Halaman

Minggu, 22 Desember 2024

Perundingan Linggar Jati

Perundingan Linggarjati merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah perjuangan diplomasi Indonesia dalam merebut pengakuan kedaulatan dari Belanda. Berikut adalah uraian lengkap tentang perundingan ini:
  1. Latar Belakang
  2. Setelah proklamasi kemerdekaan Indonesia pada 17 Agustus 1945, Belanda berusaha kembali menguasai Indonesia melalui berbagai cara, termasuk operasi militer. Namun, tekanan internasional, terutama dari Inggris dan Amerika Serikat, mendorong Belanda untuk mencari solusi diplomasi dengan pemerintah Republik Indonesia (RI). Perundingan Linggarjati merupakan salah satu upaya mencari jalan tengah antara kedua pihak, yang berlangsung di Desa Linggarjati, dekat Cirebon, Jawa Barat.
  3. Pelaksanaan Perundingan
    1. Waktu dan Tempat
      • Perundingan Linggarjati berlangsung pada 10 November - 15 November 1946.
      • Diselenggarakan di sebuah rumah sederhana di Desa Linggarjati, Cirebon.
    2. Tokoh yang Terlibat
    3. Utusan Nama Utusan
      Pihak Indonesia1. Perdana Menteri Sutan Sjahrir
      2. Moh. Roem
      3. Dr. Soedjatmoko
      Pihak Belanda1. Prof. Schermerhorn
      2. Van Mook
      3. H.J. van Poelgeest
      MediatorLord Killearn dari Inggris
  4. Isi Perjanjian Linggarjati
  5. Perjanjian Linggarjati ditandatangani secara resmi pada 25 Maret 1947. Adapun poin-poin utama yang disepakati adalah:
    1. Belanda mengakui secara de facto kekuasaan Republik Indonesia atas wilayah Jawa, Madura, dan Sumatra.
    2. Republik Indonesia dan Belanda akan bekerja sama membentuk negara serikat yang dinamakan Republik Indonesia Serikat (RIS).
    3. RIS akan menjadi bagian dari Uni Indonesia-Belanda, dengan Ratu Belanda sebagai kepala uni.
    4. Belanda harus menarik seluruh pasukan militernya dari wilayah RI selambat-lambatnya pada 1 Januari 1949.
  6. Dampak Perundingan
    1. Keuntungan bagi Indonesia:
      • Perjanjian ini memberikan pengakuan de facto atas kemerdekaan Indonesia di sebagian wilayah (Jawa, Madura, dan Sumatra).
      • Memperkuat posisi diplomatik Indonesia di mata dunia internasional.
    2. Kerugian bagi Indonesia:
      • Luas wilayah Republik Indonesia menjadi terbatas.
      • Adanya kesan bahwa Republik Indonesia tunduk pada tekanan Belanda.
  7. Reaksi Internal dan Eksternal:
    • Dari Dalam Negeri: Sebagian pihak menilai perjanjian ini terlalu menguntungkan Belanda dan merugikan perjuangan kemerdekaan, sehingga muncul kritik keras terhadap Sutan Sjahrir.
    • Dari Belanda: Belanda tidak sepenuhnya puas dengan hasil perundingan ini karena mereka masih ingin menguasai seluruh Indonesia.
  8. Pelaksanaan dan Pelanggaran
  9. Meskipun Perjanjian Linggarjati sudah ditandatangani, pelaksanaannya tidak berjalan lancar. Belanda melanggar isi perjanjian dengan melakukan agresi militer pertama pada 21 Juli 1947, yang mengakibatkan ketegangan kembali meningkat antara kedua pihak.
Kesimpulan
Perundingan Linggarjati adalah langkah awal yang penting dalam diplomasi Indonesia untuk memperoleh pengakuan internasional. Meskipun tidak sepenuhnya menguntungkan, perundingan ini menunjukkan kemampuan pemerintah Indonesia dalam memanfaatkan jalur diplomasi di tengah tekanan militer dan politik. Perundingan ini juga menjadi pelajaran penting tentang kesabaran dan strategi dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan.