- Pengaruh Letak astronomis
Letak astronomis Indonesia secara detail berada di antara 6°LU (Lintang Utara)-11°LS (Lintang Selatan) dan 95°BT (Bujur Timur)-141°BT (Bujur Timur). Berdasarkan letak astronomi tersebut berdampak atau berpengaruh bagi wilayah Indonesia.
- Pengaruh letak lintang
Posisi Indonesia berdasarkan letaknya pada garis lintang (6° dan 11°), maka walayah Indonesia beriklim tropis. Dengan demikian Indonesia:
- Hanya memiliki dua jenis musim, yaitu musim
hujan dan musim kemarau.
- Memiliki curah hujan dan kelembaban tinggi, akibatnya Indonesia memiliki hutan hujan
tropis yang luas dengan segala potensinya.
- Pemanasan matahari berlangsung sepanjang tahun (temperatur rata-rata 26,3°C).
- Panjang waktu siang dan malam relatif sama dan tetap sepanjang tahun.
- Pengaruh akibat letak bujur
Karena wilayahnya menempati 95° BT -141° BT,
Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Bagaimana
hal itu terjadi? Setiap selang 15° terdapat selang
waktu satu jam, sebab setiap satu jam, bumi berputar
sejauh 15° ( 360°/24). Jadi, Indonesia yang memiliki
lebar bujur 46° terbagi menjadi tiga daerah
waktu.
Berpedoman pada 0° yang ditetapkan di Greenwich
(Greenwich Mean Time/GMT), Inggris, tiga daerah
waktu Indonesia adalah sebagai berikut.
- Waktu Indonesia Barat (WIB) = GMT + 7 jam,
meliputi Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan
Barat dan Tengah.
- Waktu Indonesia Tengah (WITA) = GMT + 8 jam,
meliputi Kalimantan Timur dan Selatan, Bali,
Lombok, dan Nusa Tenggara.
- Waktu Indonesia Timur (WIT) = GMT + 9 jam,
meliputi Maluku dan Papua.
|
Pembagian Zona Waktu Indonesia |
- Pengaruh Letak Geografis
Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya
dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia
terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara
Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
Letak geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi
silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi
perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman dahulu, perairan
Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal
dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini
menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku
bangsa.
Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudra
memengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Benua dan samudra yang
memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara periodik
memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak
di garis khatulistiwa.
Perpaduan antara letak astronomis dengan letak geografis
Indonesia tersebut menimbulkan kondisi berikut ini.
- Matahari bersinar terus menerus sepanjang tahun.
- Penguapan tinggi, sehingga kelembapan juga tinggi.
- Memiliki curah hujan yang relatif tinggi.
- Memiliki wilayah hutan hujan tropis yang cukup lebat.
- Memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau
sebagai akibat pergerakan angin monsun.
Musim di Indonesia dipengaruhi oleh adanya gerak semu
matahari. Gerak semu matahari terjadi karena pengaruh rotasi bumi
dalam berevolusi (mengelilingi matahari).
Pada tanggal 23 Maret, posisi matahari tepat
di atas khatulistiwa (0°), kemudian matahari
seolah-olah bergeser ke arah Utara, hingga pada
tanggal 21 Juni, matahari seolah-olah berada
agak condong di Utara, yaitu di titik balik Utara.
Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi,
seiring dengan berjalannya waktu, matahari
kembali bergeser ke Selatan, hingga pada tanggal
23 September, matahari kembali tepat di atas
khatulistiwa, kemudian matahari seolah-olah
bergeser ke arah Selatan, hingga pada tanggal
22 Desember, matahari seolah-olah berada agak
condong di Selatan, yaitu di titik balik Selatan.
Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi,
seiring dengan berjalannya waktu, matahari
kembali bergeser ke Utara, hingga pada tanggal
23 Maret, matahari kembali tepat di atas
khatulistiwa. Kondisi ini berjalan terus menerus
sepanjang waktu.
Saat matahari banyak
berada di wilayah belahan bumi Utara (antara pertengahan bulan
Maret - September), maka di daerah Utara (kawasan Benua Asia)
akan mengalami pemanasan maksimal. Hal ini menyebabkan daerah
tersebut memiliki tekanan udara minimum. Kondisi ini menyebabkan
angin berembus dari daerah bertekanan tinggi (dari belahan
bumi Selatan atau Benua Australia) ke daerah bertekanan rendah
(belahan bumi Utara atau Benua Asia). Gerakan udara ini menimbulkan
angin monsun atau musim yang disebut angin monsun Timur
(Tenggara), bertiup antara bulan April - Oktober. Perjalanan angin
ini hanya melalui perairan yang relatif sempit, sehingga angin
monsun Timur (Tenggara) hanya memiliki sedikit kandungan air.
Hal ini menyebabkan terjadinya musim kemarau di sebagian besar
wilayah Indonesia.
|
pergerakan angin monsun Timur (Tenggara). |
Sebaliknya, saat kedudukan matahari berada di wilayah bumi
bagian Selatan (antara pertengahan bulan September - Maret), maka
di daerah Selatan (Benua Australia) akan mengalami pemanasan
yang maksimal. Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki
tekanan udara minimum. Kondisi ini menyebabkan angin berembus
dari daerah bertekanan maksimum (Benua Asia) ke daerah bertekanan
minimum (Benua Australia). Gerakan udara ini menimbulkan
angin yang disebut angin monsun Barat. Angin monsun Barat
bergerak dari daratan Asia sekitar bulan Oktober - April. Dalam
perjalanannya, angin ini melalui wilayah perairan yang cukup luas
(Samudra Hindia dan Pasifik), sehingga memiliki kandungan uap
air yang cukup besar dan mendatangkan musim hujan bagi sebagian
besar wilayah Indonesia.
|
pergerakan angin monsun Barat. |
- Pengaruh Letak Geologis
Secara geologis, Indonesia berada pada pertemuan tiga
lempeng litosfer, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo-
Australia, dan lempeng Pasifik. Karena posisi geologis Indonesia
yang demikian, maka Indonesia memiliki karakteristik sebagai
berikut.
- Dilalui oleh jalur rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum
Mediterania dan Sirkum Pasifik.
- Banyak pegunungan yang cukup tinggi yang dapat memengaruhi
iklim di sekitarnya karena adanya perbedaan
ketinggian tempat.
- Banyak terdapat pegunungan yang aktif, sehingga keadaan
tanah di sekitarnya sangat subur untuk dijadikan sebagai
media tanam. Selain itu, dijadikan sebagai objek wisata yang
menarik.
- Indonesia kaya akan bahan tambang, seperti emas, perak,
besi, dan tembaga.
- Tidak jarang Indonesia mengalami peristiwa gunung
meletus dan gempa bumi yang menuntut kewaspadaan bagi
penduduknya setiap saat.
Sumber: Kompilasi dari buku-buku paket IPS kelas 7 Kurikulum 2006