- Lahirnya Gerakan Reformasi Gerakan reformasi muncul sebagai respons terhadap krisis multidimensi yang melanda Indonesia pada akhir 1990-an, meliputi krisis ekonomi, politik, dan sosial. Ketidakpuasan masyarakat terhadap pemerintahan Orde Baru yang dipimpin oleh Presiden Soeharto memuncak, ditandai dengan aksi demonstrasi besar-besaran dari mahasiswa, cendekiawan, dan elemen masyarakat lainnya. Puncaknya adalah mundurnya Presiden Soeharto pada 21 Mei 1998, yang menandai awal era reformasi.
- Perkembangan Politik
- Sidang Istimewa MPR 1998: Sidang ini menghasilkan berbagai keputusan penting seperti pembatasan masa jabatan presiden menjadi dua periode, penghapusan doktrin dwi fungsi ABRI, dan langkah-langkah awal menuju demokrasi yang lebih terbuka.
- Otonomi Daerah: Pemerintah mengesahkan Undang-Undang Nomor 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan Daerah dan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 1999 tentang Perimbangan Keuangan Pusat dan Daerah. Otonomi daerah memberikan wewenang lebih besar kepada pemerintah daerah dalam mengatur urusan pemerintahan, kecuali dalam bidang luar negeri, pertahanan, keamanan, moneter, dan agama.
- Pencabutan Pembatasan Partai Politik: Pada masa reformasi, kebijakan pembatasan jumlah partai politik dicabut, memungkinkan munculnya banyak partai baru yang mewakili berbagai kepentingan dan aspirasi masyarakat.
- Penghapusan Dwi Fungsi ABRI: Reformasi menghapus peran ganda ABRI (Angkatan Bersenjata Republik Indonesia) yang sebelumnya memiliki fungsi militer dan politik. ABRI kemudian dipisah menjadi TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan Polri (Kepolisian Negara Republik Indonesia).
- Penyelenggaraan Pemilu: Pemilu 1999 menjadi tonggak penting sebagai pemilu demokratis pertama di era reformasi. Selanjutnya, pemilu diadakan secara berkala setiap lima tahun dengan sistem yang lebih transparan dan akuntabel.
- Perkembangan Ekonomi
- Presiden BJ Habibie (1998-1999): Fokus pada pemulihan ekonomi pasca-krisis dengan mendorong restrukturisasi perbankan, memperbaiki tata kelola ekonomi, dan meningkatkan kebebasan pers.
- Presiden Abdurrahman Wahid (1999-2001): Menghadapi tantangan ekonomi akibat konflik politik dan sosial. Upaya reformasi ekonomi dilakukan, namun stabilitas politik menjadi kendala utama.
- Presiden Megawati Soekarnoputri (2001-2004): Memprioritaskan pemulihan ekonomi melalui kebijakan privatisasi BUMN dan peningkatan investasi asing.
- Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (2004-2014): Menitikberatkan pada stabilitas ekonomi makro, peningkatan infrastruktur, dan pemberantasan korupsi. Pada masa ini, ekonomi Indonesia tumbuh cukup pesat.
- Presiden Joko Widodo (2014-2024): Fokus pada pembangunan infrastruktur besar-besaran, reformasi birokrasi, dan penguatan ekonomi digital. Kebijakan-kebijakan ini bertujuan untuk meningkatkan daya saing Indonesia di tingkat global.
- Kehidupan Masyarakat pada Masa Reformasi
- Kehidupan Sosial: Era reformasi membawa kebebasan yang lebih luas dalam berpendapat, berkumpul, dan berorganisasi. Namun, hal ini juga memunculkan tantangan berupa konflik sosial, polarisasi politik, dan ancaman disintegrasi bangsa.
- Pendidikan: Reformasi pendidikan ditandai dengan upaya meningkatkan akses pendidikan melalui program wajib belajar dan berbagai beasiswa. Kurikulum pendidikan juga mengalami perubahan untuk menyesuaikan dengan kebutuhan zaman.
- Kebudayaan: Kebebasan berekspresi di bidang seni dan budaya semakin berkembang. Berbagai budaya lokal mulai diangkat dan dilestarikan, meskipun ada tantangan dari globalisasi yang memengaruhi budaya asli Indonesia.
Masa reformasi merupakan periode penting dalam sejarah Indonesia yang membawa perubahan besar di bidang politik, ekonomi, sosial, pendidikan, dan kebudayaan. Meski menghadapi berbagai tantangan, era ini menandai langkah maju Indonesia menuju negara yang lebih demokratis dan inklusif.