Iklim merupakan kondisi rata-rata cuaca dalam jangka waktu yang panjang di suatu wilayah tertentu. Pengelompokan iklim dapat dilakukan berdasarkan berbagai faktor, seperti:
- Pengelompokan Iklim Berdasarkan Garis Lintang
- Iklim Tropis: Terletak di sekitar garis khatulistiwa, memiliki suhu tinggi sepanjang tahun, dan curah hujan yang cukup tinggi. Contohnya adalah Indonesia.
- Iklim Subtropis: Terletak di antara daerah tropis dan sedang, memiliki empat musim (panas, gugur, dingin, dan semi), dan curah hujan yang bervariasi. Contohnya adalah sebagian besar wilayah Amerika Serikat bagian selatan.
- Iklim Sedang: Terletak di antara daerah subtropis dan kutub, memiliki perbedaan suhu yang cukup signifikan antara musim panas dan dingin, serta curah hujan yang merata sepanjang tahun. Contohnya adalah Eropa Barat.
- Iklim Dingin: Terletak di dekat kutub, memiliki suhu yang sangat rendah sepanjang tahun, dan curah hujan yang rendah, seringkali dalam bentuk salju. Contohnya adalah Greenland.
- Iklim Gunung: Iklim yang dipengaruhi oleh ketinggian di atas permukaan laut. Semakin tinggi suatu tempat, suhu akan semakin rendah.
- Pengelompokan Iklim Berdasarkan Kondisi Kawasan
- Iklim Benua: Iklim yang dipengaruhi oleh daratan yang luas, memiliki suhu ekstrem (sangat panas di musim panas dan sangat dingin di musim dingin), dan curah hujan yang rendah.
- Iklim Bahari: Iklim yang dipengaruhi oleh lautan, memiliki suhu yang relatif stabil sepanjang tahun, dan curah hujan yang tinggi.
- Iklim Tundra: Iklim yang sangat dingin dan kering, terdapat di wilayah kutub.
- Iklim Gurun: Iklim yang sangat panas dan kering, curah hujan sangat rendah.
- Pengelompokan Iklim Lainnya
Iklim Muson: Iklim yang dipengaruhi oleh angin musim, biasanya memiliki musim hujan dan musim kemarau yang jelas.
Iklim Koppen: Sistem klasifikasi iklim yang paling umum digunakan, membagi iklim berdasarkan suhu dan curah hujan.
- Pengelompokan Iklim menurut Para Ahli
- Klasifikasi Iklim Köppen
Sistem ini merupakan salah satu klasifikasi iklim paling terkenal yang dikembangkan oleh Wladimir Köppen, seorang klimatolog asal Jerman. Klasifikasi ini membagi iklim menjadi lima kategori utama berdasarkan suhu dan curah hujan:
- Iklim Tropis (A): Suhu tinggi sepanjang tahun dengan curah hujan melimpah. Contohnya adalah hutan hujan tropis dan iklim monsun.
- Iklim Kering (B): Curah hujan sangat rendah sehingga kelembapan kurang. Termasuk iklim gurun (BWh) dan stepa (BSh).
- Iklim Sedang atau Subtropis (C): Memiliki musim dingin sejuk, musim panas hangat, dan curah hujan sedang. Contoh: iklim Mediterania (Csa), lahan basah subtropis (Cfa).
- Iklim Dingin atau Sedang (D): Musim dingin yang panjang dan dingin, musim panas pendek. Sering ditemukan di Eropa bagian timur dan Amerika Utara.
- Iklim Kutub (E): Sangat dingin sepanjang tahun, seperti tundra (ET) dan iklim es kutub (EF).
Setiap kategori utama ini dibagi lagi menjadi sub-kategori untuk menggambarkan variasi iklim yang lebih rinci berdasarkan curah hujan dan pola suhu musiman.
- Klasifikasi Iklim Thornthwaite
Dikembangkan oleh C. W. Thornthwaite pada 1948, sistem ini mempertimbangkan kebutuhan air tanaman (evapotranspirasi) dan ketersediaan air untuk menilai iklim.
Klasifikasi ini menggunakan indeks kelembaban dan indeks kekeringan, cocok untuk penelitian ekologi, terutama dalam studi pertanian dan hidrologi.
- Klasifikasi Iklim Trewartha
Modifikasi dari sistem Köppen, yang dikembangkan oleh Glenn Trewartha pada 1966.
Sistem ini lebih menekankan pada perbedaan iklim antara zona sedang dan subtropis, memberikan pembagian yang lebih detail untuk iklim sedang.
Sistem ini juga membagi iklim tropis menjadi iklim hutan hujan tropis, iklim sabana, dan iklim monsun, sehingga lebih sesuai untuk menjelaskan iklim di wilayah tropis.
- Klasifikasi Iklim Holdridge
Dikembangkan oleh Leslie Holdridge pada 1947, sistem ini mengklasifikasikan iklim berdasarkan suhu rata-rata tahunan, curah hujan tahunan, dan rasio evapotranspirasi.
Holdridge menggunakan “bioma” (ekosistem utama) untuk menggambarkan iklim, seperti tundra, hutan hujan tropis, atau padang rumput.
Sistem ini banyak digunakan dalam ekologi untuk memahami hubungan antara iklim dan vegetasi alami.
- Klasifikasi Iklim Alisov (Klasifikasi Iklim Udara)
Dikembangkan di Rusia, klasifikasi ini menekankan pada massa udara yang dominan di suatu wilayah sepanjang tahun.
Klasifikasi ini menggunakan lima zona utama: kutub, subkutub, sedang, subtropis, dan tropis.
Alisov membedakan iklim berdasarkan pengaruh angin dan massa udara, misalnya massa udara polar dan tropis.
- Klasifikasi Iklim Strahler
Berdasarkan energi radiasi matahari yang diterima oleh suatu wilayah dan interaksi atmosfer.
Sistem ini mengelompokkan iklim menjadi berbagai jenis berdasarkan faktor seperti tekanan atmosfer dan angin yang dipengaruhi sinar matahari.
- Faktor-faktor yang Mempengaruhi Iklim
- Lintang: Semakin jauh dari khatulistiwa, suhu akan semakin rendah.
- Ketinggian: Semakin tinggi suatu tempat, suhu akan semakin rendah.
- Jarak dari Laut: Wilayah dekat pantai cenderung memiliki suhu yang lebih stabil dibandingkan wilayah pedalaman.
- Arus Laut: Arus laut hangat dapat meningkatkan suhu udara di sekitarnya, sedangkan arus laut dingin dapat menurunkan suhu udara.
- Bentuk Permukaan Bumi: Pegunungan dapat menghalangi pergerakan massa udara, sehingga mempengaruhi curah hujan di suatu wilayah.
- Pentingnya Mempelajari Iklim
Memahami jenis-jenis iklim sangat penting karena iklim memiliki pengaruh yang besar terhadap kehidupan manusia, seperti:
- Pertanian: Jenis tanaman yang cocok ditanam sangat bergantung pada iklim.
- Pembangan wilayah: Perencanaan tata ruang kota harus mempertimbangkan kondisi iklim.
- Bencana alam: Iklim ekstrem dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir, kekeringan, dan badai.