- Latar Belakang Kembalinya Belanda ke Indonesia Setelah kekalahan Jepang dalam Perang Dunia II, Belanda mencoba kembali menguasai Indonesia dengan membonceng pasukan Sekutu (Inggris). Namun, bangsa Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan pada 17 Agustus 1945. Hal ini menimbulkan konflik antara Indonesia dan Belanda. Perundingan Linggarjati Pada November 1946, dilakukan Perundingan Linggarjati yang diakhiri dengan persetujuan pada Maret 1947. Dalam perjanjian ini, Belanda mengakui secara de facto wilayah Indonesia hanya meliputi Jawa, Madura, dan Sumatra. Namun, Belanda merasa perjanjian ini mengurangi ambisinya untuk menguasai seluruh Indonesia.
- Ketegangan Pasca-Linggarjati Belanda tidak puas dengan hasil Perundingan Linggarjati. Belanda menuduh Republik Indonesia melanggar kesepakatan dan menggunakan tuduhan ini sebagai alasan untuk melancarkan agresi militer.
- Jalannya Agresi Militer Belanda I
- Serangan Militer: Pada 21 Juli 1947, Belanda melancarkan serangan militer besar-besaran ke wilayah-wilayah yang dikuasai Republik Indonesia. Mereka menyerang Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Sumatra, dengan tujuan menguasai pusat-pusat ekonomi seperti perkebunan, tambang, dan pelabuhan.
- Operasi di Jawa dan Sumatra
- Di Jawa Barat: Belanda berhasil merebut Bandung dan daerah-daerah perkebunan di sekitarnya.
- Di Jawa Timur: Mereka merebut Surabaya dan daerah sekitarnya.
- Di Sumatra: Serangan difokuskan pada wilayah perkebunan di Deli (Sumatra Utara) dan wilayah penghasil komoditas seperti karet dan minyak.
- Taktik Militer Belanda Belanda menggunakan strategi modern dengan kekuatan persenjataan yang jauh lebih unggul dibandingkan pasukan TNI yang hanya bersenjatakan alat-alat sederhana. Namun, TNI tetap memberikan perlawanan sengit melalui perang gerilya.
- Dampak Agresi Militer Belanda I Kerugian di Pihak Republik Indonesia Banyak wilayah strategis dan ekonomi penting jatuh ke tangan Belanda. Namun, pemerintah Republik Indonesia tetap mempertahankan Yogyakarta sebagai ibu kota dan pusat pemerintahan.
- Reaksi Internasional
- Kecaman dari Dunia Internasional: Agresi ini mendapat kecaman keras dari negara-negara dunia, termasuk India, Uni Soviet, dan Amerika Serikat.
- PBB Membentuk Komite Jasa Baik (Good Offices Committee/GOC): Dewan Keamanan PBB mendesak kedua belah pihak untuk menghentikan pertempuran dan mencari solusi damai. GOC dibentuk untuk memfasilitasi perundingan antara Indonesia dan Belanda.
- Perundingan Renville Setelah agresi ini, diselenggarakan Perundingan Renville pada Januari 1948. Dalam perundingan ini, posisi Republik Indonesia semakin terdesak karena banyak wilayahnya telah dikuasai Belanda.
Agresi Militer Belanda I menunjukkan keinginan Belanda untuk menguasai kembali wilayah Indonesia, meskipun Indonesia telah memproklamasikan kemerdekaan. Perlawanan rakyat Indonesia melalui TNI dan diplomasi di tingkat internasional berhasil menarik perhatian dunia untuk mendukung kemerdekaan Indonesia. Namun, agresi ini menjadi salah satu babak berat dalam perjuangan mempertahankan kemerdekaan Indonesia.