Awan adalah sekumpulan uap air yang kemudian mengembun di atmosfer, bisa dalam bentuk tetesan air ataupun kristal es. Awan hanya berisi tetesan air dan kristal es layaknya kabut.
- Proses Terbentuknya Awan
Banyak yang mengira kalau awan itu ya sama seperti uap air, tapi ternyata itu salah, lho! Karena sebenarnya kalau sekadar uap air, di sekeliling kita sangat banyak uap air, tergantung dari kelembaban udara. Belum lagi uap air sangat sulit untuk dapat terlihat.
Jadi secara sederhana, terbentuknya awan bermula dari sekumpulan uap air yang dipanaskan matahari. Kemudian, uap naik ke permukaan udara.
Nah, seperti saat kita naik gunung, semakin tinggi kita naik, maka akan semakin dingin udaranya, demikian juga dengan uap tadi. Suhu yang dingin juga tidak bisa menampung uap air terlalu banyak, hingga kemudian uap tadi mengembun menjadi tetesan-tetesan kecil atau kristal es. Kumpulan kristal es inilah yang kemudian membentuk awan.
- Mengenal Jenis-Jenis Awan dari Luke Howard
Luke Howard, si ‘bapak awan’. Howard merupakan seorang ahli kimia kelahiran Inggris tahun 1772. Walau secara pekerjaan merupakan seorang ahli kimia, tapi kecintaannya pada langit membuatnya menjadi seorang meteorolog amatir berpengaruh, khususnya pada studi tentang awan.
Ini semua bermula saat Howard menginjak sekolah dasar. Ia kerap memandangi langit tanpa menghiraukan pelajaran. Tapi, siapa yang menyangka bengong-nya Howard membawa pengaruh besar pada meteorologi. Pada tahun 1802, Howard berhasil mengklasifikasi 3 bentuk dasar awan dan kombinasinya.
Ketiga bentuk dasar awan itu adalah Cirrus, Cumulus, dan Stratus. Cirrus merupakan awan dengan bentuk seperti rambut atau serat. Lalu, Cumulus merupakan awan dengan bentuk seperti gumpalan atau timbunan menumpuk. Sedangkan Stratus adalah bentuk awan seperti lapisan layar atau lembaran.
- Jenis Awan
- Awan Cirrus
Gambar: Awan Cirrus (sumber: www.id.wikipedia.org)
Cirrus adalah jenis awan yang terbentuk pada ketinggian antara 6.000 – 12.000 meter di atas permukaan laut. Awan ini terbentuk dari kristal es karena udara pada ketinggian tersebut sangatlah dingin. Warnanya putih atau keperakan karena terkena cahaya matahari. Jika cirrus mulai berkumpul, ini bisa menjadi pertanda kalau cuaca akan berubah dalam beberapa hari ke depan.
- Awan Cumulus
Gambar: Awan Cumulus (sumber: www.id.wikipedia.org)
Cumulus sering menjadi penanda cuaca yang baik dan cerah. Jenis awan ini terbentuk pada ketinggian rendah hingga menengah dari permukaan bumi. Bentuknya menyerupai gundukan, bulat, atau bergelombang dengan tepi yang jelas. Umumnya, warnanya putih atau keabu-abuan saat terkena cahaya matahari. Jika matahari sedang terbit atau tenggelam, cumulus bisa berubah menjadi merah muda kejinggaan.
- Awan Stratus
Gambar: Awan Stratus (sumber: www.id.wikipedia.org)
Awan stratus cenderung terlihat datar dan menutupi langit. Mereka dapat membentang membentuk lembaran yang tebal dan sering kali tampak menyelimuti langit secara keseluruhan, memberikan tampilan yang abu-abu atau keabu-abuan. Nah, lain halnya dengan cumulus, stratus sering dikaitkan dengan kondisi cuaca yang teduh, mendung, bahkan bisa menyebabkan hujan ringan.
- Awan Cirrocumulus
Gambar: Awan Cirrocumulus (sumber: www.zonareferensi.com)
Karena awan ini terus berubah sepanjang waktu, maka dari ketiga dasar tadi terjadilah beberapa kombinasi bentuk awan. Ada perpaduan antara Cirrus dan Cumulus bernama Cirrocumulus, di mana awan berbentuk serat saling menumpuk. Awan jenis ini berbentuk seperti sekumpulan ombak air putus-putus. Awan ini terbuat dari kristal es, jadi tetes airnya akan terasa dingin.
- Awan Cirrostratus
Gambar: awan Cirrostratus (sumber: www.zonareferensi.com)
Berikutnya ada awan Cirrostratus, yang merupakan perpaduan awan Cirrus dan stratus. Jadi, awan ini terbentuk dari awan Cirrus yang halus, kemudian bersatu dan membentuk lembaran. Biasanya, awan ini sangat luas ukurannya dan sulit untuk diidentifikasi karena terlalu tipis. Awan ini biasanya menandakan akan datang hujan saat terjadi cuaca panas.
- Awan Stratocumulus
Gambar: Awan Stratocumulus (sumber: cloudatlas.wmo.int)
Lalu ada awan Stratocumulus, awan ini merupakan perpaduan antara awan Cumulus dan Stratus. Jadi, awan ini terbentuk dari sekumpulan awan cumulus yang bersatu dan kemudian menyebar membentuk lapisan seperti selimut yang bertumpuk. Awan ini biasanya tidak menimbulkan hujan.
- Awan Nimbus
Gambar: Awan Nimbus (sumber: web.extension.illinois.ed)
Lalu ada perpaduan kombinasi antara awan stratus, cumulus, dan cirrus yang bernama awan nimbus. Awan ini biasanya membawa hujan, berwarna abu-abu gelap, teksturnya tebal dan merata. Awan ini biasanya menutup sinar matahari secara luas dan menimbulkan suasana mendung.
- Awan Cumulonimbus
Gambar: awan Cumulonimbus (sumber: https://cloudatlas.wmo.int/)
Kemudian ada awan Cumulonimbus, awan ini bentuknya cukup besar dan menjulang tinggi seperti pohon. Cumulonimbus memiliki warna putih, hingga abu-abu sangat gelap dan membawa muatan air atau kristal es cukup banyak. Nah, awan yang satu ini juga merupakan awan pertanda hujan lebat, lho! Awan ini biasanya juga menandakan akan terjadi hujan badai disertai petir.
- Awan Altocumulus
Gambar: awan Altocumulus (Sumber: https://cloudatlas.wmo.int/)
Lalu ada awan Altocumulus, awan ini berbentuk seperti bola-bola salju yang menyebar di langit. Terkadang awan ini bentuknya teratur dan lucu, tetapi di balik itu, ternyata awan ini biasanya merupakan pertanda badai petir, lho! Awan jenis ini biasanya ditemukan di ketinggian yang cukup rendah.
- Awan Altostratus
Gambar: Awan Altostratus (sumber: https://cloud-maven.com)
Berikutnya ada awan Altostratus. Awan ini memiliki bentuk seperti lembaran tipis, dan terkadang membentuk sebuah jalur yang unik. Awan ini biasanya berwarna putih sampai abu-abu, namun terkadang masih dapat ditembus sinar matahari dan biasanya membawa hujan yang ringan.
Hebatnya Pak Howard ini, walau pada zamannya studi meteorologi masih minim dia melakukan pengamatan yang teliti, padahal awan tidak bisa di potek lalu diamati di laboratorium. Berkat penemuan Howard, studi meteorologi menjadi lebih berkembang, manusia jadi bisa memprediksi cuaca dan kondisi alam.
Itulah penjelasan mengenai jenis-jenis awan, masing-masing karakteristik, dan proses terbentuknya.
Sumber: https://www.ruangguru.com