Halaman

Jumat, 14 Mei 2021

Pengaruh Letak Wilayah Indonesia

  1. Pengaruh Letak astronomis
  2. Letak astronomis Indonesia secara detail berada di antara 6°LU (Lintang Utara)-11°LS (Lintang Selatan) dan 95°BT (Bujur Timur)-141°BT (Bujur Timur). Berdasarkan letak astronomi tersebut berdampak atau berpengaruh bagi wilayah Indonesia.
    1. Pengaruh letak lintang
    2. Posisi Indonesia berdasarkan letaknya pada garis lintang (6° dan 11°), maka walayah Indonesia beriklim tropis. Dengan demikian Indonesia:
      • Hanya memiliki dua jenis musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.
      • Memiliki curah hujan dan kelembaban tinggi, akibatnya Indonesia memiliki hutan hujan tropis yang luas dengan segala potensinya.
      • Pemanasan matahari berlangsung sepanjang tahun (temperatur rata-rata 26,3°C).
      • Panjang waktu siang dan malam relatif sama dan tetap sepanjang tahun.
      Zona Iklim Matahari
    3. Pengaruh akibat letak bujur
    4. Karena wilayahnya menempati 95° BT -141° BT, Indonesia memiliki tiga daerah waktu. Bagaimana hal itu terjadi? Setiap selang 15° terdapat selang waktu satu jam, sebab setiap satu jam, bumi berputar sejauh 15° ( 360°/24). Jadi, Indonesia yang memiliki lebar bujur 46° terbagi menjadi tiga daerah waktu. Berpedoman pada 0° yang ditetapkan di Greenwich (Greenwich Mean Time/GMT), Inggris, tiga daerah waktu Indonesia adalah sebagai berikut.
      • Waktu Indonesia Barat (WIB) = GMT + 7 jam, meliputi Sumatera, Jawa, Madura, dan Kalimantan Barat dan Tengah.
      • Waktu Indonesia Tengah (WITA) = GMT + 8 jam, meliputi Kalimantan Timur dan Selatan, Bali, Lombok, dan Nusa Tenggara.
      • Waktu Indonesia Timur (WIT) = GMT + 9 jam, meliputi Maluku dan Papua.
      Pembagian Zona Waktu Indonesia
  3. Pengaruh Letak Geografis
  4. Letak geografis diartikan sebagai letak suatu wilayah kaitannya dengan wilayah lain di muka bumi. Secara geografis, Indonesia terletak di antara Benua Asia dan Benua Australia, serta di antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik.
    Letak geografis Indonesia menempatkan Indonesia di posisi silang, sehingga Indonesia berada pada jalur transportasi perdagangan yang ramai. Bahkan sejak zaman dahulu, perairan Nusantara merupakan perairan yang ramai dilalui kapal-kapal dagang dari India, Eropa, dan Cina. Dampak dari posisi silang ini menyebabkan Indonesia kaya akan keragaman budaya dan suku bangsa.
    Selain itu, letak di antara dua benua dan dua samudra memengaruhi kondisi cuaca dan iklim. Benua dan samudra yang memiliki karakteristik iklim yang berlainan, secara periodik memengaruhi keadaan cuaca dan iklim di Indonesia yang terletak di garis khatulistiwa.
    Perpaduan antara letak astronomis dengan letak geografis Indonesia tersebut menimbulkan kondisi berikut ini.
    1. Matahari bersinar terus menerus sepanjang tahun.
    2. Penguapan tinggi, sehingga kelembapan juga tinggi.
    3. Memiliki curah hujan yang relatif tinggi.
    4. Memiliki wilayah hutan hujan tropis yang cukup lebat.
    5. Memiliki dua musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau sebagai akibat pergerakan angin monsun.
    Musim di Indonesia dipengaruhi oleh adanya gerak semu matahari. Gerak semu matahari terjadi karena pengaruh rotasi bumi dalam berevolusi (mengelilingi matahari).
    Pada tanggal 23 Maret, posisi matahari tepat di atas khatulistiwa (0°), kemudian matahari seolah-olah bergeser ke arah Utara, hingga pada tanggal 21 Juni, matahari seolah-olah berada agak condong di Utara, yaitu di titik balik Utara. Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi, seiring dengan berjalannya waktu, matahari kembali bergeser ke Selatan, hingga pada tanggal 23 September, matahari kembali tepat di atas khatulistiwa, kemudian matahari seolah-olah bergeser ke arah Selatan, hingga pada tanggal 22 Desember, matahari seolah-olah berada agak condong di Selatan, yaitu di titik balik Selatan. Pergerakan matahari seolah-olah terus terjadi, seiring dengan berjalannya waktu, matahari kembali bergeser ke Utara, hingga pada tanggal 23 Maret, matahari kembali tepat di atas khatulistiwa. Kondisi ini berjalan terus menerus sepanjang waktu.
    Gerak semu matahari.
    Saat matahari banyak berada di wilayah belahan bumi Utara (antara pertengahan bulan Maret - September), maka di daerah Utara (kawasan Benua Asia) akan mengalami pemanasan maksimal. Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki tekanan udara minimum. Kondisi ini menyebabkan angin berembus dari daerah bertekanan tinggi (dari belahan bumi Selatan atau Benua Australia) ke daerah bertekanan rendah (belahan bumi Utara atau Benua Asia). Gerakan udara ini menimbulkan angin monsun atau musim yang disebut angin monsun Timur (Tenggara), bertiup antara bulan April - Oktober. Perjalanan angin ini hanya melalui perairan yang relatif sempit, sehingga angin monsun Timur (Tenggara) hanya memiliki sedikit kandungan air. Hal ini menyebabkan terjadinya musim kemarau di sebagian besar wilayah Indonesia.
    pergerakan angin monsun Timur (Tenggara).
    Sebaliknya, saat kedudukan matahari berada di wilayah bumi bagian Selatan (antara pertengahan bulan September - Maret), maka di daerah Selatan (Benua Australia) akan mengalami pemanasan yang maksimal. Hal ini menyebabkan daerah tersebut memiliki tekanan udara minimum. Kondisi ini menyebabkan angin berembus dari daerah bertekanan maksimum (Benua Asia) ke daerah bertekanan minimum (Benua Australia). Gerakan udara ini menimbulkan angin yang disebut angin monsun Barat. Angin monsun Barat bergerak dari daratan Asia sekitar bulan Oktober - April. Dalam perjalanannya, angin ini melalui wilayah perairan yang cukup luas (Samudra Hindia dan Pasifik), sehingga memiliki kandungan uap air yang cukup besar dan mendatangkan musim hujan bagi sebagian besar wilayah Indonesia.
    pergerakan angin monsun Barat.
  5. Pengaruh Letak Geologis
  6. Secara geologis, Indonesia berada pada pertemuan tiga lempeng litosfer, yaitu lempeng Eurasia, lempeng Indo- Australia, dan lempeng Pasifik. Karena posisi geologis Indonesia yang demikian, maka Indonesia memiliki karakteristik sebagai berikut.
    Letak Geologis
    1. Dilalui oleh jalur rangkaian pegunungan dunia, yaitu Sirkum Mediterania dan Sirkum Pasifik.
    2. Banyak pegunungan yang cukup tinggi yang dapat memengaruhi iklim di sekitarnya karena adanya perbedaan ketinggian tempat.
    3. Banyak terdapat pegunungan yang aktif, sehingga keadaan tanah di sekitarnya sangat subur untuk dijadikan sebagai media tanam. Selain itu, dijadikan sebagai objek wisata yang menarik.
    4. Indonesia kaya akan bahan tambang, seperti emas, perak, besi, dan tembaga.
    5. Tidak jarang Indonesia mengalami peristiwa gunung meletus dan gempa bumi yang menuntut kewaspadaan bagi penduduknya setiap saat.

Sumber: Kompilasi dari buku-buku paket IPS kelas 7 Kurikulum 2006