa Indonesia, di jalan Imam Bonjol No.1 Jakarta. DI sana ternyata sudah ditungguoleh para anggota PPKI. Ditempat itulah dilakukan perumusan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Tokoh-tokoh yang hadir dalam perumusan teks tersebut adalah:
    1. Ir Soekarno, Drs. Moh.Hatta dan Mr. Achmad Soebardjo
    2. Para anggota PPKI
    3. Para pemimpin pemuda, antara lain Sukarni, Sudiro, Sayuti Melik, B.M.Diah
    Teks proklamasi dirumuskan oleh Ir.Soekarno, Drs.Moh.Hatta dan Achmad Subardjo yang menyusun kalimatnya.
    1. Ahmad Subardjo mengusulkan konsep kalimat pertama yang berbunyi; “Kami rakyat Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan kami” kemudian berubah menjadi “Kami bangsa Indonesia dengan ini menyatakan kemerdekaan Indonesia”.
    2. Soekarno menuliskan konsep kalimat kedua yang berbunyi; “Hal-hal yang mengenai pemindahan kekuasaan, dan lain-lain akan diselenggarakan dengan cara yang secermat-cermatnya serta dalam tempo yang sesingkat-singkatnya”.
    3. Mohammad Hatta menggabungkan kedua kalimat di atas dan disempurnakan sehingga berbunyi seperti teks proklamasi yang kita miliki.
    Konsep proklamasi kemerdekaan yang ditulis tangan oleh Soekarno setelah selesai kemudian dibacakan dan dimusyawarahkan dengan para anggota PPKI yang menunggu di ruang tamu. Semua yang hadir menyetujui isi proklamasi tersebut, Naskah asli yang ditulis Ir.Soekarno disebut dengan naskah Klad (asli). Pada saat itu terjadi permasalahan mengenai siapa yang harus menandatangani teks proklamasi. Akhirnya Sukarni mengusulkan agar teks proklamasi tersebut ditandatangani oleh Soekarno-Hatta atas nama bangsa Indonesia. Usul Sukarni tersebut dapat diterima oleh semua yang hadir, kemudian Soekarno menyerahkan naskah tersebut kepada Sayuti Melik untuk diketik.
    Konsep naskah proklamasi yang telah diketik oleh Sayuti Melik tersebut ternyata terdapat sedikit perubahan, yaitu:
    1. Kata Tempoh diubah menjadi Tempo
    2. Kata hal2 diubah menjadi hal-hal
    3. Kalimat “wakil-wakil bangsa Indonesia” diubah menjadi “atas nama bangsa Indonesia”
    4. Penulisan tanggal juga diubah menjadi “Djakarta, han 17 boelan 8 tahoen 05”. Tahun 05 adalah tahun Showa (Jepang), yaitu 2505 yang sama dengan tahun Masehi 1945.
    Naskah Klad dan Naskah Otentik Proklamasi
    Sumber : https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bc/Proklamasi_Klad.jpg
    Naskah ketikan tersebut kemudian ditandatangani oleh Soekarno-Hatta dan naskah inilah yang dianggap sebagai naskah authentic (Otentik).

AKTIVITAS : 2
Mendeskripsikan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia Dan Penyebarluasan Berita Proklamasi

  1. Pernyataan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia.
    Pembacaan teks proklamasi direncanakan dilaksanakan di Lapangan Ikada (sekarang lapangan Banteng), tetapi kemudian dialihkan ke tempat kediaman Ir. Soekarno, di jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta. Pengalihan tempat ini karena dilapangan telah berkumpul pasukan Jepang dan bersenjatakan Iengkap. Upacara pembacaan proklamasi ini dihadiri oleh sejumlah tokoh bangsa Indonesia. Para tokoh yang hadir antara lain, Ki Hajar Dewantara, Abikusno Cokrosuyoso, Buntaran Martoatmodjo, Mr.A.A.Maramis, Mr. Latuharhary, Anwar Cokroaminoto, Otto Iskandardinata, KH.Mansyur, Sayuti Melik, Pandu Karta Wiguna, dr.Muwardi, AG.Pringgodigdo dan Suwiryo. Sebelum Upacara dilaksanakan mulai pukul 10.00 WIB Soekarno menyampaikan pidatonya, yang berbunyi:
  2. Saudara-saudara sekalian!
    Saja sudah minta saudara-saudara hadir di sini untuk menjaksikan satu peristiwa maha penting dalam sedjarah kita. Berpuluh-puluh tahun kita bangsa Indonesia telah berdjoang untuk kemerdekaan tanah air kita. Bahkan telah beratus-ratus tahun. Gelombangnja aksi kita untuk mentjapai kemerdekaan kita itu ada naik dan ada turun, tetapi djiwa kita tetap menudju ke arah tjita- tjita. Djuga di dalam djaman Djepang, usaha kita untuk mentjapai kemerdekaan nasional tidak henti-henti. Di dalam djaman Djepang ini, tampaknja sadja kita menjandarkan diri kepada mereka. Tetapi pada hakekatnja, tetap kita menjusun tenaga kita sendiri, tetap kita pertjaja kepada kekuatan kita sendiri.
    Sekarang tibalah saatnja kita benar-benar mengambil nasib bangsa dan nasib tanah air di dalam tangan kita sendiri. Hanja bangsa jang berani mengambil nasib dalam tangan sendiri akan dapat berdiri dengan kuatnja.
    Maka kami, tadi malam telah mengadakan musjawarat dengan pemuka-pemuka rakjat Indonesia, dari seluruh rakjat Indonesia. Permusjawaratan itu seia-sekata berpendapat, bahwa sekaranglah datang saatnja untuk menjatakan kemerdekaan kita. Saudara-saudara! Dengan ini kami njatakan kebulatan tekad itu. Dengarlah proklamasi kami.
    Naskah Teks Otentik Proklamasi yang dibacakan pada tanggal 17 Agusrtus 1945
    Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/b/bc/Proklamasi.jpg
    Demikianlah, saudara-saudara !
    Kita sekarang telah merdeka! Tidak ada satu ikatan lagi jang mengikat tanah air kita bangsa kita! Mulai saat ini kita menjusun Negara kita! Negara Merdeka, Negara Republik Indonesia, merdeka, kekal abadi. Insja Allah, Tuhan memberkati kemerdekaan kita itu! Demikianlah teks proklamasi kemerdekaan telah dibacakan oleh Ir. Soekarno.
    Susunan acara yang direncanakan dalam pembacaan teks proklamasi kemerdekaan yaitu:
    1. Pembacaan proklamasi oleh Ir. Soekarno,
    2. Pengibaran bendera Merah Putih oleh Suhud dan Latief Hendraningrat, dan pada saat pengibaran bendera Merah Putih dilakukan para hadirin serempak tanpa dikomando bersama-sama menyanyikan lagu Indonesi Raya yang diciptakan oleh WR. Supratman.
    3. Sambutan Walikota Suwirjo dan dr. Muwardi.
    Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia. Suatu peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa yang sangat lama dinantikan oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Untuk mengenang jasa- jasa Ir. Soekarno dan Drs. Moh Hatta dalam peristiwa proklamasi, maka keduanya diberi gelar Pahlawan Proklamasi (Proklamator). Selain itu Jalan Pegangsaan Timur diubah namanya menjadi Jalan Proklamasi, dan dibangun Monumen Proklamasi.

  3. Penyebarluasan Berita Proklamasi Kemerdekaan
    Daerah pertama yang mengetahui tentang proklamasi kemerdekaan Indonesia adalah Jakarta. Penyebaran berita proklamasi yang Iebih luas dilakukan oleh wartawan-wartawan melalul kantor berita Domei yaitu kantor berita resmi milik Jepang. Adam Malik yang saat itu sebagai wartawan menyampaikan teks proklamasi itu melalul telepon kepada Asa Bafaqih yang kemudian diteruskan kepada Penghulu Lubis untuk mendapat pengesahan lolos sensor. Selanjutnya dikawatkan kepada daerah-daerah.
  4. Penyebaran berita proklamasi kemerdekaan baik ke dalam maupun ke luar negeri dilakukan antara lain:
    • Berita proklamasi disebarkan melalui selebaran-selebaran yang ditempel ditempat-tempat strategis seperti : Gedung – gedung, gerbong kereta api.
    • Berita proklamasi disebarluaskan melalui kantor berita Domei (zaman pendudukan Jepang) tokoh yang berjasa adalah F.Wus (seorang markonis) yang mendapat perintah dan B.Palenewen untuk mengudarakan. Adapun teks proklamasi tersebut diperoleh dan wartawan domel Syahruddin.
    • Berita proklamasi juga disebarluaskan melalui surat kabar. Surat kabar yang memuat berita proklamasi adalah harian Soeara Asia dan Surabaya dan harian Cahaya dan Bandung.
    • Berita proklamasi juga sampai diberbagai daerah melalui beberapa utusan, yang kebetulan hadir dalam sidang PPKI dan pada saat pembacaan teks proklamasi tersebut. Sedangkan utusan dan daerah-daerah yang nantinya kebetulan menjadi gubernur, antara lain : Teuku Moh.Hassan (Gubennur Sumatra), Sam Ratulangi (Sulawesi), Ketut Pudja (Utusan dan Gubennur Nusa Tenggara), A.A.Hamidan (Utusan dan Gubernur Kalimantan).
    Proklamasi kemerdekaan yang telah dikumandangkan pada tanggal 17 Agustus 1945 mampunyai arti penting bagi bangsa Indonesia, antara lain:
    1. Apabila dilihat dari sudut hukum, proklamasi merupakan pernyataan yang berisi keputusan bangsa Indonesia untuk menetapkan tatanan hukum nasional (Indonesia) dan menghapuskan tatanan hukum kolonial.
    2. Apabila dilihat dari sudut politik ideologis, proklamasi merupakan pernyataan bangsa Indonesia yang lepas dari penjajahan dan membentuk Negara Republik Indonesia yang bebas, merdeka, dan berdaulat penuh.
    3. Proklamasi merupakan puncak perjuangan rakyat Indonesia dalam mencapai kemerdekaan.
    4. Proklamasi menjadi alat hukum internasional untuk menyatakan kepada rakyat dan seluruh dunia, bahwa bangsa Indonesia mengambil nasib ke dalam tangannya sendiri untuk menggenggam seluruh hak kemerdekaan.
    5. Proklamasi merupakan mercusuar yang menunjukkan jalannya sejarah, pemberi inspirasi, dan motivasi dalam perjalanan bangsa Indonesia di semua lapangan di setiap keadaan.
    Dengan proklamasi kemerdekaan tersebut, maka bangsa Indonesia telah lahir sebagai bangsa dan negara yang merdeka, baik secara de facto maupun secara de jure. Setelah dilaksanakan proklamasi kemerdekaan tindakan pertama yang diambil oleh para tokoh pejuang kemerdekaan bangsa Indonesia adalah melakukan rapat PPKI yang anggotanya sudah dilakukan pembaharuan sesuai dengan kepentingan bangsa Indonesia (bukan lagi sesuai kepentingan Jepang). Hasil rapat yang diselenggarakan pada tanggal 18 Agustus 1945 menghasilkan keputusan antara lain:
    1. Mengesahkan UUD 1945 sebagai dasar negara
      Pada sidang BPUPKI sebelumnya telah menghasilkan rancangan dasar negara dan rancangan Undang-undang Dasar. Rancangan Undang-undang tersebut dibahas dalam pertemuan mi dan melalui beberapa perubahan, kemudian ditetapkan menjadi Undang-Undang dasar Negara RI.
    2. Pengangkatan Presiden dan Wakil Presiden
      Melalui usul Otto Iskandardinata akhirnya semua peserta sidang menyetujui dan mengangkat Ir.Sukarno sebagai Presiden pertama RI dan Moh.Hatta diangkat sebagai Wakil Presiden.
    3. Tokoh Proklamator Sukarno-Hatta yang sekaligus menjadi Presiden-Wapres pertama
      Sumber: https://upload.wikimedia.org/wikipedia/commons/6/6d.jpg
    4. Membentuk Komite Nasional yang bertugas membantu pekerjaan presiden sebelum terbentuknya MPR.

  5. Pembentukan Kelengkapan Pemerintahan Dan Negara
  6. Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan pada tanggal 17 Agustus 1945, akan tetapi Negara Indonesia belum memiliki kelengkapan pemerintahan. Padahal alat kelengkapan negara tersebut merupakan hal yang mutlak untuk menjamin kehangsungan negara. Maka pada tanggal 18 agustus 1945, Presiden Soekarno membentuk panitia kecil dengan tugas pokok merencanakan pembentukan departemen pemerintahan. Panitia kecil tersebut terdiri dan tiga orang, yakni Mr. Achmad Sutarjo Kartohadikusumo, dan Mr. Kasman Singadimejo. Hasil dan perumusan panitia kecil tersebut antara lain:
    1. Penyusunan Pemerintahan.
      Untuk kelancaran jalannya roda pemerintahan kemudian dibentuk kabinet. Tentang pembentukan kabinet, PPKI dalam sidangnya tanggal 19 Agustus 1945 telah menetapkan adanya 12 depantemen (kementrian) dan empat kementrian negara. Kabinet ini mulai melaksanakan tugas setelah dilantik pada tanggal 2 September 1945. Adapun susunan kementrian kabinet pertama adalah:
    2. No Kementerian Menteri
      1 Menteri Dalam Negeri R.A.A. Wiranata Kusumah
      2 Menteri Luar Negeri Mr. Achmad Subarjo
      3 Menteri Keuangan Mr. A.A. Maramis
      4 Menteri Kehakiman Prof. Mr. Dr. Supomo
      5 Menteri Kemakmuran Ir. Surachman Cokroadisuryo
      6 Menteri Keamanan Rakyat Supriyadi
      7 Menteri Kesehatan Dr.Buntaran Martoatmodjo
      8 Menteri Pengajaran Ki Hajar Dewantara
      9 Menteri Penerangan Mr. Amir Syarifuddin
      10 Menteri Sosial Mr. Iwa Kusuma Sumantri
      11 Menteri Pekerjaan Umum Abikusno Cokrosuyoso
      12 Menteri Perhubungan Abikusno Cokrosuyoso
      13 Menteri Negara Wakhid Hasyim
      14 Menteri Negara Dr. M. Amir
      15 Menteri Negara Mr. R.M. Sartono
      16 Menteri Negara P. Otto Iskandardinata
      Selanjutnya diangkat pula beberapa pejabat tinggi negara, antara lain
      a. Ketua Mahkamah Agung Mr. Dr. Kusumah Atmadja
      b. Jaksa Agung Mr. Gatot Tanumiharja
      c. Sekretaris Negara Mr. A.G. Pringgodigdo
      d. Juru Bicara Negara Sukarjo Wiryo Pranoto
    3. Pembagian Wilayah ( Pemerintahan Daerah )
      Dalam rapat tanggal 19 Agustus 1945 PPKI telah menetapkan pemerintah daerah RI untuk sementara waktu dibagi dalam delapan propinsi, yang masing-masing dikepalai oleh seorang gubernur. Kedelapan wilayah provinsi tersebut antara lain:
    4. a. Teuku Muhammad Hassan Propinsi Sumatera
      b. Sutarjo Kartohadikusumo Propinsi Jawa Barat
      c. R.Panji Soroso Propinsi Jawa Tengah
      d. R.A. Suryo Propinsi Jawa Timur
      e. Mr. I Gusti Ketut Puja Propinsi Sunda kecil (Bali dan Nusa Tenggara)
      f. Dr. G.S.S.J. Ratulangi Propinsi Sulawesi
      g. Ir. Pangeran Muhammad Noor Borneo Propinsi Kalimantan
      h. Mr. J. Laluharhary Propinsi Maluku
    5. Pembentukan Komite Nasional Indonesia
      Dalam keputusan sidang PPKI pada tanggal 18 Agustus 1945, dibentuk Komite Nasional Indonesia, yang bertugas membantu presiden, sebelum MPR dan DPR terbentuk. Maka dalam sidang PPKI pada tanggal 22 Agustus 1945 diambil keputusan untuk membentuk KNIP yang berpusat di Jakarta dan diumumkan pada tanggal 25 Agustus 1945, sedangkan pelantikannya dilakukan pada tanggal 29 Agustus 1945. susunan pengurus KNIP adalah :
      1. Mr. Kasman Singodimejo (Ketua)
      2. Sutarjo Kartohadikusumo (Wakil Ketua I)
      3. Johanes Latuharhary (Wakil Ketua II)
      4. Adam Malik (Wakil Ketua III).
      Pada tanggal 16 Oktober 1945 KNIP bersidang dan menghasilkan dua keputusan, yaitu;
      1. Membentuk Badan Pekerja KNIP dengan jumlah anggota 15 orang.
      2. Mengusulkan kepada presiden supaya KNIP diberi kekuasaan legisletif selama DPR/MPR belum terbentuk.
      Usulan tersebut mendapat sambutan dan pemerintah dan segera mengeluarkan maklumat Wakil Presiden RI No. X. Dalam rangka meluaskan jangkauan KNIP, di daerah-daerah dibentuk Komite Nasional Indonesia Daerah (KNID), yang berada di seluruh provinsi di Indonesia, yang kemudian berkembang menjadi badan Iegisletif.
    6. Pembentukan Alat Kelengkapan Keamanan Negara (BKR, TKR, dan TNI)
      1. Badan Keamanan Rakyat (BKR)
        Pembentukan BKR pada tanggal 22 Agustus 1945 oleh pemerintah dan bukan angkatan perang bertujuan menghindari permusuhan dengan sekutu. Tugas BKR hanya menjaga keamanan. Keanggotaan BKR terdini dan mantan pasukan PETA, Heiho, dan Laskar Rakyat. Kebijakan pemerintah tersebut mendapat reaksi dan para pemuda dengan membentuk Laskar Rakyat, seperti Angkatan Pemuda Indonesia (API), Angkatan Muda Republik Indonesia (AMRI) dan Barisan Pemberontak Republik Indonesia (BPRI).
      2. Tentara Keamanan Rakyat
        Kedatangan NICA yang bermaksud menjajah kembali Negara Indonesia, mendapat reaksi dan para pejuang Indonesia, agar pemerintah segera membentuk Tentara Nasional. Maka tanggal 5 Oktober 1945 pemerintah RI membentuk TKR dengan pimpinan Supriyadi. Karena tidak jelas keberadaannya, maka perlu ditunjuk seseorang sebagai penggantinya. Pilihan tersebut akhirnya jatuh pada Kolonel Sudirman, diangkat menjadi pimpinan tertinggi TKR dengan pangkat Jenderal. Sedangkan Mayor Urip Sumoharjo diangkat sebagai Staf TKR dengan pangkat Letnan Jenderal.
      3. Pembentukan Tentara Nasional Indonesia
        Dalam Sejarah TNI nama Tentara Keamanan Rakyat mengalami beberapa kali mengalami perubahan nama dan fungsinya. Perubahan tersebut diantaranya:
        • Tanggal 7 Januari 1946 nama TKR diubah menjadi Tentara Keselamatan Rakyat
        • Pada tanggal 25 Januari 1946 oeh Panglima Besar Jendera Sudirman, Tentara Keselamatan Rakyat diubah menjadi Tentara Republik Indonesia (TRI)
        Pada tanggal 3 Juli 1947 TRI diubah menjadi Tentara Nasional Indonesia (TNI) yang terdiri dan unsur TRI dan Laskar-laskar pejuang.

AKTIVITAS : 3
Menjelaskan Dukungan Spontan Terhadap Proklamasi Kemerdekaan

  1. Pernyataan Sri Sultan Hamengku Buwono IX
  2. Pada tanggal 20 Agustus 1945 Sri Sultan Hamengku Buwono IX menyatakan bahwa Kesultanan Yogjakarta sanggup berdiri di belakang pemerintah pimpinan Soekarrio-Hatta. Pernyataan itu kemudian dipertegas pada tanggal 5 September 1945, yang isinya:
    • Bahwa Negeri Yogjakarta Hadiningrat yang bersifat kerajaan adalah daerah istimewa dan Negara Republik Indonesia.
    • Sebagai kepala daerah, Sri sultan Hamengkubuwono IX memegang kekuasaan pemerintahan di wilayah Kesultanan Yogjakarta.
    • Bahwa hubungan antara Negeri Yogjakarta Hadiningrat dengan pemerintah pusat Negara Republik Indonesia bersifat Iangsung dan kami bertanggung jawab atas negeri kepada Presiden Republik Indonesia.
  3. Rapat Raksasa di Lapangan Ikada
    Rakyat Jakarta yang dipelopori oleh Angkatan Pemuda Indonesia (API) mengadakan rapat dan demontrasi untuk menyambut proklamasi di Lapangan Ikada pada tanggal 19 September 1945 yang dihadiri oleh 300 ribu orang. Suasana semakin tegang, karena di Lapangan Ikada pasukan Jepang telah bersiaga Iengkap dengan senjata ditangan. Untuk menghindari pertikaian dengan Jepang, Ir.Soekarno datang ke Lapangan Ikada dan meminta pada rakyat untuk tetap tenang dan kembali ke rumah masing-masing, mempencayakan semua permasalahan kepada para pemimpin Indonesia.
  4. Peristiwa Heroik di berbagai daerah di Indonesia
    Sekutu sebagai pihak yang memenangkan perang, memerintahkan pada Jepang untuk:
    1. Melaksanakan semua perintah sekutu.
    2. Bertanggung jawab atas terjaminnya ketertiban umum dan keselamatan penduduk sipil serta tetap terpelihananya pemerintahan. Atas dasar perintah dari sekutu iniIah Jepang tidak mengakui kemendekaan Indonesia. Maka dengan semangat menyala-nyala bangsa Indonesia bertekad bulat untuk mempertahankan kemerdekaan. Maka terjadilah tindakan-tindakan heroik (tindakan yang dijiwai semangat perjuangan) di berbagai kota dan daerah Indonesia. Tujuan para pemuda berusaha melucuti senjata tentara Jepang, adalah :
      • Memperoleh senjata untuk mempertahankan kemerdekaan.
      • Agar senjata Jepang tidak jatuh ke tangan sekutu/Selanda
      • Mencegah agar Jepang tidak membabi buta menyerang rakyat Indonesia.
  5. Tindakan-tindakan heroik yang terjadi antara lain:
    • Jakarta, BKR beserta pemuda menyerbu gudang senjata di Cilandak.
    • Bandung, Para pelajar dan pemuda bekas PETA berhasil merebut 9 panser, sedang pemuda dibantu kaum buruh berhasil menumpas dan menguasal pabrik senjata di Andir.
    • Surabaya, BKR berhasil merebut komplek penyimpanan senjata dan pemancar radio Embong Malang
    • Aceh, pelucutan senjata terjadi di Sigh, Seulimeun, Langsa dan Lhokseumawe.
    • Lampung, BKR dan pemuda melucuti senjata di Teluk Bitung, Kalianda, dan Menggala
    • Surakarta, Rakyat mengepung markas Kompetai.
    • Semarang, Peristiwa mi bermula dan terbunuhnya dr.Karyadi yang sedang meneliti air minum yang diduga ditaburi racun oheh Jepang. Pertempuran tersebut berlangsung sengit, banyak jatuh korban dan kedua behah pihak. Sampai sekarang pertempuran bersejarah tersebut dikenal dengan Pertempuran Lima Han di Semarang. (15 -20 Oktober 1945)
    • Yogjakarta, BKR dan para pemuda memaksa kompetai menyerah.
    • Markas Bocitai AL bagian udara di Maguwo juga dikepung.

LATIHAN

Setelah Ananda melaksanakan aktivitas-aktivitas di atas, kerjakan latihan di bawah ini.
  1. Jelaskan 2 alasan para pemuda mendesak Soekarno-Hatta untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia?
  2. Jelaskan Latar belakang penyebab timbulnya peristiwa Rengasdengklok !!
  3. Mengapa pembacaan teks proklamasi kemerdekaan Indonesia dialihkan dari lapangan Ikada ke jalan Pegangsaan Timur 56 Jakarta ?
  4. Mengapa Laksamana Maeda mengijinkan rumahnya dipergunakan sebagai tempat perumusan teks proklamasi?
  5. Sebutkan 3 hasil keputusan sidang pertama PPKI pada tanggal 19 Agustus 1945 !

RANGKUMAN

  1. Berita penyerahan Jepang pada sekutu menumbuhkan harapan kuat di kalangan para pejuang Indonesia, terutama di Jakarta, untuk segera memproklamasikan kemerdekaan Indonesia. Untuk itu para pejuang segera melakukan tindakan tertentu dalam rangka mempersiapkan Proklamasi Kemerdekaan Indonesia. Para pejuang kemerdekaan dari golongan tua dan golongan muda saling merapatkan barisan untuk mencapai tujuan bersama, yakni kemerdekaan.
  2. Kemerdekaan yang kita raih bukan merupakan pemberian dari bangsa lain, tetapi merupakan hasil dari perjuangan bangsa Indonesia. Oleh karena itu, pada awal kemerdekaan, para pejuang berusaha mati-matian untuk mempertahankan kemerdekaan agar tidak dikuasai oleh Sekutu lagi. Sebagai generasi muda hendaknya kita meneladani patriotisme para pahlawan. Kita harus mengisi kemerdekaan ini dengan belajar giat dan melaksanakan pembangunan sebaik mungkin.
  3. Setelah dibacakan teks proklamasi, maka telah lahir Republik Indonesia. Suatu peristiwa yang bersejarah bagi bangsa Indonesia telah terjadi. Peristiwa yang sangat lama dinantikan oleh segenap lapisan masyarakat, tetapi membutuhkan pengorbanan yang tidak ternilai harganya. Meskipun kemerdekaan Indonesia telah diproklamasikan tetapi Negara Indonesia belum memiliki kelengkapan pemerintahan. Padahal alat kelengkapan negara tersebut merupakan hal yang mutlak untuk menjamin kehangsungan negara. Maka pada tanggal 18 agustus 1945 dibentukanlah alat kelengkapan negara dan departemen pemerintahan.

REFLEKSI

Ananda telah berupaya mempelajari Pelajaran 1 dengan mandiri. Melalui berbagai aktifitas yang ada dalam modul diharapkan Ananda telah mampu mendeskripsikan pelaksanaan proklamasi kemerdekaan bangsa Indonesia. Belajar dengan mandiri memang membutuhkan kesadaran, semangat dan keseriusan. Setelah mempelajari modul silah lembar refleksi dibawah ini, dengan memberikan tanda Checklist (  ) diantara skala 1 sd 4, dan berikan penjelasan. Adapun skala 1 sd 4 dengan kriteria sebagai berikut;
Angka 1 Bila : Sangat Tidak Setuju
Angka 2 Bila : Tidak Setuju
Angka 3 Bila : Setuju
Angka 4 Bila : Sangat Setuju
No Uraian 1 2 3 4 Penjelasan
1 Saya telah mempelajari modul dengan sunguh- sungguh
2 Saya telah menguasai dan memahami materi dalam modul dengan baik
3 Saya menganggap belajar mandiri lebih membuat saya aktif dan menyenangkan
4 Saya merasa kesulitan untuk bisa menguasai materi pelajaran dalam modul
5 Saya menggunakan sumber belajar lain selain buku siswa
6 SayaSaya merasa tidak ada kesulitan untuk belajar dengan mandiri
7 Dengan belajar mandiri, materi pelajaran akan lebih mudah saya kuasai
8 Bila ada materi modul yang sulit, saya akan mencari dari sumber belajar yang lain

PEMBELAJARAN : 2
PERJUANGAN MEMPERTAHANKAN KEMERDEKAAN INDONESIA

Belanda tidak begitu saja mau mengakui proklamasi yang telah dilaksanakan oleh bangsa Indonesia tanggal 17 Agustus 1945. Dengan membonceng tantara AFNEI / Sekutu, akhirnya NICA ingin menacapkan kembali kolonialisme nya di Indonesia. Bangsa Indonesia tidak begitu saja menerima dan menyerah pada pasukan NICA yang datang bersama sekutu. Dengan semboyan sekali merdeka tetap merdeka, bangsa Indonesia melawan Belanda dengan segala jiwa raga bahkan nyawa sebagai taruhannya. Maka terjadilah pertempuran dan pertumpahan darah di berbagai daerah untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Seperti yang terjadi di Surabaya 10 November 1945, rakyat Surabaya tidak menghiraukan ultimatum pasukan sekutu, dan bertekad tidak akan mau menyerah kepadaa siapun juga, seperti pidato bung tomo yang membakar semangat arek-arek Surabaya untuk melawan sekutu sampai titik darah akhir.
Petikan Isi Pidato Bung Tomo saat membakar semangat Arek Suroboyo melawan Sekutu
Selain menggunakan perlawanan secara fisik bersenjata, bangsa Indonesia juga melakukan berbagai diplomasi untuk mendapatkan dukungan dari dunia internasional. Berbagai perundingan dilakukan antara Indonesia-Belanda untuk mencapai perdamaian dan kemerdekaan Indonesia sepenuhnya. Maka hasil dari perundimgan Konfrensi Meja Bundar, Belanda dengan berat hati harus mengakui kedaulatan dan kemerdekaan Indonesia.
Petikan Pidato Bung Tomo

AKTIVITAS : 1
Menganalisis Perjuangan Fisik Bersenjata Untuk Mempertahankan Kemerdekaan

AFNEI (Allied Forces Netherlands East Indies) pada tanggal 29 September 1945 mulai mendarat di Tanjung Periok di bawah Letjen Sir Philip Christison. Pasukan Sekutu diboncengi NICA pimpinan Van Der Plass sebagai wakil Van Mook. Pasukan sekutu terdirin tiga divisi, meliputi divisi India 23, Divisi India 5 dan Divisi India 26. Tujuan kedatangan AFNEI :
  1. Menerima penyerahan kekuasaan dari tangan Jepang.
  2. Melucuti tentara Jepang dan memulangkannya.
  3. Mengurus tentara sekutu yang ditawan Jepang.
  4. Memelihara ketertiban dan keamanan supaya pelaksanaan tugas berjalan lancar.
  5. Menghimpun keterangan tentang penjahat perang dan menuntut mereka di depan pengadilan sekutu.
Awal kedatangan tersebut disambut terbuka oleh pihak Indonesia. Namun setelah diketahui bahwa pasukan Sekutu tersebut diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dengan terang-terangan ingin menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda, maka sikap Indonesia pun berubah menjadi curiga dan bermusuhan dan tambah memanas setelah NICA mempersenjatai kembali orang-orang KNIL yang baru dilepaskan dari tahanan Jepang.
Peta masuknya pasukan sekutu ke Indonesia yang menimbulkan insiden pertempuran di berbagai daerah
Sumber : Atlas Sejarah Indonesia & Dunia, Orion 2010
Mulailah terjadi insiden-insiden pertempuran dengan pihak RI. Hal ini dikarenakan pasukan Sekutu tersebut tidak menghormati kedaulatan Republik Indonesia. Kedatangan pasukan Sekutu dan NICA ini tentu saja tidak bisa diterima Indonesia karena dianggap sebagai ancaman bagi kemerdekaan Indonesia. Oleh karena itu, timbulah pertentangan antara rakyat Indonesia dengan pasukan Sekutu dan Belanda.dan menimbulkan pertempuran di berbagai daerah, seperti :
  1. Palagan Ambarawa
    Pasukan Sekutu di bawah pimpinan Brigjen Bethel mendarat di Semarang pada tanggal 20 Oktober 1945. Pasukan Sekutu yan sedang menuju Magelang membuat kerusuhan. Rakyat magelang serentak bertindak melancarkan boikot dan pengepungan terhadap pasukan Sekutu. Blokade terhadap kota Magelang memaksa pasukan Sekutu pada tanggal 21 November 1945 mundur kearah Ambarawa sambil melakukan teror terhadap rakyat. Pengejaran dan pengepungan dilakukan oleh pasukan TKR di bawah pimpinan Kol. Sudirman. Berkobarlah pertempuran selama empat hari (12-15 Desember 1945) yang terkenal dengan nama “Palagan Ambarawa”. Di samping Kol. Sudirman, terdapat tokoh-tokoh militer lain seperti Letkol. Isdiman yang gugur dalam pertempuran. Mayor Suharto, Mayor Panuju, Mayor Pranoto Reksosamodra, Achmad Yani, Sumrahadi, dll. Tanggal 15 Desember 1945 yang merupakan puncak kemenangan pertempuran Ambarawa kemudian ditetapkan sebagai hari Infantri TNI-AD. Dan untuk memperingati semangat kepahlawanan dalam pertempuran itu. Ambarawa dibangun Monumen Palagan Ambarawa yang dilengkapi dengan museum ambarawa.
  2. Pertempuran Surabaya
    Pada tanggal 25 Oktober 1945 Sekutu dibawah Komando Brigjen A.W.S. Mallaby tiba di Surabaya. Pada tanggal 28 Oktober 1945 terjadi pertempuran antara rakyat Surabaya. melawan Sekutu yang menewaskan Brigjen A.W.S. Mallaby. Kemudian sekutu di bawah pimpinan Mayjen R.C Mansergh mengeluarkan ultimatum, agar semua orang yang bersenjata menyerahkan diri pada tanggal 9 November 1945 sebelum pukul 18.00. Jika ultimatum tidak dipenuhi, Sekutu akan menyerang Surabaya pada tanggal 10 November 1945. Karena ultimatum tersebut tidak dihiraukan, maka terjadilah pertempuran Surabaya. Peristiwa 10 November 1945 ini kemudian ditetapkan sebagai hari Pahlawan. Salah Seorang tokoh dalam pertempuran Surabaya ialah Bung Tomo, beliau berhasil membakar semangat rakyat untuk melakukan perlawanan terhadap agresi Sekutu dan NICA. Tokoh lainnya adalah Gubernur Suryo, Residen Surabaya Sudirman, Dul Arnowo, dr. Mustofa, dan Ruslan Abdulgani
  3. Bandung Lautan Api
    Pada tanggal 13 Oktober 1945 Sekutu memasuki kota Bandung. Kedatangan diboncengi NICA. Dengan alasan hendak melucuti dan menawan tentara Jepang, mereka mulai menduduki bagian-bagian penting di kota Bandung. Pada tanggal 27 November 1945 Sekutu mengeluarkan ultimatum agar para pejuang segera meninggalkan Bandung Utara. Para pejuang menolak. Baru setelah Pemerintah Pusat Jakarta turun tangan Tentara Republik Indonesia (TRI) bersedia mengosongkan Bandung. Sebelum meninggalkan Bandung, pada tanggal 24 Maret 1946 para pejuang menyerbu pos-pos Sekutu dan membumi hanguskan kota Bandung. Tokoh-tokoh dari pertempuran Bandung, antara lain: Ariji Kartawinata, Sutoko, Nawawi Alib, Kolonel Hidayat, Otto Iskandardinata, dan Kolonel A.H. Nasution.
  4. Peristiwa Merah Putih
    Tanggal 22 Agustus 1945 rakyat Minahasa bergerak mengambil alih kekuasaan dari tangan Jepang. Dewan Minahasa menjadi penguasa tertinggi daerah. Rakyat Minahasa menyambut proklamasi dengan penuh semangat. Bendera Merah Putih dikibarkan di seluruh Minahasa. Sekutu datang diboncengi NICA, dan melarang bendera Merah Putih dikibarkan di tanah Minahasa. Pada tanggal 14 Februari 1946, rakyat Minahasa bangkit melawan Sekutu di bawah pimpinan Ch. Taulu.
  5. Pertempuran Puputan Margarana
    Pertempuran ini di pimpin oleh I Gusti Ngurah Rai dengan pasukannya Ciung Wanara, beberapa kali memperoleh kemenangan. Pertempuran ini dimulai bulan April 1946 di Denpasar. Karena keterbatasan senjata yang mereka miliki, pasukan Ciung Wanara akhirnya terdesak. Mereka bertahan di Desa Marga. Di daerah ini pasukan I Gusti Ngurah Rai mengadakan perang habis-habisan (puputan), akhirnya I Gusti Ngurah Rai dengan sebagian besar pasukannya meninggal. Perang ini juga disebut Pertempuran Puputan Margarana (29 November 1946).
  6. Pertempuran Medan Area
    Tanggal 9 Oktober 1945 tentara Sekutu yang diboncengi NICA mendarat di Medan dipimpin oleh T.E.D. Kelly. Sebelumnya NICA telah mendaratkan pasukan di bawah pimpinan Westerling. Para pemuda Medan segera membentuk TKR. Tanggal 13 Oktober 1945 terjadi pertempuran yang dikenal dengan nama Medan Area. Dan pada tanggal 10 Desember 1945 Sekutu menyerang secara besar-besaran.

AKTIVITAS : 2
Perjuangan Diplomasi Dalam mempertahankan Kemerdekaan

Selain melakukan perjuangan fisik dalam upaya mempertahankan kemerdekaan Indonesia, para pemimpin pejuang kemerdekaan juga melakukan dengan jalur diplomasi untuk mendapatkan dukungan dan pengakuan dari dunia Internasional. Jalur diplomasi dan perjuangan fisik tetap berjalan secara bersamaan, saling menguatkan dalam mempertahankan Kemerdekaan Indonesia. Dibawah ini Ananda bisa mengamati garis waktu perjuangan memeprtahankan kemerdekaan.
Time Line Perjuangan Mempertahankan Kemerdekaan
Sumber : Dokumen Moch Jainuri, 2020
Berbagai Perundingan diplomasi yang dilakukan antara Indonesia - Belanda
  1. Perundingan Indonesia dan Sekutu / Belanda (17 November 1945)
    Bertempat di Markas Besar Tentara Inggris di Jakarta, diadakan pertemuan antara pemerintah Republik Indonesia, Belanda, dan Sekutu. Pihak Sekutu diwakili oleh Letnan Jenderal Christison, pihak Belanda oleh Dr. H.J. van Mook selaku Wakil Gubernur Jenderal Hindia Belanda, sedangkan delegasi Republik Indonesia dipimpin oleh Perdana Menteri Sutan Syahrir. Tujuan Inggris mengadakan pertemuan tersebut adalah untuk mempertemukan pihak Indonesia dan Belanda dan menjelaskan maksud kedatangan tentara Sekutu ke Indonesia. Akan tetapi, pertemuan ini berakhir tanpa hasil apa pun.
  2. Perundingan dengan Belanda (10 Februari 1946)
    Panglima AFNEI (Letnan Jenderal Christison) memprakarsai pertemuan Pemerintah RI dengan Belanda untuk menyelesaikan pertikaian Belanda dan RI. Serangkaian perundingan pendahuluan di lakukan. Archibald Clark Kerr dan Lord Killearn dari Inggris bertindak sebagai penengah. Perundingan dimulai pada tanggal 10 Februari 1946. Pada awal perundingan, H.J. van Mook menyampaikan pernyataan politik pemerintah Belanda. Kemudian ada tanggal 12 Maret 1946, pemerintah Republik Indonesia menyampaikan pernyataan balasan.
  3. Perundingan di Hooge Veluwe (14–25 April 1946)
    Setelah beberapa kali diadakan pertemuan pendahuluan, diselenggarakanlah perundingan resmi antara pemerintah Belanda dengan Pemerintah RI untuk menyelesaikan konflik. Perundingan dilakukan di Hooge Veluwe negeri Belanda pada bulan April 1946. Namun Perundingan ini mengalami kegagalan, karena Belanda menolak untuk mengakui secara de facto wilayah RI yang terdiri atas Jawa, Madura, dan Sumatra. Belanda menyodorkan ikatan kenegaraan dengan RI sebagai bagian suatu federasi. Oleh karena belum diperoleh kesepakatan, Indonesia dan Belanda kembali merencanakan perundingan dengan Indonesia.
  4. Perundingan ini di bawah pengawasan UNCI (United Nationd Commision for Indonesia) atau Komisi PBB untuk Indonesia. Tanggal 17 April – 7 Mei 1949, perundingan pendahuluan di Jakarta delegasi Indonesia dipimpin oleh Mr. Moh. Roem dan delegasi Belanda dipimpin oleh Dr. Van Royen. Tanggal 7 Mei 1949 Perundingan Roem Royen ditandatangani. Hasil Perundingan antara lain :
    1. Penghentian perang gerilya
    2. Pemimpin-pemimpin RI dikembalikan ke Yogyakarta
    3. Belanda akan menyokong RI untuk menjadi negara bagian RIS dengan memiliki sepertiga suara dalam perwakilan rakyat
    4. Indonesia dan Belanda akan menyelenggarakan KMB

  5. Perundingan Linggajati (25 Maret 1947)
    Perundingan ini berlangsung pada tanggal 10 – 15 November 1946, dan keputusannya ditandatangani pada tanggal 25 Maret 1947 di Istana Risjswijk (Istana Merdeka). Dengan perantaraan diplomat Inggris, yaitu Lord Killearn, diadakan pertemuan di Istana Negara dan Pegangsaan Timur 56 antara Indonesia yang diwakili oleh Sutan Sjahrir dengan Belanda di bawah Prof. Schermerhorn. Selanjutnya, perundingan dilanjutkan di Linggajati (daerah pegunungan di Cirebon). Perundingan di Linggajati ini mencapai persetujuan antara lain : 1). Belanda mengakui secara de facto RI yang terdiri atas Jawa, Madura, dan Sumatra 2). Akan dibentuk Negara federal yang dinamakan Republik Indonesia Serikat (RI menjadi salah satu negara bagiannya) dan 3). dibentuk Uni Indonesia-Belanda dengan Ratu Belanda sebagai kepala uni.
    Namun akhirnya Belanda melanggar Perundingan Linggarjati. Pada tanggal 21 Juni 1947 Belanda melancarkan Agresi Militer I terhadap Indonesia. Tindakan Belanda mendapat protes keras dari negara-negara di dunia. Akhirnya PBB membentuk Komisi Tiga Negara (KTN), anggotannya Belgia, Australia, dan Amerika Serikat.
  6. Perundingan Renville (17 Januari 1948)
    Dampak dari Agresi Militer Belanda I, Dewan Keamanan PBB mengirimkan “Komisi Tiga Negara” ( KTN ) Anggota KTN terdiri dari :
    1. Australia (Richard C. Kirby) atas pilihan Indonesia
    2. Belgia (Paul Van Zeeland) atas pilihan Belanda
    3. Amerika Serikat (Prof. Dr. Frank Graham) atas pilihan Australia dan Belgia
    Perundingan dilakukan di sebuah kapal milik Amerika Serikat, yang bernama USS Renville. Delegasi Indonesia diketuai Perdana Menteri Amir Syarifudin dan Belanda menempatkan seorang Indonesia bernama R. Abdulkadir Wijoyoatmojo sebagai ketuanya. Hasil perundingan Renville antara lain :
    1. Belanda tetap berdaulat sampai terbentuknya RIS
    2. RI sejajar kedudukannya dengan Belanda
    3. RI menjadi bagian dari RIS, dan akan diadakan pemilu untuk membentuk Konstituante RIS
    4. Tentara Indonesia di daerah Belanda (daerah kantong) harus dipindahkan ke wilayah RI.

    Agresi Militer II ( 19 Desember 1948 )
    Perundingan Renville ternyata juga diingkari oleh Belanda dengan melancarkan agresi militernya yang kedua. Belanda dengan seluruh kekuatannya menyerang Ibukota RI di Yogyakarta. Dengan siasat perang kilat, Belanda melancarkan serangan di semua front daerah RI. Dalam waktu singkat, Belanda berhasil menguasai Yogyakarta. Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Drs. Moh. Hatta memutuskan untuk tetap tinggal di ibukota Yogyakarta, meskipun mereka tahu bahwa risiko yang dihadapi adalah akan ditahan Belanda. Hal ini dilakukan dengan alasan agar mereka dapat mudah ditemui oleh TNI, sehingga diplomasi dapat berjalan terus. Sebagai akibat keputusan itu, maka Presiden Soekarno beserta pemimpin RI lainnya ditangkap dan ditahan Belanda, kecuali Sultan Hamengku Buwono IX. Sebelum pasukan Belanda menangkap pemimpin-pemimpin RI, Presiden Soekarno telah menginstruksikan kepada Menteri Kemakmuran Syafruddin Prawiranegara untuk membentuk Pemerintah Darurat Republik Indonesia (PDRI) dan mengambil langkah-langkah darurat yang diperlukan bila Presiden tidak dapat melaksanakan tugas karena di tawan Belanda. PDRI berkedudukan di Bukittinggi, Sumatra Barat. Akan tetapi, aksi militer Belanda ini tidak melenyapkan perjuangan RI.
    Belanda masih harus menghadapi pasukan gerilya yang dipimpin oleh Jenderal Soedirman. Selama Agresi Militer II, Belanda selalu mempropagandakan bahwa setelah ditangkapnya pemimpin-pemimpin RI, maka pemerintah RI sudah tidak ada. Akan tetapi, propaganda Belanda tersebut dapat digagalkan oleh PDRI dan menunjukkan kepada dunia internasional bahwa pemerintah Indonesia masih ada berlangsung. Bahkan pada tanggal 23 Desember 1948, PDRI mampu memberikan instruksi kepada wakil RI di PBB yang isinya pihak Indonesia bersedia menghentikan tembak-menembak dan berunding dengan Belanda. Tindakan PDRI ini mengundang simpati dari dunia internasional, salah satunya Amerika Serikat. Sikap simpati terhadap Indonesia mengakibatkan Amerika Serikat dan PBB mendesak Belanda untuk menarik pasukannya dari wilayah RI.

    Serangan Umum (1 Maret 1949)
    Pasca Agresi Belanda II untuk menunjukkan bahwa TNI masih ada dan Pemerintahan RI masih berdiri, pemerintah RI melancarkan serangan balasan untuk merebut kembali kota Yogyakarta. Serangan TNI ini dikenal dengan Serangan Umum 1 Maret 1949. Serangan Umum 1 Maret 1949 dilakukan oleh pasukan TNI di bawah pimpinan Letnan Kolonel Soeharto. Untuk memudahkan penyerangan, maka wilayah penyerangan dibagi dalam lima sektor berikut ini : Sektor Barat, dipimpin oleh Letnan Kolonel Ventje Sumual, Sektor Selatan dan Timur, dipimpin oleh Mayor Sardjono, Sektor Utara dipimpin oleh Mayor Kusno, Sektor Kota dipimpin oleh Letnan Amir Murtono dan Letnan Masduki. Tepat 1 Maret 1949 sekitar pukul 06.00 WIB serangan umum dilancarkan dari segala penjuru kota, sehingga dalam waktu yang relatif singkat pasukan TNI berhasil memukul mundur pasukan Belanda keluar Yogyakarta. Pasukan TNI berhasil menduduki kota Yogyakarta selama 6 jam sesuai dengan rencana semula. Sekitar pukul 12.00 WIB, pasukan TNI mulai mundur keluar kota sebelum pasukan bantuan Belanda tiba. Arti Penting Serangan Umum 1 Maret 1949 bagi bangsa Indonesia adalah :
    1. Mendukung perjuangan yang dilaksanakan secara diplomasi.
    2. Meningkatkan moral perjuangan rakyat serta TNI yang sedang bergerilya.
    3. Menunjukkan kepada dunia internasional bahwa TNI mempunyai kekuatan yang mampu mengadakan serangan ofensif terhadap Belanda.
    4. Mematahkan moral pasukan Belanda.
    Dampak dari Serangan Umum 1 Maret 1949 bagi bangsa Indonesia adalah :
    1. Meningkatkan semangat para pejuang RI.
    2. Mengundang simpati para pemimpin negara federal bentukan Belanda.
    3. Mengubah sikap Amerika Serikat untuk berbalik menekan Belanda.
    4. Menjadi dasar bagi para diplomat RI dan negara pendukung RI untuk membawa persoalan Indonesia ke forum PBB.
  7. Perundingan Roem-Royen (7 Mei 1949)
    Akibat Agresi Militer Belanda II, menimbulkan reaksi dan kecaman baik dari dalam negeri maupun dunia internasional, barulah Belanda bersedia mengadakan perundingan dengan Indonesia. Dala perundingan ini, Mr. Moh Roem seabagai ketua delegasi mewakili Indonesia, dan Dr. J.H Van Royen sebagai ketua delegasi Belanda. Sedangkan sebagai mediator perundingan adalah Marle Chohcran dari UNCI. Hasil dari perundingan ini adalah menghentikan perang gerilya dan Indonesia-Belanda bekerjasama dalam memelihara ketertiban dan keamanan. Kembalinya pemerintah RI ke Yogjakarta dan bersedia turut serta dalam Konfrensi Meja Bundar yang akan dilaksanakan. Meskipun tidak memuaskan banyak pihak, tetapi itulah hasil optimal yang dapat diperoleh. Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada RIS
  8. Konferensi Inter-Indonesia (30 Juli 1949)
    Sebelum pelaksanaan Konferensi Meja Bundar (KMB) diadakan Konferensi Antar Inonesia yaitu Republik Indonesia dengan BFO (Bijenkomstvoor Federal Overleg) atau Badan Permusyawaratan Federal. Mula-mula diselenggarakan di Yogyakarta pada tanggal 19 – 22 Juli 1949. Kemudian dilanjutkan di Jakarta pada tanggal 30 Juli 1949. Keputusan penting antara lain :
    1. BFO mendukung tuntutan Republik Indonesia
    2. Negara yang akan dibentuk nanti dinamakan RIS
    3. RIS tetap memakai Sang Merah Putih, lagu kebangsaan Indonesia Raya dan memakai Bahasa Nasional Bahasa Indonesia
    4. Tanggal 17 Agustus tetap di jadikan “Hari Kemerdekaan”
    5. APRIS (Angkatan Perang Republik Indonesia Serikat) adalah angkatan perang nasional
    6. TNI menjadi inti APRIS
  9. Konferensi Meja Bundar ( KMB )
    Konferensi Meja Bundar dilaksanakan di Den Haag, Belanda. Delegasi Belanda dipimpin oleh van Marseveen. Delegasi Indonesia dipimpin Drs. Moh. Hatta, untuk delegasi BFO (forum permusyawaratan federal yang terdiri atas Negara-negara boneka buatan Belanda) dipimpin oleh Sultan Hamid II. Sidang berlangsung pada tanggal 23 Agustus sd 2 November 1949. Keputusan KMB antara lain:
    1. Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia tanpa syarat dan tidak dapat ditarik kembali kepada RIS paling lambat tanggal 30 Desember 1949.
    2. Indonesia berbentuk negara serikat dan merupakan sebuah uni dengan Belanda.
    3. Segala hak dan kewajiban Belanda di Indonesia diterima dan dibebankan kepada Indonesia.
    4. RIS dengan Belanda akan membentuk uni Indonesia-Belanda yang di ketuai oleh Ratu Belanda.
    5. Permasalahan Irian Barat masih merupakan daerah perselisihan dan akan diselesaikan dalam waktu satu tahun.

AKTIVITAS : 3
Pengakuan Kedaulatan Indonesia

Meskipun tidak memuaskan banyak pihak, tetapi itulah hasil optimal yang dapat diperoleh. Akhirnya, pada tanggal 27 Desember 1949 dilakukan penyerahan kedaulatan dari Belanda kepada RIS. Bangsa Indonesia melalui perjuangan bersenjata dan diplomasi memaksa Belanda untuk mengakui kedaulatan negara Republik Indonesia dan mendesak keluar dari wilayah RI yang ditandai dengan upacara pengakuan kedaulatan Indonesia sebagai tindak lanjut dari pelaksanaan KMB antar Indoesia-Belanda. Upacara penyerahan kedaulatan berlangsung di 3 tempat yaitu :
  1. Di Amsterdam
    Indonesia di wakili Drs. Moh. Hatta, Belanda oleh Dr. Willem Dresa Ketua Uni Indonesia-Belanda, dan Ratu Juliana dan Mr. AMJA Sassen
  2. Di Jakarta
    Sri Sultan Hamengkubuwono IX mewakili Indonesia dan A.H.J. Lovink mewakili delegasi Belanda
  3. Di Yogyakarta
    Mr. Assaat sebagai pejabat Presiden RI menyerahkan kepada A. Mononutu. Sebagai presiden RIS tetap dijabat Ir. Soekarno dan Moh. Hatta sebagai perdana Menteri.

LATIHAN

Setelah Ananda melaksanakan aktivitas-aktivitas di atas, kerjakan latihan di bawah ini.
  1. Apa tujuan AFNEI datang ke Indonesia?
  2. Jelaskan sebab terjadinya pertempuran 10 Nopember 1945 di Surabaya !
  3. Jelaskan dampak perundingan Renville bagi Tentara Nasional Indonesia !
  4. Jelaskan arti pentingnya serangan umum 1 Maret 1949 bagi Bangsa indonesia di mata Internasional !
  5. Sebutkan isi pokok dari hasi Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda!.

RANGKUMAN

  1. Setelah proklamasi kemerdekaan, Kedatangan sekutu awalnya disambut terbuka oleh pihak Indonesia. Namun setelah diketahui bahwa pasukan Sekutu tersebut diboncengi NICA (Netherlands Indies Civil Administration) yang dengan terang-terangan ingin menegakkan kembali kekuasaan Hindia Belanda, maka sikap rakyat Indonesia pun berubah menjadi curiga dan bermusuhan dan tambah memanas setelah NICA mempersenjatai kembali orang-orang KNIL yang baru dilepaskan dari tahanan Jepang. Maka terjadi insiden-insiden pertempuran dengan pihak RI.
  2. Sebab-sebab terjadinya konflik Indonesia dan Belanda
    1. Keinginan Belanda untuk Berkuasa Kembali di Indonesia
    2. Adanya Dukungan Tentara Sekutu terhadap Belanda
    3. Keinginan Bangsa Indonesia untuk Mempertahankan Kemerdekaan
  3. Faktor penyebab keberhasilan Bangsa Indonesia untuk mendapatkan pengakuan kedaulatan dan memaksa Belanda untuk keluar dari Indonesia antara lain:
    1. Kesiapan Rakyat Indonesia dalam Menghadapi Setiap Aksi Militer yang dilakukan Belanda
    2. RI tetap ada dan berjalan seperti biasa pada waktu Belanda menduduki Ibukota RI di Yogyakarta
    3. Semangat Juang dan Nasionalisme TNI dan rakyat untuk tetap mempertahankan Kemerdekaan dan NKRI
    4. Adanya tekanan dan dukungan dari Dunia Internasional terhadap Indonesia

REFLEKSI

Setelah Ananda telah mempelajari Pelajaran 2 dengan mandiri, diharapkan Ananda mampu menganalisis Perjuangan fisik bersenjata dan perjuangan diplomasi untuk mempertahankan kemerdekaan Indonesia.. Isilah lembar refleksi sebagai penilaian diri dibawah ini, sebagai umpan balik pembelajaran yang telah Ananda lakukan dengan memberikan tanda Check List (  ) diantara skala 1 sd 4, dan berikan penjelasan.
Adapun skala 1 sd 4 dengan kriteria sebagai berikut;
Angka 1 Bila : Sangat Tidak Setuju
Angka 2 Bila : Tidak Setuju
Angka 3 Bila : Setuju
Angka 4 Bila : Sangat Setuju
No Uraian 1 2 3 4 Penjelasan
1 Saya telah mempelajari modul dengan penuh kesadaran dan kejujuran
2 Saya telah mampu arti penting proklamasi bagi bangsa Indonesia
3 Saya telah melakukan observasi dari berbagai sumber belajar, saya memahami pentinhgnya diplomasi bagi perjuangan bangsa
4 Belajar mandiri, dengan aktivitas mencari dari berbagai sumber belajar adalah menyenangkan
5 Saya melakukan diskusi dengan teman kelompok, pada saat melakukan tugas berkelompok

PEMBELAJARAN : 3
PERKEMBANGAN POLITIK, EKONOMI, SOSIAL, DAN BUDAYA SETELAH PROKLAMASI KEMERDEKAAN

Pengaruh Penjajahan Belanda maupun pendudukan Jepang sangat terasa bagi masyarakat Indonesia, baik dalam bidang sosial, politik, ekonomi dan budaya. Meskipun di masa awal kemerdekaan, masih banyak yang harus diperjuangkan untuk mengejar ketertinggalan akibat penindasan oleh penjajah. Dalam bidang ekonomi, pada masa awal kemerdekaan terjadi inflasi yang tinggi luar biasa dan kekosongan kas negara, akibat blockade Belanda. Untuk menjadi sebuah negara dan pemerintahan yang berdaulat, maka harus dibutuhkan alat dan kelengkapan negara yang kuat untuk melaksanakan pemerintahan. Karena harus ada penataan ekonomi baru termasuk mata uang baru dalam memulihkan perekonomian.
Dalam bidang sosial politik dan budaya juga memerlukan penanganan yang ekstra berat, karena dampak dan pengaruh penjajahan yang sangat lama telah mengakar dalam kehidupan masyarakat. Budaya asing/Belanda telah tertanam lama dan budaya militer jepang juga masuk ke Indonesia, mempengaruhi kehidupan social politik dan budaya asli Indonesia.

AKTIVITAS : 1
Menganalisis Perkembangan politik, ekonomi, sosial dan budaya pada masa kemerdekaan

  1. Keadaan Perekonomian Indonesia Pasca Kemerdekaan
    Keadaan perekonomian Indonesia Pasca Kemerdekaan, belum menentu, bahkan bisa dikatakan pemerintah pada saat itu belum menemukan pola perekonomian Nasional yang tepat. Kondisi Perekonomian semakin memburuk masa itu. Dengan lambannya pemulihan ekonomi dan meluasnya pengeluaran pemerintah, maka tidaklah mengherankan bahwa inflasi dari masa perang dan revolusi terus berlanjut. Semua sektor kehidupan dalam masyarakat terasa sulit akibat kenaikan harga. Sehingga kemerdekaan yang baru di proklamasikan belum menghasilkan kemakmuran yang diharapkan. Masalah-masalah ekonomi dan sosial yang dihadapi bangsa Indonesia setelah pendudukan Jepang dan revolusi sangatlah besar. Pada akhir pendudukan Jepang dan masa awal kemerdekaan Republik Indonesia, keadaan ekonomi sangat labil karena masa pendudukan Jepang menggunakan sistem perekonomian darurat perang. Adapun penyebab dari keadaan ekonomi yang amat buruk pada masa Pasca Kemerdekaan (1945-1950) antara lain adalah sebagai berikut:
    1. Inflasi yang sangat tinggi, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Sebagai akibat dari adanya inflasi, yang paling menderita adalah petani, karena pada zaman pendudukan Jepang petani adalah produsen yang paling banyak menyimpan dan memiliki mata uang Jepang.
    2. Berlakunya uang NICA. Pada tanggal 6 Maret 1946, Pada saat kesulitan ekonomi menghimpit bangsa Indonesia, Panglima AFNEI yang baru, Letnan Jenderal Sir Montagu Stopford mengumumkan berlakunya uang NICA di daerah-daerah yang diduduki Sekutu. Uang NICA ini dimaksudkan sebagai pengganti uang Jepang yang nilainya sudah sangat turun. Pemerintah melalui Perdana Menteri Syahrir memproses tindakan tersebut. Karena hal itu berarti pihak Sekutu telah melanggar persetujuan yang telah disepakati, yakni selama belum ada penyelesaian politik mengenai status Indonesia, tidak akan ada mata uang baru. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang. (Berdasarkan teori moneter, banyaknya jumlah uang yang beredar mempengaruhi kenaikan tingkat harga).
    3. Adanya blokade ekonomi oleh Belanda sejak bulan November 1945 untuk menutup pintu perdagangan luar negri RI. Blokade Belanda Terhadap Republik Indonesia berdampak inflasi yang luar biasa menimpa negara Republik Indonesia yang baru berumur beberapa bulan itu. Sumber inflasi adalah beredarnya mata uang rupiah Jepang secara tidak terkendali. Belanda yang menutup pintu keluar masuk perdagangan RI yang mengakibatkan barang-barang dagangan pemerintah RI tidak dapat diekspor. Adapun alasan Belanda melakukan blokade adalah: 1). Untuk mencegah dimasukkannya senjata dan peralatan militer ke Indonesia. 2). Mencegah dikeluarkannya hasil-hasil perkebunan milik Belanda dan milik Asing lainnya. 3). Melindungi bangsa Indonesia dari tindakan dan perbuatan yang dilakukan oleh bukan bangsa Indonesia. Akibat dari adanya blokade tersebut diharapkan oleh Belanda adalah timbulnya keadaan sosial ekonomi yang buruk dan kekurangan barang impor yang sangat dibutuhkan. Juga adanya inflasi yang tak terkendalikan diharapkan akan menimbulkan kegelisahan dan keresahan sosial, sehingga dapat menimbulkan kebencian terhadap pemerintah Republik. Dan memang perbendaharaan kosong, sedangkan pengeluarannya semakin bertambah besar. Pihak Belanda memperhitungkan bahwa RI secara ekonomi akan segera ambruk.
    4. Kas negara kosong. Pemerintah tidak sanggup mengontrol mata uang asing yang beredar di Indonesia, terutama mata uang Jepang dan mata uang Belanda, keadaan kas Negara dan bea cukai dalam keadaan nihil, begitu juga dengan pajak.kas pemerintah kosong, pajak-pajak dan bea masuk lainnya sangat berkurang, sebaliknya pengeluaran negara semakin bertambah
    5. Eksploitasi besar-besaran di masa penjajahan.
      Oeang Rakjat Indonesia (ORI)
      Sumber: https;///twitter.com.tirtoidstatus924848344026963968
      Usaha-usaha yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, untuk menembus blokade ekonomi antara lain:
      • Program Pinjaman Nasional dilaksanakan oleh menteri keuangan Ir. Surachman dengan persetujuan BP-KNIP, dilakukan pada bulan Juli 1946.
      • Upaya menembus blokade dengan diplomasi beras ke India seberat 500000 ton, mangadakan kontak dengan perusahaan swasta Amerika, dan menembus blokade Belanda di Sumatera dengan tujuan ke Singapura dan Malaysia.
      • Konferensi ekonomi Februari 1946 dengan tujuan untuk memperoleh kesepakatan yang bulat dalam menanggulangi masalah-masalah ekonomi yang mendesak, yaitu : masalah produksi dan distribusi makanan, masalah sandang, serta status dan administrasi perkebunan-perkebunan.
      • Pembentukan Planning Board (Badan Perancang Ekonomi) 19 Januari 1947. Badan perancang ini merupakan badan yang tetap yang tugasnya untuk membuat rencana pembangunan ekonomi untuk jangka waktu 2 sampai 3 tahun.
      • Rekonstruksi dan Rasionalisasi Angkatan Perang (Rera) 1948 yaitu mengalihkan tenaga bekas angkatan perang ke bidang-bidang produktif.
      • Pada tanggal 19 Januari 1947 dibentuk Planing Board (badan perancang ekonomi yang bertugas untuk membuat rencana pembangunan ekonomi jangka waktu 2 sampai tiga tahun). Kemudian IJ Kasimo sebagai menteri Persediaan Makanan Rakyat menghasilkan rencana produksi lima tahun yang dikenal dengan nama Plan Kasimo yang isinya antara lain :
        • Memperbanyak kebun bibit dan padi unggul
        • Pencegahan penyembelihan hewan pertanian
        • Penanaman kembali tanah kosong
        • Pemindahan penduduk (transmigrasi).
  2. Keadaan Sosial Politik Pasca Kemerdekaan
    Keadaan Sosial Masyarakat Pasca Kemerdekaan Pasca Proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan diproklamirkan, di dalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas dalam masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan didominasi oleh warga eropa dan Jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa. Banyak perkebunan dan instalasi-instalasi industri di seluruh penjuru negeri rusak berat. Dan yang paling penting adalah meningkatnya jumlah penduduk yang sangat tajam. Produksi pangan terutama beras menurun, sehingga tidak cukup untuk mencukupi kebutuhan para penduduk. Maka sejumlah impor beras masih sangat dibutuhkan. Bidang pertanian semakin banyak menyerap tenaga kerja baru dengan membagi pekerjaan kepada sejumlah buruh yang jumlahnya semakin meningkat. Dengan menurunnya lahan petani, maka banyak para petani yang tidak lagi dapat mencukupi kebutuhan hidupnya. Mereka hanya mengandalkan menjadi buruh saja untuk mencukupi kehidupannya. Banyak pula para tenaga buruh yang ada kemudian merantau ke kota untuk mendapatkan pekerjaan yang layak sehingga cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup
    . Upaya yang dilakukan pemerintah pada awal kemerdekaan untuk mengatasi kekacauan dalam bidang sosial politik, yaitu:
    1. Pemindahan ibu kota. Kondisi Jakarta yang kacau pada masa awal Indonesia merdeka membuat pemerintah memutuskan untuk memindahkan ibu kota dari Jakarta ke Yogyakarta pada 4 Januari 1946.
    2. Mengeluarkan mata uang RI Untuk mengatasi masalah keuangan, pemerintah Indonesia mengeluarkan uang RI yang disebut ORI (Oeang Republik Indonesia) pada 30 Oktober 1946. Serta menyatakan uang NICA sebagai alat tukar tidak sah.
    3. Pemenuhan hak dan kewajiban warga yang sama. Struktur kehidupan masyarakat mulai mengalami perubahan dan tidak ada lagi diskriminasi. Semua warga memiliki hak dan kewajiban yang sama.
    4. Dalam hal pendidikan, pemerintah mulai menyelenggarakan pendidikan yang diselaraskan dengan alam kemerdekaan. Kemudian mengangkat Menteri Pendidikan dan Pengajaran yang pertama di Indonesia yaitu Ki Hajar Dewantara.

LATIHAN

  1. Mengapa pada awal kemerdekaan terjadi inflasi yang sangat tinggi?
  2. Jelaskan segi positif di keluarkannya uang ORI!
  3. Apa yang dimaksud dengan plan Kasimo?
  4. Berikan alasan mengapa pada tanggal 4 Januari 1946 Ibu kota dipindahkan ke Yogjakarta!
  5. Jelaskan kondisi sosial masyarakat Indonesia pada masa pasca kemerdekaan!

RANGKUMAN

Inflasi yang terjadi pada masa awal kemerdekaan, disebabkan karena beredarnya lebih dari satu mata uang secara tidak terkendali. Pada waktu itu, untuk sementara waktu pemerintah RI menyatakan tiga mata uang yang berlaku di wilayah RI, yaitu mata uang De Javasche Bank, mata uang pemerintah Hindia Belanda, dan mata uang pendudukan Jepang. Sebagai akibat dari adanya inflasi, yang paling menderita adalah petani, karena pada zaman pendudukan Jepang petani adalah produsen yang paling banyak menyimpan dan memiliki mata uang Jepang. Pada bulan Oktober 1946, pemerintah RI juga mengeluarkan uang kertas baru, yaitu ORI (Oeang Republik Indonesia) sebagai pengganti uang Jepang.
Keadaan Sosial Masyarakat Pasca Kemerdekaan Pasca Proklamasi kemerdekaan banyak terjadi perubahan sosial yang ada di dalam kehidupan masyarakat Indonesia pada khususnya. Dikarenakan sebelum kemerdekaan diproklamirkan, di dalam kehidupan bangsa Indonesia ini telah terjadi diskriminasi rasial dengan membagi kelas-kelas dalam masyarakat. Yang mana masyarakat di Indonesia sebelum kemerdekaan didominasi oleh warga eropa dan Jepang, sehingga warga pribumi hanyalah masyarakat rendahan yang kebanyakan hanya menjadi budak dari bangsawan atau penguasa.

REFLEKSI

Ananda telah mempelajari Pelajaran 1 dengan mandiri, bila telah mampu melengkapi Lembar kerja dan mengisi semua petunjuk pada modul, diharapkan Ananda mampu mendefinisikan Globalisasi, modernisasi dan bentuk maupun saluran salurannya. Isilah lembar refleksi dibawah ini dan berilah tanda checklist (  ) diantara skala 1 sd 4 beserta penjelasan sebagai penilaian diri dan umpan balik pembelajaran yang telah Ananda lakukan. Adapun skala 1 sd 4 dengan kriteria sebagai berikut;
Angka 1 Bila : Sangat Tidak Setuju
Angka 2 Bila : Tidak Setuju
Angka 3 Bila : Setuju
Angka 4 Bila : Sangat Setuju
No Uraian 1 2 3 4 Penjelasan
1 Saya telah melakukan kegiatan observasi secara mandiri dalam mempelajari modul
2 Saya telah memahami materi Kondisi politik, social, ekonomi budaya setelah proklamasi
3 Saya menganggap belajar mandiri secara kelompok lebih membuat saya aktif dan menyenangkan
4 Saya tidak merasa kesulitan untuk bisa mnguasai materi pelajaran dalam modul
5 Saya menggunakan sumber belajar dari hasil pengamatan dan sumber lain selain buku siswa
6 Saya mampu menyusun laporan hasil diskusi kelompok dengan tepat waktu
7 Dengan belajar mandiri, saya dapat mengerjakan semua aktivitas dengan baik dan lancar
8 Bila ada materi modul yang sulit, saya akan mencari dari sumber belajar yang lain

Sumber: Buku Modul PJJ Kelas 9 Semester Genap